Kamis, 28 November 2019

Payung, Tak Ada Deramak Tak Sayang

Kadang hidup tak harus lurus terus, kadang belok pun tak masalah, asal bisa mengontrol diri untuk kembali ke jalur yang benar. Kadang kita berbuat salah pun tak masalah, asal bisa memperbaiki kesalahan dan tak mengulangi kesalahan yang sama. Itu akan membuat kita lebih bersyukur dan tak merasa diri selalu paling benar. Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan selama hidupnya.... Begitu pula denganku....

Minggu-minggu belakangan ini, aku sedang banyak pikiran. Masalah keluarga di kampung, tentang ibu, dan tentang segala macam kehidupan. Bahkan, aku lupa mengurus diriku sendiri. Tanpa semangat untuk hidup, banyak mengeluh, tak betah di Jakarta, dan lebih banyak waktu kuhabiskan untuk tidur sepanjang hari. Aku hanya merasa bahwa aku benar-benar sendiri memikirkan semuanya dalam satu waktu. Akibatnya, kesabaranku telah mencapai puncak dan aku sedang tak bisa berpikir apa pun itu. Aku sedang tak baik-baik saja.

Aku tak tahu, emosiku menjadi sangat tak stabil. Apa pun yang menggangguku, pasti akan kumarahi entah siapa pun itu. Bahkan saat Novi kirim makanan lewat Gojek, aku yang kurang tidur semalaman gara-gara terus nangis sedih melihat keadaan dan tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu kosan berkali-kali. Sontaklah aku marah. Katanya dari gojek. Langsung kuteriaki kalau saya tak pesan gojek. Ternyata itu kiriman Novi. Akibatnya, Novi kena marahanku juga. Maafkan aku ya Novi! Makasih bubur ayamnya.... :) Tak hanya itu, kucing Si Belang yang biasa kukasih makan pun ikut kena marah, usai semalaman dia dan anaknya mengeong tak henti-henti di lantai 2, kutak bisa tidur. Lalu, kubawakan ganggang sapu, kaburlah mereka. Dan aku memang butuh teman cerita dan bisa kasih masukan tentang apa yang harus aku lakukan. Benar-benar stuck di posisi yang sama dengan ketidakstabilan emosi. Ah, harus kuat! 

Hari selanjutnya, aku mengagendakan untuk bertemu Abang-Abang Payung. Kupikir curhat dengan mereka, mungkin akan lebih berkurang beban pikiran. Beruntungnya, semua bisa datang. Bang Iban sedang di Jakarta, biasanya di Bandung. Bang Ferari, biasanya sibuk kerja, malam itu dia pulang cepat. Bang Endo yang sibuk menggemukkan diri juga ikut. Aku cerita panjang tentang yang aku alami dan mungkin mereka pusing tentang segala deramak keluargaku yang tak kunjung usai. Mereka menyarankan kalau saat ini aku harus fokus ke kesehatan ibu. Abaikan segala macam deramak lain. Baiklah....

Makasih ya abang-Abang Payung... Bang Iban, Bang Ferari, Bang Endo :) :) :) Laffttt dehhh! Makasih supportnya juga untuk Kak Eceul yang lagi di Finland, Kak Sasa yang suka ngingetin, sama Kak Sao yang di Jogja.... Tetep ya kalian selalu kurindukan! Walaupun udah sibuk sendiri-sendiri, tapi kalian tetap menjadi bagian hidupku.... :'')

Perlukah kubikin deramak lagi biar kita kumpul2 lagi? Hahaha... Enggak ding, kita jalani aja kehidupan ini dengan selalu berusaha untuk bahagiain diri sendiri. Walaupun hidup itu ternyata berlika-liku. Dan mungkin ini alasan Tuhan kita tetap bertahan di kehidupan saat ini. Terima kasih banyak.... Tetap menjadi kakak-kakak panutanque ya Payung Syantiek.... Tetap jadi diri sendiri dan humble.... Kubahagia bisa mengenal kalian semua.... Kadang kekocakan dan keseriusan pun menjadi satu kemasan yang membuat kita bahagia. Perlu ada orang-orang seperti kalian di dunia ini... Agar hidup tetap berwarna....


Dari Instagram Bang Ferari





Dari Instagram Bang Ferari tapi kumodifikasi :)





Dari Instagram Bang Ferari





Video Payung Berlayar Bersama KIJP Sebelum Banyak Deramak!





Video Payung Usai Berlayar KIJP


Senin, 25 November 2019

Tentang Ibu!

