Rabu, 25 Juni 2014

Rediphi, Please Keep Spirit!

16 Oktober 2012

“Setiap sesuatu itu pasti akan sampai saatnya ‘aus’ dan terbuang! Tapi tak untuk mimpi-mimpiku dan karya-karyaku”
Mungkin kalimat itulah yang paling tepat untukku saat ini. Apa yang akan kau lakukan jika posisimu terlalu sulit? Kau punya mimpi besar untuk menjadi penulis, tapi kau tak punya sarana untuk menyalurkan bakatmu itu? Kau tak punya laptop atau komputer untuk mengetik, sedangkan naskah tulisan tanganmu tak laku di meja redaktur! Semua harus serba ketikan dan kirim email. Kadangkala diri ini ragu apakah bisa mencapai mimpi-mimpi itu?
***
Sepertinya baru kemarin kugunakan computer kesayanganku itu. Semalam baru saja ku-update status di facebook tentang luapan hatiku. Beberapa hari ini kudibuatnya tak bisa berpikir sehat lagi. Naskah-naskah yang telah kukumpulkan selama beberapa bulan ini harus tinggal kenangan. Virus yang telah bersarang di memori laptopku itu telah mengganggu segalanya. Sudah berulang-ulang kuhapus, tapi tetap saja ada. Aku frustasi akan hal itu. Deadline tugas dan info nulis pun semakin menjamur. Namun, aku tak bisa melakukan apa-apa, hanya duduk ternganga berdiam diri menatap layar laptop yang telah lenyap entah ke mana.

“Ah, aku benar-benar tak bisa berpikir jernih lagi! Puluhan naskahku harus lenyap tak ada satu pun yang tersisa. Maafkan aku!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar