Rabu, 25 Juni 2014

Rediphi, Please Keep Spirit!

16 Oktober 2012

“Setiap sesuatu itu pasti akan sampai saatnya ‘aus’ dan terbuang! Tapi tak untuk mimpi-mimpiku dan karya-karyaku”
Mungkin kalimat itulah yang paling tepat untukku saat ini. Apa yang akan kau lakukan jika posisimu terlalu sulit? Kau punya mimpi besar untuk menjadi penulis, tapi kau tak punya sarana untuk menyalurkan bakatmu itu? Kau tak punya laptop atau komputer untuk mengetik, sedangkan naskah tulisan tanganmu tak laku di meja redaktur! Semua harus serba ketikan dan kirim email. Kadangkala diri ini ragu apakah bisa mencapai mimpi-mimpi itu?
***
Sepertinya baru kemarin kugunakan computer kesayanganku itu. Semalam baru saja ku-update status di facebook tentang luapan hatiku. Beberapa hari ini kudibuatnya tak bisa berpikir sehat lagi. Naskah-naskah yang telah kukumpulkan selama beberapa bulan ini harus tinggal kenangan. Virus yang telah bersarang di memori laptopku itu telah mengganggu segalanya. Sudah berulang-ulang kuhapus, tapi tetap saja ada. Aku frustasi akan hal itu. Deadline tugas dan info nulis pun semakin menjamur. Namun, aku tak bisa melakukan apa-apa, hanya duduk ternganga berdiam diri menatap layar laptop yang telah lenyap entah ke mana.

“Ah, aku benar-benar tak bisa berpikir jernih lagi! Puluhan naskahku harus lenyap tak ada satu pun yang tersisa. Maafkan aku!”

Kamis, 12 Juni 2014

Pengangguran!

... dan beginilah jadi pengangguran. Tiduran di kamar kos, bangun siang, nggak ada yang dilakukan. :(

I don't like this situation. >.<
Makanya harus cari kerja, kalau nggak ya ngapain kek. Nulis aja mending, kirim ke media, tunggu terus dapat honor. Lumayan buat makan di daerah rantauan. >.< ayooo semangatttttt >.<

Antara Realita dan Ambisi

Dear Day,

Hari ini tanggal 11 Juni 2014. Aku sudah kirim surat lamaran pekerjaanku pertama kalinya ke sebuah penerbit. Ya, semoga ada jalan, kalaupun aku tak diterima, aku masih punya jalan lain. Aku menyukai dunia menulis, tapi tak harus aku jadi burung yang bisa terbang bukan? Aku menyukai dan menikmati setiap langkahku dan itu adalah pilihan. Mungkin, tanpa pilihan, aku tak akan bisa melangkah lebih jauh lagi. :) :) Love you so much! Biarkan aku mencintai sesuatu yang aku yakini. :)

Inilah hidup, penuh tantangan dan aku menyukai setiap tantangannya. :) Aku telah memilih realita dan itu untuk sebuah ambisi. :)

Inilah hidup!

Lovely,

Me

Masa Depan adalah Misteri!

Ahhh, masa depan adalah misteri! Mungkin langkah ini adalah terbaik untuk setiap orang. Tuhan punya jalan sendiri. Kita hanya perantara. Kadangkala kita merasa benar sendiri, tapi sebenarnya ada hal lain yang lebih bagus. Itulah pentingnya diskusi. Di dalam sebuah diskusi, kau perlu membuka mata dan membuka pikiran bahwa langkah yang kau tempuh belum tentu benar. Mungkin baik untukmu, tapi belum tentu baik untuk orang lain.

Kita tak boleh egois dan memaksakan kehendak. Itu tak bisa kau lakukan kalau kau kerja dalam tim. Itu yang menarik! Pengalaman dan jam terbang yang tinggilah yang akan menerpamu jadi baja besi yang bermata berlian. Kau akan istimewa tepat pada waktunya. Belajarlah dari kesalahan, kau akan menjadi seseorang baru yang peka dan jadilah dirimu sendiri, bukan diri orang lain yang membuat kau tak nyaman. Lingkunganmu adalah wadahmu untuk berkembang. :) :) semangattt!!!!

Aku juga belajar u/ gak egois. Thanks udah gak milih aku di manajemen kemarin. Sejak habis rapat kemarin aku udah ikhlas gak jadi manajemen. Walau sebelumnya nyesek sih, tapi aku mikir, gak perlu jadi burung untuk bisa terbang, jadi semut yang kecil pun bisa juga terbang nyelip di tubuh burung itu. Ya, Intinya jadi pengurus memang harus tahu para anggota.

Aku juga sempat nyesel kenapa gak pilih R, dan ternyata ada hikmahnya. R bisa di manajemen, dan semoga bisa ningkatin kemampuannya. Ya, itu aku blajar buat gak jadi orang yang egois. kebebasan kita dibatasi oleh kebebasan orang lain. Dan semoga apa pun keputusan bersama adalah jalan yang terbaik.

Aku belajar banyak dari itu. Pasti ada hikmahnya juga pada kasus Q. Dan aku udah meyakininya. :))

Rabu, 11 Juni 2014

Job Seeker

Hari Selasa, sore-sore kita main bareng. Makan di tempat Mas Doel. Hahaha. Ohhh, aku baru sadar, aku manggil Mas Doel itu Bang Doel. hihihihi. Makanya, kakak bilang dia kan orang Jawa kenapa manggil bang? Mas tahu!!! Hahahhaa. Baru ngeh kakakkkk. >.<

Well, terus yaa semoga ini adalah langkah awal. Aku harus kerja yang lebih baik lagi. :) Semoga tawaran untuk kerja yang di kantor Kak Radin, bisaaaa. Aamiin. Pengen bangettt ambilll yang ituuu. Ya, lagi-lagi harus ada yang dikorbankan. Mungkin itu yang terbaik. :)

Semangatttttt!!!!! Kakak juga harus Semangattttttt!!!!

WeAllinTen

Hari Senin kemarin nggak ketemu sama kakak, cuma sms aja. >.< Seharian di kampus dan ada exhibition KKN SSE 2010. Hihihi. Seneng bangettt bisa kumpul anak-anak FoE semuaaaa. Walau ada beberapa yang nggak ada, tapi menyenangkan.

Terus, ada foto bareng, ya pokoknya kekeluargaan SSE yang dulu muncul lagi deh. Kita nge-dance bareng sama temen-temen yang dipimpin oleh Emoy n Budi Trisna. Hahaha. Pokoknya happy nggak ada beban. Yaaa, seperti biasa, Ulpan Eli bikin ulah dan usil lagi. -_-'' Aduh, aku sudah biasa saja sama si P, tapi ya gitu deh, mereka membuat masa lalu itu muncul lagi. pokoknya bikin bete'.

Setelah proses pencarian, menemukan tulisanku yang ini...

"Kadang orang lain menganggap hal ini sebagai "sampah", tapi tidak bagiku. "Suatu saat kau pasti akan membuangnya..." kata seseorang. Ya aku tahu, selama aku masih bisa menjaganya dengan sebaik-baiknya pasti tetap aku jaga karena semua ini adalah sebuah perjuangan panjang yang bermakna untukku." 24 Mei 2012

Aku masih ingat, ini kata-kata seseorang padaku ketika pulang melewati lorong bersama teman-teman.
"Suatu saat kau pasti akan membuangnya..."

Dulu aku hanya diam dan yakin bahwa aku akan menyimpannya lebih lama, tapi ada saatnya aku membenarkan kata-kata itu. Ya, aku membuang karya-karya kami di kampus. Miniatur monas yang kami buat seharian, bangun-bangun ruang waktu mata kuliah geometri, poster jendela LD2S, dan banyak lainnya yang pada akhirnya telah aku buang. Bukan kubuang karena tak menghargai hasil kerja keras, bukan itu. Mungkin, andaikan aku punya ruangan tersendiri pasti akan kubuat museum untuk barang-barang penuh perjuangan itu. Sayangnya, lagi-lagi pilihan. Kadang kita harus merelakan segalanya pergi karena semua itu tak abadi.

Aku tahu betul bagaimana rasanya memperjuangkan dan bekerja sama dengan tim untuk membuat hasil karya. Itulah alasan mengapa aku begitu sulit untuk merelakan hasil kerja keras dibuang begitu saja. Dan akan ada saatnya, kau mengerti itu semua.

#ForSomeone #Smile

Senin, 09 Juni 2014

Exhibition Day

The Great Day...

Hari ini menyenangkan. :) Berkumpul kembali satu angkatan 2010. :) menyenangkan!!!

Well, aku akan membuat sebuah sejarah, dimana hal yang biasa jadi luar biasa. >.< ahhh aku sudah capek ahhhh. Bener-bener capek menikmati semua hal itu!!!

Rapuh - Agnes Monica

"... sebab kusayang dia, sebab kukasihi dia, sebab kutak rela tak s'lalu bersama, kurapuh tanpa dia seperti kehilangan harap..." - "Rapuh" - Agnes Monica.

Entah mengapa? Tak ada alasan yang jelas. Aku begitu suka lagu itu. Lagu yang membuat aku selalu berpikir.... Ketakutanku untuk tak lagi bersamanya. Entahlah, rasa takut kehilanganku terlalu tinggi. Aku benar-benar tak ingin... kehilangan dia.

Ahhh, tapi tak apalah. Aku puas bisa menyanyikan lagu ini di tempat latihan kemarin. Aku tak tahu, rasanya plong aja... >.< Gajeee kan ya??? Iyaa memang gajeee bangetttt. Tiba-tiba dia menyapaku, lalu bertanya, "Udah mantab?"
Aku cuma menghela napas panjang, menunjukkan aku berjuang untuk pilihanku. "Aku akan berjuang di engibu!" ucapku mantab. Aku tersenyum, dia menepuk bahuku. Entah kenapa, itu jadi semangat aku.

Sesi pertama adalah untuk semangat dan pronunciation test. Kami satu per satu menyebutkan motto klub kami. Dengan lantang, kusebut motto itu, walau di tengah-tengah sedikit kepleset. Aku sangat deg-degan. >.< Ini tidak mudah, ujian! Sangat nervous. :( Tapi akhirnya legaaaaa!!!! Well done!

Sesi kedua, ada tes nyanyi. Ini dia yang aku dari dulu nggak pede. >.< tapi coba coba dayoo!!! Well, kami melingkar dan tibalah giliranku. Sebelah kanan dan kiriku orangnya jago-jago nyanyi. >.< Iyaaa, Vina dan Hikma. Huhuhu, ,makin nervous deh akunyaaa. >.< Well, aku maju dan tarik napas, sebelumnya ada pilihan lagu, Kieyuku mono e, atau Rapuh, yaaaa tiba-tiba mulut aku udah ngucapin lagu Rapuh, Agnes Monica... >.< Jiahhh, aku nggak tahuuu. Tiba-tiba aja aku nyanyi. Plongggggg bangetttt. entahlah, rasanya plonggggg!!!!

Aku nyanyi pake hati bangetttt, penuh perjuangannnn, dan rasanya sih menghayati bangetttt. Walau nggak tahu, kayaknya lagunya jadi nggak jelas gitu, wkwkkwkwkwk kalau aku yang nyanyi, tapi aku udah berusaha!!!! Well, begitulahhh.

Terus nih, tes terakhir adalah, akting!!! Aku nggak malu-malu lagi buat akting kocaklah, akting nggak jelaslah. hahahha. Menurunkan pamor aja ya sudahlah... hahahha. Yang penting udah berusahaaaa!!!! Yeyyyy!!!! Begitulah! Menyenangkan bukan??? Yaaa, setidaknya sudah aku perjuangkan mati-matian. Hahahha.

Masuk menjadi engibu bukanlah pilihan, tapi keharusan. Bukan mauku ingin akting di panggung dengan wah nya, tapi ada hal lain yang lebih dari itu. Pastilah, kalau aku diterima di engibu nanti, aku pasti lakuin dengan sebaik-baiknya. Ya, walau nggak jadi Manajemen, tugas sebagai pengurus ya mengurus. Terlebih lagi mengurus anggota yang di engibu. Pasti berat dan nggak cukup kalau cuma satu atau dua orang saja yang handle. Ya, semoga aku bisa berperan di sana.

Aku belajar dari kakakku. Pertama aku mendengar kalau dia nggak melanjutkan kepengurusan, aku begitu sedih. Bahkan rasa tak rela pastilah ada. Ya mau gimana lagi? Itu pilihannya. mendengar alasan-alasannya, ternyata benar juga. Ahhh, kakak!!!! Terima kasih telah mengajarkan banyak hal. Aku jadi orang yang semakin kuat.

Ini adalah pilihan terbaik! Aku mencoba hal baru lagi dan tak boleh gagal lagi. Kakak, terima kasih. Aku menyanyikan lagu itu buat kakak dan aku puasss!!!! Walau kakak tak pernah tahu lagu itu sebenarnya buat kakak, tapi aku yakin kakak mengerti perjuanganku. Maaf ya, suara aku belum masuk standar, ya tapi lumayanlah. ^_^

Hahaha, malam minggu kelabu yaaa??? Yaaa kayak yang dibilang Mas Bejo sama Mas Trisno. Hahaha. Ya iyalah, orang atap warung mas Dul warnanya kelabu. >.< Ya jadinya malam minggu kelabu deh. Hahhaa Nongkrong di warung Mas Dul, bukan mas Aris yaaa. Hahahha. Parah deh. >.< Huhuhu. Ya, have fun!

#ForU #MyKakak #Kakak, yang tak diketahui identitasnya :) Hahahha
Nanyikan sebuah lagu berjudul "Rapuh" - Agnes Monica sekali aja buatku, Kak! Please!!! >.< I want to hear your voice for this song!

Minggu, 08 Juni 2014

They are Great!

Ahhh, aku menyukai peran jadi 'merak'. Walaupun hanya pemeran kecil, tapi itu adalah peran yang menyenangkan dan aku menikmatinya. Tim Tengoku yang bener-bener bantu aku buat berkembang. Ahhh, aku bener-bener menyukai peran itu >.<

Aku sangat berterima kasih pada Pak Ketu, Redi. yang ngajarin pernapasan waktu nyanyi, terus pemenggalan napas, lupa istilahnya apa. >.< Terus yang selalu menyemangati kalau aku bisa nyanyi... >.<
Terus terima kasih bangettt buat Ibu Sekretaris, Tika, yang ngajarin suara merdu dan nyanyi yang bener itu gimana gitu. >.< huhuhu, makasihhh yaaaaaaa. Kapan yaaa suara aku bisa semerdu suara kamu?? bulet bangettt. OOOO >.< *mimpi yaaa nggak ketinggian kan ya? *plakkk digampar banyak orang.
Then, Thanks to Kak Tres. >.< Yang selalu ngiringi pake gitar waktu latihan. Terus yang selalu maksa aku buat buka mulut, latihan do-re-mi, sampe malem-malem, nginep di JCC buat latihan nanyi. Ahhh, Kak Tressss, thanks yaaaaa. Yaaa, makasih ucapannya, kalau suara aku sudah 'lumayan' daripada yang dulu-dulu. Wkwkwkwk. Lumayanlah bisa ikut nyanyi walau di kamar mandi dan kamar kos. Yaaaa, lebih baiklah, telinga aku nggak rusak-rusak amat kalau dengerin suara sendiri nyanyi. >.< hahhaha
Well, Tim Tengoku, El, Disa, Usli, Dea, Fitri, yang selalu semangatttttt latihannnn. Akhirnya, kita tampil di Jepangggg jugaaa yaaa. >.< Terharuuuu. Nangis guling-guling. Ahhhh, penuh perjuangannnnn. >.<

Yaaa, itulah yang membuat aku tambah semangattt lagiii. Makasih semua udah kasih semangatttt buat aku. >.< Love you so much. >.<

Be Yourself

Untuk bisa terbang, tak harus jadi burung garuda yang gagah di angkasa. Kau bisa jadi semut. Walaupun kecil, kau bisa menyelinap di tubuh burung garuda, mengikutinya terbang di angkasa. Tidak menyoal kau ingin melakukan apa, tapi menyoal bagaimana kau harus melakukan sesuatu.

‪#‎Thanks‬ kak Jejen, udah sharing :)

Kamis, 05 Juni 2014

Celoteh Si Penggorengan

Lampu-lampu jalan redup. Suasana gang pun sunyi. Sesekali suara celotehan penggorengan. Butiran nasi bertengkar dengan para lalapan ditambah serangan saus sambal, para kumpulan bawang, dan serangan si profesor asin. Serbuan para serdadu hitam bernama kecap pun turut berduka. Kepulan asap begitu egois, menari-nari di atas pertempuran. Aih, ada yang kurang?

https://www.facebook.com/cantikadiptra/posts/10200947475247368?comment_id=10200951035376369&offset=0&total_comments=2&notif_t=feed_comment

Rabu, 04 Juni 2014

Untuk Bisa Terbang, Tak Harus Jadi Burung

Kadangkala tak semua pilihan sesuai dengan pilihan kita. Kadang ada hal yang tak mungkin jadi milik kita seutuhnya. Hari ini aku belajar, belajar untuk jadi diri sendiri. Belajar untuk menerima keputusan banyak orang, belajar untuk menjaga kepercayaan orang lain, belajar untuk tidak egois, belajar untuk memahami orang lain, belajar untuk memperbaiki diri, dan belajar semua hal.

Aku sengaja diam, bukan berarti aku kalah. Aku memutuskan untuk tidak menjadi orang yang egois, orang yang kaku, orang yang tak mau tahu orang lain, dan yang pasti menjadi diri sendiri. Untuk bisa terbang, tak harus menjadi burung bukan? Tak harus punya sayap. Kita bisa menjadi kutu dan menyelinap di badan burung! Well, intinya tak harus menjadi sesuatu itu untuk mengetahui semua tentang hal itu. Bukan janji-janji manis yang dibutuhkan dalam dunia kerja Guys! Tapi bukti!

Well, apa pun yang menjadi pilihan bersama, itulah yang terbaik untukku. Aku tak akan menyia-nyiakannya. Aku tak mau jadi orang lain yang egois seperti yang sudah pernah ada. Aku Dian, bukan yang lain! Salah kalau aku harus menyerah untuk menjadi seseorang yang serba tahu. Aku belajar itu!

Kita buktikan saja kelanjutannya. :) :) :) Aku bisa melakukan hal yang kau lakukan, tapi belum tentu kau bisa melakukan hal yang aku lakukan. Mungkin itu poin plus dari sebuah kesepakatan. Well, Aku ikhlas menghadapi semuanya. Good Luck!

Selasa, 03 Juni 2014

Hello! Move on!

Ahhh, hari ini aku dipermainkan pada sebuah keyword! Sebuah blog yang menurut si pemilik, dia suka menulis kisahnya. Saking aku kepo, aku cari-cari, tapi nihil. Aku merasa dipermainkan! Itu salahku sih, aku terlalu kepo dan terlalu ingin tahu tentang tulisannya.

Ahh, lagi-lagi aku kepo! Cukup sudah! Aku tak mau itu terjadi lagi dan lagi! Berjam-jam aku cuma nyari blog tak bernama itu, tak beridentitas, dan tak ber-keyword! Cukuplah sudah, move on!

You are Great

Hari ini aku ingin bercerita tentang seseorang yang kukenal sebagai seorang kakak. Ya, dia kakak yang benar-benar gilaaaa! Why? Coba bayangkan saja, dia begitu keras kepala. Ahh, benar-benar keras kepala!

Waktu KKN di Citayam, dia janji padaku, dia akan datang di hari Minggu. Entahlah, tanggal berapa. Yang pasti hari terakhir saat ada games dan lomba belut. Mungkin bisa dikatakan seperti hari terakhir postingan aku sebelumnya. Ya, cerita waktu aku ketinggalan kereta buat nyari sumpit!

Well, hari itu adalah hari Minggu. Memang sudah lama, dia ingin ikut dan melihat tempat KKN aku. Ya, apa boleh buat, dengan senang hati, aku mengizinkannya. Ya, pastilah aku sangat senang, kakak aku mau melihat adiknya KKN, di desa orang! Sontak aku bahagia bercampur haru. Ini bukan lebay, atau paksaan untuk lebay, tapi ini memang yang aku rasakan sebelumnya.

Oke, pagi-pagi aku ke pasar Citayam untuk nyari belut. Ya, aku suka masuk pasar itu. Tempatnya bagus dan tertata, walaupun di luarnya tercium bau tak sedap. *sampah. Tapi bener lho, kalau udah nyampe dalem pasar, pasti seneng, sayuran hijau dan buah yang segar. Maklum, tempatnya desa jadi apa-apa seger kayaknya. Itu hepotesisku aja.

Aku sms kakakku itu, dia sepertinya belum bangun. Ya sudah, biar dulu, dia mungkin kecapekan. Aku pun sabar menunggu kabarnya. Dia mau datang hari ini.

Beberapa menit kemudian, smsm balasan datang. Ya, itu dari kakakku. Dia mengabarkan bahwa dia tak bisa datang sebab matanya sakit. Aku pun cukup sedih dan berharap kakak cepat sembuh, lalu bisa menikmati KKN terakhirku. Aku masih mengharapkan dia datang, ya mungkin itu salahku. Aku tak mau tahu kalau kakakku itu sedang sakit. Mungkin itulah ketidakpekaanku padanya. Maafkan aku Kak!

Well, kami melanjutkan sms, dengan berat hati aku mengizinkan dia untuk tidak datang. Dalam hatiku masih saja aku mengharapkan kedatangannya. Bener-bener adik yang kurang peka!

Akhirnya, entah apa alasannya, yang pasti, kakakku itu nekad untuk datang. Jam sudah menunjukkan pukul 11 dan acara tinggal sebentar lagi. Dia masih di Kalibata! Aku harap-harap cemas menunggu kedatangannya. Benar-benar menunggu. Lomba berakhir dengan meriah, ya cukup meriah! Hatiku mengatakan itu, sebeb ada seseorang yang masih kunanti kedatangannya. Ya, begitulah. Beberapa kali aku melihat handphone, tapi tak ada sms. Aku telpon dia, dia mengatakan akan datang! Antara percaya dan nggak percaya, dia akan datang.

Usai games, kami pun kembali ke kontrakan. Beres-beres, hari terakhir. Aku menunggunya lagi dan lagi. Dia mengabarkan sudah di stasiun Citayam. Kuberi aba-aba untuk naik 111, angkot kecil jurusan Kampoeng Baru. Lama sekali aku menunggunya. Dia mengabarkan macet di daerah pasar. Dan dia memutuskan untuk jalan kaki. What? Itu jauh sekali. Lagi-lagi dia menanyakan di mana dia harus turun dari angkot, aku tetap keukeuh pada jawaban di Kampoeng Baru. *Padahal Kampoeng Baru itu luas. Maaf ya kak, aku bukan penunjuk jalan yang baik.

Hampir satu setengah jam, aku menunggu, tapi nggak ada kabar. Aku sengaja nggak makan siang bareng temen-temen, berharap kakak aku datang dan kami akan makan siang bersama. Sayangnya, sampai teman-temanku selesai dan menunggu angkot pun, kakakku tak muncul-muncul. Katanya, dia masih jalan kaki, entah berapa lama dia jalan kaki. Ahhh, kakak, itulah kakak! Kakak selalu saja memaksakan diri!!! Ahhh, aku mengkhawatirkan kakak. :’(

Well, teman aku mulailah naik angkot untuk pulang, aku masih menunggu kakakku akan benar-benar datang. Ya, benar sekali dari jauh, dia melambaikan tangan. Aku pun berlari kecil menghampirinya. Ya, dia marah! Dia marah karena aku tak menjadi penunjuk jalan yang baik! Aku tahu itu, spasialku buruk skali! Maafkan aku kak!

Temanku pulang, tinggal kami berdua. Aku memutuskan untuk ke kontrakan bersamanya. Panas, pasti kakak capek sekali. Tapi bukan kakakku kalau dia menyerah! Itu yang aku pelajari darinya. Ahhh, kakak yang tangguh!

Nasi di magic com masih banyak, tapi tak ada lauk. Akhirnya kuputuskan untuk makan bersama untuk siang ini. Ayam goreng masih ada, kami makan berdua. Sayangnya, nasi masih banyak pula. Kami pun memutuskan untuk pulang. Dia membawakan barangku yang super banyak. Dia capek, tapi bener-bener nekad, bantuin aku yang rempong. Dua ember, satu magic com dan yang pasti tas gede. Nunggu angkot lama, jadi kami memutuskan untuk jalan kaki. Di perbatasan, kami menemukan angkot kosong. Dia menyuruh aku untuk duduk di depan. Alasan utamanya, agar aku bisa tahu jalan. Tapi, kakak, aku nggak bisa membiarkan kakak sendirian di tempat duduk belakang. Akhirnya, aku memaksa untuk duduk di belakang bersama dia. Ahh, kakak, lagi-lagi maafkan aku. :’(

Angkot sore ini sesak sekali. Kami terjepit, tapi kami mencoba untuk kuat. Ahh, perjuangannya begitu benar-benar bisa kurasakan. L

Dia selalu bisa membawa suasana semangat. Kami naik kereta ke kalibata. Aku sengaja tak mau duduk kalau dia tak duduk. Alhasil, kami berdiri dari Stasiun Citayam hingga stasiun Kalibata. Aku menikmati bersamanya, semoga dia juga.

Aku menunggu di stasiun, dia ambil  Richardo. Lantas pulang ke kosanku. Aku pun mandi dan dia tetap menunggu hingga aku benar-benar siap untuk pergi ke JCC. Lama juga aku siap-siap. Maaf ya kak, merepotkanmu.

Nasi masih banyak, kami memutuskan untuk makan sore lagi, di langganan kami, warung pecel ayam mas aris. Sambel setan untukku dan sambel biasa untuknya. Dia paksa dirinya buat makan sambel. Aku tahu, itu akan menyakiti perutnya. Tapi dia tak mau nasi itu masih banyak. Ahhh, kakak, kenapa kakak begitu rela menyiksa diri?

Seharusnya kakak tak perlu melakukan itu. Nasi masih ada, kami pun sudah tak sanggup menghabiskan. Kami berikan ke mbak Iyem dan Pak Sabar. Keluarga baru kami di jakarta.


Ahhh, seharusnya kakak memikirkan masa depan kakak. Kakak nggak boleh terlalu memanjakan aku! Kakak harus menabung! Kakak nggak boleh terlalu baik padaku! Kakak nggak boleh menyiksa diri seperti yang kakak lakukan tempo hari. Kakak harus mikirin diri kakak juga!!! Kakak nggak boleh begitu terus! Aku sayang kakak! Sangat sayang! Aku ingin melihat kakak bahagia, bukan tersiksa! Kakak, berjanjilah padaku, kakak harus sukses!

Opportunely

2-3 Juni 2014, pada malam yang hampir pagi.

Malam ini seperti kebetulan. Pulang ngajar seperti biasa jalan kaki menelusuri jalanan Kalibata. Bukan karena apa, cuma sudah menjadi kebiasaan pulang ngajar pasti jalan kaki. Dan aku menyukai kebiasaanku itu. Di pertigaan Kalibata, tiba-tiba hati ingin singgah ke Seven Eleven Duren Tiga, tapi rasanya enggan juga ke sana. Kaki tetap melangkah ke mana pun hati ingini. Akhirnya, kuyakini inilah jalan yang terbaik. Aku menyeberang jalan dan mulai menikmati malam lagi. Jalanan Jakarta yang begitu menawan, ah, inilah hidupku, inilah sejarah hidupku.

Tiba di depan Seven Eleven Pancoran, entah apa yang membuat hati ini terketuk untuk membulatkan niat, "Oke! Masuk pintu!" Aku pun menyeberang jalan yang entah mengapa nggak begitu ramai. Kubuka pintu SEVEL itu, lantas mengamati sekeliling. Ah, sepertinya kosong! Ada sesuatu yang hilang dan tak kutemukan di sana. Aku mulai mencari satu hal: Mogu-Mogu. Kau tahu? Apa alasanku beli? Aku hanya ingin menemukan emoticon lucu di tutupnya. Itu saja. Nggak ada yang lebih istimewa di balik itu. Mungkin, aku bohong, aku tak mungkin menceritakan sekarang, entah juga nanti, atau kapan pun itu, aku tak pernah tahu. Kuyakini sekarang aku hanya ingin melihat emoticon itu. Just it!

Aku kembali mencari sesuatu. Ya, itu susu Green Fields Full Cream kotak yang besar 1 liter. Tak ada alasan mengapa aku menyukainya. Tak perlu ada alasan kan? Jangan paksa aku untuk menjelaskan alasannya. Aku hanya ingin membelinya. Itu saja, tak lebih. Lantas, aku mencari kentang berbumbu lada hitam, tapi tak kutemukan. Ya sudahlah, cukup itu saja.

Aku pun keluar pintu. Tiba-tiba, seorang kawan lama tak jumpa pun dipertemukan denganku. Alhasil, kami memenuhi kursi pojok dengan beberapa menu spesial malam ini. Kami bercerita banyak hal. Bercerita tentang sebuah kebetulan semata atau memang sebuah takdir? Ahh, sepertinya baru kemarin, aku dan dia chat via FB, aku mengatakan kapan kita main lagi? Kapan-kapan kita jalan lagi. Dan sudah lama nggak ketemu ya... Begitulah kiranya. Ternyata malam ini, kami dipertemukan di SEVEL. Semua serba kebetulan.

Ternyata teman SD aku yang menikah dengan orang Jerman, adalah teman dekat temannya di klub kebudayaan di Jakarta. Ahh, ternyata dunia ini sempit ya. >.< Berjam-jam ternyata tak sadar. Kutemani dia mencoba mengerjakan tugas, tapi tetap saja kami mengobrol banyak hal. Ahh, begitulah kiranya, hal yang tak pernah direncanakan berjalan pula sesuai rencana-Nya dan aku menikmatinya.

Inilah gambar emoticon pada tutup Mogu-Mogu yang aku cari:
http://rifkashaufiyana.blogspot.com/2013_08_01_archive.html
Lucu kan? >.< I miss some moments with someone! Ahh, mengapa selalu teringat? Aku coba melupakannya, tapi tak bisa.

Aku rindu kebersamaan kami. Hari ini aku sudah bisa melewati tanpa ada kehadirannya. Namun, aku tetap kepikiran bagaimana kabarnya? Apakah dia juga ingin menanyakan kabarku? Atau ingin pula mengajak makan malam aku? Ahh, aku tak tahu, yang jelas, aku benar-benar merindukannya, entah sampai kapan.

Kakak, malam ini aku menangis lagi. Aku mengingatmu lagi. Apa kakak juga mengingat aku? Ingin bertanya denganku? Aku ingin mengirim pesan ke kakak, tapi tangan aku tak sanggup untuk mengetik huruf-huruf itu. Aku benar-benar tak mampu kak! Moga kakak baik-baik saja! Kita jalani saja seperti biasa. Kakak, I miss you so much!

Senin, 02 Juni 2014

That’s Me


What is the meaning of name? This is the phrase that we often hear. But, whatever definition or explanation about the name, I think the meaning of name is an important part of life. The name is something historic in life. It is also an implicit part of a prayer and hope.
Okay, in here I will try to share about the name, may be, you also have name as my name. Nothing is impossible. Firstly, I want to introduce myself. My name is Dian Sulistiani. Actually, it is difficult for me to explain what is the meaning of my name. The name was a gift from my parents. That is not only a name but that is a unique story of my life. Okay, I will explain my name story. Actually, I am not the first child of my family. I still have a sister, but when my sister was born in this world, the condition of my family was less supportive families. My father was seriously ill and the economy was so bad. Some day after the birth of my sister, God took back her. Like or not, my parents must be willing that.
My parents believed God give us the best anything. After one year, my mother pregnant again. After 9 months and 10 days, a baby girl was born. My birth was not given any changes in my family. But both my parents were proud and happy. I gave a new life and new expectation. So, my parents found the best name for me. It is Dian Sulistiani. According them, as a first daughter that she life and one day will be a guide for younger, Dian is perfect. My father said that Dian is light source, Sulistiani is a good woman. So, in my opinion, Dian Sulistiani is a good woman that can be lighter to other in every time and anywhere. I believe, my parents give my name like that’s, they hope so that their children become a good people in attitude, character, and great dreams. May be if I related in my historic of life, my name is very important. A expectation of my parents. That all are the meaning of my name that is my opinion.
Perhaps because my name, I grew up be a person who has the courage, have give up and most importantly, how can I change the lives of all the things around me for the better. I am proud to be the names of both parents. I think that is perfect for me. I am comfortable with it. As people that have the name, I always try to achieve that dream of my parents. I love my parents so much, my parents are very good at choosing names for their children. I am very fortunate.

Teacher in The Mind


               Have a professional teacher, why not? When we were a student, we have a special teacher. Which is your special teacher?
Reflect from my experience. I liked a teacher who is friendly, comfortable, give smile, no angry and understand student. Most the student disliked a teacher who is angry, no creative, monotonous, like strike, bad personality and egocentric.
Be a teacher candidate, we can study from experience. All teacher want to give the best to their students. But teaching and learning methods are different. If we don’t like about the teaching methods of teacher that is monotonous, so we can reflect to make innovation or new methods so that students are not boring. The teachers are not only be teachers but also friends for the students.
In here, I will share about six items to be the effective teacher. Okay, you know, Guys?
          Firstly, Well-preparation. This point is very important because well-preparation will support a teaching and learning process. A teacher make a lesson plan in each teaching activity so that make to manage time, planning methods, a lesson preparation and tools. If that all is clear , so the teacher is not nervous. The teacher and student enjoy in the class.
           Secondly, creative (using variety of teaching methods). The teaher has variety of methods so the students don’t boring. But we can choose a method is suitable with the lesson. We can use games methods, case study, lecturing, etc so we can compare with other.
           Thirdly, good personality. The teacher can keep their profile, clothes, a clean body and environment, their voice, word, or may be a control emotion. It will be a individual that is appropriate, confident, and a good personality.
Fourth, objective. The teacher can give assessment for students. She or he can see the student’s ability. And also the teacher give motivation for student to study and love the lesson.
          Fifth, reflective. The teacher can reflect and study from experience. With reflection, so the teacher can add their ability. So the teaching process is better than last methods.
          Sixth, understand student. This is very important for teacher. How make the student understand a concept of lesson. Student is not only study formula and remember it but also the student can know a process and apply in their life or real life.
           In conclution the six component are very important to improve the teacher’s ability. Be teacher not only give materials but all anything that can add the good experience. How teach from hearth and love that. Make a new generation of teacher. 

By: Dian Sulistiani
2010110027

My Diary : Part I _ Capstone Repost

My Diary : Part I _ Capstone
26 November 2013.
Hari ini, hari Selasa. Mataku enggan membuka lantaran badanku terlalu capek beberapa hari ini. Jam enam pagi! Sontak tubuhku terperangah, sayangnya nuansa tempat tidur masih lebih nyaman daripada perjalanan menuju kamar mandi. Ya, lagi-lagi aku memejam lagi, malas bangun!

Beberapa menit kemudian, keinginanku untuk bangkit tak terelakkan lagi setelah mendapat SMS dari teman seperjuangan, penelitian di salah satu SMA di Jakarta. Ya, walaupun kantuk menyerang, tapi niat baik untuk melanjutkan perjuangan ke sekolah tak mungkin diundur lagi. Aku datang kamar mandi!!! Hahhaa.

Yups, hanya beberapa menit untukku bergegas menyelesaikan segala keperluan dan mempersiapkan diri ke sekolah. Beberapa catatan kupersiapkan dengan baik. Ya, walaupun penelitian ini sangat melelahkan tapi pasti nanti buah manis akan segera didapati. Begitulah, pikirku.

Akhirnya, aku pergi juga! Kaki-kakiku melangkah menelusuri gang menuju jalan raya. Suasana langit tak secerah biasanya. Ini adalah hari mendung di bulan November!

Aku menyeberang melewati jembatan penyeberangan. Pemandangan pagi yang menjadi rutinitas pun seperti biasa. Seorang nenek tengah duduk di tepian jembatan. Ada sebuah kaleng terbuka berisi recehan. Aku hanya memandanginya iba. Beberapa orang yang melewatinya pun memberi beberapa koin untuk mengisi kaleng plastik nenek itu. Ah, Indonesia!

Lalu, beberapa meter dari nenek itu, ada seorang bapak-bapak sedang duduk bersendepuh di tepian. Mirip nenek itu lagi! Wajahnya menunduk, iba, meminta belas kasihan orang lewat. Ah, mengapa harus seperti ini? Ah!!!

Kulupakan sejenak rasa itu. Berbagai pertanyaan pun menjejali pikiranku. Mana Negara ini? Ahhh, mengapa rakyatnya begitu mengiba? Tak adakah keluarga dan pekerjaan yang layak untuknya? Menyedihkan! Tapi bagaimana lagi? Ini adalah hidup! Ini sebuah rutinitas!

Aku mencoba melupakan kejadian rutin itu. Beberapa kendaraan melintas di hadapanku. Aku hanya memandang lepas. Rasanya, dunia ini begitu rebut dengan urusan diri sendiri. Ya mungkin aku juga ikut serta dalam hal itu. Ah, perjuangan ini! Kucoba untuk semangat!!! Aku pasti bisaaaaa!!!
***
Bus angkutan umum bertanda 55 pun berhenti di depanku. Aku segera naik dan mencari tempat duduk. Tak sulit untuk menemukannya. Pagi ini tak begitu ramai, jadi banyak bangku yang belum terisi. Kupandangi sekitar. Ini bus terlihat masih baru dan terawat! Ya, body bus masih bagus dan terlihat catnya masih baru dan rapi. Bangkunya juga masih layak, sangat layak dipakai malah.

Satu hal yang menggelitik pikiranku adalah sopir bus ini. Sepertinya masih muda. Bapak itu menyetir dengan pelan dan hati-hati. Tak seperti sopir angkot biasanya yang mengebut dan menyalip seenaknya, tanpa memperhatikan keselamatan penumpang. Yah, maklum, aku sebagai salah satu pelanggan angkutan umum. Itu pun kalau lokasi jauh, tapi kalau lokasi dekat mah, saya memilih untuk naik sepeda saja. Hehehe. Sepeda maniak. Hahhaa. Bukan kok. Hanya sekadar hobi. Hahaa

Nah, aku menikmati perjalanan pagi ini. Aku begitu kagum dengan pengemudi ini. Begitu pelan-pelan dan sabar menunggu penumpangnya naik maupun turun. Bahkan, sopirnya selalu melihat kaca spion ketika mau menurunkan atau menaikkan penumpang. Pelan-pelan, wahhhh, sopir ini baik yaaaaaa. >.<

Lalu, waktu sampai di UKI, aku pun turun. Bus bergerak sangat lambat. Aku juga turun dengan hati-hati. Terasa sekali kenyamanannya. J Suka naik bus ini. Hehhee

Nah, ada sebuah kesempatan untuk memonumenkan nomor mobil ini. Hahaha. Aku pun sampai hafal. “B7896…” hahhaa. Kalau kamu naik bus ini, coba sendiri rasa perjalananmu. Hahhaa. Ya, setidaknya nggak berasa bau apek dan bau solar yang super duper bikin neg. hHahaha. Puasss!!!

Lalu, naik deh aku di angkot mini 19 jurusan Bekasi. Nah, di sini lagi-lagi membuat aku mengamati lagi dan lagi. Aduh bahasaku sudah campur aduk. Hahha. Apa coba tebak? Pasti kamu nggak akan percaya. Apa yang aku amati mungkin jarang dipikirkan orang. Hahha. Nah, jrengggg jrenggg jrengggg. Di dalam mobil ini, semua orang pegang Hape. >.< Hahaha. Ya, nggak apa-apa sih, Cuma mikir aja, ternyata hape sudah dimiliki hampir semua orang. Hahhaa. Bahkan semua hape nya sudah canggih-canggih, yang selebar telapak tangan gitu. HHuahhh, hapenya gede-gede. Kayaknya Cuma aku saja yang punya hape mungil. Hahha. Maklum, aku lebih suka yang simple. Yang penting buat SMS dan telpon sudah cukup. Hahhaa.

Nah, di mobil itu, baru nyadar kalau semua orang sedang pegang hape masing-masing. Ya iyalah, masak pegang hape tetangga. Hahaha. Ini nih, ternyata teknologi telah merasuk ke dunia kita begitu penting ya??? Hahhaa. Terus, di sepanjang perjalanan aku hanya mengamati mereka. Lucu! Macet lagi macet lagi. Ya itulah Jakarta!!! Tapi aku senang tinggal di Jakarta, gimana donk?? Hahaha.
***
Cuaca mendung! Aku masuk ke sekolah. Ya, di sana banyak ilmu yang aku dapatkan. Bertemu dengan anak-anak muda, semangat muda, biar tertular semangat mudanya. Hehhee. Perjuangan dimulai lagi. Yeyyyy!!!

Hari ini beberapa pembahasan pun terselesaikan. Sayangnya, langit tak bersahabat. Hujan turun deras. Aku pun menunggu hujan reda. Vika, teman seperjuanganku sudah pulang duluan. Katanya, banjir di gang depan sekolahan. Dia pun menunggu hujan di tempat fotokopian. Sedangkan aku masih berkutat pada hal yang sama: tugas siswa. Aku senang melakukannya. Aku juga nggak mau hujan-hujanan.

Seusai semua tugas terselesaikan dengan baik, aku pun pamit pulang. Hujan sudah reda dan aku pun berjalan menuju jalanan. Satu hal yang membuat aku sedikit shock! Jalanan sudah penuh dengan air. Banjirrr!!! Terakhir kali aku menerjang banjir ketika di Mampang. Itu pun tiga tahun yang lalu. Sekarang??? Aku benar-benar menemukan apa itu yang namanya banjir! Jika dulu di Mampang hanya sebetis, ini mengalami kenaikan selutut. Oh My God! Aku harus melewati banjir itu… Huhuhuhu. Ada rasa sedih, tapi juga penasaran. Air itu sangat kotor, berwarna kuning, lumpur! Ahhh….

Beberapa anak sekolah pun menrejang juga. Para warga sedang duduk di teras masing-masing sambil menyaksikan halaman depan rumah mereka terkena banjir selutut. Aku berjalan hati-hati, takut-takut ada sesuatu di kaki. >.<

Satu hal yang aku takutkan kalau banjir begini dan aku nggak tahu arah jalanan, bagaimana kondisi jalanan di bawah air banjir itu. Yaaa, kita tak pernah tahu. >.< Ahhh, aku takut kalau aku salah jalan. Maksudnya, salah menenjakkan kaki. Takut masuk got!!! Ahhh, aku tak suka masuk got!!! Jiahhh, hahhaha. Ya mungkin karena trauma masa kecil masuk got kali yaaa. Hahha. Ya begitulah.

Ya, penelitian kali ini, memberi pengalaman yang begitu luar biasa. Menerjang banjirrrr!!!! Wahhh, pengalaman yang luar biasa buat aku. J

Begini ya rasanya terkena banjir itu. >.< Huhuhuhu. Banjirrrrr…. Ya, kita harus bersyukur. J
Oh iya, satu lagi. Adegan di bus mayangsari 45 jurusan Blok M. Aduh-aduh, ada ibu-ibu muda bertiga dan masing-masing bawa satu anak balita. Ramai banget di kursinya, duduk berdampingan dengan aku. Dan kamu tahu apa yang terjadi? Salah satunya, pun memberi ASI di depan umum, nggak ditutupin lagi. Ya ampun, nggak malu ya? Pikirku. Apalagi di depannya ada bapak-bapak lagi. Si Bapak itu, aku perhatikan dia langsung membalikkan muka melihat kejadian itu. Mungkin malu.

Miris! Ya, mungkin mereka sudah terbiasa kali ya? Aduh, bener-bener kalau mau jadi seorang ibu itu harus lebih disiapkan lagi. Semangatttt… J
Semoga penelitian ini beres dan cepet selesai. J

Aamiin. J

Teacher in The Mind


               Have a professional teacher, why not? When we were a student, we have a special teacher. Which is your special teacher?
Reflect from my experience. I liked a teacher who is friendly, comfortable, give smile, no angry and understand student. Most the student disliked a teacher who is angry, no creative, monotonous, like strike, bad personality and egocentric.
Be a teacher candidate, we can study from experience. All teacher want to give the best to their students. But teaching and learning methods are different. If we don’t like about the teaching methods of teacher that is monotonous, so we can reflect to make innovation or new methods so that students are not boring. The teachers are not only be teachers but also friends for the students.
In here, I will share about six items to be the effective teacher. Okay, you know, Guys?
          Firstly, Well-preparation. This point is very important because well-preparation will support a teaching and learning process. A teacher make a lesson plan in each teaching activity so that make to manage time, planning methods, a lesson preparation and tools. If that all is clear , so the teacher is not nervous. The teacher and student enjoy in the class.
           Secondly, creative (using variety of teaching methods). The teaher has variety of methods so the students don’t boring. But we can choose a method is suitable with the lesson. We can use games methods, case study, lecturing, etc so we can compare with other.
           Thirdly, good personality. The teacher can keep their profile, clothes, a clean body and environment, their voice, word, or may be a control emotion. It will be a individual that is appropriate, confident, and a good personality.
Fourth, objective. The teacher can give assessment for students. She or he can see the student’s ability. And also the teacher give motivation for student to study and love the lesson.
          Fifth, reflective. The teacher can reflect and study from experience. With reflection, so the teacher can add their ability. So the teaching process is better than last methods.
          Sixth, understand student. This is very important for teacher. How make the student understand a concept of lesson. Student is not only study formula and remember it but also the student can know a process and apply in their life or real life.
           In conclution the six component are very important to improve the teacher’s ability. Be teacher not only give materials but all anything that can add the good experience. How teach from hearth and love that. Make a new generation of teacher. 

By: Dian Sulistiani
2010110027

MY DREAM

1001 My Dreams...


I believe I can get it....
That is possible, Guys...

KEEP OUR SPIRIT!!!!!


"Paris, I am coming...."


Minggu, 01 Juni 2014

Kereta dan Sumpit

3 Mei 2014

“Kak, aku terlalu cengen. L(( Cuma ketinggalan kereta aja, aku nangis.L( entah kenapa, nyesek aja ketika liat kereta lewat, di saat aku gak di depan gerbong. Padahal udah nunggu dr jam 4.:’( masih nyesek rasanya.” 03/05/2014 05:32:00


Hari ini KKN, dari Jakarta ke Citayam. Luar biasa gila hari ini. Bagaimana nggak? Aku bangun jam dua pagi, takut terlambat! Ya sudah pergi lagi dan menuju ke pasar Kalibata. Secara gitu, tugas aku terbengkalai. Sumpit yang harusnya kubawa, ternyata nggak kubawa. Lupa, ya sangat lupa! Di hari H, aku coba untuk mencari solusi. Tanpa pikir panjang aku berangkat ke Kalibata jam setengah 4 pagi. Jalan kaki. Ya, jiwa petualangnya muncul. -_-''

Jalan lewat jalan yang kuyakini adalah jalan paling dekat antara kos dengan Kalibata. Oke, I am OK! Terus, nyampe di pasar masih tutup semua. Hanya ada beberapa orang yang ada di sana sedang siap-siap. Aku bawa satu tas punggung warna ungu, gede pula. Kayak mau pindahan gitu, tapi emang pindahan sih. Dari kosan ke kontrakan Citayam. >.<

Terus aku tanya ke ibu-ibu, "Bu, jam berapa ya toko plastik buka?"
Dia jawab, "Abis subuh."

Oke, berarti masih menunggu satu jam lagi. Aku duduk di kursi tempat Bu Ami, jualan, ya maklum tahu namanya. Pernah jualan juga di sana dan langganan dengan Bu Ami. Terus, di sana mulailah muncul beberapa mobil pengangkut sayuran dan buah-buahan. Ya ampun, gini ya kehidupan pagi hari gitu. >.<

Well, aku mengamati ember dan baskom yang aku bawa dari kosan, rencananya buat lomba belut hari ini. Waduh, udah nggak kayak mahasiswa lagi kalau begini, kayak penjual sayuran kayaknya. Ya, tak apalah ini adalah sebuah perjuangan KKN.

Waktu semakin berlalu, sudah subuh dan toko pasti buka. Aku tunggu lama banget. Tiba-tiba, ibu-ibu bilang, "Ke depan saja. Di sana ada toko plastik 24 jam. Lurus terus belok kiri." 
"Oh, begitu ya Bu. Terima kasih," jawabku semangat. 

Aku melanjutkan perjalanan. Semangat pagi. Nyampe di tempat tujuan, ternyata masih tutup. Aku berusaha tanya ke bapak-bapak, "Pak, toko buka jam berapa ya?"
"Bentar lagi. Ketok aja, orangnya biasa tidur di samping," sahutnya.

Aku mencoba mencari jalan keluar. Sayangnya nggak membuahkan hasil. Aku pun memutuskan ke pasar tempat tadi menunggu. Yesss, toko pasar sudah buka! Aku bahagia menuju ke sana cepat-cepat. Kulihat bapak penjual plastik sedang siap-siap. Aku datangi dia.

"Pak, mau beli sumpit," ucapku.
Bapak itu hanya melihat aku, lalu berkata, "Sumpitnya di dalam. Nggak bisa."
Aku tetap menunggu, mungkin bapaknya lagi sibuk beres-beres depan jadi aku harus menunggu.

"Pak, beli sumpit," ucapku lagi.
"Nggak bisa. Sumpitnya di paling dalem," katanya.
"ya udah Pak, saya tunggu aja," balasku memelas.
"Nggak bisa. cari di dalam pasar aja," usir Bapaknya.

Hei, aku udah menunggu dari jam 4, tapi sia-sia? Terus, aku diusir? Hei Bapak, saya seorang pembeli. Okelah kalau mungkin bapak mikirnya, saya cuma belu sebungkus sumpit terus cuma dua ribu rupiah. Mungkin buat penglaris kurang kali ya? Makanya Bapak nggak minat kalau saya beli sumpitnya. Well, cukup tahu deh. Udah negative thinking akunya. Udah emosi juga. Ahhh, menyebalkan pula. Oke, fine!

Well, aku pergi ke dalam pasar, tapi toko juga belum buka. Aku mungkin kelihatan mondar-mandir nggak jelas kali ya? Seorang ibu penjual sayuran tiba-tiba saja ngelihat aku sinis sambil berkata, "Jualan apa sih? Dari tadi mondar-mandir?"

"Eh? Saya nggak jualan kok Bu. Saya nyari sumpit," tolakku.
"Hah? Jualan apa? Apaan?" tanyanya lagi sambil tetap sinis.
"Ih, orang nggak jualan apa-apa kok Bu. Saya nyari toko buat beli sumpit," tandasku.

"Apaan? Sumpit itu semacam baso gitu?" tanyanya lagi.
"Bukan, tapi dari bambu," jawabku sedikit sebel. Aku pun bergegas pergi, dia masih mempelototi aku. Ah, males banget coba. Apa takut tersaingi? Memangnya ada bakat jualan ya di aku? Kayaknya nggak punya bakat jualan deh. -_-''

Well, aku pergi deh, dengan muka menyerah untuk mendapatkan sumpit itu. Ahh, payah banget hari ini. Oke, aku pergi. Di perjalanan, terdengar suara sirine menandakan kereta akan lewat. Aku kaget, shock, hanya bisa memandangi jalanan itu. Mobil dan beberapa kendaraan berhenti. Ahhh, itu, itu kereta dari Kota menuju Bogor! Ahhh, aku berlari, tapi ternyata waktu nggak memungkinkan untuk menempuh jarak yang masih lumayan jauh. Aku berlari sekuat tenaga dengan keremponganku itu. Dua ember di tangan dan satu tas gede di punggung. Ah, andai bisa pakai jurus menghilang, aku akan menuju ke gerbong sekarang, tapi sia-sia. Entah kenapa aku jadi sedih dan memutuskan untuk berjalan sewajarnya saja. Aku telepon Asih, "Asih, kamu di mana?"
"Di gerbong depan ya. Kamu di mana?" tanyanya.
"Aku nggak bisa masuk gerbong. Aku ketinggalan kereta," jawabku sedih.
"Yah, kok bisa sih? Keretanya nunggu satu jam lagi. Jangan telat!" ucapnya.
"Iya, aku usahakan." jawabku.

Tertinggal kereta setelah menunggu berjam-jam adalah hal yang menyesakkan dada. Ahh, aku tak suka ini semua. Aku sebal sekali. Ahhh, pengen teriak, tapi nggak bisa. Ya sudahlah. :(

Nyesek, panik, dan yang pasti ada rasa geram pada penjual sumpit itu. Ahhh, pokoknya sebal pada semua orang, tapi itu kan salah aku? Kenapa harus sebal dengan semua orang? Ahhh, kau gila! Mood-ku lagi nggak stabil saja. Lantas, aku pergi ke Citayam dengan berbagai kepedihan yang aku alami pagi ini. Well, KKN ini okelah.
.