Kau bilang, kau baik-baik saja. Tapi sebenarnya, kau tak sedang baik-baik saja!
Kau bilang, kau tak sedih. Tapi, diam-diam kau menangis!
Kau bilang, kau kuat. Tapi, kau sebenarnya rapuh!
Kau bilang, kau bahagia. Tapi, kau menyembunyikan banyak hal di balik senyummu!

Maafkan aku! Terlalu banyak hal yang kau pikirkan. Kau selalu menyembunyikan sedihmu, sakitmu, dan rasa kecewamu! Maafkan aku telah egois menganggap semua baik-baik saja. Maafkan aku, Ibu!


Minggu, 24 November 2019

Rinduku Untukmu, Pak!

Dear Bapak,
Untukmu yang selalu kurindukan!

Apa kabar? Kuharap kau selalu baik-baik saja. Aku merindukanmu, Pak! Bolehkah kubertemu lagi denganmu? Aku ingin bercerita tentang banyak hal.

Pak, sekarang aku sudah bisa cari uang sendiri, sudah mandiri, sudah tak menggantungkan diri ke siapa pun lagi. Ya, anakmu sudah bisa hidup sendiri dan membantu ibu. Apa kau kangen ibu, Pak? Sudah hampir 5 tahun semenjak kepergianmu, banyak sekali kejadian-kejadian yang harus kami lalui dan aku belajar banyak hal. Pak, apa kau bahagia melihatku sekarang? Atau mungkin kau sedang kecewa? Aku sedang berusaha sebaik mungkin untuk ibu. Tapi mungkin memang masih banyak kekurangan. Maafkah aku.

Pak, aku bingung mau memulai dari mana. Saat ini aku merasa sedih. Aku merasa begitu rapuh. Kadang aku berpikir, apakah benar jalan hidup ini begitu sangat sulit? Aku tak tahu....

Pak, bolehkah aku sedikit cerita tentang ibu? Hari ini aku baru mendengar kabar tentang ibu. Rambutnya rontok, benar-benar botak. Aku menangis saat itu juga. Aku tak tahu tentang apa yang terjadi. Katanya sudah 2 minggu ini rambutnya rontok parah. Dan tak ada seorang pun yang berani mengatakannya kepadaku, bahkan adik-adikku. Apakah keberadaanku yang jauh dari keluarga membuat aku harus terlambat mendapat kabar apa pun? Kuharap tidak! Ini hanya menyoal kondisi dan keberadaan. Kuharap mereka tak menganggapku sebagai anak kecil lagi. Semoga ibu baik-baik saja!

Pak, kadang aku ingin menyerah saja, tapi aku tak bisa. Kadang aku merasa gagal menjadi anak pertama, menggantikanmu menjadi tulang punggung keluarga. Apa kau akan marah padaku? Apa kau akan memukulku dengan sandal seperti saat aku turun peringkat di sekolah dasar dulu? Maafkah aku!

Pak, kadang aku mempertanyakan pada hidup ini, mengapa aku memiliki ayah tiri, seseorang yang bukan siapa-siapa, tapi masuk dalam kehidupanku, membuat begitu banyak masalah yang harus mau tak mau aku yang menyelesaikannya. Pak, sampai kapankah semua masalah itu usai dan kami bisa hidup lebih baik lagi? Sebenarnya apa rencana Tuhan saat ini, Pak? Maafkah aku akhir-akhir ini aku suka mengeluh! Aku sedang lelah....

Pak, ingatkan aku untuk selalu mendoakanmu. Ingatkan aku semoga aku kuat menjalani ini semua. Aku akan selalu menjaga ibu. Maafkan aku!

Semoga kau baik-baik di sisi Allah. Maafkan aku yang banyak salah sehingga mempersulit dirimu. Sampai bertemu lagi, Pak!

Dariku, yang selalu merindukanmu!
Love you, Pak!

Sabtu, 16 November 2019

Tentang Prioritas

Banyak hal yang harus dipikirkan dan harus dilakukan kali ini. Ada hal prioritas untuk diri sendiri dan hal prioritas untuk orang lain. Kalau kata teman saya, "Sebelum bahagiain orang lain, kita harus bahagia terlebih dahulu." Ya, benar! Jadi saya harus membuat prioritas untuk diri sendiri dan orang lain.

Memulai kembali menentukan mimpi-mimpi ke depan. Rasanya seperti dejavu. Apa yang saya lakukan dahulu rasanya terulang kembali. Saat impian begitu kuat dan keyakinan hati sehingga takdir saya seperti saat ini. Apakah saya harus mengubahnya lagi? Sepertinya memang sudah saatnya saya harus memulai hal baru. Hal yang mengharuskan saya melangkah lebih jauh dari titik saat ini. Saya akan berjuang lebih lagi!