Selasa, 22 Juli 2014

Fajar's Birthday and My Birthday

"Happy birthday Fajar!"

Tepat tanggal 21 Juli, kukatakan kalimat itu padamu. Semua serba kebetulan. Aku pulang malam, namun lebih awal dari biasanya. Jalanan macet dan aku putuskan untuk jalan kaki saja dari jalan Wijaya ke Pancoran. Hati kecilku berkata lain. Aku harus mampir ke Mampang dan mengunjungi sebuah rumah yang lama tak bertemu lagi sejak awal tahun 2011. Daerah yang pernah menjadi saksi hidup, jalanan ke arah gang, warung makan kiri jalan, kios pulsa seberang jalan, tukang ojek di pertigaan, tetap sama.

Aku hanya berjalan mengikuti kata hati. Keyakinanku bertambah dan aku harus pergi ke sana. Aku mencoba mengikuti kata hati. Ya benar, pemandangan lorong itu masih sama, benar-benar seperti tiga tahun lalu.

Ah, Fajar, kau pasti sudah tumbuh besar sekarang. Tiga tahun lalu kita bertemu secara kebetulan dan benar-benar kebetulan. Di rumah ibu kos, yang ternyata ibu kos aku adalah tantemu. Kita bercerita dan sebuah kebetulan, ternyata kita memiliki kesamaan: menghirup udara di dunia pertama kali pada tanggal, bulan, bahkan tahun yang sama. Hanya beberapa jam saja perbedaannya. Pertama aku cukup heran dan merasa hal yang kebetulan itu sebuah hal yang istimewa.

Hari ini, kata hatiku tak berbohong. Kutemukan lagi halaman rumah berkeramik merah itu masih tetap seperti dulu, pertama kali aku mengunjunginya. Benar, daya ingatku ternyata masih kuat untuk hal istimewa versiku seperti ini.

Aku terlalu cengeng ketika mendengar suaramu lagi. Ada rasa haru, tak menyangka aku akan kembali berkomunikasi denganmu setelah tiga tahun lamanya. Semua serba kebetulan dan tepat 21 Juli kita merayakan hari itu bersama-sama. Terima kasih kawan! Aku masih tak percaya, kita telah merayakan harimu, hariku, hari kita.
"Happy birthday Fajar!"

Kau tertawa dan masih juga tak menyangka, tahun ini kita sama-sama tak menyangka. Lagi-lagi kebetulan.  Thank you!
#Fajar'sBirthday

Kamis, 17 Juli 2014

Biola dan Kamera

Target tahun ini adalah punya biola dan belajar biolaaaa. >.< harus punya target.

Well, walau saya belum tertarik dengan gadget, yaaa saya masih punya waktu untuk menikmatinya nanti. Itu bukan prioritas utama. Well, saya masih belum pengen yang ribet ribet walau kata temen2 itu bukan mau atau nggak mau tapi menyoal kebutuhan. Nah, saya belum butuh hape canggih atau yang keren2 kayak hape saat ini. hahhaha. ya walau tak memungkiri suatu hari nanti saya pasti tertarik juga. tapi untuk saat ini saya belum pengen.

Saya malah kejar target untuk punya biola atau kamera. hahahha. walau itu nggak prioritas sih, tapi itu memiliki keistimewaan tersendiri daripada gadget yang semakin hari semakin canggih. >.< hahahha yaaaaaaa, saya masih punya taget untuk punya BIOLA ATAU KAMERA di tahun 2014 ini. :) Ahhh, aku pengen punyaaaaaaaa itu. well saya harus semangattt kerjaaaa!!!! Tak mungkin aku minta orang tuaaaaa. >.< Harus cari uang sendiriiii. >.<

Rabu, 16 Juli 2014

About Biola

Sore tadi di sebuah bus kota.

Seperti biasa, suasana macet Jakarta sudah tak bisa lagi dipungkiri. Sesekali pengamen datang berombongan di setiap pemberhentian. Aku hanya mengamati, itu cukup.

Lantas, dua orang pemuda menggantikan posisi ibu dengan dua orang anak kecilnya. Masih di pemberhentian jalanan Mampang - Duren Tiga. Satu orang memegang gitar *kalau nggak salah  dan yang satunya memegang biola. Entah, pemandangan itu tak luput dari penglihatanku.

Mulailah pengamen itu menunjukkan bakat bermain musiknya. Biola pun mulai digesek. Entah berapa kali saya tertegun. Lagi-lagi memperhatikan hingga detik terakhir biola itu digesek. Lalu, si pemuda tadi berjalan menyusuri sela-sela kursi kami. Sebuah dialog muncul terencana.
"Bang, latihan di mana main biola?"
"Itu dari temen saya. Diajarin sama temen."
"Oh, belajar otodidak rupanya. Keren!"
"Iyaa, belajar dari temen."

Lantas saya melanjutkan menikmati perjalanan.
‪#‎BahagiaItuSederhana‬ ‪#‎Biola‬ ‪#‎Journey‬

Selasa, 15 Juli 2014

Galeri Indonesia Kaya

Berjalan seperti biasa dan berjalan masing-masing. Ini yang terbaik untukku dan untuk kakak. :)

Well, kemarin aku nonton Legenda Pulau Komodo, drama musikal di GIK (Galeri Indonesia Kaya). Tempatnya bener-bener Indonesia bangettt. Bisa main musil tradisional lhooo. :) Lokasinya ada di Grand Indonesia lantai 8. Kalau dari Pancoran bisa naik 640 jurusan tanah abang, turun di bundaran HI. Jalan deh ke Grand Indonesia. :) Naik lift dari lantai G. Lift-nya deket sama Starbuck. :) :) :)

selamat mencoba!!!!

Minggu, 13 Juli 2014

Cuek Tak Salah!

Semua berjalan baik-baik saja. Aku merindukan diriku yang dulu, yang mungkin lebih tangguh dari saat ini. Ahhh, aku kangen naik sepeda lagi. Aku kangen pulang malam sendirian dan teriak-teriak di jalanan. Ahhh, aku merindukan diri aku yang dulu. Diri yang mungkin terlalu cuek sama sekitar.

Ahhh, sudahlah. Aku tak mau berdebat lagi dengan kakakku atau mempersoalkan banyak hal tentangnya. Saat ini cukup jaga jarak. Aku tahu, pilihan itu pasti sulit, tapi itu yang terbaik. Aku yakin, kakak juga nggak mau menyiksa diri dan apalagi membuat aku semakin di posisi yang sulit. Itu yang terbaik untuk aku dan dia. Kupikir begitu.

Cukup aku yang merasakan dan tak ada lagi yang lain-lain lagi. Cukup itu saja. Ahhh, aku menikmati perjalanan ini. Sangat. Kupikir satu hal yang aku harapkan: Kakak, jadilah anggota yang baik. Jangan seperti mantan pengurus yang dulu-dulu. >.< Please. Mungkin itu sulit, mungkin aku juga lum tahu apa yang akan aku lakukan kalau aku di posisi orang-orang tersebut.

Maaf yaaa. aku mau jadi orang yang cuek sajaaaa. >.< *pindah golongan darah jadi B aja. >.<

Kamis, 03 Juli 2014

Save OurSelf!

Katanya, dunia kerja kejam!!!!

Memang kejam sih hidup ini. apalagi di Jakarta. Harus mampu berkompetisi. Ehh, nggak cuma di jakarta sih, tapi di mana pun itu, harus bisa save ourself!

Buku "Andai Jokowi Jadi Presiden"


Inilah foto yang kudapatkan saat berjuang memberikan buku. 

#Pak Jokowi - Diskusi Entrepreneurship bersama Chairul Tanjung.



Buku ini kami tulis untuk Pak Jokowi jauh-jauh hari sebelum Pak Jokowi nyalon presiden.

Saya ingat, seorang bapak membantu saya ketika saya ingin memberikan buku ini kepada Pak Jokowi. Bapak itu memberikan jalan kepada saya dari ribuan orang yang berjubel-jubel mengiringi Pak Jokowi sebelum masuk mobil.

Saya teriak, "Pak Jokowi, tunggu Pak, saya mau kasih buku ini kepada Bapak!"
Lantas Bapak tersebut bantu teriak juga kepada Pak Jokowi hingga akhirnya Pak Jokowi pun melihat saya dan bersedia menerima buku ini dari tangan saya langsung. *senangnyaa. >.<
Saya kembali teriak, "Pak, saya mau foto Bapak sama bukunya." Namun karena banyak orang yang berdesakan, saya tak sempat foto Pak Jokowi dengan buku tersebut.
Bapak yang tak saya kenal tersebut mencoba membantu saya, tapi tetap tak bisa mendapatkan foto Pak Jokowi dengan buku itu. Alhasil, bapak itu berkata, "Sudah, tak apa-apa. Jangan difoto, mungkin Pak Jokowi nggak mau kalau bisa bermasalah dengan politiknya." Saya pun membenarkan. Apalagi saat itu, Pak Jokowi masih baru-barunya jadi gubernur DKI. Terus foto sama buku yang judulnya "Andai Jokowi Jadi Presiden"? Benar juga sih, takutnya malah merusak tanggung jawab yang beliau emban. >.<

Terakhir yang saya ingat, Pak Jokowi berkata, "Iya, bukunya saya terima." Lalu melihat sampulnya sekilas dan memasukkannya dalam file dokumen. Kembali lagi menyapa masyarakat yang datang sambil melontarkan guyonan ringan ala Pak Jokowi, "Siapa lagi yang mau kasih? Kasihnya uang aja ya," sambil tertawa dan disambut tertawa orang yang menyaksikannya lagi.

Tak menyangka, 2014 ini benar-benar terwujud. Kalau nanti Pak Jokowi terpilih jadi presiden, mungkin judul bukunya jadi "Jokowi Presiden RI". >.<
#JustWrite
:)