Jumat, 05 Maret 2021

#5 Ketika Anak Matematika Belajar Bahasa

Pertengahan Juni tahun lalu, saya mengikuti kelas 5 bahasa secara online yang diadakan oleh PPI DK Amerop. Ada kelas bahasa Spanyol, bahasa Ceko, bahasa Portugis, bahasa Italia, dan bahasa Turki. Dari kelima bahasa tersebut, saya paling suka bahasa Spanyol. Tapi sebenarnya saya suka semua bahasa itu, tapi menurut saya bahasa Turki yang paling susah dipelajari. Selain itu, mungkin saya tidak cocok dengan cara penyampaian guru bahasa Turki nya jadi susah masuk ilmunya. Ini menarik, sering sekali kita bertemu guru yang enak dan membuat kita nyaman, ilmunya pun akan mudah diserap. Berbeda dengan ketika kita mendapat guru yang tidak cocok dengan kita, auto susah ilmunya masuk ke otak. Itu yang saya rasakan. Sudah materi sulit dipahami ditambah tidak cocok dengan cara belajar gurunya. Ya sudah, tamat!

Nah, berbekal ilmu yang saya dapatkan dari kelas tersebut, saya pun mencoba belajar sendiri menggunakan aplikasi Duolingo. Bersyukur ada aplikasi ini yang sangat bermanfaat dan mengasah level bahasa saya. Kadang berpikir, kenapa gak dari dulu ya saya tahu kalau ada aplikasi keren ini. :) Karena pengalaman saya, saya itu susah sekali menghafal, itu jugalah yang menjadikan alasan saya mengapa saya ambil jurusan IPA daripada IPS sewaktu SMA. Bagi saya, menghafal itu lebih susah daripada menghitung. Makanya nilai bahasa saya lebih rendah daripada nilai berhitung saya. Tapi ternyata keisengan saya untuk mempelajari bahasa lain membuka kesempatan saya untuk belajar lagi, malah membuat saya jatuh cinta dengan beberapa bahasa yang saya pelajari.

Ya, benar! Kali ini saya jatuh cinta dengan bahasa Spanyol. Dari 5 bahasa yang saya pelajari itu memang tingkat pemahaman bahasa Spanyol saya yang saya rasa paling tinggi. Lalu, tahun ini ada kesempatan belajar lagi dengan guru yang pernah mengajar bahasa Spanyol di program PPI DK Amerop, Kak Neli. Nah, saya gabunglah di kelas A1.1 yang dibuat Kak Neli. Di sana saya bertemu dengan teman baru, ada Ibu Anastasia yang sedang di Belanda dan Tivani yang tinggal di Sumatera. Jadi semangat buat belajar karena teman-temannya semangat buat belajar. :)

Bulan Februari lalu selesai sudah kelas A1.1 ala sekolah negeri di Spanyol kalau kata Kak Neli bilang. Ada 5 kali pertemuan, 4 pertemuan materi dan 1 pertemuan percakapan. Enaknya, ada kesempatan buat ngobrol langsung dengan orang Spanyol asli, Profesor Juan di pertemuan kelima. Pas percakapan hari terakhir kemarin, saya merasa senang karena ya walaupun belum lancar-lancar banget, tapi setidaknya saya bisa mengerti apa yang ditanyakan Profesor Juan dan Profesor Juan mengerti apa yang saya katakan. Si! Level bahasa spanyol saya naik. :)

Ternyata menarik sekali ya belajar bahasa itu! Saya terakhir belajar bahasa Jepang itu tahun 2013-2016, sewaktu saya ikut teater ENJUKU. Tapi ya itu karena saya tak ada basic bahasa Jepang, saya hanya bisa mengerti sedikit-sedikit dan juga kurang saya pelajari lebih dalam. Padahal jika benar-benar ditekuni membuat saya belajar banyak hal. Jadi begini ya keseruan belajar bahasa itu, kalau kita mengerti, kita akan ketagihan untuk belajar lagi dan lagi. Mari semangat buat belajar dimana pun berada! Muchas Gracias!

Teman-Teman sekelas yang semangat belajarnya luar biasa!


Profesor Juan


Info kelas bahasa Spanyol Kak Neli bisa dilihat di Instagram: @spanyol.indonesia 

Foto: Teman Sekelas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar