Senin, 08 Maret 2021

#8 Jika Gagal, Mari Kita Coba Lagi!

Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan info dari Kak Rosa ada sebuah yayasan yang mencari guru untuk anak-anak Papua. Sebenarnya ini cukup membuat saya senang bercampur takut. Saya senang karena ada kesempatan lagi untuk mencoba daftar menjadi guru di Papua, tapi sekaligus takut, takut kalau saya gagal lagi.

Tapi akhirnya saya memutuskan untuk mencobanya. Jika gagal pun setidaknya saya menjadi tahu kapasitas saya sebenarnya sejauh mana. Dan mari kita coba lagi. Ya, kalau lolos, berarti Tuhan memang sudah menakdirkan jalan saya seperti itu. Ikuti saja Tuhan punya jalan....

8 Maret 2021. Pagi itu saya ngebut buat application letter, beberapa hari yang lalu saya belum ada ide untuk menulis dan bingung mau menulis apa. Alhasil, pembuatan application letter saya tunda hingga waktu yang belum jelas kapan menyempatkan diri untuk menulis. Dan entah apa yang membuat saya bersemangat hari itu. Saya benar-benar fokuskan diri untuk mempersiapkannya. Saya butuh berjam-jam hanya untuk menulis application letter 1 halaman. Benar saja! Ini sungguhlah menguras raga dan pikiran. Benar sekali, seperti saat saya mau daftar beasiswa, ya walaupun akhirnya tak lolos, tapi bisa melewatinya itu adalah sebuah tantangan dan sekaligus keberhasilan: mengalahkan diri sendiri. Dan ini yang kadangkala kita lupakan.

Sering sekali kita berusaha mengupayakan segala macam untuk mendapatkan impian kita, tapi kadang kita lupa sebenarnya tujuan kita itu bukanlah benar-benar tujuan yang kita inginkan. Kadang pula kita kecewa karena hasilnya tidak sesuai harapan. Jadi, setelah merenung beberapa hari, saya kembali memantapkan hati dan kembali mempertanyakan tujuan saya untuk apa memilih Papua sebagai jalan berikutnya. Dan biarkan jalan Tuhan yang bertindak, kirim, berdoa, lalu lupakan sejenak. Bukankah itu yang saya selalu gunakan saat saya menulis untuk media maupun lomba? Kirim, lalu lupakan!

Saya bersyukur dikelilingi oleh orang-orang yang selalu mendukung mimpi-mimpi saya. Salah satunya adalah Fitri, kawan yang telah berbagi pengalaman dengan saya selama 10 tahun terakhir. Ya, Fitri mendukung impian saya menjadi guru di pedalaman Papua. Bahkan dia juga membantu mengecek application letter saya. Entah mengapa ketika saya berdiskusi dengannya, selalu saja banyak hal yang bisa kami dapatkan. Ada saja ilmu yang bisa dipelajari dalam hidup masing-masing. Benar saja, di saat kita bermain di dekat penjual minyak wangi, kita akan mendapat wanginya, ketika kita dekat-dekat dengan api, maka kita akan kena apinya. Ya, begitulah, ketika kita berteman dengan orang-orang yang berpikir positif, kita akan ikut berpikir positif, dan ketika kita berdekatan dengan orang-orang yang suka mengeluh, maka kita akan ikut mengeluh. Terima kasih Fitri sudah selalu menyemangati untuk impian kita masing-masing. Sehat-sehat selalu ya!

Dan jika memang berjodoh dengan tanah Papua, kita akan bertemu, Papua!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar