Selasa, 23 April 2024

#25 Revolver yang Kendor

Agenda hari ini adalah mengamati benda-benda di sekitar dengan mikroskop. Ya, mikroskop baru yang kami terima, masih kondisi yang excited. Masih ada rasa penasaran kami. Terlebih lagi, ini adalah pertama kalinya kami belajar dengan menggunakan mikroskop. Saya sendiri juga sudah belasan tahun tidak pegang mikroskop. :D Terakhir kali eksperimen dengan mikroskop itu saat saya masih SMA tahun 2008-2009 lah. Lama sekali yak! Hahaha

Hari ini jam pertama diisi dengan membaca cerita liburan. Awalnya memang mau menjadikan opsi terakhir cerita liburan itu, tapi saya memilih untuk tetap menyelesaikan cerita liburan walaupun anak-anak sudah komplain karena ingin segera bereksperimen. Akhirnya, kami menyelesaikan cerita liburan dengan kebosanan. Saya pun menyadari hal itu. :D Cerita liburan pun selesai.

Kami persiapan alat dan bahan untuk eksperimen. Lalu, salah satu anak menyiapkan mikroskop. Anak-anak yang lain mencari sampel dari lingkungan sekitar, boleh daun, bunga, air sawah, lumpur sawah, dan lainnya. Setelah kembali, ada salah satu anak membawa ikan kecil dari kali dekat sekolah. Saya lihat masih hidup. Sontak saya kasihan dengan ikan itu, alhasil saya bilang ke anak itu kalau saya kasihan melihat ikan itu kalau masih hidup. :D Haha bukan guru sains, jadi gak tega liat ikan masih hidup harus dilukai. :X

Kemudian, ada kejadian yang membuat kelas tidak kondusif. Yups! Mikroskopnya kendor revolver-nya, tapi saya tidak bisa membetulkannya. Awalnya, saya panik, tapi saya atur napas agar saya tidak panik karena kelas harus tetap berjalan sebagaimana mestinya. Saya mengatakan, "Ya nggak papa, ini nanti tinggal diservis dulu, tapi ini masih bisa digunakan, yuk coba kita gunakan."

Beberapa anak tampak kecewa. Baru juga sehari, masak mikroskopnya rusak. :P Lalu, saya mencoba berpikir positif agar suasana tetap kondusif. Siapa sangka kalau kerusakan itu, ternyata membuat kami berdiskusi tentang sikap apa saja yang sebaiknya dilakukan ketika berada di laboratorium. Kami juga belajar tentang bagian-bagaian mikroskop. Beberapa anak juga semangat untuk menyetel mikroskop agar teman-temannya yang lain bisa melihat objek dengan jelas. Kelas hari ini diakhiri dengan diskusi yang menyenangkan. Belajar dari sebuah kesalahan dan belajar untuk respect di kelas.

Sepulang dari sekolah, saya lanjut ke tempat servis mikroskop di daerah utara, sekitar satu jam dari Bantul. Di tengah perjalanan, hujan deras, tapi saya tetap paksakan lanjut perjalanan. Sampai di suatu kondisi, saya memutuskan untuk berhenti ngiup di bengkel pojok karena baju saya sudah basah walaupun menggunakan mantel. Hujannya juga dibarengi dengan petir. Ini pertama kalinya saya menerobos hujan lebat selama di Jogja. Saya berusaha untuk tetap tenang. Sambil menunggu hujan sedikit reda, saya tak berani buka HP karena kilatan petir dimana-mana. Saya hanya duduk diam. Mengamati air hujan turun deras. Sesekali memperhatikan orang-orang lewat yang ikut ngiup di seberang jalan. Air jalanan yang meluber dan membuat cipratan saat kendaraan lewat. Saya benar-benar hanya mengamati. Bayangan saya mengembara membuat kemungkinan-kemungkinan terjadi. Misalnya tadi saya tidak pergi ke tempat servis pasti saya bisa tidur di kos. Beberapa pikiran serupa muncul begitu saja. Tapi saya kembali tersadar bahwa saya menikmati perjalanan ini. Saya menikmati air hujan yang membasahi pakaian saya. Saya menikmati hawa dingin yang melewati muka saya. Saya menyadari semua itu. Kapan lagi saya bisa hujan-hujanan ya kan? Semua itu saya coba sadari kembali dengan tidak menyangkal dengan segala kemungkinan kalau ini ya ini kalau itu ya itu. Semua perlu disadari keberadaannya.

Hujan mulai reda, tetapi masih gerimis. Saya pun berpamitan dengan bapak yang dari tadi duduk di kursi sebelah, saya berterima kasih sudah bertemu orang baik yang mengizinkan saya ikut duduk ngiup. Setelah mengecek google maps, jaraknya tinggal beberapa menit saja. Lalu, saya putar motor dan melanjutkan perjalanan. Tidak jauh dari sana, motor saya memasuki jalanan yang cekung sepertinya masuk sebagian ke got. Saya langsung tancap gas, dalam hati, ayo bisa yok, jangan terperosok. Saya kurang hati-hati memilih jalan dan terlalu ke pinggir. Ada genangan air yang ternyata parit. Untungnya, motor saya aman dan saya masih bisa melanjutkan perjalanan. Memang harus banyak-banyak bersyukur.

Sampai di lokasi, saya sudah basah pakaian saya. Sampai bisa diperas airnya. Lalu, saya masuk ke tempat servis. Ada mbak-mbak yang menyambut saya dan mempersilakan saya masuk. Saya sudah bilang kalau saya basah, dan katanya tidak apa-apa. Di sana kursinya sofa, jadi saya memilih duduk di lantai sambil membuka mikroskop. Lalu mas teknisi datang dan langsung menanyakan keluhan mikroskopnya apa. Saya bilang kalau revolvernya kendor, entah patah entah gimana, lalu masnya hanya bilang kalau ini hanya kendor, lalu diperbaiki. Masnya mempersilakan ke saya duduk di sofa saja, tapi saya memilih tetap di lantai. Ya karena benar-benar basah baju saya. :") Sambil uji coba mikroskop, mas nya tanya dari mana, saya jawab, dari Bantul. Saya bercerita tentang sekolah saya dan menceritakan pula kronologinya. Lalu saya tanya tentang kantornya ini hanya servis atau jual juga, ternyata tempat servis ini untuk pengadaan barang-barang laboratorium baik bijian maupun jumlah besar. Selesai servis, masnya bilang kalau simpan saja nomornya agar kalau ada apa-apa saya bisa menghubungi tanpa harus ke kantornya. Ternyata rumah masnya di daerah Godean, jadi kadang kerjanya muter-muter ngecek dari satu lab ke lab lainnya. Wah, dengan senang hati kalau begitu, tidak perlu jauh-jauh lagi ke sini untuk servis. 

Satu hal yang saya pelajari hari ini, semua yang datang hari ini pasti ada pembelajaran, jadi tetap tenang dan nikmati prosesnya. Mari selalu bersyukur!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar