Minggu, 28 April 2024

#30 Kurangi Ekspektasi

Makin dewasa makin nggak pengen banyak berekspektasi pada sesuatu. Terlebih terhadap sesuatu yang datang dan pergi. Saya bilang ke Fitri kalau saya tidak mau banyak effort untuk urusan hati. Kalau memang seseorang mau hadir ya aku hargai, kalau mau pergi ya silakan pergi, kurelakan. Kalau seseorang itu tidak dapat bersikap, ya sudah biar saya yang bersikap, kasih batasan, karena saya pun layak untuk bahagia. Saya belajar dari Nafis, untuk sebuah batasan, kalau tidak dihargai ya pergi, masih banyak tempat layak untuk diri sendiri. Begitulah kira-kira.

Ya seperti hari ini, saya banyak-banyak merenung. Entah kenapa rasanya ingin saja menangis. Sedih karena betapa sulitnya saya bisa mengontrol diri dan emosi. Saya sadar betul saat saya mulai berekspektasi terhadap sesuatu. Lalu muncullah perasaan takut adanya penolakan atau effort lebih yang saya lakukan untuk sesuatu. Ya, sudah saya katakan di awal, saya tidak ingin effort lebih untuk hal-hal perasaan.

Sesuatu yang pernah terjadi pastinya masih membekas di memori alam bawah sadar. Masih kerasa sampai saat ini perasaan ditolak dan diacuhkan. Lalu, saya masih stay untuk hal-hal seperti itu kemarin-kemarin. Ya, memang kan cinta membuat seseorang bodoh itu pun nyata. Dan anehnya saya selalu bodoh tapi tidak sadar-sadar beberapa tahun belakangan ini. Hahaha. Tenang saya sekarang kembali lagi ke jalan yang benar kok. Ya, nggak bodoh-bodoh banget sekarang. Bisa berpikir dengan sadar dan menentukan solusi dengan lebih baik. Minimal, saya sadar kalau hidup tidak melulu soal cinta. Sekarang tidak pengen banyak-banyak effort mengejar tapi perbanyak mencintai diri sendiri. Lelah banget kalau harus mengejar mulu. 

Ya sekarang sih biasa saja, bener-bener yang biasa saja. Tidak mau banyak berekspektasi juga. Kamu datang ya saya hargai, kamu pergi ya silakan pergi, saya biarkan pergi, kalau kamu tak bisa bersikap ya biar saya yang bersikap, biar saya yang memutuskan. Begitulah kira-kira hari ini. Mari berbahagia!

Sabtu, 27 April 2024

#29 Jaga Menu Makan

Saya bermimpi bertemu seseorang di masa lalu yang belum sempat bertegur sapa lagi setelah sekiat tahun. Padahal dulu saya sempat dekat dan dia salah satu inspirasi saya untuk tetap melanjutkan kuliah. Namun, tugas dia telah selesai dalam hidup saya sepertinya. Dia telah mengantarkan saya untuk berpendidikan tinggi dan belajar untuk tidak menyerah. Saya pernah di fase sebahagia itu ketika bertemu dengannya, bahkan saat saya masih SMA. Kuliah pun, saya mengikuti jejaknya. Awalnya sih memang berjalan baik-baik saja, tapi ternyata memang ada ketidakcocokan di antara kami, itu yang kurasakan. Alhasil, ya sudah let it go! Dan di mimpi itu, sepertinya emosi yang saya pendam selama ini muncul dari alam bawah sadar. Saya ingat kalau saya meminta maaf ke dia karena saya cut off dia tanpa ada penjelasan. Ya, nggak papa sebenarnya. Tapi saya bersyukur, di mimpi itu mungkin bisa dikatakan saya release emosi yang telah lama saya pendam.

Saya cerita ke Mbak Raras. Efek mozzarella katanya. >.< Ya memang waktu kemarin ketemuan itu, saya pesan pizza vegetarian tapi kan tetap ada mozzarella. Hahaha. Sekuat itu kah efeknya? Haha. Memah harus seketat itu untuk sementara waktu demi masa depan cerah. Aamiin.

Lalu, hari ini saya kembali ke jalan yang benar. Saya masak tempe goreng, tumis pokcoy tahu, lalu makan pepaya lagi. Haha. Daun bawang mentah tidak lupa juga. Ternyata enak lho daun bawang mentah itu. Ketagihan kan.... 

Mari kembali ke jalan yang benar. Fokus kembali atur pola dan menu makan. Olahraga tiap pagi, belajar bahasa lagi. Fokus perbaiki diri dan tingkatkan kapasitas diri. belajar hal-hal baru dan bahagia selalu.

Saya bilang ke Fitri kalau sudah hampir 5 tahun saya tidak pakai bedak. Saya pun tanya foundation yang bagus apa yang gabung sama bedak gitu. Karena dulu dia pernah liatin bedak yang ada foundationnya, tapi saya lupa merk-nya. Tiba-tiba saja pengen beli. Mau mempercantik diri sendiri, bukan buat orang lain, tapi buat diri sendiri. Biar kalau lagi ngaca bisa se-happy itu lihat wajah sendiri dan semangat meniti hari.

Next mission adalah beli kebaya. Entah kenapa jadi seneng liat-liat kebaya lucu-lucu, motif cantik-cantik gitu. Yuk bisa yuk, bahagiain diri sendiri! You don't love me, its okay. I love me! Terus keinget Reels lewat tempo hari kalau orang lain tidak menyukaimu, tidak apa-apa, karena kamu mencintai dirimu sendiri dan itu sudah cukup! Mari berbahagia.... :D

Jumat, 26 April 2024

#28 Jalan Semesta

Hari ini ada acara Syawalan di sekolah. Saya berangkat jam sembilan pagi kurang. Hari ini keluarga besar Salam berkumpul di halaman sekolah. Saya membawa snack batagor yang beli di abang-abang gerobak di jalan menuju sekolah. Awalnya, saya kira itu adalah penjual gorengan, ternyata siomay dan batagor. :D Karena sudah terlanjur berhenti, saya belilah batagor. Saya bawa wadah sendiri, sambal dipisah, mas-mas yang jual juga ramah. Awalnya mau beli 10ribu, tapi kutambah lagi 5rb, jadi 15rb. Lalu, setelah selesai dibungkusin batagor, saya melanjutkan perjalanan. 

Sampai di sekolah, halaman sudah banyak orang. Jiwa introvert saya memilih untuk masuk ke kelas, nyari yang sepi. Lalu diikuti teman-teman kelas 5, saya pun bertanya apakah kotak makan teman-teman sudah ditaruh di meja SD besar atau belum. Beberapa ada yang sudah, tapi sebagian besar belum. Saya pun mengajak mereka untuk memberi nama di kotak makan masing-masing. Saya potong kertas dan ambil lakban bening. Anak-anak menulis nama dan kelas masing-masing. Lalu, saya tanya lagi, "Apakah pada bawa snack?" Beberapa menjawab kalau snack dibawa ortu. Kemudian saya mengeluarkan batagor dari tas. Beberapa dari mereka pengen nyoba. Alhasil, batagornya kami makan bersama di kelas. :D Sampai habis. :D Alhamdulillah.

Setelah makan batagor, kami turun ke halaman dan nyari tempat duduk di halaman. Acara pun dimulai, Bu Er pun maju jadi MC dadakan karena gemes teman-teman yang lain tidak segera menempati tempat yang sudah disediakan. Hahaha. Saya mengkoordinir teman-teman kelas 5, alhamdulillah mereka masih aman untuk diajak kerja sama. :D

Tapi memang sih, karakter anak-anak kelas 5 ini rajin, ontime, teratur, dan saling mengingatkan kalau ada peristiwa. Jadi sebenarnya, saya yang belajar dari mereka. 

Menu makan siangnya ada lontong, opor ayam dan telur, sayur krecek dan sayuran sama kerupuk. Saya berusaha komitmen tentang makanan yang saya konsumsi. Telur dan ayamnya saya kasihkan ke Sandhi, kreceknya pedes, jadi saya kasih ke Bu Er. Sampai Sandhi kenyang banget karena dapet tambahan lauk dari saya. Hahaha. Terima kasih ya Sandhi sudah mau bantu saya. Terus saya makan apa? Saya makan lontong, kuah sayur, sama kerupuk. :D

Ya awalnya sih mereka bertanya-tanya kenapa saya tidak makan daging dan protein hewani. Saya bilang, sedang diet protein hewani. Hahaha. Ya memang bener. Hahaha. Saya sedang mencoba makan non hewani dan turunannya untuk mengontrol emosi, pikiran dan energi tubuh. Ya, semoga konsisten ini membuahkan hasil lebih baik ya. Aamiin.

Pulang dari Salam, saya janjian sama Mbak Raras, mau nemenin Mbak Raras ketemu sama salah satu temennya. Saya ke rumah Mbak Raras jam 5 sore. Tetep ya, saya nyasar pas sudah sampai lokasi. Haha. Hanya beda gang sih tapi ya begitu, daya ingat saya lumayan buruk untuk mengingat lokasi atau maps. Ya, ngobrol-ngobrol bentar sama Mbak Raras, terus kami berangkat. Kami menuju Pizza Nanami yang ada di daerah Ngadipuran kalau nggak salah. Kami datang lebih awal dan memesan minuman terlebih dahulu. Masih nunggu Pungki dan Anees. Keduanya belum saya kenal sebelumnya.

Lalu, ada kejadian kocak. Ternyata Anees kuliah di kampus yang sama dengan saya. Hahaha hanya saja beda jurusan. :D Lalu, ternyata dia sedang main sama temennya di deket kos saya. :D Lha, kok kocak! Ternyata eh ternyata, beneran itu alamat kos temennya itu deket banget dengan kosan saya dan sering saya lewati. Ampun deh... Hahaha.... Jauh-jauh ke Ngadipuran ternyata ketemunya sama tetangga kosan. Hahaha. Sekocak itu hidup.

Setelah datang semua, kami kenalan. Ternyata itu juga hari pertama Mbak Raras ketemu sama Anees, tapi mereka sudah sering ngobrol lewat telpon. Dan ada hal yang menarik lagi yang menurut saya ternyata bener-bener ya kalau kita sinkronisasi energi dengan semesta, semesta itu akan menjawab apa yang kita inginkan. Beberapa hari yang lalu, saya berpikir dan ngebatin, ngelist teman-teman saya yang jurusan sains, tapi nggak inget. Rencana mau kuajak ke sekolah dan biar murid-muridku bisa belajar dari mereka. Kucari-cari kok gak nemu, nggak inget kalau ada Galih dan Vincent tapi kayaknya mereka sibuk. Hahaha. Terus, tahu apa yang terjadi di pertemuan itu? Anees ternyata jurusan biologi dan dia punya teman jurusan kimia juga. Dia menawarkan kalau saya perlu dikenalkan sama anak kimia, dia bisa bantu. Ahhh, alhamdulillah, masyaAllah ya....

Sekeren itu alam semesta ini membuat skenario baiknya. Dan pertemuan saya dengan Mbak Raras juga pasti ada alasannya. Semua yang datang ke hidup ini pasti punya alasan. Entah hanya sekadar kenal atau yang kenal dekat. Pasti ada rencana semesta yang sedang berjalan dan menjalankan misinya. Terima kasih Tuhan atas kasih dan sayang-Mu. Semoga semua makhluk berbahagia dan damai harmonis.... Aamiin. Salam kenal ya Pungki dan Anees! Thank you Mbak Raras!

Kamis, 25 April 2024

#27 Coba Menu Baru

Hari ini hari kedua saya makan sayur dan protein nabati tanpa protein hewani. Tahu apa yang kumasak hari ini? Yups, sate jamur tanpa tusuk. Kemarin sengaja beli jamur, tapi bingung mau dimasak apa. Teringat waktu vipassana ada salah satu menu sate jamur yang menurutku enak. Lalulah saya cari resepnya di cookpad. Sampai saat ini, cookpad masih menjadi website masak-masak andalan saya. Hahaha. Semua resep ada dan banyak pilihan. :)

Menu makan kali ini adalah nasi, sate jamur tanpa tusuk, selada, sama pepaya potong. Oh iya, saya biasanya itu tidak suka makan pepaya karena harus kupas dan menurut saya ribet. Kalau di rumah biasanya ibu saya selalu sedia pepaya di kulkas, tapi tak pernah saya sentuh karena kudu ngupas dulu sebelum makannya. Biasanya ibu yang akan mengupasnya lalu makan di depan saya dan membuat saya kepengen. Lalulah saya yang akan minta pepaya yang dimakan ibu itu. Dengan senangnya, ibu akan mengupas dan memotongkannya lagi. Ahh, kangen ibu! Al Fatehah. :D Love you ibu!

Nah, siang kemarin saya beli pepaya di ibu sayur. Pepayanya ditimbang dulu, nggak tah berapa kilo, tapi harganya Rp10.000. Pulang dari warung, saya biarkan tergeletak di meja belum saya sentuh. Hahaha. Masih mager kupas. Lalu keesokannya, hari ini saya baru kupas dan potong. Pas saya coba rasanya lha kok manis. Alhamdulillah. Enak banget. Lalu, saya makan beberapa potong, sisanya saya potong dan masukkan ke wadah dan taruh kulkas. :D

Terus, saya makan, tapi sebelum makan, biasa pamerin dulu menu kali ini ke Fitri. Hahaha. Nasi, selada, daun bawang mentah, sate jamur tanpa tusuk, lalu pepaya. So nyummy! Walaupun sate jamurnya kebanyakan ketumbar, jadi rasanya lumayan strong dan sebenarnya ganggu banget rasa ketumbarnya. Hahaha. Efek saya tak kira-kira masukin ketumbarnya dan ngulegnya kurang lembut. Nah, ginilah kalau masak, kadang butuh kira-kira dalam membuat bumbu. Memang keterampilan yang perlu diasah. Dan sampai saat ini saya masih bertanya-tanya kenapa kalau kita masak dengan hati gembira itu pasti makanannya enak. :))) Tapi kalau kita masak pakai hati yang nggak senang, pasti makanannya rasanya juga nggak jelas. :D Begitulah kira-kira edisi masak kali ini. Besok masak apa lagi ya? Hahaha....

Rabu, 24 April 2024

#26 Pergi Bukan Berarti Membenci

Jika kemarin-kemarin aku block kamu lalu beberapa saat kemudian aku unblock lagi. Begitu berulang-ulang, sampai aku berada di titik ini. Kali ini aku benar-benar block kamu for good. Aku belajar untuk mengikhlaskan. Aku belajar untuk tidak penasaran. Aku belajar untuk menyembuhkan luka masa lalu. Kau tahu?  Cut off kamu bukan karena aku benci, tapi karena demi kebaikan bersama. Aku juga perlu menyayangi diri sendiri. Dan cut off adalah salah satu cara yang aku pilih untuk belajar memikirkan diri sendiri dan memberi kebebasan untukmu melanjutkan hidupmu. Kadang kita terlalu fokus untuk membahagiakan orang lain, sedangkan kita lupa membahagiakan diri sendiri. Kadang kita melukai diri sendiri hanya untuk membuat orang lain tidak terluka.

Kadang kita benar-benar butuh waktu untuk sendiri, fokus pada diri sendiri. Dan kalau boleh jujur, melupakan kamu adalah hal sulit untukku. Tapi lagi-lagi, logikaku harus bertabrakan dengan yang namanya perasaan. Aku harus menerima bahwa dalam kamus hidupmu tidak pernah ada aku. Di tiap harimu tidak pernah teringat diriku. Dalam perjalanan hidupmu, aku hanya pernah singgah dan tak boleh menetap. Pada akhirnya, aku memilih untuk menyudahi segala pikiran tentangmu. Kamu bilang, aku tak perlu khawatir, aku akan ikuti. Tak perlu kukhawatirkan hidupmu. Apa lagi melakukan hal-hal seperti kemarin-kemarin. Aku akan belajar untuk tidak merasa bersalah mengenai perasaan. Aku akan menggunakan logika untuk berpikir.

Jika kamu tidak mau lagi membalas pesanku, tidak apa-apa. Jika kamu tak lagi mau berteman denganku, tak apa-apa, jangan dipaksakan. Jika kamu ingin pergi, silakan pergi. Jika kamu tidak pernah memprioritaskan aku, tak apa-apa, aku juga akan melakukan hal yang sama. Berjuang sendirian, effort lebih sendirian, telah membuat aku sadar, aku bukan siapa-siapa. Semua biar aku permudah, biar aku perjelas, bahwa kita bukan siapa-siapa. Dan aku layak mendapatkan yang lebih baik seperti katamu tempo hari. Semua akan kupermudah jalannya. Kamu tak enak pergi, biar aku yang pergi. Cukup olehku menyakiti diriku sendiri. Terlebih saat aku terlalu berharap semua akan berjalan mulus, padahal tebing sangat tinggi untuk didaki.

Biar aku selesaikan semuanya. Semua kulakukan bukan karena aku benci ya! Aku sadar perasaanku masih ada rasa sayang. Aku sadari itu. Tapi saat ini aku perlu membahagiakan diri sendiri. Aku perlu memikirkan diri sendiri. Aku perlu menyayangi diri sendiri. Biar aku fokus pada diri sendiri dulu.

Dan aku senang dengan rutinitasku saat ini. Aku nulis blog secara konsisten untuk mengungkapkan segala hal yang ada di pikiran maupun perasaan. Aku olahraga setiap hari. Aku makan sayur, protein nabati, dan buah setiap hari. Say no untuk segala daging dan turunannya untuk sementara waktu. Belajar bahasa Spanyol setiap hari. Membangun banyak relasi pertemanan lagi. Merawat anabul-anabulku dan tanaman-tanamanku. Dan aku menikmati prosesnya.

Mari bahagia di jalan masing-masing ya.... Jika nanti kita bertemu lagi, mari bertegur sapa.... Mari kita bercerita banyak hal setelah urusan hati sudah tak saling membebani.... Atau kita pikirkan nanti saja.... Biar Tuhan yang berkehendak. Saat ini mari fokus di hidup masing-masing ya! Semoga kau bahagia selalu, aku pun begitu, aku akan bahagia dengan caraku sendiri. 

Selasa, 23 April 2024

#25 Revolver yang Kendor

Agenda hari ini adalah mengamati benda-benda di sekitar dengan mikroskop. Ya, mikroskop baru yang kami terima, masih kondisi yang excited. Masih ada rasa penasaran kami. Terlebih lagi, ini adalah pertama kalinya kami belajar dengan menggunakan mikroskop. Saya sendiri juga sudah belasan tahun tidak pegang mikroskop. :D Terakhir kali eksperimen dengan mikroskop itu saat saya masih SMA tahun 2008-2009 lah. Lama sekali yak! Hahaha

Hari ini jam pertama diisi dengan membaca cerita liburan. Awalnya memang mau menjadikan opsi terakhir cerita liburan itu, tapi saya memilih untuk tetap menyelesaikan cerita liburan walaupun anak-anak sudah komplain karena ingin segera bereksperimen. Akhirnya, kami menyelesaikan cerita liburan dengan kebosanan. Saya pun menyadari hal itu. :D Cerita liburan pun selesai.

Kami persiapan alat dan bahan untuk eksperimen. Lalu, salah satu anak menyiapkan mikroskop. Anak-anak yang lain mencari sampel dari lingkungan sekitar, boleh daun, bunga, air sawah, lumpur sawah, dan lainnya. Setelah kembali, ada salah satu anak membawa ikan kecil dari kali dekat sekolah. Saya lihat masih hidup. Sontak saya kasihan dengan ikan itu, alhasil saya bilang ke anak itu kalau saya kasihan melihat ikan itu kalau masih hidup. :D Haha bukan guru sains, jadi gak tega liat ikan masih hidup harus dilukai. :X

Kemudian, ada kejadian yang membuat kelas tidak kondusif. Yups! Mikroskopnya kendor revolver-nya, tapi saya tidak bisa membetulkannya. Awalnya, saya panik, tapi saya atur napas agar saya tidak panik karena kelas harus tetap berjalan sebagaimana mestinya. Saya mengatakan, "Ya nggak papa, ini nanti tinggal diservis dulu, tapi ini masih bisa digunakan, yuk coba kita gunakan."

Beberapa anak tampak kecewa. Baru juga sehari, masak mikroskopnya rusak. :P Lalu, saya mencoba berpikir positif agar suasana tetap kondusif. Siapa sangka kalau kerusakan itu, ternyata membuat kami berdiskusi tentang sikap apa saja yang sebaiknya dilakukan ketika berada di laboratorium. Kami juga belajar tentang bagian-bagaian mikroskop. Beberapa anak juga semangat untuk menyetel mikroskop agar teman-temannya yang lain bisa melihat objek dengan jelas. Kelas hari ini diakhiri dengan diskusi yang menyenangkan. Belajar dari sebuah kesalahan dan belajar untuk respect di kelas.

Sepulang dari sekolah, saya lanjut ke tempat servis mikroskop di daerah utara, sekitar satu jam dari Bantul. Di tengah perjalanan, hujan deras, tapi saya tetap paksakan lanjut perjalanan. Sampai di suatu kondisi, saya memutuskan untuk berhenti ngiup di bengkel pojok karena baju saya sudah basah walaupun menggunakan mantel. Hujannya juga dibarengi dengan petir. Ini pertama kalinya saya menerobos hujan lebat selama di Jogja. Saya berusaha untuk tetap tenang. Sambil menunggu hujan sedikit reda, saya tak berani buka HP karena kilatan petir dimana-mana. Saya hanya duduk diam. Mengamati air hujan turun deras. Sesekali memperhatikan orang-orang lewat yang ikut ngiup di seberang jalan. Air jalanan yang meluber dan membuat cipratan saat kendaraan lewat. Saya benar-benar hanya mengamati. Bayangan saya mengembara membuat kemungkinan-kemungkinan terjadi. Misalnya tadi saya tidak pergi ke tempat servis pasti saya bisa tidur di kos. Beberapa pikiran serupa muncul begitu saja. Tapi saya kembali tersadar bahwa saya menikmati perjalanan ini. Saya menikmati air hujan yang membasahi pakaian saya. Saya menikmati hawa dingin yang melewati muka saya. Saya menyadari semua itu. Kapan lagi saya bisa hujan-hujanan ya kan? Semua itu saya coba sadari kembali dengan tidak menyangkal dengan segala kemungkinan kalau ini ya ini kalau itu ya itu. Semua perlu disadari keberadaannya.

Hujan mulai reda, tetapi masih gerimis. Saya pun berpamitan dengan bapak yang dari tadi duduk di kursi sebelah, saya berterima kasih sudah bertemu orang baik yang mengizinkan saya ikut duduk ngiup. Setelah mengecek google maps, jaraknya tinggal beberapa menit saja. Lalu, saya putar motor dan melanjutkan perjalanan. Tidak jauh dari sana, motor saya memasuki jalanan yang cekung sepertinya masuk sebagian ke got. Saya langsung tancap gas, dalam hati, ayo bisa yok, jangan terperosok. Saya kurang hati-hati memilih jalan dan terlalu ke pinggir. Ada genangan air yang ternyata parit. Untungnya, motor saya aman dan saya masih bisa melanjutkan perjalanan. Memang harus banyak-banyak bersyukur.

Sampai di lokasi, saya sudah basah pakaian saya. Sampai bisa diperas airnya. Lalu, saya masuk ke tempat servis. Ada mbak-mbak yang menyambut saya dan mempersilakan saya masuk. Saya sudah bilang kalau saya basah, dan katanya tidak apa-apa. Di sana kursinya sofa, jadi saya memilih duduk di lantai sambil membuka mikroskop. Lalu mas teknisi datang dan langsung menanyakan keluhan mikroskopnya apa. Saya bilang kalau revolvernya kendor, entah patah entah gimana, lalu masnya hanya bilang kalau ini hanya kendor, lalu diperbaiki. Masnya mempersilakan ke saya duduk di sofa saja, tapi saya memilih tetap di lantai. Ya karena benar-benar basah baju saya. :") Sambil uji coba mikroskop, mas nya tanya dari mana, saya jawab, dari Bantul. Saya bercerita tentang sekolah saya dan menceritakan pula kronologinya. Lalu saya tanya tentang kantornya ini hanya servis atau jual juga, ternyata tempat servis ini untuk pengadaan barang-barang laboratorium baik bijian maupun jumlah besar. Selesai servis, masnya bilang kalau simpan saja nomornya agar kalau ada apa-apa saya bisa menghubungi tanpa harus ke kantornya. Ternyata rumah masnya di daerah Godean, jadi kadang kerjanya muter-muter ngecek dari satu lab ke lab lainnya. Wah, dengan senang hati kalau begitu, tidak perlu jauh-jauh lagi ke sini untuk servis. 

Satu hal yang saya pelajari hari ini, semua yang datang hari ini pasti ada pembelajaran, jadi tetap tenang dan nikmati prosesnya. Mari selalu bersyukur!


Senin, 22 April 2024

#24 Hari Pertama Sekolah

Hari pertama masuk sekolah! Agenda hari ini adalah menyiapkan kelas. Ada alat-alat baru dari Ozan, ada peta dunia dan peta Indonesia, lalu ada mini lab dan mikroskop baru. Anak-anak sangat senang mendapatkan hal-hal baru itu. Terima kasih ya Ozan!

Kami makan bersama snack lebaran yang telah kami bawa, kalau Bu Er bilang, itu adalah THR (Turahan Hari Raya). Kami duduk melingkar sambil menikmati jajanan lebaran, Ada dodol, selondok, sale pisang, biskuit, puding, dan beberapa makanan lainnya. Saya membawa permen warna-warni dan permen jelly, anak-anak suka dan alhamdulillah habis juga akhirnya setelah beberapa hari nganggur di kosan. Semua senang, semua punya cerita, dan bahagia selalu.

Lalu, ada hal yang membuat saya kagum. Salah satu anak di kelas kami, sangat penasaran dengan mikroskop yang saya bawa itu. Dia mengutak-atik mikroskop yang dari kemarin-kemarin gagal saya operasikan. Saya kasih satu sampel lapisan bawang merah di kaca objeknya. Entah, detik ke berapa dia sangat excited menunjukkan ke saya kalau setting objeknya sudah benar. Saya langsung menghampirinya dan benar saja, untuk pertama kalinya objeknya terlihat. Ahhh, saya bangga sama ini anak. Dia berhasil! Lalu saya mengajak anak-anak yang lain untuk mengamati objek tadi bergantian. Mikroskop diputar ke seluruh anak di kelas. Lalu kami menyebutnya sebagai Professor Earth. :D Panggilan yang sangat cocok untuk anak ini. Saya pun tambah kagum dengan cara kerja dia. Anak yang istimewa. Dia sangat suka hal-hal yang detail seperti bongkar pasang dan hal-hal teknis. Saya salut dengannya!

Memang ya, di kelas ini saya bertemu dengan anak-anak yang sangat unik dan istimewa. Dan memang pada kenyataannya setiap anak adalah istimewa. Saya belajar banyak hal di sini. Ternyata sudah hampir satu tahun saya menjadi volunteer di tempat ajaib ini. Saya belum memutuskan apakah semester depan masih lanjut ataukah tidak. Saya belum menentukan pilihan dan belum ada rencana ke depan seperti apa. Satu hal yang saya harus selesaikan adalah thesis saya. Ayolah semangat untuk diriku! Kita bisa menyelesaikannya dengan tepat waktu! Ayo, bisa!

Saya bersyukur untuk diri saya saat ini. Saya bersyukur berada di lingkungan yang mendukung. Saya bersyukur dipertemukan orang-orang baik. Saya bersyukur untuk hidup saya saat ini. Terima kasih Tuhan atas kemudahan dan keberuntungan yang telah saya dapatkan saat ini. Mari bahagia!

Minggu, 21 April 2024

#23 Kartini Zaman Now

Happy birthday Fitri!
Semoga hal-hal baik, keberuntungan, kedamaian, kebahagiaan selalu menyertaimu ya!

Aamiin....

Saya ingin cerita sedikit tentang kekagumanku pada satu kawan ini, kartini zaman now! Saya kenal Fitri saat saya merantau di Jakarta, kuliah di satu kampus dan angkatan yang sama, tapi beda jurusan. Dia jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, sedangkan aku jurusan Pendidikan Matematika. Namun, satu angkatan kami hanyalah 100 orang, jadi saling kenal. Ditambah lagi, background kami ada kemiripan satu angkatan, nyatanya kami memang ditakdirkan untuk belajar bersama. Kalau kami cerita tentang hidup, pasti ada hal-hal yang beririsan, entah kisah hidup, keluarga, pendidikan, dan lainnya. Ada saja yang menjadi kesamaan kami, satu angkatan.

Pertemuan Fitri dan saya ini saat ada orientasi awal masuk di kampus. Awalnya saya sekadar tahu nama saja, saking introvert-nya saya saat itu. Entah tepatnya kapan  kami mulai sering sharing bareng. Tapi, hal yang paling saya ingat adalah saat kelas Bahasa Inggris campuran anak Math dan English sama-sama satu kelas. Saya ingat betul, saat itu ada pembagian kelompok. Semua orang heboh nyari kelompok yang sama-sama mau di tiap grup. Bebas milih. Saya, sebagai orang yang introvert tingkat tinggi, hanya mengamati kehebohan itu, sambil melihat-lihat apakah ada yang senasib dengan saya. Lalulah, di dalam pencarian itu, saya melihat seseorang berhijab dan hanya diam berdiri, dia duduk di belakang, sedangkan aku duduk di depan karena efek kacamata yang tidak bisa melihat papan tulis. Saya pun menyapanya. Namanya Fitri asal Lampung, oh sama-sama anak daerah, lalu saya merasa punya kawan senasib, sama-sama bukan dari ibukota di kelas Bahasa Inggris saat itu. Maklum, saya merasa kesulitan awal-awal di kelas Bahasa Inggris saat itu dan saya melihat Fitri juga pendiam, saya kira dia juga punya permasalahan yang sama, kesulitan mengikuti kelas. Itu yang ada di pikiran saya saat itu. Tapi sepertinya asumsi saya itu salah.... Hahahaha.

Dan, beberapa kali pertemuan kelas, Fitri yang pendiam mulai menunjukkan power-nya. Ternyata dia jago bahasa Inggris dan memang jurusan dia Bahasa Inggris. :D Wkwkwkwk.... Saya belajar banyak dari dia. Satu hal yang kulihat dari dia adalah walaupun jago bahasa Inggris, dia tetap low profile dan mau mengajari saya yang kurang pandai di kelas. Karena, jujur, saya pernah trauma dipinggirkan oleh salah satu teman di kelas karena saya tidak jago bahasa Inggris sehingga saat berkelompok dengannya, ada rasa kurang nyaman. Tapi Fitri bukan orang yang seperti itu, dia mau merangkul teman-temannya yang kesulitan di kelas.

Saya juga tidak tahu alasannya apa, saya suka diskusi sama Fitri, ada saja hikmah yang bisa diambil. Dulu waktu masih di Jakarta, saya sering main ke kosannya di Radio Dalam. Lokasi yang sering kebanjiran karena lokasi kosannya dekat dengan kali kecil. Perjalanan panjang yang kami lalui kalau dibuat cerita panjang banget. Hahaha. Singkat cerita nih ya, dia merantau ke Malaysia, yang sampai detik ini pun saya belum jadi berkunjung ke tempatnya. Lalu, saya pindah juga ke Jogja. Tapi kami masih sering update kehidupan masing-masing. Lalu, sampai dia pindah ke UK sekarang, saya belum main juga ke KL. Hahaha.... Nanti ya, aku main ke UK saja. 

Memanglah, Fitri ini salah satu Kartini zaman now. Tanggal lahirnya saja sudah sama kayak Bu Kartini. :D Terus, sewaktu balik ke Lampung, dia membuat tempat belajar untuk anak-anak di kampungnya. Mengajari anak-anak di kampungnya Bahasa Inggris. Keren sekali. Terus menginspirasi ya Fitri! Bahagia selalu.... :D Semoga studi kamu S3 di UK lancar ya.... Spread our wings! 

Sabtu, 20 April 2024

#22 Fokus dan Semua Akan Terlewati

Rutinitas pagi adalah bangun pagi dan olahraga. Sekarang kalau Cardio udah nggak terlalu mikirin kurang berapa menit. Ya walaupun di menit-menit terakhir tetap lihat sih kurang berapa menitnya. :D Tapi ada peningkatanlah. Kalau kemarin-kemarin dikit-dikit lihat kurang berapa menitnya, sekarang berkurang dan fokus ke gerakan. Terus, kemarin-kemarin masih berhenti-berhenti kalau kaki pegel, tapi sekarang lanjut saja walau kaki pegel. Ada sih satu atau dua gerakan yang bikin aku berhenti-berhenti, semoga besok lebih baik lagi ya....

Hari ini saya coba ngerjain thesis. Lumayan dapet beberapa paragraf, minimal ada progress-lah. Target besok harus selesai karena sebelum Mei, harus udah beres dan ambil data. Sekolah mau liburan tinggal satu bulan lagi soalnya. :D Mari buat prioritas!

Semua akan terlewati.... 

Oh iya, hari ini Fitri bikin bakso dan berhasil. Yey! Selamat menikmati bakso ya Fit di sana.... Saya juga makan bakso, tapi beli di depan rumah. Hehe :D Selamat ulang tahun juga ya walaupun besok sih ultahnya hahaha... kalau sekarang kecepetan, hei Kartini masa kini! Semoga keberuntungan selalu menyertai kita semua.... Aamiin....

Jumat, 19 April 2024

#21 Teman Baik Adalah Rezeki

Beberapa hari yang lalu, Ozan menawarkan bantuan apa yang dibutuhkan anak-anak. Lalu saya berkata, kami membutuhkan peta Indonesia dan peta dunia, saya juga ingin ada lab sains di kelas. Lalu, Ozan menanyakan berapa biaya untuk membuat itu semua. Saya langsung bilang kalau saya akan menghitungnya terlebih dahulu. Ozan pun mengiyakan.

Alhamdulillah ya, punya teman-teman baik itu salah satu hal yang wajib disyukuri. Semua itu rezeki dari Tuhan untuk kita. Beberapa bulan lalu, saya bermimpi memiliki perpus di kelas 5 dengan buku-buku bacaan pilihan anak-anak. Lalu, Ozan menawarkan bantuan sehingga perpustakaan kelas 5 pun terealisasi dengan baik. Terima kasih Ozan, terima kasih sudah membantu merealisasikan mimpi kecil saya dan anak-anak. :D

Lalu, beberapa bulan lalu, kelas kami membutuhkan peta untuk belajar ilmu sosial. Tapi kelas 5 belum punya peta. Alhasil, kami pinjam peta di kelas 3 untuk belajar peta. Sebenarnya, ini sudah jadi kegelisahan saya beberapa waktu lalu saat kami menyanyikan lagu Dari Sabang Sampai Merauke, tapi saat saya tanya dimana itu Sabang? dimana itu Merauke, hanya sebagian yang bisa menjawab benar, tapi mereka pun tidak yakin. Lalu, pencarian harga peta yang sesuai dengan kantong pun dimulai. Tapi belum juga beli karena harganya cukup mahal dengan kualitas yang cukup bagus. Masih mempertimbangkan harga yang lebih ramah di kantong. Hehe.

Sebenarnya Ozan sudah beberapa kali menanyakan, anak-anak butuh apa, tapi saya selalu jawab belum ada lagi yang dibutuhkan. Saat Ozan bertanya lagi, momennya sangat pas, saya pun memberanikan diri untuk mengatakan kebutuhan anak-anak. Dan sepertinya memang Ozan adalah orang baik yang dikirim Tuhan untuk membantu saya. Terima kasih ya Ozan, ladang pahala untukmu. Aamiin.

Dan hubungannya sama hari ini adalah beberapa pesanan untuk persiapan kelas ilmu sosial dan kelas sains, sudah datang ke kos saya. Senang akhirnya kelas 5 punya peta baru. Mikroskop juga sudah datang, saya masih mencoba mengingat pengalaman SMA saya dulu mengoperasikan mikroskop. Ini masih jadi PR saya untuk mempelajarinya dan mengajarkan ke anak-anak cara mengoperasikannya. :D Perlengkapan mini lab masih ada yang di tahap pengiriman. Yey!

Lalu, saya membuka atlas peta Eropa, saya lihat beberapa negara yang jadi impian saya. Saya berkata ke Fitri, entah kenapa saat saya melihat peta Eropa, saya merasa yakin bahwa saya bisa tinggal di sana juga. Aamiin. Fitri pun mengamini. Dan, mulai lagi saya membuka buku impian saya, membaca ulang mimpi-mimpi itu lagi. Semangat melanjutkan hidup muncul lagi. Saya bersyukur dikelilingi orang-orang yang hebat dan selalu menginspirasi. Terima kasih ya Fitri dan Ozan, sudah mendukung saya. Semoga bahagia dan keberlimpahan keberuntungan selalu menyertai kita semua. Salam bahagia dan damai!

Kamis, 18 April 2024

#20 Mari Bermimpi Kembali

Target terdekat adalah lulus S2 tepat waktu. Saya sedang mempertimbangkan beberapa hal untuk rencana selanjutnya. Saya bilang ke Fitri kalau saya masih bermimpi untuk mengajar di daerah pedalaman. Kata Fitri, selesaikan yang bisa diselesaikan agar tidak membebani kehidupan selanjutnya. Saya setuju dengan pendapat itu.

Saya kembali bertanya pada diri sendiri, apa yang sebenarnya saya cari saat ini? Di lubuk hati saya terdalam, saya masih punya mimpi yang perlu saya selesaikan: menjadi guru di pedalaman. Lalu, apa yang perlu saya lakukan untuk mendapatkan impian itu? Pertama, saya mencoba beberapa pekerjaan freelance yang dapat dikerjakan dari mana saja. Saya coba daftar beberapa platform untuk pekerjaan remote. Selama ini saya berada di zona nyaman dan merasa kurang banyak perkembangan. Saya perlu perbaiki. Lalu, kedua, memutuskan apakah saya lanjut di Salam atau selesaikan semester ini. Sejauh ini, saya belum memutuskan. Sepertinya perlu saya tuliskan ulang positif dan negatifnya. Sepertinya memang jiwa saya lebih cenderung ke socialist. Dan saya masih nyaman dengan kegiatan-kegiatan volunteer.

Lalu, saya menyadari tentang menyibukkan diri. Ternyata saya kalau kurang sibuk, lebih banyak overthinking-nya. Semua saya pikir. Hal-hal yang seharusnya nggak perlu saya pikir pun akhirnya saya pikirkan. Malah membebani diri sendiri. Makanya, saya memang perlu kesibukan. Saya sudah membuat rencana seminggu ke depan. Rencana untuk jalan kaki dari kos ke Salam setiap hari Jumat. Jadi kalau dibuat jadwal: Senin-Selasa ke Salam, Rabu ke kampus, Kamis ke Salam, Jumat ke Salam dengan jalan kaki dan pulang naik TransJogja. Setiap hari bangun pagi dan tidur lebih awal. Bangun pagi, meditasi, nulis blog, belajar bahasa di Duolingo, belajar bahasa di Tandem, grounding, cardio, bersih-bersih kosan, scripting, jurnaling. Yups, mari memulai kembali! Mari Bermimpi kembali! Semoga bisa konsisten.

Rabu, 17 April 2024

#19 Usrok Sakit

Usrok sakit. Sudah dua hari dia lemas. Nafsu makannya juga berkurang. Saya mengantar dia ke dokter Klinik Hewan UGM. Antriannya lumayan. Setiap kali ke dokter hewan seperti ini, saya bertemu dengan orang-orang yang memang penyayang binatang. Ada yang di rumahnya memiliki 14 kucing. Ada yang menolong kucing jalanan yang ketabrak motor. Ada juga yang rescue kucing tetangga yang tidak terawat.

Kebanyakan orang-orang yang datang ke klinik, menganggap hewan kesayangannya seperti anaknya, keluarganya. Seperti salah satunya saya. Saya menamai diri saya sebagai ibuk dari 3 anak bulu, Kuro, Oyen, Usrok. Tiap kali saya berbicara dengan mereka, saya memanggil diri saya dengan sebutan ibuk. Begitu pula saya memanggil mereka dengan sebutan anak-anak ibuk. Kalau di kosan, kamar ibuk sebagai warteg karena mereka akan minta makan sama ibuk. Lalu, kamar mitace sebagai penginapan, karena tempat mereka tidur. Kamar Kak Ichi dan Kak Bila sebagai taman bermain, karena mereka kalau bermain selalu ke sana. Semua sudah ada porsinya masing-masing. Bagi-bagi tugas. :D

Setelah diperiksa, Usrok ditemukan kutu yang bersarang di telinganya, lalu gusinya kemerahan. Kata dokter, pencernaan semua baik-baik saja. Jadi, dia pulang dengan membawa 4 obat. Obat pertama penambah nafsu makan berupa cairan berwarna kuning mirip vitamin cair, sekali sehari setelah makan sebanyak 1 cc. Obar kedua, vitamin bentuk tablet, sekali sehari setelah makan. Obat ketiga, obat tetes telinga, dua kali sehari masing-masing 2 tetes tiap telinga. Lalu, obat keempat adalah obat oles gusi, aromanya mirip obat pati roso yang buat cabut gigi, dua kali sehari sampai gusinya tidak kemerahan lagi.

Alhamdulillah, sekali minum obat, Usrok bertambah nafsu makannya dan ibu senang melihatnya. Sebagai seorang ibuk, tentu saya sangat khawatir kalau anak-anak sedang sakit. Begini yak jadi seorang ibu itu. Semoga sehat-sehat semua yaa anak-anak ibuk! Aamiin

Selasa, 16 April 2024

#18 Memulai Hal Baru

Hari ini pertama kalinya saya merencanakan hal baru, yaitu mengganti yoga menjadi latihan cardio. Semangat bangun pagi! Entah kenapa saya selalu terbangun jam 3 pagi. Biasanya saya akan memberi makan anak-anak terlebih dahulu. Lalu, saya sempatkan menulis blog dan belajar bahasa Spanyol. Lalu, kalau sudah matahari terbit, mulai grounding, merawat tanaman-tanaman di teras rumah, berjalan tanpa alas kaki, beres-beres kosan, lalu mulai olahraga dan meditasi. Ya, walaupun kadang terlewat, tetapi mencoba untuk konsisten lagi. Mari merawat tubuh, cintai diri sendiri, sayangi sesuatu yang kita punyai dan nikmati momen-momen setiap harinya.

Mari bersyukur telah diberikan kesempatan untuk tetap bisa menghirup udara bersih setiap harinya. Mari bersyukur, diberikan rezeki melimpah, teman-teman yang baik, kesempatan yang ada, kesehatan selama ini, keberuntungan setiap saat dan takdir yang terbaik. Saya bersyukur untuk semua hal yang telah saya dapatkan, saya kenal, saya pelajari, waktu yang telah saya lewati, dan kesempatan yang datang.

Semoga apa yang telah saya rencanakan diperlancar dan dimudahkan jalannya. Aamiin. Semoga konsisten bangun pagi, tidur lebih awal, dan memperbaiki diri. Semangat ya diri sendiri! Kalau lelah, istirahat. Mari bermimpi kembali, menyelesaikan yang harus diselesaikan. Mari bahagia dan hidup damai harmonis. Tenang, tenang, tenang....

Senin, 15 April 2024

#17 Emotional Release

Tiga hari berturut-turut mimpiin orang yang sama. Hari ini, saya juga bermimpi mendapat kabar bahwa seseorang yang selalu saya pikirkan bertunangan dengan orang lain. Di dalam mimpi itu, saya hanya diam, sepertinya emosi saya tertahan di sana. Sebenarnya, saya bahagia mendengar kabar itu, tapi entah mengapa ekspresi bahagia itu tertahan dan tak dapat diungkapkan secara langsung. Bahkan saat bangun pun teringat jelas bahwa hal itu terasa nyata. Mimpi tapi terasa nyata. Saya bertanya pada diri sendiri, "Apakah hal tersebut yang kau inginkan selama ini? Dia mendapatkan jodohnya? Jujurlah pada dirimu sendiri...." Menjawab pertanyaan itu, saya kembali berefleksi tentang kata-kata Fitri kemarin-kemarin, bahwa move on itu bukan berarti saya menghilangkan rasa sayang dan cinta itu. Move on berarti untuk kebaikan saya dan untuk kebaikan dia juga. Untuk kebaikan bersama. Saya perlu mengizinkan dia untuk bahagia dengan jalan hidupnya, dan begitu pula saya, saya harus mengizinkan diri sendiri untuk bahagia tanpa kehadiran dia. Ya, saya selalu berdoa semoga dia bahagia dan menemukan jalan terbaik hidupnya. Saya juga selalu berdoa, semoga saya bahagia dengan jalan saya sendiri.

Pada akhirnya, saya memang harus merelakan semua itu. Saya tetap mengakui perasaan yang ada di hati saya bahwa saya masih tetap sayang sama dia. Hanya saja, perasaan itu bukan untuk memiliki. Kami masih tetap berteman dan hidup pada jalan masing-masing.

Dan perasaan itu, saya tutup dengan pesan WA untuknya bahwa saya masih memikirkannya beberapa hari belakangan ini dan mengakui bahwa ada emosi yang perlu saya selesaikan, dan memang harus pelan-pelan untuk release-nya. Saya bersyukur, bisa belajar darinya tentang emotional release dan terima kasih support-nya. Video yang kamu kirim tentunya sangat bermanfaat untuk saya. Saya belajar untuk benar-benar merelakan semuanya.... Pada akhirnya, kita didewasakan oleh keadaan yang membuat kita belajar untuk menjadi lebih baik. Bahagia dan damai selalu!

Minggu, 14 April 2024

#16 Ayo Piknik Bareng

Hari Sabtu ini saya bangun pagi. Jadwal ngajar Pascal cancel karena kami sama-sama mager belajar. Saya juga sudah merencanakan untuk mengajak Novi ke pantai. Awalnya mau ikut Woro ke Sadranan, tapi sepertinya momennya tidak tepat karena Sadranan jauh harus ke Gunung Kidul dan jalanannya yang naik turun sehingga sepertinya akan melelahkan. Lalu saya memutuskan untuk mengajak Novi ke pantai Cemara Sewu saja. Novi juga tidak mau kondisi seperti kemarin terulang lagi pastinya. Saya setuju dengannya. Rute kami: pantai Cemara Sewu, Museum Coklat Monggo, lalu awalnya mau ke Kampung Mataraman, tapi kami sudah lelah.

Kami berangkat ke pantai naik motor sekitar jam 8 pagi. Sampai Kranggan, kami melihat penjual lopis sudah buka, kami pun mampir. Ternyata antrian sudah penuh dan kalau kami menunggu, kami akan kesiangan ke pantai. Kami pun lanjut perjalanan. Singkat cerita, sebelum masuk ke pintu retribusi, kami berhenti dulu untuk makan. Ada warung kiri jalan yang menunya cukup beragam dan harganya juga tidak mahal untuk sekitaran tempat wisata. Kami berdua hanya Rp41.000 saja, sudah menu nasi goreng, tempe goreng (1 porsi isi 10), nasi ayam goreng, es teh dan air es. Setelah kenyang, kami melanjutkan perjalanan ke pantai.

Ternyata ramai juga yang piknik ke pantai. Banyak orang tetapi karena tempatnya luas, jadi tidak terlalu berjubel-jubel. Banyak juga penjualnya sekarang dan macamnya banyak, ada yang jual bakso, pecel, indomie, pop mie, es degan, dan macam minuman lainnya. Kami menikmati pantai dari kejauhan. Saya hanya mengambil beberapa video pantai lalu menepi karena tidak ingin basah-basahan. Ombaknya juga gede karena pantai di Samudra Hindia, jadi ombaknya memang gede. Suasana kami berdua sudah cair seperti biasa. Saya juga berusaha untuk tetap menjaga mood agar tetap stabil. Lalu kami makan Indomie goreng sambil memandangi pantai dan orang-orang yang berlalu-lalang. 

Lanjut ke Museum Coklat Monggo. Kami membeli gelato, Novi pilih rasa coklat, saya pilih rasa kecombrang. Kami menikmati gelato sambil rehat usai ke pantai yang cuacanya panas. Kami pun masuk ke Museum coklat Monggo dengan harga tiket masuk Rp25.000 dan diberi lembaran kuis untuk diisi dan mendapatkan 3 buah coklat monggo ukuran kecil. Kami bersemangat mengisi kuisnya dan mau tidak mau kami belajar banyak tentang sejarah coklat. Kami pun akhirnya menyelesaikan kuis dan pulang dengan 3 buah coklat. Menyenangkan!

Rencana ke Kampung Mataraman batal karena kami masih kenyang. Kami pulang dan beres-beres lalu malamnya makan nasi penyetan di Bu Damar. Terima kasih hari ini, Nov!

Sabtu, 13 April 2024

#15 Teman yang Moody-an

Sebenarnya beberapa hari ini saya sedang banyak pikiran. Beberapa hal yang sejak beberapa minggu lalu mengganggu pikiran, tapi belum juga bisa saya lepaskan. Bahkan saya kembali bermimpi, entah itu sebuah ketakutan-ketakutan selama ini, entah sebuah pengingat. Saya sempat bermimpi kembali ke kampung halaman. Saya, almarhum ibu, dan adik saya sedang mengumpulkan telur ayam di sawah belakang rumah. Memori sawah belakang rumah itu cukup tercampur dengan kondisi saat ini. Gambaran masa lalu, belakang rumah yang masih penuh dengan sawah, dan juga bangunan baru milik tetangga yang memang sudah dibangun beberapa tahun belakangan. Sepertinya alam bawah sadar saya muncul dan membuat memori campur aduk. Sepertinya memang benar-benar pikiran saya sedang tidak baik-baik saja.

Dalam mimpi itu, saya berjalan sendirian mengikuti jalanan kecil di sawah, memisahkan diri dari ibu dan adik saya. Saya terus berjalan ke arah utara dan menemukan sebuah gua. bangunan sederhana dari luar tapi terlihat bersih. Lalu, saya masuk ke dalamnya, saya dapati sebuah tempat sembahyang. Di sana ada patung Yesus berdiri tegak dengan beberapa lilin di sekitarnya. Saya meilhatnya, seperti tempat ibadah yang megah. Beberapa saat kemudian, ada seorang ibu dan anak perempuannya datang untuk sembahyang. Saya melihatnya, mereka berdoa dengan khusyuk. Lalu, saya keluar gua. Di langit, saya melihat lukisan Yesus dengan sangat megahnya. Di sana, saya sangat kagum dengan lukisan itu. Benar-benar lukisan dari kumpulan awan dan juga pantulan cahaya yang indah. Dalam mimpi, saya sempat menelepon Romo, kawan kampus saya. Saya mengambil video lukisan di langit itu dan mengatakan kepada Romo, "Romo, lukisan Yesus ada di langit, indah sekali. Romo harus lihat." Entah reaksi Romo saat itu seperti apa, saya tidak ingat. Sepertinya, mimpi saya terputus di situ.

Saya terbangun dengan sedikit lelah. dalam hati, masih bertanya-tanya tentang hal tersebut. Saya mempercayainya sebagai hanya sebuah mimpi, bunga tidur. Walaupun pada kenyataannya saya kepikiran tentang hal itu. Lalu, saya menceritakan ke Romo apa yang terjadi di dalam mimpi itu. Romo hanya berpesan, "Perbanyak sholat...." Saya mengiyakan.

Sebenarnya, saya masih lelah usai bertemu banyak orang di Malioboro. Mungkin bisa dikatakan energi saya cukup terkuras ketika bertemu banyak orang. Tapi saya juga kurang peduli hal tersebut ditambah banyak pikiran akhir-akhir ini membuat mood saya mudah goyah dan berubah drastis.

Pagi itu, saya mengajak Novi ke Pasar Kranggan untuk beli kembang tahu dan wisata kuliner. Kami coba di beberapa tempat, tapi semua tutup karena masih lebaran dan juga habis karena sudah siang. Akhirnya kami putar balik dan nyari nasi pecel. Tapi nasi pecel pun juga masih tutup. Kami pun pergi beli mie ayam untuk makan pagi yang sudah memasuki makan siang. Kami memutuskan untuk beli mie ayam bakso ceker di tempat Pak Supri, langganan saya beli mie. Sepulang dari beli mie, saya dan Novi pun rehat sebentar dan merencanakan mau pergi ke candi saat sunset.

Jam sudah menunjukkan jam 3 sore, kami siap-siap dan rencana berangkat jam 4. Saya sempat bertanya ke Novi apakah dia benar-benar ingin ke candi Ijo atau pilihan lain candi Boko. Novi menjawab iya. Saya pun akhirnya tetap berangkat walaupun sebenarnya saya setengah hati, tapi kalau saya batalkan, kasihan Novi juga jauh-jauh dari Jakarta ke Jogja, mau jalan-jalan juga. Jadi saya tetap berangkat dan mencoba menikmati perjalanan. 

Di perjalanan ke Candi Boko, ternyata jalanan macet. Banyak orang berlalu-lalang. Ternyata itu juga sangat menguras energi saya. Ditambah lagi saat di tiket masuk, harus nunggu mas-masnya nyari kembalian parkiran, padahal waktu kunjungan tinggal 45 menit. Novi, sudah beberapa kali mengatakan pakai uangnya saja untuk parkir biar tidak nunggu-nunggu, tapi saya tidak mengiyakan. Alhasil, kami harus menunggu beberapa menit untuk hal kembalian uang parkiran. Saat itu yang saya pikirkan adalah, ya sudah biarkan masnya bertanggung jawab dalam tugasnya. Sepertinya pikiran yang gelap ya! Kurang efektif dan efisien lebih tepatnya. Memang berpikir di saat pikiran runyam itu tidak bisa clear, pasti ada hal-hal yang tidak sesuai ekspektasi. Makanya, kadang saya tidak ingin berekspektasi karena akan membuat kecewa.

Lalu, kami pun masuk ke area candi dengan tergesa-gesa karena bentar lagi mau tutup. Pengunjungnya lumayan banyak dan banyak orang yang berfoto di area candi. Mood saya bagaimana? Sudah tidak terkontrol. Novi mencoba membujuk saya untuk tersenyum, tapi jawaban saya tidak mengenakkan dia. Maaf ya Novi! Pastilah membuat suasana yang seharusnya happy, jadi runyam karena saya.

Akhirnya kami pulang dengan perasaan masing-masing. Saya diam, Novi juga diam. Tapi saya menyadari bahwa emosi saya sedang tidak baik-baik saja. Penyebabnya pun juga dapat saya identifikasi karena beberapa hari ini saya banyak pikiran dan bertemu banyak orang, ditambah mimpi yang aneh-aneh. Sepertinya saya sedang di titik lelah.

Kami pulang. Saya langsung mandi dan berpesan ke Novi kalau saya butuh waktu satu jam untuk meredakan emosi sebelum kami makan. Novi pun menunggu sambil kelaparan di pojokan dan penuh kebingungan pasti saat menghadapi saya. Dalam kondisi sadar bahwa saya sebaiknya mengatur napas dan melakukan meditasi di ruang tamu. Saya mencoba release emosi dengan meditasi, mengelola napas, dan menyembuhkan diri sendiri. Satu jam kemudian, saya kembali menghampiri Novi, dan meminta maaf kalau emosi saya sedang tidak stabil. Kemudian kami langjut makan, nyari warung makan yang buka, tapi karena kondisi lebaran, salah satu langganan saya belum buka. Kami nyari sepanjang jalan Selokan Mataram dan menemukan warung lesehan penyetan ayam. Kami pun makan dengan agak canggung. Pulangnya, Novi ingin beli buah dan kami mampir ke toko buah dekat kos. Dia membeli jeruk. Lalu, kami istirahat dengan pikiran dan kelelahan masing-masing. Maaf ya Novi! Semoga lain kali kita bisa maen bareng lagi dan no drama-drama. :D Mungkin saat ini, saya masih jadi teman yang moody-an.... Masih proses belajar menjadi lebih baik.

Jumat, 12 April 2024

#14 Malioboro di Musim Lebaran

Semalam saya ke Malioboro bersama Novi. Novi ingin makan sate yang ada di Malioboro katanya. Prediksi saya, Malioboro akan sepi karena masih momen lebaran. Ternyata prediksi saya salah. :") Malah momen lebaran membuat Malioboro ramai. Saya parkir di ujung Malioboro, bagian parkiran tingkat. Lalu, kami jalan menyusuri jalanan Malioboro. Kesan pertama melihat banyak orang seperti itu adalah pusing untuk orang introvert seperti saya. Tapi, saya mencoba untuk menikmati momen itu sambil mengingat kenangan di setiap sudut Malioboro. Dan malam itu, hampir 10.000 langkah jalan kaki hanya dengan menyusuri ujung Malioboro ke arah Titik Nol bolak-balik.

Apa saja yang saya beli di Malioboro?
Tentunya saya beli air mineral Rp5.000 karena lupa bawa air minum dan tergoda dengan air esnya untuk menghilangkan kepenatan di tengah keramaian orang. Lalu, ada ronde, salah satu ronde yang pernah saya beli setiap ke Malioboro. Sebenarnya, rondenya biasa saja, tapi memori yang muncul itu yang membuatnya terasa nikmat. Air jahe hangat dengan taburan kacang, kolang-kaling dan dua butir ronde membuat hati menyenangkan. Ditambah lagi dengan cerita lebaran si bapak penjual ronde. Bapaknya juga menawarkan kepada saya untuk kerja parttime jualan ronde di salah satu cabangnya. Tugasnya ngapain? Dorong gerobak sekitar 3 km dan jualan ronde dari jam 4 sore sampai jam 12 malam. Dihitung gajinya Rp2.000 per mangkok. Kata bapaknya, kalau pas hari biasa bisa dapat Rp100.000, terus kalau weekend bisa dapat Rp500.000 gajinya. Tinggal hitung saja kalau setia hari jualan. Lumayan.... Bapaknya cerita tentang bisnis yang sudah dilakukannya ini bertahun-tahun. Rondenya buatan sendiri. Bapaknya asli Bandung, kerja di Surabaya, punya bisnis ronde di Jogja. Mungkin, pekerjaan ini bisa jadi alternatif untuk mengisi waktu. 

Lalu, saya dan Novi berjalan lagi arah balik. Sambil menunggu perut kosong lagi, kami sambil jalan lihat-lihat sekitar. Di tengah jalan, kami menemukan penjual sate ayam. Sebenarnya sepanjang jalan Malioboro, kita dapat menemukan banyak penjual. Nah, entah kenapa kami pergi mendekati ibu penjual sate. Saat itu, penjualnya sedang ngobrol dengan temannya sesama penjual sate. Saya penasaran dengan bisnis sate ini. Lalu, saya tanya ke ibu yang tengah berdiri sambil membawa dagangan satenya di kepala, "Ibu asli mana?" Karena terdengar suara logat dan bahasa daerah bukan Jawa Tengah atau Jogja. "Asli Madura," jawabnya. Sontak saya bertanya lagi, "Oh, semua yang jualan sate di sini apa orang Madura?" Lalu ibunya menjawab, "Iya." Pertanyaan saya cukup berhenti di sana. Wah, menarik, bisnis sate kebanyakan oleh orang Madura. Memang sih sate Madura ini sangat enak, apalagi sate favorit saya di daerah Cawang, Jakarta. Tiap ke Jakarta, saya selalu ingin beli sate Madura dekat rel Cawang itu, tapi selalu gagal. Dulu waktu tinggal di Pancoran, saya sering beli di sana. Sampai ibu penjualnya hafal saya. :D Oh iya, harga sate di Malioboro di musim lebaran ternyata Rp20.000 seporsi dengan ketupat dan sate ayam 8 tusuk. Untuk rasa, ya standar seperti sate pada umumnya.

Lalu kami pulang dengan kenyangnya. Lumayanlah bisa jalan hampir 10.000 langkah kaki. :D


Kamis, 11 April 2024

#13 Lebaran Kedua

Momen lebaran identik dengan daging-dagingan dan santan. Lebaran kedua, saya memilih masak sayur bening bayam, tempe goreng, dan sambal terasi. Sebenarnya, untuk makan, saya bukan orang yang ribet, karena semua bisa saya makan. Saya gak pilih-pilih makanan, apa yang tersaji di meja makan ya saya makan, adanya itu ya sudah saya makan. Sejauh ini, mau dimana pun tempatnya, saya masih aman untuk soal makan. :D

Siang ini hujan turun deras. Suasana yang sangat nyaman untuk tidur siang. Saya tiduran sambil menunggu reda karena ada jadwal jemput Novi di stasiun. Entah di detik berapa saya tertidur. Sepertinya pulas sekali. Hahaha. Saya bermimpi bertemu beberapa orang teman. Setting-nya jelas sekali saya menyusuri trotoar di Jepang. Di mimpi itu, seingat saya ada Fitri, Nafis, Mitace, Novi, dan Lee. Mungkin karena beberapa hari ini memang semua orang itu masuk di list orang-orang yang saya pikirkan. Benar ya, apa yang terjadi pada tubuh ini semua berawal dari pikiran sendiri. Jadi sebenarnya masih PR saya untuk tidak terlalu banyak yang dipikirkan. Pelan-pelan ya....

Saya menyadari bahwa ada orang-orang yang bisa saya cut off dan ada beberapa orang yang memang untuk melepaskan itu tidak bisa dengan cara cut off. Saya menyadarinya akhir-akhir ini ketika saya ingin move on. Saya sempat block nomor WA-nya, tetapi beberapa saat kemudian saya unblock. Saya juga sempat hapus nomor kontaknya, tapi lagi-lagi beberapa saat kemudian saya simpan kembali nomornya. Begitu saja terus-terusan. Sempat kemarin-kemarin saya keluar grup yang ada dianya, tapi saya tidak join lagi, tidak apa-apalah ya... Sudah terlanjur keluar grup WA. :") Saya bilang ke Fitri kalau sepertinya cara cut off itu bukan cara saya untuk melepas, tetapi menghindari kenyataan. Alhasil, saya akan selalu kepikiran. :) Ya, sepertinya memang penerimaan itu membuat saya belajar banyak hal tentang hidup. Semoga hal-hal baik selalu menyertai saya dan seluruh makhluk damai dan bahagia....

Dan saya terbangun dari mimpi saya karena teringat harus jemput Novi di stasiun. :)

Rabu, 10 April 2024

#12 Lebaran

Mohon maaf lahir dan batin!

Lebaran kali ini saya memutuskan untuk tetap di Jogja. Memang, lebaran adalah momen untuk saling memaafkan. Saya memaknainya dengan tidak hanya saling memaafkan untuk orang lain, tetapi memaafkan dengan diri sendiri juga.

Terima kasih diri sendiri sudah berjuang sejauh ini! I love you! Terima kasih sudah belajar untuk mencintai diri sendiri dengan sebaik-baiknya. Terima kasih sudah belajar untuk mencintai orang lain dengan sebaik-baiknya pula. Maafkan diri ini yang selalu memaksakan kehendak yang kadang menyakiti diri sendiri. Maafkan diri sendiri selama ini, memilih untuk membahagiakan orang lain sebelum membahagiakan diri sendiri. Saya bersyukur menjadi diri sendiri atas segala keberuntungan yang terjadi. Saya bahagia dengan diri sendiri, yang memiliki tubuh sehat, beruntung, dan rezeki melimpah. Damai dan bahagia untuk seluruh makhluk....

Hari ini Mitace masak iga asam. Saya masak tempe goreng, sambal Lamongan, timun, selada, sungguhlah sehat sekali hari ini. Saya cerita ke Antoni tentang masakan lebaran saya tahun ini. Sepertinya, dia kaget ya.... Secara, ini makanan lebaran paling sederhana yang pernah saya buat. Biasanya, lebih ribet dari ini. Tetapi saya menikmati makanan sederhana itu. Sederhana dan sehat!

Ya, makin ke sini, nggak terlalu pengen menguras energi untuk hal-hal yang tidak penting. Salah satunya memperibet diri sendiri. Ya, walaupun masih tahap belajar ya.... Selamat lebaran semua!

Selasa, 09 April 2024

#11 Beberes Kosan

Hari terakhir puasa, saya tidak puasa. Saya melewatkan sahur. Biasanya walau nggak sahur pun saya tetap puasa. Entah kenapa, hari terakhir ini saya memang berniat untuk tidak puasa. Entahlah....

Pagi ini, Mitace dan saya memutuskan untuk bongkar-bongkar kos. Maklum, tinggal bareng banyak orang tentunya tidak bisa menyesuaikan standar hidup masing-masing. Jadi banyak hal yang perlu dimaklumi. Seperti saya pun, kadang saya juga tidak rajin atau rapi setiap hari. Ada kalanya, kamar saya super bersih, ngepel sehari dua kali, tapi juga ada kalanya, kamar berantakan sesuai mood. :D It is normal.

Bersih-bersih kosan setahun sekali adalah kegiatan yang rumit. Kenapa rumit? Karena memperbaiki dan menata ulang barang-barang yang setahun tidak dibereskan tentunya menyita waktu dan tenaga. Seharian hanya beres-beres kosan. Dari printilan dapur hingga semua ruangan, kami bersihkan. Kegiatan setahun yang dirapel hanya sehari, pastinya melelahkan. Banyak barang yang ternyata jarang kami gunakan atau bahkan tidak bisa digunakan lagi tapi masih tetap disimpan. Macem pengepul barang-barang ini. Mitace dan saya pun geleng-geleng melihat ketidakrajinan kami dalam mengatur barang-barang. Setiap barang yang tidak terpakai dan masih layak, kami jadikan satu dan disimpan saja sebagai barang kosan. Lalu, barang-barang yang sudah tidak penting dan tidak layak, kami pilah untuk disetorkan ke pembeli barang bekas. 

Ya, kosan kami sebenarnya mengikuti aturan pilah sampah. Sampah plastik, kertas, dan kerasan/botol-botol bekas. Ini hal baru yang saya pelajari semenjak tinggal di kos ini. Kegiatan pilah sampah pun menjadi agenda rutin kami penghuni kos. Sampah-sampah pilahan tadi kalau sudah terkumpul banyak, kami jual ke Rapel. Biasanya kami mendapat sekitar 8-20ribu rupiah. Tidak banyak memang, tapi minimal kami ikut serta dalam mengurangi sampah yang dibuang ke TPA. Ditambah lagi kondisi TPA Piyungan yang makin menggunung sampahnya dan buka tutup karena overload.

Sampai-sampai ya saat saya berada di tempat lain, jadi otomatis milah sampah. Kayak misalnya, saya berkunjung ke Jakarta, saya langsung memisahkan sampah organik dan anorganik. Lalu teman saya akan bilang, "Taruh saja, sampah di sini tidak dipilah, pasti kamu bingung kan?" Tentu saja, kebiasaan selama di kos, pilah sampah membuat saya lebih peduli dengan lingkungan, walaupun masih pelan-pelan berproses.

Senin, 08 April 2024

#10 Kembali ke Jogja

Semalam saya tidak jadi pulang karena mendung. Saya mengabari Mitace kalau saya pulang hari ini dan nitip anak-anak. Hari ini saya sengaja tidak produktif. Istirahat sehari untuk tidak ngapa-ngapain. Saya memilih tidur di depan TV karena tidak ingin mengganggu tidur Woro. Akses pintu sering membuat Woro terbangun karena saya lewat keluar masuk kamar. Entah kenapa, badan saya terasa sakit semua sewaktu bangun tidur. Sepertinya karena posisi tubuh yang tidak pas saat tidur.

Saya pulang dari rumah Woro sekitar jam 3 sore karena ingin membeli singkong goreng. Sesederhana itu keinginanku. Sampai Jogja sekitar jam 5 an. Lanjut buka puasa sama bumbu urap dan sayuran yang masih ada di kulkas. Ketemu lagi sama anak-anak, sudah kangen sama mereka padahal baru 3 hari 2 malam saya tinggal. Mereka menyambut emaknya dengan penuh antusias karena minta makan. :D

Saatnya recharge energy!

Minggu, 07 April 2024

#9 Buka Bersama

Buka bersama Ramadan tahun ini, saya hanya punya dua agenda bukber. Pertama, bukber bareng anak-anak kelas 5 dan yang kedua, bukber bareng keluarga Woro. Nah, bagian yang ingin saya ceritakan adalah bukber yang kedua. 

Hari ini adalah hari kedua saya di Klaten. Woro bilang kalau agenda hari ini adalah bukber dan masak-masak. Saya bangun sahur bareng Mbak Sum, dimasakin telur dadar, enak banget rasanya. Terus, setelah sahur kok ya saya tidak bisa tidur lagi. Alhasil, saya pun hanya duduk-duduk di depan TV, terus sholat, meditasi sebentar, lanjut nunggu matahari terbit. Cuacanya dingin banget, teruslah entah di menit berapa saya ketiduran. Bangun-bangun udah terbit mataharinya. Rencana awal mau yoga, tapi kedinginan, alhasil hanya sebentar, gak full.

Lalu, Woro bangun, kami nongkrong-nongkrong di teras depan. Nggak jadi juga ternyata lihat Merapinya. :D Hanya sebatas wacana. Mau ngerjain thesis tapi nggak ada sinyal. Sebenarnya, kondisi tanpa sinyal itu bisa membuat saya lebih banyak berefleksi, menikmati hari, dan hidup menyenangkan sih. :D 

Lalu, lanjut rencanain mau masak apa. Mbak Sumi sudah siap sedia masak daging sapi, mau dibuat gule. Saya kepikiran, kalau saya makan daging saja, nanti bisa-bisa kolesterol. Maklum, mantan penyitas kolesterol. Terus, entah kenapa kepikiran bikin urap. Kata Woro, kelapa muda tinggal petik di kebun sekalian mau ambil kelapa untuk bikin es buah. Wah, menarik!

Saya dan Woro pun pergi ke pasar nyari buah dan sayuran. Beberapa buah sudah dibelikan ibu sepulang dari pasar. Tinggal nyari sayuran sama buah naga, dan beberapa titipan saudara-saudara Woro. Pergilah kami ke pasar. Saya beli sawi putih, cabai, wortel, tauge. Woro nyari buah naga nggak ketemu. Waktu lewat penjual jus, ada buah naga, lalu saya bilang ke Woro, "Wo, itu ada buah naga, kita beli aja di sana, beli jus buah naga tapi gak usah diblender." Woro langsung menentang ide saya, yang waktu itu saya rasa fine-fine saja kalau beli buah di sana. Toh, hak banyak yang dibutuhin kan, buat syarat saja. Tapi Woro tetap tidak setuju. Ya sudah.... Teruslah kami tetap mencari buah naga. Mampir toko dulu buat belanja es krim. Sepulang dari toko pun masih nyari buah naga. hahaha. Saya bilang ke Woro kalau semakin kita fokus nyari sesuatu, mata kita akan semakin jeli nemuinnya. Kayak ini nih, buah naga. Dannn, beneran lho, kami nemuin buah naga walaupun cuma setengah di penjual buah. Itu pun buah naganya udah dikupas dan satu-satunya buah naga yang dijual. Langsung ambil. Misi tercapai. Kami pulang dan tidak penasaran lagi.

Sesampai di rumah, saya mulai membuat urap, Woro membuat es buah. Kata Woro es buah di rumahnya dibuat dari air kelapa tanpa campuran air. Di pikiran saya, kelapa yang dimaksud adalah kelapa kuning, lha, ternyata beneran kelapa hijau. Mantap kali ini hidup di desa, segalanya ada, tinggal petik.

Masakan semuanya matang tepat waktu. Menu berbuka kali ini, nasi, gule sapi, urap, sambel belut, tempe goreng, pisang goreng, pete, dan es buah. Tentu saya makan urap dulu sebelum nasi dan gule. Alhamdulillah, semua terlihat bahagia, makan bersama dengan lahapnya.

Sabtu, 06 April 2024

#8 Pergi ke Klaten

Hari ini saya berkunjung ke rumah Woro di Klaten. Bertemu ibu Woro yang sudah kuanggap seperti ibu sendiri. Sesekali saya berkunjung karena jarak Jogja ke Klaten kurang lebih satu jam. Kalau sedang Natal, saya bawakan hadiah untuk ibu Woro. Saya bilang ke Woro, dulu kita pernah berantem ya, gak tegur sapa selama tiga bulan dan saling menghindar, sungguh konyol kalau diingat-ingat, lucu juga, terus kita sekarang masak-masak bareng, aku main ke rumahmu, nginep bareng, dunia terasa lucu sekali. 

Kadang memang ya, setiap sesuatu yang datang ke kita itu pasti sudah digariskan oleh Tuhan. Pasti ada pembelajaran yang dapat kita petik. Ya, begitulah. Memang sejatinya manusia akan selalu belajar. :D

Hari ini aku menjemput Woro di stasiun Tugu, lalu kami berangkat ke Klaten naik motor. Hari ini juga ada kesempatan dan rezeki untuk servis motor dan ganti oli. Alhamdulillah. Lalu lanjut bikin sambal penyet Lamongan yang sudah beberapa hari ini saya pengen buat tapi nggak jadi-jadi. Alhamdulillah kesampaian. Terus saya bawa 2 papan tempe daun yang beli di Mas Bon. Menu buka puasa hari ini adalah nasi, sayur sop kepala ayam buatan Mbak Sum, daun singkong hasil petikan bapaknya Gibran yang direbus, tempe goreng, tahu isi, sama menu spesial sambal penyet Lamongan buatan saya dan ibu Woro karena saya tidak bisa melembutkan cabe pakai cobek Woro. :))

Makan bersama hari ini sungguh nikmat. Semua senang dan kenyang.

Jumat, 05 April 2024

#7 Belajar R Code dan Banyak-Banyak Bersyukur

Hari ini Fitri mengajak belajar bareng tentang R code. Saya pernah belajar ini tapi tidak lanjut karena lelah dengan coding yang kadang error. Tapi sewaktu Fitri mengajak belajar bersama, saya langsung mengiyakan. Rencana awal siang jam 12 siang, tapi Fitri mengabari kalau dia masih ngantuk jam 6 pagi di kotanya. Memang sudah jalannya ya! Rencana bukber dengan Romo dan Tace juga gak jadi karena Romo ada acara pimpin misa. Ya, lalu saya bilang ke Fitri, nanti kalau mau belajar, saya bisa karena gak jadi bukber. :') Fitri mengiyakan. Saya bilang ke Fitri kalau mau ngepel kos dulu dan beres-beres.

Sebenarnya, saya tidak rajin-rajin amat bersih-bersih. Kalau mood lagi bagus, biasanya saya sangat detail untuk beberes, ngepel bisa sehari dua kali. Itu kalau mood bagus ya! Kalau mood lagi nggak bagus ya, cuma bisa memandangi lantai yang kotor banget tapi nggak ada yang bersih-bersih. Tamatlah!

Sebenarnya, ini yang saya pelajari. Suasana ruangan itu ngaruh banget ke kondisi mood. Kalau bersih dan rapi, mood pun jadi bahagia, enak dilihatnya. Kalau lagi berantakan banget, sudah dipastikan, mood akan memburuh dan tingkat kemalasan akan nambah buruk. Biasanya kalau sudah seperti ini, saya harus segera memperbaiki. Mulai dari luangkan waktu untuk beberes semua hal. Nata kamar, ngepel seluruh area kos dari kamar, ruang tamu, dapur, bersih-bersih kamar mandi, tempat laundry, juga taman atas. Semua saya bersihkan. Bisa tuh seharian bersih-bersih. :)) 

Saya sering cerita ke Fitri, kalau saya lagi bad mood, saya lebih baik bersih-bersih karena ternyata itu bisa jadi stress release untuk saya. Dan beneran, mood jadi bagus dan happy. Terus, saya juga jadi lebih banyak gerak. Selain itu, olahraga juga membuat mental lebih baik. Minimal yoga untuk membuat badan lebih segar, terlebih lagi, yoga di waktu subuh.

Hari ini, saya bersyukur diberi kesempatan untuk belajar bareng Fitri. Saya bersyukur bisa membuat salad sendiri dengan dressing wijen sangrai yang enak. Saya bersyukur, saya bisa menyelesaikan beberapa tulisan di blog ini. Ya, walaupun, saya masih belajar untuk move on yang nggak kelar-kelar. Tapi saya yakin, semua akan selesai tepat pada waktunya. Saya bersyukur diberi waktu lebih untuk bermeditasi dan mengenal diri sendiri. Siapa lagi yang mencintai diri kita sendiri to? Kalau bukan diri kita sendiri! Aku bersyukur, anak-anak juga sehat-sehat, walaupun Oyen masih pilek, tapi dia tetap bahagia dan mau berjuang untuk bertahan hidup. Saya bersyukur bisa mengalahkan ego sendiri untuk menyapa Ria saat dia pulang. Saya juga bersyukur, saya bisa tidur lebih awal dan bangun tidur lebih fresh. Terima kasih Tuhan atas syukur dan berkah-Mu hari ini. Terima kasih! Semoga semua makhluk berbahagia!

Kamis, 04 April 2024

#6 Hari Terakhir Sebelum Liburan

Hari terakhir sebelum liburan, kami punya agenda membahas riset salah satu teman kecil di kelas. Risetnya tentang Candi Gedongsongo. 

Pagi itu saya datang mepet jam masuk karena mengantar Tace terlebih dahulu ke fotokopian. Sampai di sekolah, saya langsung persiapan untuk agenda pagi itu. Kelas pindah ke ruangan kelas 6 karena kami butuh screen dan proyektor untuk nonton bareng.

Saya disambut oleh teman-teman kecil dengan berbagai cerita paginya. Ada yang bercerita tentang jadwal piket yang belum ada temannya, ada yang cerita kalau oleh-oleh mencatat provinsi di Indonesia, bahkan ada yang menggambar peta Indonesia dengan bagusnya. Saya sungguh menikmatinya. Hariku bahagia bukan? Tentu!

Kami memulai kegiatan kelas dengan berdoa, "Tuhanku, terima kasih atas pagi yang cerah ini, berkati kegiatan kami hari ini. Aamiin." Saya butuh satu semester untuk mengingat doa pagi, doa makan, doa pulang. :'') Kelas dibuka dengan laporan masing-masing anak atas tugasnya. Kami membahas 38 provinsi di Indonesia, pulau-pulau di Indonesia, lokasi Sabang dan Merauke, juga kota-kota yang pernah kami kunjungi. Saya bercerita kalau saya pernah ke NTT dan NTB, pengalaman naik kapal 4 hari 3 malam, nonton bioskop di kapal, dan keajaiban-keajaiban yang saya dapatkan selama perjalanan. Semoga teman-teman kecil ini juga dapat kesempatan untuk menjelajah dunia lebih jauh lagi ya! Aamiin.

Saya jadi teringat salah satu kawan saya dari Malaysia. Hampir tiap kali dia liburan selalu diisi dengan keliling dunia. Saya senang melihat postingan-postingan telegramnya penuh dengan trip ke berbagai belahan dunia. Dia cerita kalau dia baru saja liburan di Hawaii. Dia mengirimi saya cuplikan video di pantai. Cuacanya bagus katanya. Saya senang mendengarkan cerita-cerita perjalanannya. Semoga di lain kesempatan, dia bisa datang ke Jogja dan mengunjungi sekolah tempat saya belajar ini. Aamiin.

Kegiatan selanjutnya adalah nonton youtube tentang Candi Gedongsongo. Candi ini berada di kawasan Ungaran, Jawa Tengah. Saya sendiri belum pernah ke sana, tapi melihat videonya, di sana tempatnya sepertinya menarik. Makin ke sini, saya makin menyukai sejarah. Kalau dulu saat sekolah, saya tidak suka sejarah karena harus menghafal, Padahal belajar sejarah tidak hanya menghafal lho, dengan kita berkunjung ke tempat-tempat bersejarah, kita bisa belajar banyak di sana. Dan saya bersyukur, saya bisa belajar di salah satu sekolah nonformal di Jogja ini. Terima kasih Tuhan.

Kelas dilanjutkan menonton Avatar di netflix. Teman-teman kecil semangat menontonnya. Saya juga senang melihat mereka tumbuh menjadi pribadi masing-masing dengan keunikannya sendiri-sendiri.

Jam 12 tiba, kami menutup kelas dengan berdoa, "Tuhanku terima kasih kami sudah bermain dan belajar, kami akan pulang, berkatilah...." Aamiin. Tiba-tiba ada yang punya usulan, sebelum kami pulang, mari bersalam-salaman. Kami berbaris memutar, bersalam-salaman dan bermaaf-maafan. Selamat lebaran dan berkumpul dengan keluarga! 

Rabu, 03 April 2024

#5 Saya Pamit!

Semalam saya pergi berkunjung ke rumah Mbak Raras, salah satu guruku. Kami berbagi tentang banyak hal terutama tentang hidup. Saya bercerita tentang kisah percintaan saya. Bagaimana saya selalu menyayangi seseorang walaupun saya tidak diinginkan. Dari kesimpulan percakapan kami, saya merasa begitu bodohnya. Saya menyia-nyiakan kesempatan saya hanya untuk menyayangi orang lain sedangkan sebenarnya diri saya kekurangan kasih sayang. Lantas, siapa yang akan menyayangi diri sendiri kalau saya selalu menyayangi orang lain? Pertanyaan yang membuat saya terpukul dan memilih untuk menghargai diri sendiri. Dan saya memilih untuk membahagiakan diri sendiri.

Hi seseorang yang pernah singgah di hati ini beberapa tahun ini, 

Terima kasih ya sudah baik sama saya. Terima kasih pembelajaran selama ini. Saya pergi untuk membahagiakan diri sendiri. Terima kasih sudah membuat saya selalu khawatir, tapi percayalah, saya tak akan lagi khawatir atau menunggu-nunggu kamu lagi. Saya menyayangi diri saya sendiri dan tak akan lagi membiarkan diri saya menderita. Berbahagialah kamu di sana! Setidaknya, biar kamu juga tidak terbebani untuk berbuat baik terus sama saya. Ya, saya juga perlu menjaga kesehatan mental dan kesehatan fisik untuk tidak terus menunggu dalam ketidakjelasan. Ya, mungkin sebenarnya sudah jelas ya, hanya saja saya yang tidak bisa menerimanya selama ini. Tentu saya tidak seperti itu lagi sekarang. Ada atau tidak adanya kamu, saya berhak untuk bahagia. Dan saya memilih untuk mengakhirinya setelah sekian lama saya memendamnya. Tentu, saya akan bahagia dengan cara saya. Tak akan ada lagi kirim surat dengan tiba-tiba.... Tak akan ada lagi kirim postcard tiba-tiba. Tak akan ada lagi, tiba-tiba kepoin kamu. Hiduplah dengan tenang dan bahagia! Ketika saya tidak lagi menghubungimu, itu adalah penghormatanku terhadap diriku sendiri. Itulah caraku menghargai diriku. 

Terima kasih sudah singgah!

Sudahlah ya, sedih-sedihnya karena hal-hal yang nggak begitu penting. Besok topiknya sudah nggak cinta-cintaan lagi, karena lama-lama menguras energi juga. Dan, saya perlu memikirkan hal lain yang lebih berfaedah. Adios!

Selasa, 02 April 2024

#4 Coba Pikirkan Diri Sendiri!

Masa-masa move on memanglah cukup menyita waktu dan energi. Tapi ya... dinikmati saja prosesnya. Tetap semangat dan fokus pada diri sendiri. Ya, walaupun masih suka penasaran dan buka-buka WA lagi, baca-baca chat-annya lagi, buka-buka notes tentang dia, baca-baca surat buat dia, baca-baca diary tentang dia, ya, semua itu proses yang harus dijalani dan dilewati. Ya, kadang sadar, kenapa saya memikirkan seseorang yang bahkan kita tak pernah tahu mereka juga memikirkan kita atau enggak? Lelah ya! Ya, itu pasti. Makanya, kita harus segera move on. Minimal biar nggak menyakiti diri sendiri dalam waktu lebih lama lagi.

Lihat deh hari ini! Kamu bangun tidur dengan pusing kepala. Mau yoga malah nggak bisa kan? Terus tesis udah sampai mana? Stuck di bab 2? Ya, gimana ya... kamu fokusnya terbelah berkeping-keping. Emang kamu nggak capek? Capek kan! Ayok, bisa yok! Pelan-pelan aja nggak papa, asal konsisten! Semangat untuk diri sendiri! Love youuu!

Jadi gimana? Masih galau-galau lagi? Udah umur segini, masak mau cinta-cintaan kayak zaman SMA sih? Ayo ubah mindset! Terlebih saat ini kalau memang mau membangun hidup masa depan, harus fokus ke diri sendiri! Semoga seluruh makhluk berbahagia! Aamiin.

Senin, 01 April 2024

#3 Mari Bersyukur!

Saya memulai hari dengan beberapa aktivitas walaupun jadwal tidur saya masih perlu diperbaiki. Sebelum tidur hari sebelumnya, saya menuliskan rasa syukur saya di buku. Kira-kira ada 9 poin yang saya syukuri. Saya juga mengirimkan ucapan terima kasih kepada orang-orang yang menjadi support system saya dalam beberapa hari ini. Hal kecil apa pun saya tulis. Selain itu juga emosi yang muncul juga saya tulis, kata-kata yang ingin saya ucapkan ke orang yang telah membuat saya sedih pun juga. Pokoknya semua saya tulis, apa pun yang ada di otak dan saya rasakan. Untuk memperbaiki diri!

Kata guru, manusia hidup di dunia ini membawa segala karma baik buruk dari leluhur berupa DNA. Jadi kalau ingin memutus karma buruk, harus ada yang menyadari dan mengubahnya dalam silsilah keluarga itu. Dan puji Tuhan, tahun ini saya dipertemukan dengan beberapa guru yang meneduhkan dan membawa kebaikan untuk perjalanan hidup saya. Terima kasih Guru!

Saya sempat diskusi dengan Fitri, sepertinya saya memang perlu hal-hal baru untuk dilakukan. Salah satunya dengan menulis blog lagi. Saking lamanya nggak nulis, saya jadi stuck tiap mau mengerjakan tesis. Astagaaa! Perlu diwaspadai beneran. Belum terlambat untuk memulai lagi. Semoga bisa tetap konsisten. Karena konsisten sangat dibutuhkan untuk keberlanjutan. Semangat!

Pagi ini, saya sahur lebih awal, lalu mencoba untuk produktif memulai hari ini dengan meditasi. Selesai meditasi, kasih makan anak-anak, tapi cuma ada Oyen. Lalu, subuh-subuh saya yoga, ternyata yoga di waktu subuh membuat perasaan senang. Mungkin karena hawa subuh itu memang energinya kuat ya. Yoganya nggak lama sekitar 30 menit, tapi lumayan membuat keringat. Badan jadi lebih segar. Lalu, kasih makan Oyen lagi karena dia sepertinya masa pemulihan dari sakit jadi dikit-dikit lapar. Cepet sembuh ya anak ibuk! Terus saya beres-beres kamar dan mandi. Mulai menyambut hari dengan senyuman tercantik sambil ngaca. Ternyata rambutku sudah mulai panjang lagi dan tambah cantik! So happy kalau lagi ngaca. Saya jadi ingat, dulu Nafis pernah tanya ke saya, hal apa yang kamu sukai di diri kamu? Saya nggak bisa jawab karena memang dulu saya tidak suka ngaca. Tapi sekarang saya bisa jawab Fis! Melihat rambut saya, sangat bahagia! Saya cantik!

Hari ini saya menulis lagi di blog. Memang ya, kalau berteman itu energi positifnya nular. Ya kayak energi positifnya Fitri yang nulis tiap hari, nular ke saya! Terima kasih Fitri! Semoga hari ini berkelimpahan keberuntungan, kebahagiaan, keharmonisan dan kedamaian hati. Begitu pula semoga keberuntunganku, kebahagiaanku, keharmonisanku dan kedamaianku berbagi ke seluruh makhluk di alam semesta. Mari bersyukur!

Minggu, 31 Maret 2024

#2 Perihal Mencintai Diri Sendiri

Hari ini saya berefleksi bahwa semingguan kemarin saya merasa tidak waras. Saya kehilangan self-love yang beberapa bulan terakhir ini saya pelajari. Ya, belajar untuk mencintai diri sendiri memang tidak dapat secepat itu. Bagaimana bisa saya mencintai orang lain, saya menyayangi orang lain melebihi saya mencintai diri sendiri? Itu yang masih terjadi.

Seseorang datang lagi dan saya terlalu excited yang pada akhirnya saya melampaui batasan yang telah saya buat sebelumnya. Perasaan yang menggebu-gebu mungkin lebih tepatnya. Saya terlewat mengontrol itu. Dan pada akhirnya, saya dipenuhi dengan ekspektasi dan asumsi yang dibuat oleh pikiran sendiri. Ketika ekspektasi itu tak sesuai dengan harapan, saya terluka. Mau sampai kapan? Saya masih belajar.

Satu hal yang saya pelajari hari ini, yaitu tentang cinta terhadap diri sendiri dan orang lain. Kenapa ya saya dengan mudahnya mengatakan saya sayang dengan kamu? untuk orang lain, daripada kepada diri sendiri! Itu yang saya garis bawahi lagi. Lalu pertanyaan kenapa dan kenapa muncul memenuhi pikiran. Ada satu titik saya sadar, pertanyaannya perlu diubah menjadi "Apa yang bisa saya lakukan untuk mencintai diri sendiri?" Ya, pertanyaan itu lebih cocok untuk dipertanyakan. Pertanyaan kenapa selalu muncul untuk sebuah alasan, sedangkan pertanyaan apa untuk hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki. Saya rasa begitu.

Well, saya perlu sebuah komitmen untuk hal ini. Mari bangun pagi dengan mencintai diri sendiri! Mari membicarakan kebutuhan diri sendiri! Mari berkomitmen untuk menjadi lebih baik. Kalau kata Guru, amati rasa yang muncul, perasaan-perasaan yang pernah ada, perasaan dicintai, tapi hanya amati saja, rasakan! Fokus ke pernapasan, amati respon tubuh dan cukup diamati, tanpa bereaksi. Olahraga yang cukup, istirahat yang cukup, perbaiki pola makan dan pola hidup, fokus ke diri sendiri. Peluk erat tubuh sendiri. Komitmen untuk mengulang meditasi rutin. Gunakan waktu untuk memasak makanan yang real food. Lalu, hargai orang-orang atau sesuatu yang datang dan lepaskan sesuatu yang ingin pergi.

Satu hal lagi yang ingin saya ceritakan di sini tentang dua hari lalu. Perasaan sedih saya membuat saya bahkan abai dengan keberadaan kucing-kucing saya, yang selama ini di saat saya di energi rendah maupun tinggi, mereka selalu hadir untuk saya. Bahkan di saat energi saya di level kecewa kemarin, Oyen selalu hadir di dekat saya, kemana pun saya pergi, dia ikut dan sepertinya dia tahu bahwa saya pun butuh dukungan. Sungguh sangat sweet buat Oyen, anak manis! Dan itu beneran lho! Saya sampai heran, tapi saya tidak berpikir sejauh sekarang karena saat itu di pikiran saya hanya orang lain yang mungkin tidak pernah memikirkan saya sedikit pun. Ya, begitulah, ketika rasa sayang ke orang lain terlalu besar sampai-sampai lupa kalau diri ini juga perlu disayang. Mari hargai orang-orang yang datang dan lepaskan orang-orang yang memang ingin pergi. Mari merdekakan diri sendiri untuk kemerdekaan yang bahagia! Yok, pasti bisa!

Sepertinya berhubungan dengan sebuah percakapan guru dan muridnya yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Pwe Hui, seperti ini:

"Guru, aku selalu khawatir bahwa aku telah menyakiti orang lain. Apa yang harus aku lakukan?"

"Aii... Sebenarnya, orang yang paling banyak kamu salahkan selama ini, adalah diri kamu sendiri. Mengalah untuk satu hal, memperhatikan hal lain. Namun justru hanya mengorbankan dirimu sendiri. Kemudian, kamu menjadi seseorang yang mudah marah, tidak stabil secara emosional. Kamu menekan emosimu, kehilangan kepribadian, hanya tersisa kelelahan dan kesepian. Jadi, cintai dirimu terlebih dahulu sebelum mencintai orang lain. Bagaimana cara kamu mencintai dirimu sendiri adalah mengajari orang lain bagaimana cara mencintaimu."

Saya setuju pernyataan itu, terutama pengingat untuk saya yang selama ini selalu mementingkan orang lain daripada diri sendiri. Masih belajar pelan-pelan untuk memahami diri sendiri. Semangat untuk diri sendiri!

Sabtu, 30 Maret 2024

#1 Nikmati Prosesnya

Setiap orang berproses untuk menjadi lebih baik versi diri masing-masing. Dan setiap orang atau sesuatu yang datang ke hidup kita pasti ada alasannya. Tuhan mengirimnya agar kita belajar sesuatu. Ya, sesuatu yang kadang prosesnya membuat kita seperti ingin menyerah, tapi harus dijalani. Oh, jangan menggunakan kata "harus", kau akan terbebani, begitu kata kawan baik saya. Pernyataan sebelumnya saya ralat ya, sesuatu yang kadang prosesnya membuat kita seperti ingin menyerah, tapi mari nikmati perjalanan prosesnya. Nah! Lebih baik.

Di dunia ini ada hal-hal yang bisa kita kontrol dan hal-hal yang tidak bisa kita kontrol. Hak orang lain untuk membalas pesan WA kita? Di luar kontrol kita. Membalas cinta kita? Bukan kontrol kita. Respon orang lain? Bukan kontrol kita. Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk selalu seperti yang kita harapkan. Maka kita perlu mengontrol hal-hal yang bisa kita kontrol saja. Fokus ke diri sendiri. Begitu pula dengan perasaan atau emosi-emosi kita. Emosi yang datang pun kita yang bisa kontrol. Begitu pula bahagia. 

Saya pernah bertanya kepada dosen filsafat saya, tentang bahagia. Kesimpulan yang saya dapat adalah sebenarnya bahagia itu adalah pilihan. Di saat kita mendapatkan masalah atau hal-hal baik maupun buruk dalam hidup, kita bisa memilih emosi apa yang akan muncul. Kita marah karena tubuh kita mengizinkan. Kita sedih karena tubuh memperbolehkan perasaan itu. Kalau bisa memilih kenapa kita tidak memilih untuk bahagia? Hal yang perlu kita lakukan adalah mengidentifikasi perasaan yang muncul dan menyadarinya. Walaupun kenyataannya, kadang saya pun masih belajar untuk mengidentifikasi perasaan-perasaan yang muncul dan memilih untuk bahagia.

Kejadian semingguan ini membuat saya berefleksi bahwa kita perlu beraksi, bukan bereaksi. Seseorang datang tiba-tiba dan menghilang tanpa kabar mempengaruhi pikiran saya seminggu ini. Hampir saja saya menjadi tidak waras karena harus release selama dua hari dengan sebuah penderitaan yang seharusnya bisa saya tangani di awal. Memang ya, menunggu, membuat ekspektasi, memberi kesempatan orang lama untuk datang kembali di saat hati sedang move on itu membuat penderitaan. Padahal saya bisa dari awal memilih tidak mengizinkannya untuk datang kembali. Ya, kalau lurus-lurus saja, tentu tidak akan membuat kita belajar. Ya kan?

Pada akhirnya, saya belajar untuk berproses kembali. Ya ini jalannya, saya memang perlu menikmati prosesnya walaupun pelan-pelan. Terima kasih ya seseorang di sana sudah datang kembali dan memberi pelajaran untukku. Terima kasih sudah membuat saya menunggu lama dan lain kali saya tidak perlu menunggumu lagi! Bahagia untuk diriku! Damai untuk seluruh alam.