Rabu, 17 Maret 2021

#17 Menjadi Bukan Diri Sendiri

Sesuatu yang tidak sesuai dengan hati pasti akan berat untuk dijalani. Ya, jujur pada diri sendiri itu sungguhlah berat, terlebih melawan kata hati.

Suatu ketika saya cerita kepada Fitri tentang hal-hal yang berat dalam menjalaninya. Seperti berkata bohong atau melakukan hal-hal yang tidak jujur. Entah mengapa ketika kita tidak jujur pada diri sendiri atau pun pada orang lain, rasanya seperti tidak tenang. Mungkin karena selama ini kita selalu berusaha untuk jujur dan ketika ada di posisi yang mengharuskan kita tidak jujur terlebih menyangkut diri orang lain, sudahlah pusing tak bisa tidur semalaman. Haha

Ada suatu kisah lucu, malam itu Kak Rosa, Kak Juni, Jane dan saya membuat tempe. Sambil menunggu tempe selesai, kami bercerita banyak hal tentang hidup masing-masing. Suatu waktu saya cerita kalau saya pernah bekerja di label "M*M", sebuah sistem kerja mencari downline. Saya cerita kalau pekerjaan itu membuat saya rada trauma kalau ditawari M*M produk apapun. Tapi ya saya belajar dari sana, saya jadi tahu tolak ukur yang bisa saya terima dalam bekerja. Terlebih bernegosiasi. Lalu, nyeletuklah Kak Juni, "Lah, ko tak tahu Kuri Rosa juga ikut lho M*M produk G*K*" sambil nunjuk salah satu barang di meja. Apa respon saya? Setengah percaya-setengah tak percaya!

Entah mereka dapat tektokan dari mana, benar-benar meyakinkan. Sungguh! Sepanjang perjalanan pulang pun saya berpikir keras tentang ini. Ditambah lagi perkataan Kak Rosa, kalau M*M ini beda dengan yang lain karena tidak ada bonus kapal pesiar atau jalan=jalan ke Eropa, tapi bonus pengalaman dan pelatihan untuk daerah pedalaman. Siapa yang tak tergiur? Sudah tahu saya punya mimpi ke daerah pedalaman, sudah pasti saya tergiur.... Bahkan sampai saya tidak tenang tidur karena memikirkan hal ini. Dream come true! Melihat saya semakin bertanya-tanya tentang M*M ini, Kak Rosa pun semakin susah menjawab pertanyaan-pertanyaan penasaran saya. Alhasil, dia pawai dalam "ngeles", "Sa tanya dulu nih, kak Dian tertarik benar tidak? Kalau iya, sudah besok saya ikut diklatnya." Itu pun saya percaya sama yang semua diomongin Kak Rosa. Serius! Antara saya yang polos apa gimana nih?

Di sisi lain, saya sangat tertarik dengan hal-hal yang menyangkut pendidikan anak pedalaman, tapi juga cukup trauma dengan menjadi member "M*M". Sama-sama kuat, tapi pendidikan anak pedalaman jauh lebih kuat. Alhasil baru saja saya memutuskan, sepertinya saya harus join di M*M Kak Rosa tanpa berpikir ulang. Di saat keputusan itu bulat, Kak Rosa pun mengklarifikasi bahwa itu hanya skenario kalau-kalau dia dan Kuri Juni diajak bisnis M*M. Dia jelaskan pun saya masih tak percaya kalau itu semua masih hanya skenario belaka.... Bahkan sampai pagi!

Akhirnya, saya baru yakin setelah klarifikasi Kak Juni kalau itu semua hanya untuk menghibur diri saya yang punya pengalaman pahit tentang M*M. Sungguh, skenario mereka sungguh smooth. Bahkan saya masih berasa itu semua benar-benar terjadi. Hahaha

Apa yang saya pelajari dari hal ini? Hidup hanya sandiwara... Tergantung kita mau berperan jadi apa... Toh juga pada akhirnya orang lain tak tahu kita sebenarnya siapa... Tinggal main saja peran... Mau jadi A, B, atau Z... Sayangnya kalau kita bersandiwara tidak sesuai diri sendiri itu butuh energi besar dan bikin hidup tak nyaman... Kita bisa saja menciptakan diri kita yang berbeda, bisa juga bukan menjadi diri sendiri, atau bahkan seperti Kak Rosa dan Kak Juni yang membuat skenario menjadi sosok yang berbeda dengan yang kukenal tentang mereka. Semua bisa! Tapi balik lagi, apakah kita sanggup untuk mengeluarkan energi ekstra untuk sebuah drama? Kita lihat saja seberapa sanggup menjadi bukan diri sendiri!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar