Sabtu, 20 April 2024

#22 Fokus dan Semua Akan Terlewati

Rutinitas pagi adalah bangun pagi dan olahraga. Sekarang kalau Cardio udah nggak terlalu mikirin kurang berapa menit. Ya walaupun di menit-menit terakhir tetap lihat sih kurang berapa menitnya. :D Tapi ada peningkatanlah. Kalau kemarin-kemarin dikit-dikit lihat kurang berapa menitnya, sekarang berkurang dan fokus ke gerakan. Terus, kemarin-kemarin masih berhenti-berhenti kalau kaki pegel, tapi sekarang lanjut saja walau kaki pegel. Ada sih satu atau dua gerakan yang bikin aku berhenti-berhenti, semoga besok lebih baik lagi ya....

Hari ini saya coba ngerjain thesis. Lumayan dapet beberapa paragraf, minimal ada progress-lah. Target besok harus selesai karena sebelum Mei, harus udah beres dan ambil data. Sekolah mau liburan tinggal satu bulan lagi soalnya. :D Mari buat prioritas!

Semua akan terlewati.... 

Oh iya, hari ini Fitri bikin bakso dan berhasil. Yey! Selamat menikmati bakso ya Fit di sana.... Saya juga makan bakso, tapi beli di depan rumah. Hehe :D Selamat ulang tahun juga ya walaupun besok sih ultahnya hahaha... kalau sekarang kecepetan, hei Kartini masa kini! Semoga keberuntungan selalu menyertai kita semua.... Aamiin....

Jumat, 19 April 2024

#21 Teman Baik Adalah Rezeki

Beberapa hari yang lalu, Ozan menawarkan bantuan apa yang dibutuhkan anak-anak. Lalu saya berkata, kami membutuhkan peta Indonesia dan peta dunia, saya juga ingin ada lab sains di kelas. Lalu, Ozan menanyakan berapa biaya untuk membuat itu semua. Saya langsung bilang kalau saya akan menghitungnya terlebih dahulu. Ozan pun mengiyakan.

Alhamdulillah ya, punya teman-teman baik itu salah satu hal yang wajib disyukuri. Semua itu rezeki dari Tuhan untuk kita. Beberapa bulan lalu, saya bermimpi memiliki perpus di kelas 5 dengan buku-buku bacaan pilihan anak-anak. Lalu, Ozan menawarkan bantuan sehingga perpustakaan kelas 5 pun terealisasi dengan baik. Terima kasih Ozan, terima kasih sudah membantu merealisasikan mimpi kecil saya dan anak-anak. :D

Lalu, beberapa bulan lalu, kelas kami membutuhkan peta untuk belajar ilmu sosial. Tapi kelas 5 belum punya peta. Alhasil, kami pinjam peta di kelas 3 untuk belajar peta. Sebenarnya, ini sudah jadi kegelisahan saya beberapa waktu lalu saat kami menyanyikan lagu Dari Sabang Sampai Merauke, tapi saat saya tanya dimana itu Sabang? dimana itu Merauke, hanya sebagian yang bisa menjawab benar, tapi mereka pun tidak yakin. Lalu, pencarian harga peta yang sesuai dengan kantong pun dimulai. Tapi belum juga beli karena harganya cukup mahal dengan kualitas yang cukup bagus. Masih mempertimbangkan harga yang lebih ramah di kantong. Hehe.

Sebenarnya Ozan sudah beberapa kali menanyakan, anak-anak butuh apa, tapi saya selalu jawab belum ada lagi yang dibutuhkan. Saat Ozan bertanya lagi, momennya sangat pas, saya pun memberanikan diri untuk mengatakan kebutuhan anak-anak. Dan sepertinya memang Ozan adalah orang baik yang dikirim Tuhan untuk membantu saya. Terima kasih ya Ozan, ladang pahala untukmu. Aamiin.

Dan hubungannya sama hari ini adalah beberapa pesanan untuk persiapan kelas ilmu sosial dan kelas sains, sudah datang ke kos saya. Senang akhirnya kelas 5 punya peta baru. Mikroskop juga sudah datang, saya masih mencoba mengingat pengalaman SMA saya dulu mengoperasikan mikroskop. Ini masih jadi PR saya untuk mempelajarinya dan mengajarkan ke anak-anak cara mengoperasikannya. :D Perlengkapan mini lab masih ada yang di tahap pengiriman. Yey!

Lalu, saya membuka atlas peta Eropa, saya lihat beberapa negara yang jadi impian saya. Saya berkata ke Fitri, entah kenapa saat saya melihat peta Eropa, saya merasa yakin bahwa saya bisa tinggal di sana juga. Aamiin. Fitri pun mengamini. Dan, mulai lagi saya membuka buku impian saya, membaca ulang mimpi-mimpi itu lagi. Semangat melanjutkan hidup muncul lagi. Saya bersyukur dikelilingi orang-orang yang hebat dan selalu menginspirasi. Terima kasih ya Fitri dan Ozan, sudah mendukung saya. Semoga bahagia dan keberlimpahan keberuntungan selalu menyertai kita semua. Salam bahagia dan damai!

Kamis, 18 April 2024

#20 Mari Bermimpi Kembali

Target terdekat adalah lulus S2 tepat waktu. Saya sedang mempertimbangkan beberapa hal untuk rencana selanjutnya. Saya bilang ke Fitri kalau saya masih bermimpi untuk mengajar di daerah pedalaman. Kata Fitri, selesaikan yang bisa diselesaikan agar tidak membebani kehidupan selanjutnya. Saya setuju dengan pendapat itu.

Saya kembali bertanya pada diri sendiri, apa yang sebenarnya saya cari saat ini? Di lubuk hati saya terdalam, saya masih punya mimpi yang perlu saya selesaikan: menjadi guru di pedalaman. Lalu, apa yang perlu saya lakukan untuk mendapatkan impian itu? Pertama, saya mencoba beberapa pekerjaan freelance yang dapat dikerjakan dari mana saja. Saya coba daftar beberapa platform untuk pekerjaan remote. Selama ini saya berada di zona nyaman dan merasa kurang banyak perkembangan. Saya perlu perbaiki. Lalu, kedua, memutuskan apakah saya lanjut di Salam atau selesaikan semester ini. Sejauh ini, saya belum memutuskan. Sepertinya perlu saya tuliskan ulang positif dan negatifnya. Sepertinya memang jiwa saya lebih cenderung ke socialist. Dan saya masih nyaman dengan kegiatan-kegiatan volunteer.

Lalu, saya menyadari tentang menyibukkan diri. Ternyata saya kalau kurang sibuk, lebih banyak overthinking-nya. Semua saya pikir. Hal-hal yang seharusnya nggak perlu saya pikir pun akhirnya saya pikirkan. Malah membebani diri sendiri. Makanya, saya memang perlu kesibukan. Saya sudah membuat rencana seminggu ke depan. Rencana untuk jalan kaki dari kos ke Salam setiap hari Jumat. Jadi kalau dibuat jadwal: Senin-Selasa ke Salam, Rabu ke kampus, Kamis ke Salam, Jumat ke Salam dengan jalan kaki dan pulang naik TransJogja. Setiap hari bangun pagi dan tidur lebih awal. Bangun pagi, meditasi, nulis blog, belajar bahasa di Duolingo, belajar bahasa di Tandem, grounding, cardio, bersih-bersih kosan, scripting, jurnaling. Yups, mari memulai kembali! Mari Bermimpi kembali! Semoga bisa konsisten.

Rabu, 17 April 2024

#19 Usrok Sakit

Usrok sakit. Sudah dua hari dia lemas. Nafsu makannya juga berkurang. Saya mengantar dia ke dokter Klinik Hewan UGM. Antriannya lumayan. Setiap kali ke dokter hewan seperti ini, saya bertemu dengan orang-orang yang memang penyayang binatang. Ada yang di rumahnya memiliki 14 kucing. Ada yang menolong kucing jalanan yang ketabrak motor. Ada juga yang rescue kucing tetangga yang tidak terawat.

Kebanyakan orang-orang yang datang ke klinik, menganggap hewan kesayangannya seperti anaknya, keluarganya. Seperti salah satunya saya. Saya menamai diri saya sebagai ibuk dari 3 anak bulu, Kuro, Oyen, Usrok. Tiap kali saya berbicara dengan mereka, saya memanggil diri saya dengan sebutan ibuk. Begitu pula saya memanggil mereka dengan sebutan anak-anak ibuk. Kalau di kosan, kamar ibuk sebagai warteg karena mereka akan minta makan sama ibuk. Lalu, kamar mitace sebagai penginapan, karena tempat mereka tidur. Kamar Kak Ichi dan Kak Bila sebagai taman bermain, karena mereka kalau bermain selalu ke sana. Semua sudah ada porsinya masing-masing. Bagi-bagi tugas. :D

Setelah diperiksa, Usrok ditemukan kutu yang bersarang di telinganya, lalu gusinya kemerahan. Kata dokter, pencernaan semua baik-baik saja. Jadi, dia pulang dengan membawa 4 obat. Obat pertama penambah nafsu makan berupa cairan berwarna kuning mirip vitamin cair, sekali sehari setelah makan sebanyak 1 cc. Obar kedua, vitamin bentuk tablet, sekali sehari setelah makan. Obat ketiga, obat tetes telinga, dua kali sehari masing-masing 2 tetes tiap telinga. Lalu, obat keempat adalah obat oles gusi, aromanya mirip obat pati roso yang buat cabut gigi, dua kali sehari sampai gusinya tidak kemerahan lagi.

Alhamdulillah, sekali minum obat, Usrok bertambah nafsu makannya dan ibu senang melihatnya. Sebagai seorang ibuk, tentu saya sangat khawatir kalau anak-anak sedang sakit. Begini yak jadi seorang ibu itu. Semoga sehat-sehat semua yaa anak-anak ibuk! Aamiin

Selasa, 16 April 2024

#18 Memulai Hal Baru

Hari ini pertama kalinya saya merencanakan hal baru, yaitu mengganti yoga menjadi latihan cardio. Semangat bangun pagi! Entah kenapa saya selalu terbangun jam 3 pagi. Biasanya saya akan memberi makan anak-anak terlebih dahulu. Lalu, saya sempatkan menulis blog dan belajar bahasa Spanyol. Lalu, kalau sudah matahari terbit, mulai grounding, merawat tanaman-tanaman di teras rumah, berjalan tanpa alas kaki, beres-beres kosan, lalu mulai olahraga dan meditasi. Ya, walaupun kadang terlewat, tetapi mencoba untuk konsisten lagi. Mari merawat tubuh, cintai diri sendiri, sayangi sesuatu yang kita punyai dan nikmati momen-momen setiap harinya.

Mari bersyukur telah diberikan kesempatan untuk tetap bisa menghirup udara bersih setiap harinya. Mari bersyukur, diberikan rezeki melimpah, teman-teman yang baik, kesempatan yang ada, kesehatan selama ini, keberuntungan setiap saat dan takdir yang terbaik. Saya bersyukur untuk semua hal yang telah saya dapatkan, saya kenal, saya pelajari, waktu yang telah saya lewati, dan kesempatan yang datang.

Semoga apa yang telah saya rencanakan diperlancar dan dimudahkan jalannya. Aamiin. Semoga konsisten bangun pagi, tidur lebih awal, dan memperbaiki diri. Semangat ya diri sendiri! Kalau lelah, istirahat. Mari bermimpi kembali, menyelesaikan yang harus diselesaikan. Mari bahagia dan hidup damai harmonis. Tenang, tenang, tenang....

Senin, 15 April 2024

#17 Emotional Release

Tiga hari berturut-turut mimpiin orang yang sama. Hari ini, saya juga bermimpi mendapat kabar bahwa seseorang yang selalu saya pikirkan bertunangan dengan orang lain. Di dalam mimpi itu, saya hanya diam, sepertinya emosi saya tertahan di sana. Sebenarnya, saya bahagia mendengar kabar itu, tapi entah mengapa ekspresi bahagia itu tertahan dan tak dapat diungkapkan secara langsung. Bahkan saat bangun pun teringat jelas bahwa hal itu terasa nyata. Mimpi tapi terasa nyata. Saya bertanya pada diri sendiri, "Apakah hal tersebut yang kau inginkan selama ini? Dia mendapatkan jodohnya? Jujurlah pada dirimu sendiri...." Menjawab pertanyaan itu, saya kembali berefleksi tentang kata-kata Fitri kemarin-kemarin, bahwa move on itu bukan berarti saya menghilangkan rasa sayang dan cinta itu. Move on berarti untuk kebaikan saya dan untuk kebaikan dia juga. Untuk kebaikan bersama. Saya perlu mengizinkan dia untuk bahagia dengan jalan hidupnya, dan begitu pula saya, saya harus mengizinkan diri sendiri untuk bahagia tanpa kehadiran dia. Ya, saya selalu berdoa semoga dia bahagia dan menemukan jalan terbaik hidupnya. Saya juga selalu berdoa, semoga saya bahagia dengan jalan saya sendiri.

Pada akhirnya, saya memang harus merelakan semua itu. Saya tetap mengakui perasaan yang ada di hati saya bahwa saya masih tetap sayang sama dia. Hanya saja, perasaan itu bukan untuk memiliki. Kami masih tetap berteman dan hidup pada jalan masing-masing.

Dan perasaan itu, saya tutup dengan pesan WA untuknya bahwa saya masih memikirkannya beberapa hari belakangan ini dan mengakui bahwa ada emosi yang perlu saya selesaikan, dan memang harus pelan-pelan untuk release-nya. Saya bersyukur, bisa belajar darinya tentang emotional release dan terima kasih support-nya. Video yang kamu kirim tentunya sangat bermanfaat untuk saya. Saya belajar untuk benar-benar merelakan semuanya.... Pada akhirnya, kita didewasakan oleh keadaan yang membuat kita belajar untuk menjadi lebih baik. Bahagia dan damai selalu!

Minggu, 14 April 2024

#16 Ayo Piknik Bareng

Hari Sabtu ini saya bangun pagi. Jadwal ngajar Pascal cancel karena kami sama-sama mager belajar. Saya juga sudah merencanakan untuk mengajak Novi ke pantai. Awalnya mau ikut Woro ke Sadranan, tapi sepertinya momennya tidak tepat karena Sadranan jauh harus ke Gunung Kidul dan jalanannya yang naik turun sehingga sepertinya akan melelahkan. Lalu saya memutuskan untuk mengajak Novi ke pantai Cemara Sewu saja. Novi juga tidak mau kondisi seperti kemarin terulang lagi pastinya. Saya setuju dengannya. Rute kami: pantai Cemara Sewu, Museum Coklat Monggo, lalu awalnya mau ke Kampung Mataraman, tapi kami sudah lelah.

Kami berangkat ke pantai naik motor sekitar jam 8 pagi. Sampai Kranggan, kami melihat penjual lopis sudah buka, kami pun mampir. Ternyata antrian sudah penuh dan kalau kami menunggu, kami akan kesiangan ke pantai. Kami pun lanjut perjalanan. Singkat cerita, sebelum masuk ke pintu retribusi, kami berhenti dulu untuk makan. Ada warung kiri jalan yang menunya cukup beragam dan harganya juga tidak mahal untuk sekitaran tempat wisata. Kami berdua hanya Rp41.000 saja, sudah menu nasi goreng, tempe goreng (1 porsi isi 10), nasi ayam goreng, es teh dan air es. Setelah kenyang, kami melanjutkan perjalanan ke pantai.

Ternyata ramai juga yang piknik ke pantai. Banyak orang tetapi karena tempatnya luas, jadi tidak terlalu berjubel-jubel. Banyak juga penjualnya sekarang dan macamnya banyak, ada yang jual bakso, pecel, indomie, pop mie, es degan, dan macam minuman lainnya. Kami menikmati pantai dari kejauhan. Saya hanya mengambil beberapa video pantai lalu menepi karena tidak ingin basah-basahan. Ombaknya juga gede karena pantai di Samudra Hindia, jadi ombaknya memang gede. Suasana kami berdua sudah cair seperti biasa. Saya juga berusaha untuk tetap menjaga mood agar tetap stabil. Lalu kami makan Indomie goreng sambil memandangi pantai dan orang-orang yang berlalu-lalang. 

Lanjut ke Museum Coklat Monggo. Kami membeli gelato, Novi pilih rasa coklat, saya pilih rasa kecombrang. Kami menikmati gelato sambil rehat usai ke pantai yang cuacanya panas. Kami pun masuk ke Museum coklat Monggo dengan harga tiket masuk Rp25.000 dan diberi lembaran kuis untuk diisi dan mendapatkan 3 buah coklat monggo ukuran kecil. Kami bersemangat mengisi kuisnya dan mau tidak mau kami belajar banyak tentang sejarah coklat. Kami pun akhirnya menyelesaikan kuis dan pulang dengan 3 buah coklat. Menyenangkan!

Rencana ke Kampung Mataraman batal karena kami masih kenyang. Kami pulang dan beres-beres lalu malamnya makan nasi penyetan di Bu Damar. Terima kasih hari ini, Nov!

Sabtu, 13 April 2024

#15 Teman yang Moody-an

Sebenarnya beberapa hari ini saya sedang banyak pikiran. Beberapa hal yang sejak beberapa minggu lalu mengganggu pikiran, tapi belum juga bisa saya lepaskan. Bahkan saya kembali bermimpi, entah itu sebuah ketakutan-ketakutan selama ini, entah sebuah pengingat. Saya sempat bermimpi kembali ke kampung halaman. Saya, almarhum ibu, dan adik saya sedang mengumpulkan telur ayam di sawah belakang rumah. Memori sawah belakang rumah itu cukup tercampur dengan kondisi saat ini. Gambaran masa lalu, belakang rumah yang masih penuh dengan sawah, dan juga bangunan baru milik tetangga yang memang sudah dibangun beberapa tahun belakangan. Sepertinya alam bawah sadar saya muncul dan membuat memori campur aduk. Sepertinya memang benar-benar pikiran saya sedang tidak baik-baik saja.

Dalam mimpi itu, saya berjalan sendirian mengikuti jalanan kecil di sawah, memisahkan diri dari ibu dan adik saya. Saya terus berjalan ke arah utara dan menemukan sebuah gua. bangunan sederhana dari luar tapi terlihat bersih. Lalu, saya masuk ke dalamnya, saya dapati sebuah tempat sembahyang. Di sana ada patung Yesus berdiri tegak dengan beberapa lilin di sekitarnya. Saya meilhatnya, seperti tempat ibadah yang megah. Beberapa saat kemudian, ada seorang ibu dan anak perempuannya datang untuk sembahyang. Saya melihatnya, mereka berdoa dengan khusyuk. Lalu, saya keluar gua. Di langit, saya melihat lukisan Yesus dengan sangat megahnya. Di sana, saya sangat kagum dengan lukisan itu. Benar-benar lukisan dari kumpulan awan dan juga pantulan cahaya yang indah. Dalam mimpi, saya sempat menelepon Romo, kawan kampus saya. Saya mengambil video lukisan di langit itu dan mengatakan kepada Romo, "Romo, lukisan Yesus ada di langit, indah sekali. Romo harus lihat." Entah reaksi Romo saat itu seperti apa, saya tidak ingat. Sepertinya, mimpi saya terputus di situ.

Saya terbangun dengan sedikit lelah. dalam hati, masih bertanya-tanya tentang hal tersebut. Saya mempercayainya sebagai hanya sebuah mimpi, bunga tidur. Walaupun pada kenyataannya saya kepikiran tentang hal itu. Lalu, saya menceritakan ke Romo apa yang terjadi di dalam mimpi itu. Romo hanya berpesan, "Perbanyak sholat...." Saya mengiyakan.

Sebenarnya, saya masih lelah usai bertemu banyak orang di Malioboro. Mungkin bisa dikatakan energi saya cukup terkuras ketika bertemu banyak orang. Tapi saya juga kurang peduli hal tersebut ditambah banyak pikiran akhir-akhir ini membuat mood saya mudah goyah dan berubah drastis.

Pagi itu, saya mengajak Novi ke Pasar Kranggan untuk beli kembang tahu dan wisata kuliner. Kami coba di beberapa tempat, tapi semua tutup karena masih lebaran dan juga habis karena sudah siang. Akhirnya kami putar balik dan nyari nasi pecel. Tapi nasi pecel pun juga masih tutup. Kami pun pergi beli mie ayam untuk makan pagi yang sudah memasuki makan siang. Kami memutuskan untuk beli mie ayam bakso ceker di tempat Pak Supri, langganan saya beli mie. Sepulang dari beli mie, saya dan Novi pun rehat sebentar dan merencanakan mau pergi ke candi saat sunset.

Jam sudah menunjukkan jam 3 sore, kami siap-siap dan rencana berangkat jam 4. Saya sempat bertanya ke Novi apakah dia benar-benar ingin ke candi Ijo atau pilihan lain candi Boko. Novi menjawab iya. Saya pun akhirnya tetap berangkat walaupun sebenarnya saya setengah hati, tapi kalau saya batalkan, kasihan Novi juga jauh-jauh dari Jakarta ke Jogja, mau jalan-jalan juga. Jadi saya tetap berangkat dan mencoba menikmati perjalanan. 

Di perjalanan ke Candi Boko, ternyata jalanan macet. Banyak orang berlalu-lalang. Ternyata itu juga sangat menguras energi saya. Ditambah lagi saat di tiket masuk, harus nunggu mas-masnya nyari kembalian parkiran, padahal waktu kunjungan tinggal 45 menit. Novi, sudah beberapa kali mengatakan pakai uangnya saja untuk parkir biar tidak nunggu-nunggu, tapi saya tidak mengiyakan. Alhasil, kami harus menunggu beberapa menit untuk hal kembalian uang parkiran. Saat itu yang saya pikirkan adalah, ya sudah biarkan masnya bertanggung jawab dalam tugasnya. Sepertinya pikiran yang gelap ya! Kurang efektif dan efisien lebih tepatnya. Memang berpikir di saat pikiran runyam itu tidak bisa clear, pasti ada hal-hal yang tidak sesuai ekspektasi. Makanya, kadang saya tidak ingin berekspektasi karena akan membuat kecewa.

Lalu, kami pun masuk ke area candi dengan tergesa-gesa karena bentar lagi mau tutup. Pengunjungnya lumayan banyak dan banyak orang yang berfoto di area candi. Mood saya bagaimana? Sudah tidak terkontrol. Novi mencoba membujuk saya untuk tersenyum, tapi jawaban saya tidak mengenakkan dia. Maaf ya Novi! Pastilah membuat suasana yang seharusnya happy, jadi runyam karena saya.

Akhirnya kami pulang dengan perasaan masing-masing. Saya diam, Novi juga diam. Tapi saya menyadari bahwa emosi saya sedang tidak baik-baik saja. Penyebabnya pun juga dapat saya identifikasi karena beberapa hari ini saya banyak pikiran dan bertemu banyak orang, ditambah mimpi yang aneh-aneh. Sepertinya saya sedang di titik lelah.

Kami pulang. Saya langsung mandi dan berpesan ke Novi kalau saya butuh waktu satu jam untuk meredakan emosi sebelum kami makan. Novi pun menunggu sambil kelaparan di pojokan dan penuh kebingungan pasti saat menghadapi saya. Dalam kondisi sadar bahwa saya sebaiknya mengatur napas dan melakukan meditasi di ruang tamu. Saya mencoba release emosi dengan meditasi, mengelola napas, dan menyembuhkan diri sendiri. Satu jam kemudian, saya kembali menghampiri Novi, dan meminta maaf kalau emosi saya sedang tidak stabil. Kemudian kami langjut makan, nyari warung makan yang buka, tapi karena kondisi lebaran, salah satu langganan saya belum buka. Kami nyari sepanjang jalan Selokan Mataram dan menemukan warung lesehan penyetan ayam. Kami pun makan dengan agak canggung. Pulangnya, Novi ingin beli buah dan kami mampir ke toko buah dekat kos. Dia membeli jeruk. Lalu, kami istirahat dengan pikiran dan kelelahan masing-masing. Maaf ya Novi! Semoga lain kali kita bisa maen bareng lagi dan no drama-drama. :D Mungkin saat ini, saya masih jadi teman yang moody-an.... Masih proses belajar menjadi lebih baik.

Jumat, 12 April 2024

#14 Malioboro di Musim Lebaran

Semalam saya ke Malioboro bersama Novi. Novi ingin makan sate yang ada di Malioboro katanya. Prediksi saya, Malioboro akan sepi karena masih momen lebaran. Ternyata prediksi saya salah. :") Malah momen lebaran membuat Malioboro ramai. Saya parkir di ujung Malioboro, bagian parkiran tingkat. Lalu, kami jalan menyusuri jalanan Malioboro. Kesan pertama melihat banyak orang seperti itu adalah pusing untuk orang introvert seperti saya. Tapi, saya mencoba untuk menikmati momen itu sambil mengingat kenangan di setiap sudut Malioboro. Dan malam itu, hampir 10.000 langkah jalan kaki hanya dengan menyusuri ujung Malioboro ke arah Titik Nol bolak-balik.

Apa saja yang saya beli di Malioboro?
Tentunya saya beli air mineral Rp5.000 karena lupa bawa air minum dan tergoda dengan air esnya untuk menghilangkan kepenatan di tengah keramaian orang. Lalu, ada ronde, salah satu ronde yang pernah saya beli setiap ke Malioboro. Sebenarnya, rondenya biasa saja, tapi memori yang muncul itu yang membuatnya terasa nikmat. Air jahe hangat dengan taburan kacang, kolang-kaling dan dua butir ronde membuat hati menyenangkan. Ditambah lagi dengan cerita lebaran si bapak penjual ronde. Bapaknya juga menawarkan kepada saya untuk kerja parttime jualan ronde di salah satu cabangnya. Tugasnya ngapain? Dorong gerobak sekitar 3 km dan jualan ronde dari jam 4 sore sampai jam 12 malam. Dihitung gajinya Rp2.000 per mangkok. Kata bapaknya, kalau pas hari biasa bisa dapat Rp100.000, terus kalau weekend bisa dapat Rp500.000 gajinya. Tinggal hitung saja kalau setia hari jualan. Lumayan.... Bapaknya cerita tentang bisnis yang sudah dilakukannya ini bertahun-tahun. Rondenya buatan sendiri. Bapaknya asli Bandung, kerja di Surabaya, punya bisnis ronde di Jogja. Mungkin, pekerjaan ini bisa jadi alternatif untuk mengisi waktu. 

Lalu, saya dan Novi berjalan lagi arah balik. Sambil menunggu perut kosong lagi, kami sambil jalan lihat-lihat sekitar. Di tengah jalan, kami menemukan penjual sate ayam. Sebenarnya sepanjang jalan Malioboro, kita dapat menemukan banyak penjual. Nah, entah kenapa kami pergi mendekati ibu penjual sate. Saat itu, penjualnya sedang ngobrol dengan temannya sesama penjual sate. Saya penasaran dengan bisnis sate ini. Lalu, saya tanya ke ibu yang tengah berdiri sambil membawa dagangan satenya di kepala, "Ibu asli mana?" Karena terdengar suara logat dan bahasa daerah bukan Jawa Tengah atau Jogja. "Asli Madura," jawabnya. Sontak saya bertanya lagi, "Oh, semua yang jualan sate di sini apa orang Madura?" Lalu ibunya menjawab, "Iya." Pertanyaan saya cukup berhenti di sana. Wah, menarik, bisnis sate kebanyakan oleh orang Madura. Memang sih sate Madura ini sangat enak, apalagi sate favorit saya di daerah Cawang, Jakarta. Tiap ke Jakarta, saya selalu ingin beli sate Madura dekat rel Cawang itu, tapi selalu gagal. Dulu waktu tinggal di Pancoran, saya sering beli di sana. Sampai ibu penjualnya hafal saya. :D Oh iya, harga sate di Malioboro di musim lebaran ternyata Rp20.000 seporsi dengan ketupat dan sate ayam 8 tusuk. Untuk rasa, ya standar seperti sate pada umumnya.

Lalu kami pulang dengan kenyangnya. Lumayanlah bisa jalan hampir 10.000 langkah kaki. :D


Kamis, 11 April 2024

#13 Lebaran Kedua

Momen lebaran identik dengan daging-dagingan dan santan. Lebaran kedua, saya memilih masak sayur bening bayam, tempe goreng, dan sambal terasi. Sebenarnya, untuk makan, saya bukan orang yang ribet, karena semua bisa saya makan. Saya gak pilih-pilih makanan, apa yang tersaji di meja makan ya saya makan, adanya itu ya sudah saya makan. Sejauh ini, mau dimana pun tempatnya, saya masih aman untuk soal makan. :D

Siang ini hujan turun deras. Suasana yang sangat nyaman untuk tidur siang. Saya tiduran sambil menunggu reda karena ada jadwal jemput Novi di stasiun. Entah di detik berapa saya tertidur. Sepertinya pulas sekali. Hahaha. Saya bermimpi bertemu beberapa orang teman. Setting-nya jelas sekali saya menyusuri trotoar di Jepang. Di mimpi itu, seingat saya ada Fitri, Nafis, Mitace, Novi, dan Lee. Mungkin karena beberapa hari ini memang semua orang itu masuk di list orang-orang yang saya pikirkan. Benar ya, apa yang terjadi pada tubuh ini semua berawal dari pikiran sendiri. Jadi sebenarnya masih PR saya untuk tidak terlalu banyak yang dipikirkan. Pelan-pelan ya....

Saya menyadari bahwa ada orang-orang yang bisa saya cut off dan ada beberapa orang yang memang untuk melepaskan itu tidak bisa dengan cara cut off. Saya menyadarinya akhir-akhir ini ketika saya ingin move on. Saya sempat block nomor WA-nya, tetapi beberapa saat kemudian saya unblock. Saya juga sempat hapus nomor kontaknya, tapi lagi-lagi beberapa saat kemudian saya simpan kembali nomornya. Begitu saja terus-terusan. Sempat kemarin-kemarin saya keluar grup yang ada dianya, tapi saya tidak join lagi, tidak apa-apalah ya... Sudah terlanjur keluar grup WA. :") Saya bilang ke Fitri kalau sepertinya cara cut off itu bukan cara saya untuk melepas, tetapi menghindari kenyataan. Alhasil, saya akan selalu kepikiran. :) Ya, sepertinya memang penerimaan itu membuat saya belajar banyak hal tentang hidup. Semoga hal-hal baik selalu menyertai saya dan seluruh makhluk damai dan bahagia....

Dan saya terbangun dari mimpi saya karena teringat harus jemput Novi di stasiun. :)

Rabu, 10 April 2024

#12 Lebaran

Mohon maaf lahir dan batin!

Lebaran kali ini saya memutuskan untuk tetap di Jogja. Memang, lebaran adalah momen untuk saling memaafkan. Saya memaknainya dengan tidak hanya saling memaafkan untuk orang lain, tetapi memaafkan dengan diri sendiri juga.

Terima kasih diri sendiri sudah berjuang sejauh ini! I love you! Terima kasih sudah belajar untuk mencintai diri sendiri dengan sebaik-baiknya. Terima kasih sudah belajar untuk mencintai orang lain dengan sebaik-baiknya pula. Maafkan diri ini yang selalu memaksakan kehendak yang kadang menyakiti diri sendiri. Maafkan diri sendiri selama ini, memilih untuk membahagiakan orang lain sebelum membahagiakan diri sendiri. Saya bersyukur menjadi diri sendiri atas segala keberuntungan yang terjadi. Saya bahagia dengan diri sendiri, yang memiliki tubuh sehat, beruntung, dan rezeki melimpah. Damai dan bahagia untuk seluruh makhluk....

Hari ini Mitace masak iga asam. Saya masak tempe goreng, sambal Lamongan, timun, selada, sungguhlah sehat sekali hari ini. Saya cerita ke Antoni tentang masakan lebaran saya tahun ini. Sepertinya, dia kaget ya.... Secara, ini makanan lebaran paling sederhana yang pernah saya buat. Biasanya, lebih ribet dari ini. Tetapi saya menikmati makanan sederhana itu. Sederhana dan sehat!

Ya, makin ke sini, nggak terlalu pengen menguras energi untuk hal-hal yang tidak penting. Salah satunya memperibet diri sendiri. Ya, walaupun masih tahap belajar ya.... Selamat lebaran semua!

Selasa, 09 April 2024

#11 Beberes Kosan

Hari terakhir puasa, saya tidak puasa. Saya melewatkan sahur. Biasanya walau nggak sahur pun saya tetap puasa. Entah kenapa, hari terakhir ini saya memang berniat untuk tidak puasa. Entahlah....

Pagi ini, Mitace dan saya memutuskan untuk bongkar-bongkar kos. Maklum, tinggal bareng banyak orang tentunya tidak bisa menyesuaikan standar hidup masing-masing. Jadi banyak hal yang perlu dimaklumi. Seperti saya pun, kadang saya juga tidak rajin atau rapi setiap hari. Ada kalanya, kamar saya super bersih, ngepel sehari dua kali, tapi juga ada kalanya, kamar berantakan sesuai mood. :D It is normal.

Bersih-bersih kosan setahun sekali adalah kegiatan yang rumit. Kenapa rumit? Karena memperbaiki dan menata ulang barang-barang yang setahun tidak dibereskan tentunya menyita waktu dan tenaga. Seharian hanya beres-beres kosan. Dari printilan dapur hingga semua ruangan, kami bersihkan. Kegiatan setahun yang dirapel hanya sehari, pastinya melelahkan. Banyak barang yang ternyata jarang kami gunakan atau bahkan tidak bisa digunakan lagi tapi masih tetap disimpan. Macem pengepul barang-barang ini. Mitace dan saya pun geleng-geleng melihat ketidakrajinan kami dalam mengatur barang-barang. Setiap barang yang tidak terpakai dan masih layak, kami jadikan satu dan disimpan saja sebagai barang kosan. Lalu, barang-barang yang sudah tidak penting dan tidak layak, kami pilah untuk disetorkan ke pembeli barang bekas. 

Ya, kosan kami sebenarnya mengikuti aturan pilah sampah. Sampah plastik, kertas, dan kerasan/botol-botol bekas. Ini hal baru yang saya pelajari semenjak tinggal di kos ini. Kegiatan pilah sampah pun menjadi agenda rutin kami penghuni kos. Sampah-sampah pilahan tadi kalau sudah terkumpul banyak, kami jual ke Rapel. Biasanya kami mendapat sekitar 8-20ribu rupiah. Tidak banyak memang, tapi minimal kami ikut serta dalam mengurangi sampah yang dibuang ke TPA. Ditambah lagi kondisi TPA Piyungan yang makin menggunung sampahnya dan buka tutup karena overload.

Sampai-sampai ya saat saya berada di tempat lain, jadi otomatis milah sampah. Kayak misalnya, saya berkunjung ke Jakarta, saya langsung memisahkan sampah organik dan anorganik. Lalu teman saya akan bilang, "Taruh saja, sampah di sini tidak dipilah, pasti kamu bingung kan?" Tentu saja, kebiasaan selama di kos, pilah sampah membuat saya lebih peduli dengan lingkungan, walaupun masih pelan-pelan berproses.

Senin, 08 April 2024

#10 Kembali ke Jogja

Semalam saya tidak jadi pulang karena mendung. Saya mengabari Mitace kalau saya pulang hari ini dan nitip anak-anak. Hari ini saya sengaja tidak produktif. Istirahat sehari untuk tidak ngapa-ngapain. Saya memilih tidur di depan TV karena tidak ingin mengganggu tidur Woro. Akses pintu sering membuat Woro terbangun karena saya lewat keluar masuk kamar. Entah kenapa, badan saya terasa sakit semua sewaktu bangun tidur. Sepertinya karena posisi tubuh yang tidak pas saat tidur.

Saya pulang dari rumah Woro sekitar jam 3 sore karena ingin membeli singkong goreng. Sesederhana itu keinginanku. Sampai Jogja sekitar jam 5 an. Lanjut buka puasa sama bumbu urap dan sayuran yang masih ada di kulkas. Ketemu lagi sama anak-anak, sudah kangen sama mereka padahal baru 3 hari 2 malam saya tinggal. Mereka menyambut emaknya dengan penuh antusias karena minta makan. :D

Saatnya recharge energy!

Minggu, 07 April 2024

#9 Buka Bersama

Buka bersama Ramadan tahun ini, saya hanya punya dua agenda bukber. Pertama, bukber bareng anak-anak kelas 5 dan yang kedua, bukber bareng keluarga Woro. Nah, bagian yang ingin saya ceritakan adalah bukber yang kedua. 

Hari ini adalah hari kedua saya di Klaten. Woro bilang kalau agenda hari ini adalah bukber dan masak-masak. Saya bangun sahur bareng Mbak Sum, dimasakin telur dadar, enak banget rasanya. Terus, setelah sahur kok ya saya tidak bisa tidur lagi. Alhasil, saya pun hanya duduk-duduk di depan TV, terus sholat, meditasi sebentar, lanjut nunggu matahari terbit. Cuacanya dingin banget, teruslah entah di menit berapa saya ketiduran. Bangun-bangun udah terbit mataharinya. Rencana awal mau yoga, tapi kedinginan, alhasil hanya sebentar, gak full.

Lalu, Woro bangun, kami nongkrong-nongkrong di teras depan. Nggak jadi juga ternyata lihat Merapinya. :D Hanya sebatas wacana. Mau ngerjain thesis tapi nggak ada sinyal. Sebenarnya, kondisi tanpa sinyal itu bisa membuat saya lebih banyak berefleksi, menikmati hari, dan hidup menyenangkan sih. :D 

Lalu, lanjut rencanain mau masak apa. Mbak Sumi sudah siap sedia masak daging sapi, mau dibuat gule. Saya kepikiran, kalau saya makan daging saja, nanti bisa-bisa kolesterol. Maklum, mantan penyitas kolesterol. Terus, entah kenapa kepikiran bikin urap. Kata Woro, kelapa muda tinggal petik di kebun sekalian mau ambil kelapa untuk bikin es buah. Wah, menarik!

Saya dan Woro pun pergi ke pasar nyari buah dan sayuran. Beberapa buah sudah dibelikan ibu sepulang dari pasar. Tinggal nyari sayuran sama buah naga, dan beberapa titipan saudara-saudara Woro. Pergilah kami ke pasar. Saya beli sawi putih, cabai, wortel, tauge. Woro nyari buah naga nggak ketemu. Waktu lewat penjual jus, ada buah naga, lalu saya bilang ke Woro, "Wo, itu ada buah naga, kita beli aja di sana, beli jus buah naga tapi gak usah diblender." Woro langsung menentang ide saya, yang waktu itu saya rasa fine-fine saja kalau beli buah di sana. Toh, hak banyak yang dibutuhin kan, buat syarat saja. Tapi Woro tetap tidak setuju. Ya sudah.... Teruslah kami tetap mencari buah naga. Mampir toko dulu buat belanja es krim. Sepulang dari toko pun masih nyari buah naga. hahaha. Saya bilang ke Woro kalau semakin kita fokus nyari sesuatu, mata kita akan semakin jeli nemuinnya. Kayak ini nih, buah naga. Dannn, beneran lho, kami nemuin buah naga walaupun cuma setengah di penjual buah. Itu pun buah naganya udah dikupas dan satu-satunya buah naga yang dijual. Langsung ambil. Misi tercapai. Kami pulang dan tidak penasaran lagi.

Sesampai di rumah, saya mulai membuat urap, Woro membuat es buah. Kata Woro es buah di rumahnya dibuat dari air kelapa tanpa campuran air. Di pikiran saya, kelapa yang dimaksud adalah kelapa kuning, lha, ternyata beneran kelapa hijau. Mantap kali ini hidup di desa, segalanya ada, tinggal petik.

Masakan semuanya matang tepat waktu. Menu berbuka kali ini, nasi, gule sapi, urap, sambel belut, tempe goreng, pisang goreng, pete, dan es buah. Tentu saya makan urap dulu sebelum nasi dan gule. Alhamdulillah, semua terlihat bahagia, makan bersama dengan lahapnya.

Sabtu, 06 April 2024

#8 Pergi ke Klaten

Hari ini saya berkunjung ke rumah Woro di Klaten. Bertemu ibu Woro yang sudah kuanggap seperti ibu sendiri. Sesekali saya berkunjung karena jarak Jogja ke Klaten kurang lebih satu jam. Kalau sedang Natal, saya bawakan hadiah untuk ibu Woro. Saya bilang ke Woro, dulu kita pernah berantem ya, gak tegur sapa selama tiga bulan dan saling menghindar, sungguh konyol kalau diingat-ingat, lucu juga, terus kita sekarang masak-masak bareng, aku main ke rumahmu, nginep bareng, dunia terasa lucu sekali. 

Kadang memang ya, setiap sesuatu yang datang ke kita itu pasti sudah digariskan oleh Tuhan. Pasti ada pembelajaran yang dapat kita petik. Ya, begitulah. Memang sejatinya manusia akan selalu belajar. :D

Hari ini aku menjemput Woro di stasiun Tugu, lalu kami berangkat ke Klaten naik motor. Hari ini juga ada kesempatan dan rezeki untuk servis motor dan ganti oli. Alhamdulillah. Lalu lanjut bikin sambal penyet Lamongan yang sudah beberapa hari ini saya pengen buat tapi nggak jadi-jadi. Alhamdulillah kesampaian. Terus saya bawa 2 papan tempe daun yang beli di Mas Bon. Menu buka puasa hari ini adalah nasi, sayur sop kepala ayam buatan Mbak Sum, daun singkong hasil petikan bapaknya Gibran yang direbus, tempe goreng, tahu isi, sama menu spesial sambal penyet Lamongan buatan saya dan ibu Woro karena saya tidak bisa melembutkan cabe pakai cobek Woro. :))

Makan bersama hari ini sungguh nikmat. Semua senang dan kenyang.

Jumat, 05 April 2024

#7 Belajar R Code dan Banyak-Banyak Bersyukur

Hari ini Fitri mengajak belajar bareng tentang R code. Saya pernah belajar ini tapi tidak lanjut karena lelah dengan coding yang kadang error. Tapi sewaktu Fitri mengajak belajar bersama, saya langsung mengiyakan. Rencana awal siang jam 12 siang, tapi Fitri mengabari kalau dia masih ngantuk jam 6 pagi di kotanya. Memang sudah jalannya ya! Rencana bukber dengan Romo dan Tace juga gak jadi karena Romo ada acara pimpin misa. Ya, lalu saya bilang ke Fitri, nanti kalau mau belajar, saya bisa karena gak jadi bukber. :') Fitri mengiyakan. Saya bilang ke Fitri kalau mau ngepel kos dulu dan beres-beres.

Sebenarnya, saya tidak rajin-rajin amat bersih-bersih. Kalau mood lagi bagus, biasanya saya sangat detail untuk beberes, ngepel bisa sehari dua kali. Itu kalau mood bagus ya! Kalau mood lagi nggak bagus ya, cuma bisa memandangi lantai yang kotor banget tapi nggak ada yang bersih-bersih. Tamatlah!

Sebenarnya, ini yang saya pelajari. Suasana ruangan itu ngaruh banget ke kondisi mood. Kalau bersih dan rapi, mood pun jadi bahagia, enak dilihatnya. Kalau lagi berantakan banget, sudah dipastikan, mood akan memburuh dan tingkat kemalasan akan nambah buruk. Biasanya kalau sudah seperti ini, saya harus segera memperbaiki. Mulai dari luangkan waktu untuk beberes semua hal. Nata kamar, ngepel seluruh area kos dari kamar, ruang tamu, dapur, bersih-bersih kamar mandi, tempat laundry, juga taman atas. Semua saya bersihkan. Bisa tuh seharian bersih-bersih. :)) 

Saya sering cerita ke Fitri, kalau saya lagi bad mood, saya lebih baik bersih-bersih karena ternyata itu bisa jadi stress release untuk saya. Dan beneran, mood jadi bagus dan happy. Terus, saya juga jadi lebih banyak gerak. Selain itu, olahraga juga membuat mental lebih baik. Minimal yoga untuk membuat badan lebih segar, terlebih lagi, yoga di waktu subuh.

Hari ini, saya bersyukur diberi kesempatan untuk belajar bareng Fitri. Saya bersyukur bisa membuat salad sendiri dengan dressing wijen sangrai yang enak. Saya bersyukur, saya bisa menyelesaikan beberapa tulisan di blog ini. Ya, walaupun, saya masih belajar untuk move on yang nggak kelar-kelar. Tapi saya yakin, semua akan selesai tepat pada waktunya. Saya bersyukur diberi waktu lebih untuk bermeditasi dan mengenal diri sendiri. Siapa lagi yang mencintai diri kita sendiri to? Kalau bukan diri kita sendiri! Aku bersyukur, anak-anak juga sehat-sehat, walaupun Oyen masih pilek, tapi dia tetap bahagia dan mau berjuang untuk bertahan hidup. Saya bersyukur bisa mengalahkan ego sendiri untuk menyapa Ria saat dia pulang. Saya juga bersyukur, saya bisa tidur lebih awal dan bangun tidur lebih fresh. Terima kasih Tuhan atas syukur dan berkah-Mu hari ini. Terima kasih! Semoga semua makhluk berbahagia!

Kamis, 04 April 2024

#6 Hari Terakhir Sebelum Liburan

Hari terakhir sebelum liburan, kami punya agenda membahas riset salah satu teman kecil di kelas. Risetnya tentang Candi Gedongsongo. 

Pagi itu saya datang mepet jam masuk karena mengantar Tace terlebih dahulu ke fotokopian. Sampai di sekolah, saya langsung persiapan untuk agenda pagi itu. Kelas pindah ke ruangan kelas 6 karena kami butuh screen dan proyektor untuk nonton bareng.

Saya disambut oleh teman-teman kecil dengan berbagai cerita paginya. Ada yang bercerita tentang jadwal piket yang belum ada temannya, ada yang cerita kalau oleh-oleh mencatat provinsi di Indonesia, bahkan ada yang menggambar peta Indonesia dengan bagusnya. Saya sungguh menikmatinya. Hariku bahagia bukan? Tentu!

Kami memulai kegiatan kelas dengan berdoa, "Tuhanku, terima kasih atas pagi yang cerah ini, berkati kegiatan kami hari ini. Aamiin." Saya butuh satu semester untuk mengingat doa pagi, doa makan, doa pulang. :'') Kelas dibuka dengan laporan masing-masing anak atas tugasnya. Kami membahas 38 provinsi di Indonesia, pulau-pulau di Indonesia, lokasi Sabang dan Merauke, juga kota-kota yang pernah kami kunjungi. Saya bercerita kalau saya pernah ke NTT dan NTB, pengalaman naik kapal 4 hari 3 malam, nonton bioskop di kapal, dan keajaiban-keajaiban yang saya dapatkan selama perjalanan. Semoga teman-teman kecil ini juga dapat kesempatan untuk menjelajah dunia lebih jauh lagi ya! Aamiin.

Saya jadi teringat salah satu kawan saya dari Malaysia. Hampir tiap kali dia liburan selalu diisi dengan keliling dunia. Saya senang melihat postingan-postingan telegramnya penuh dengan trip ke berbagai belahan dunia. Dia cerita kalau dia baru saja liburan di Hawaii. Dia mengirimi saya cuplikan video di pantai. Cuacanya bagus katanya. Saya senang mendengarkan cerita-cerita perjalanannya. Semoga di lain kesempatan, dia bisa datang ke Jogja dan mengunjungi sekolah tempat saya belajar ini. Aamiin.

Kegiatan selanjutnya adalah nonton youtube tentang Candi Gedongsongo. Candi ini berada di kawasan Ungaran, Jawa Tengah. Saya sendiri belum pernah ke sana, tapi melihat videonya, di sana tempatnya sepertinya menarik. Makin ke sini, saya makin menyukai sejarah. Kalau dulu saat sekolah, saya tidak suka sejarah karena harus menghafal, Padahal belajar sejarah tidak hanya menghafal lho, dengan kita berkunjung ke tempat-tempat bersejarah, kita bisa belajar banyak di sana. Dan saya bersyukur, saya bisa belajar di salah satu sekolah nonformal di Jogja ini. Terima kasih Tuhan.

Kelas dilanjutkan menonton Avatar di netflix. Teman-teman kecil semangat menontonnya. Saya juga senang melihat mereka tumbuh menjadi pribadi masing-masing dengan keunikannya sendiri-sendiri.

Jam 12 tiba, kami menutup kelas dengan berdoa, "Tuhanku terima kasih kami sudah bermain dan belajar, kami akan pulang, berkatilah...." Aamiin. Tiba-tiba ada yang punya usulan, sebelum kami pulang, mari bersalam-salaman. Kami berbaris memutar, bersalam-salaman dan bermaaf-maafan. Selamat lebaran dan berkumpul dengan keluarga! 

Rabu, 03 April 2024

#5 Saya Pamit!

Semalam saya pergi berkunjung ke rumah Mbak Raras, salah satu guruku. Kami berbagi tentang banyak hal terutama tentang hidup. Saya bercerita tentang kisah percintaan saya. Bagaimana saya selalu menyayangi seseorang walaupun saya tidak diinginkan. Dari kesimpulan percakapan kami, saya merasa begitu bodohnya. Saya menyia-nyiakan kesempatan saya hanya untuk menyayangi orang lain sedangkan sebenarnya diri saya kekurangan kasih sayang. Lantas, siapa yang akan menyayangi diri sendiri kalau saya selalu menyayangi orang lain? Pertanyaan yang membuat saya terpukul dan memilih untuk menghargai diri sendiri. Dan saya memilih untuk membahagiakan diri sendiri.

Hi seseorang yang pernah singgah di hati ini beberapa tahun ini, 

Terima kasih ya sudah baik sama saya. Terima kasih pembelajaran selama ini. Saya pergi untuk membahagiakan diri sendiri. Terima kasih sudah membuat saya selalu khawatir, tapi percayalah, saya tak akan lagi khawatir atau menunggu-nunggu kamu lagi. Saya menyayangi diri saya sendiri dan tak akan lagi membiarkan diri saya menderita. Berbahagialah kamu di sana! Setidaknya, biar kamu juga tidak terbebani untuk berbuat baik terus sama saya. Ya, saya juga perlu menjaga kesehatan mental dan kesehatan fisik untuk tidak terus menunggu dalam ketidakjelasan. Ya, mungkin sebenarnya sudah jelas ya, hanya saja saya yang tidak bisa menerimanya selama ini. Tentu saya tidak seperti itu lagi sekarang. Ada atau tidak adanya kamu, saya berhak untuk bahagia. Dan saya memilih untuk mengakhirinya setelah sekian lama saya memendamnya. Tentu, saya akan bahagia dengan cara saya. Tak akan ada lagi kirim surat dengan tiba-tiba.... Tak akan ada lagi kirim postcard tiba-tiba. Tak akan ada lagi, tiba-tiba kepoin kamu. Hiduplah dengan tenang dan bahagia! Ketika saya tidak lagi menghubungimu, itu adalah penghormatanku terhadap diriku sendiri. Itulah caraku menghargai diriku. 

Terima kasih sudah singgah!

Sudahlah ya, sedih-sedihnya karena hal-hal yang nggak begitu penting. Besok topiknya sudah nggak cinta-cintaan lagi, karena lama-lama menguras energi juga. Dan, saya perlu memikirkan hal lain yang lebih berfaedah. Adios!

Selasa, 02 April 2024

#4 Coba Pikirkan Diri Sendiri!

Masa-masa move on memanglah cukup menyita waktu dan energi. Tapi ya... dinikmati saja prosesnya. Tetap semangat dan fokus pada diri sendiri. Ya, walaupun masih suka penasaran dan buka-buka WA lagi, baca-baca chat-annya lagi, buka-buka notes tentang dia, baca-baca surat buat dia, baca-baca diary tentang dia, ya, semua itu proses yang harus dijalani dan dilewati. Ya, kadang sadar, kenapa saya memikirkan seseorang yang bahkan kita tak pernah tahu mereka juga memikirkan kita atau enggak? Lelah ya! Ya, itu pasti. Makanya, kita harus segera move on. Minimal biar nggak menyakiti diri sendiri dalam waktu lebih lama lagi.

Lihat deh hari ini! Kamu bangun tidur dengan pusing kepala. Mau yoga malah nggak bisa kan? Terus tesis udah sampai mana? Stuck di bab 2? Ya, gimana ya... kamu fokusnya terbelah berkeping-keping. Emang kamu nggak capek? Capek kan! Ayok, bisa yok! Pelan-pelan aja nggak papa, asal konsisten! Semangat untuk diri sendiri! Love youuu!

Jadi gimana? Masih galau-galau lagi? Udah umur segini, masak mau cinta-cintaan kayak zaman SMA sih? Ayo ubah mindset! Terlebih saat ini kalau memang mau membangun hidup masa depan, harus fokus ke diri sendiri! Semoga seluruh makhluk berbahagia! Aamiin.

Senin, 01 April 2024

#3 Mari Bersyukur!

Saya memulai hari dengan beberapa aktivitas walaupun jadwal tidur saya masih perlu diperbaiki. Sebelum tidur hari sebelumnya, saya menuliskan rasa syukur saya di buku. Kira-kira ada 9 poin yang saya syukuri. Saya juga mengirimkan ucapan terima kasih kepada orang-orang yang menjadi support system saya dalam beberapa hari ini. Hal kecil apa pun saya tulis. Selain itu juga emosi yang muncul juga saya tulis, kata-kata yang ingin saya ucapkan ke orang yang telah membuat saya sedih pun juga. Pokoknya semua saya tulis, apa pun yang ada di otak dan saya rasakan. Untuk memperbaiki diri!

Kata guru, manusia hidup di dunia ini membawa segala karma baik buruk dari leluhur berupa DNA. Jadi kalau ingin memutus karma buruk, harus ada yang menyadari dan mengubahnya dalam silsilah keluarga itu. Dan puji Tuhan, tahun ini saya dipertemukan dengan beberapa guru yang meneduhkan dan membawa kebaikan untuk perjalanan hidup saya. Terima kasih Guru!

Saya sempat diskusi dengan Fitri, sepertinya saya memang perlu hal-hal baru untuk dilakukan. Salah satunya dengan menulis blog lagi. Saking lamanya nggak nulis, saya jadi stuck tiap mau mengerjakan tesis. Astagaaa! Perlu diwaspadai beneran. Belum terlambat untuk memulai lagi. Semoga bisa tetap konsisten. Karena konsisten sangat dibutuhkan untuk keberlanjutan. Semangat!

Pagi ini, saya sahur lebih awal, lalu mencoba untuk produktif memulai hari ini dengan meditasi. Selesai meditasi, kasih makan anak-anak, tapi cuma ada Oyen. Lalu, subuh-subuh saya yoga, ternyata yoga di waktu subuh membuat perasaan senang. Mungkin karena hawa subuh itu memang energinya kuat ya. Yoganya nggak lama sekitar 30 menit, tapi lumayan membuat keringat. Badan jadi lebih segar. Lalu, kasih makan Oyen lagi karena dia sepertinya masa pemulihan dari sakit jadi dikit-dikit lapar. Cepet sembuh ya anak ibuk! Terus saya beres-beres kamar dan mandi. Mulai menyambut hari dengan senyuman tercantik sambil ngaca. Ternyata rambutku sudah mulai panjang lagi dan tambah cantik! So happy kalau lagi ngaca. Saya jadi ingat, dulu Nafis pernah tanya ke saya, hal apa yang kamu sukai di diri kamu? Saya nggak bisa jawab karena memang dulu saya tidak suka ngaca. Tapi sekarang saya bisa jawab Fis! Melihat rambut saya, sangat bahagia! Saya cantik!

Hari ini saya menulis lagi di blog. Memang ya, kalau berteman itu energi positifnya nular. Ya kayak energi positifnya Fitri yang nulis tiap hari, nular ke saya! Terima kasih Fitri! Semoga hari ini berkelimpahan keberuntungan, kebahagiaan, keharmonisan dan kedamaian hati. Begitu pula semoga keberuntunganku, kebahagiaanku, keharmonisanku dan kedamaianku berbagi ke seluruh makhluk di alam semesta. Mari bersyukur!

Minggu, 31 Maret 2024

#2 Perihal Mencintai Diri Sendiri

Hari ini saya berefleksi bahwa semingguan kemarin saya merasa tidak waras. Saya kehilangan self-love yang beberapa bulan terakhir ini saya pelajari. Ya, belajar untuk mencintai diri sendiri memang tidak dapat secepat itu. Bagaimana bisa saya mencintai orang lain, saya menyayangi orang lain melebihi saya mencintai diri sendiri? Itu yang masih terjadi.

Seseorang datang lagi dan saya terlalu excited yang pada akhirnya saya melampaui batasan yang telah saya buat sebelumnya. Perasaan yang menggebu-gebu mungkin lebih tepatnya. Saya terlewat mengontrol itu. Dan pada akhirnya, saya dipenuhi dengan ekspektasi dan asumsi yang dibuat oleh pikiran sendiri. Ketika ekspektasi itu tak sesuai dengan harapan, saya terluka. Mau sampai kapan? Saya masih belajar.

Satu hal yang saya pelajari hari ini, yaitu tentang cinta terhadap diri sendiri dan orang lain. Kenapa ya saya dengan mudahnya mengatakan saya sayang dengan kamu? untuk orang lain, daripada kepada diri sendiri! Itu yang saya garis bawahi lagi. Lalu pertanyaan kenapa dan kenapa muncul memenuhi pikiran. Ada satu titik saya sadar, pertanyaannya perlu diubah menjadi "Apa yang bisa saya lakukan untuk mencintai diri sendiri?" Ya, pertanyaan itu lebih cocok untuk dipertanyakan. Pertanyaan kenapa selalu muncul untuk sebuah alasan, sedangkan pertanyaan apa untuk hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki. Saya rasa begitu.

Well, saya perlu sebuah komitmen untuk hal ini. Mari bangun pagi dengan mencintai diri sendiri! Mari membicarakan kebutuhan diri sendiri! Mari berkomitmen untuk menjadi lebih baik. Kalau kata Guru, amati rasa yang muncul, perasaan-perasaan yang pernah ada, perasaan dicintai, tapi hanya amati saja, rasakan! Fokus ke pernapasan, amati respon tubuh dan cukup diamati, tanpa bereaksi. Olahraga yang cukup, istirahat yang cukup, perbaiki pola makan dan pola hidup, fokus ke diri sendiri. Peluk erat tubuh sendiri. Komitmen untuk mengulang meditasi rutin. Gunakan waktu untuk memasak makanan yang real food. Lalu, hargai orang-orang atau sesuatu yang datang dan lepaskan sesuatu yang ingin pergi.

Satu hal lagi yang ingin saya ceritakan di sini tentang dua hari lalu. Perasaan sedih saya membuat saya bahkan abai dengan keberadaan kucing-kucing saya, yang selama ini di saat saya di energi rendah maupun tinggi, mereka selalu hadir untuk saya. Bahkan di saat energi saya di level kecewa kemarin, Oyen selalu hadir di dekat saya, kemana pun saya pergi, dia ikut dan sepertinya dia tahu bahwa saya pun butuh dukungan. Sungguh sangat sweet buat Oyen, anak manis! Dan itu beneran lho! Saya sampai heran, tapi saya tidak berpikir sejauh sekarang karena saat itu di pikiran saya hanya orang lain yang mungkin tidak pernah memikirkan saya sedikit pun. Ya, begitulah, ketika rasa sayang ke orang lain terlalu besar sampai-sampai lupa kalau diri ini juga perlu disayang. Mari hargai orang-orang yang datang dan lepaskan orang-orang yang memang ingin pergi. Mari merdekakan diri sendiri untuk kemerdekaan yang bahagia! Yok, pasti bisa!

Sepertinya berhubungan dengan sebuah percakapan guru dan muridnya yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Pwe Hui, seperti ini:

"Guru, aku selalu khawatir bahwa aku telah menyakiti orang lain. Apa yang harus aku lakukan?"

"Aii... Sebenarnya, orang yang paling banyak kamu salahkan selama ini, adalah diri kamu sendiri. Mengalah untuk satu hal, memperhatikan hal lain. Namun justru hanya mengorbankan dirimu sendiri. Kemudian, kamu menjadi seseorang yang mudah marah, tidak stabil secara emosional. Kamu menekan emosimu, kehilangan kepribadian, hanya tersisa kelelahan dan kesepian. Jadi, cintai dirimu terlebih dahulu sebelum mencintai orang lain. Bagaimana cara kamu mencintai dirimu sendiri adalah mengajari orang lain bagaimana cara mencintaimu."

Saya setuju pernyataan itu, terutama pengingat untuk saya yang selama ini selalu mementingkan orang lain daripada diri sendiri. Masih belajar pelan-pelan untuk memahami diri sendiri. Semangat untuk diri sendiri!

Sabtu, 30 Maret 2024

#1 Nikmati Prosesnya

Setiap orang berproses untuk menjadi lebih baik versi diri masing-masing. Dan setiap orang atau sesuatu yang datang ke hidup kita pasti ada alasannya. Tuhan mengirimnya agar kita belajar sesuatu. Ya, sesuatu yang kadang prosesnya membuat kita seperti ingin menyerah, tapi harus dijalani. Oh, jangan menggunakan kata "harus", kau akan terbebani, begitu kata kawan baik saya. Pernyataan sebelumnya saya ralat ya, sesuatu yang kadang prosesnya membuat kita seperti ingin menyerah, tapi mari nikmati perjalanan prosesnya. Nah! Lebih baik.

Di dunia ini ada hal-hal yang bisa kita kontrol dan hal-hal yang tidak bisa kita kontrol. Hak orang lain untuk membalas pesan WA kita? Di luar kontrol kita. Membalas cinta kita? Bukan kontrol kita. Respon orang lain? Bukan kontrol kita. Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk selalu seperti yang kita harapkan. Maka kita perlu mengontrol hal-hal yang bisa kita kontrol saja. Fokus ke diri sendiri. Begitu pula dengan perasaan atau emosi-emosi kita. Emosi yang datang pun kita yang bisa kontrol. Begitu pula bahagia. 

Saya pernah bertanya kepada dosen filsafat saya, tentang bahagia. Kesimpulan yang saya dapat adalah sebenarnya bahagia itu adalah pilihan. Di saat kita mendapatkan masalah atau hal-hal baik maupun buruk dalam hidup, kita bisa memilih emosi apa yang akan muncul. Kita marah karena tubuh kita mengizinkan. Kita sedih karena tubuh memperbolehkan perasaan itu. Kalau bisa memilih kenapa kita tidak memilih untuk bahagia? Hal yang perlu kita lakukan adalah mengidentifikasi perasaan yang muncul dan menyadarinya. Walaupun kenyataannya, kadang saya pun masih belajar untuk mengidentifikasi perasaan-perasaan yang muncul dan memilih untuk bahagia.

Kejadian semingguan ini membuat saya berefleksi bahwa kita perlu beraksi, bukan bereaksi. Seseorang datang tiba-tiba dan menghilang tanpa kabar mempengaruhi pikiran saya seminggu ini. Hampir saja saya menjadi tidak waras karena harus release selama dua hari dengan sebuah penderitaan yang seharusnya bisa saya tangani di awal. Memang ya, menunggu, membuat ekspektasi, memberi kesempatan orang lama untuk datang kembali di saat hati sedang move on itu membuat penderitaan. Padahal saya bisa dari awal memilih tidak mengizinkannya untuk datang kembali. Ya, kalau lurus-lurus saja, tentu tidak akan membuat kita belajar. Ya kan?

Pada akhirnya, saya belajar untuk berproses kembali. Ya ini jalannya, saya memang perlu menikmati prosesnya walaupun pelan-pelan. Terima kasih ya seseorang di sana sudah datang kembali dan memberi pelajaran untukku. Terima kasih sudah membuat saya menunggu lama dan lain kali saya tidak perlu menunggumu lagi! Bahagia untuk diriku! Damai untuk seluruh alam.


Selasa, 05 Desember 2023

Terima Kasih untuk Diri Sendiri

Terima kasih untuk 6 bulan terakhir ini, atas kesempatan untuk memperbaiki diri dan mengenal diri sendiri. Tentunya, saat ini masih terus belajar dan belajar. Terima kasih diri sendiri!

Ungkapan itu tentunya saya hadiahkan untuk diri saya sendiri. Perjuangan beberapa bulan terakhir untuk mengenali diri sendiri dengan segala emosinya. Saya menyadari bahwa selama ini saya sulit mengidentifikasi emosi yang muncul. Misalnya saja, saya sedih tetapi saya pura-pura untuk tegar. Saya kecewa, tapi saya menganggap semua hal layak untuk dimaklumi, tanpa mencari tahu apa dan mengapa saya bisa kecewa atau sedih. Bahkan saya melupakan ke-ba-ha-gia-an diri sendiri. Segala sesuatu yang menyangkut orang lain selalu menjadi prioritas saya. Padahal, saya memiliki hidup yang kadang juga perlu diprioritaskan. Tapi saya abaikan.

Hingga suatu saat saya menyadari ada beberapa hal yang membuat saya benar-benar tidak baik-baik saja. Saya menjadi sangat sensitif menghadapi segala hal yang tidak sesuai rencana. Saya kecewa karena tidak sesuai ekspektasi. Bahkan saya sulit memaafkan hal-hal yang mungkin sepele dan berdampak pada konflik berkepanjangan. Dan setelah saya telusuri, sepertinya saya memang masih hidup dalam masa lalu. Saya masih hidup di dalam bayang-bayang trauma masa lalu. Mengurainya pun tak bisa langsung, sangat pelan-pelan. Awalnya, saya berniat untuk menyembuhkan luka-luka itu sendiri, tetapi semakin saya sembuhkan semakin saya terluka dan fisik saya tidak kuat untuk penyembuhan secara bersamaan. Saya tumbang.

Saya masih ingat ketika salah satu teman SMP saya menyarankan saya untuk meminta bantuan psikolog. Tapi saya jawab kalau saya bisa menyembuhkan sendiri. Lantas teman saya menimpali bahwa mungkin saya bisa sembuh sendiri, tapi prosesnya pun akan jauh lebih lama. Awalnya, keinginan ke psikolog bukan kebutuhan yang mendesak. Saya pikir begitu. Tapi ternyata luka-luka itu sudah sangat mengganggu hidup saya. Tidur saya terganggu. Bahkan ketika saya tidur dan ada suara apa pun dari luar kamar, saya pun bisa mendengarkan dan tahu detail apa yang terjadi di luar. Sekecil suara tetesan air dari keran, saya pun mendengar. Secara kesehatan, tentunya itu telah mengganggu. Ketika saya ingin release masa lalu, saya menemukan emosi yang sulit dikendalikan. Kadang, saya bisa tiba-tiba menangis yang entah saya pun tidak tahu alasan saya menangis. Ketika saya menemukan sesuatu yang tidak sesuai ekspektasi, saya selalu mengeluhkannya. Di saat-saat sedih, sering terbayang-bayang menjatuhkan diri dari jembatan. Tapi lubuk hati saya yang terdalam mengatakan saya harus tetap hidup. Ya, merasa sendirian dan merasa tak berharga selalu membayang-bayangi saya. Sampai suatu hari, saya memilih jalan meminta bantuan ke psikolog.

Pertemuan dengan psikolog mungkin bisa dikatakan bahwa gampang-gampang susah. Perlu ada kecocokan dan rasa nyaman. Psikolog yang pertama saya merasa tidak cocok, lalu ganti psikolog. Sampai saya menemukan psikolog yang kedua saya cocok. Dengan bantuan psikolog tersebut, saya memulai kembali hidup saya. Mencoba mengurai sedikit demi sedikit luka-luka masa lalu yang muncul dan mengakar, terutama tentang keluarga. Saya belajar kembali untuk mengenali diri sendiri. Siapa saya? Value apa yang ada di dalam diri saya? Hal apa yang membuat saya berharga? Dan tentunya, kesadaran bahwa masa lalu tidak dapat diubah, tetapi pola pikir tentang masa lalu kitalah yang dapat diperbaiki.

Saya belajar untuk tidak berekspektasi pada siapa pun dan apa pun. Saya belajar untuk mengelola emosi, entah itu bahagia, sedih, kecewa, dan hal-hal yang mungkin pernah membuat luka. Saya belajar untuk berkomunikasi dengan diri sendiri. Saya juga belajar untuk mengkomunikasikan apa yang saya mau. Saya tidak mengikat siapa pun maupun apa pun. Jika sesuatu ingin datang dan bertahan, akan saya hargai. Dan jika sesuatu ingin pergi, ya silakan. Intinya, saya belajar untuk menghargai yang saya punyai. Dan tidak ingin berekspektasi pada apa pun, entah itu manusia atau benda atau juga makhluk lain. Saya masih belajar dan akan terus belajar memperbaiki diri.

Minggu, 28 Mei 2023

Belajar Lagi!

Beberapa minggu belakangan ini, saya belajar untuk melepaskan kepergian orang-orang yang memang ingin pergi dari kehidupan saya. Saya belajar untuk tidak egois dalam hidup. Saya belajar untuk memikirkan tentang saya, bukan tentang dia/mereka lagi. Selama ini saya sangat egois terhadap diri sendiri karena selalu mempedulikan orang lain, selalu harus ada untuk orang lain, selalu ingin membahagiakan orang lain, tapi saya lupa untuk membahagiakan diri sendiri. Bahkan saya melewatkan mengenali diri sendiri, apa yang saya suka, apa yang saya inginkan, apa yang saya impikan, apa yang selalu saya cita-citakan, bahkan hal kecil apa yang membuat saya tersenyum tiap harinya? Saya selalu sulit menjawabnya. Ini bukan tentang dia/mereka, tapi diri sendiri! Dan saya melewatkan momen mencintai diri sendiri.

Beberapa minggu belakangan ini, saya seperti kehilangan sesuatu. Saya berada di titik mempertanyakan kembali makna Tuhan dalam hidup. Siapa Tuhan itu? Mengapa saya harus sholat? Mengapa saya memeluk Islam? Bahkan rasa sebagai muslim dari lahir itu mulai saya pertanyakan lagi. Saya merasa ini adalah fase yang pernah terjadi pada teman-teman yang lain ketika kami di Jakarta. Mungkin dulu ketika mereka bercerita tentang pencarian tentang Tuhannya, saya selalu penasaran karena saya belum pernah di fase tersebut. Saya tidak pernah menanyakan tentang Tuhan, saya mengikuti hal-hal yang menjadi kewajiban saya sebagai umat muslim yang kenyataannya dari lahir. Dan ketika ada fase yang sama terjadi pada saya, seperti tidak percaya, tetapi kenyataannya terjadi. Saya mengalami pertanyaan-pertanyaan yang belum pernah saya tanyakan sebelumnya mengenai Tuhan. 

Beberapa hari yang lalu saya menanyakan pada diri sendiri, sejauh apa saya meyakini keberadaan Allah sebagai Tuhanku? Seperti apa makna dari keberadaan Tuhan itu? Sedekat apa Tuhan hadir dalam setiap doa-doa saya? Apakah sejauh ini saya ibadah dengan khusyuk? Atau hanya ritual yang saya hafal dari kecil? Mengapa orang bisa meyakini apa yang telah diyakininya? Beberapa kali saya berdiskusi dengan kawan tentang keberadaan Tuhan. Saya masih belajar....

Selasa, 28 Februari 2023

Review "Adaptive and Engaging E-learning: Inovasi Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pendidikan Jarak Jauh”

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=PKFBwheZymY&t=100s



Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) menjadi salah satu alternatif untuk pemerataan pendidikan.  Tak dipungkiri bahwa saat ini pendidikan masih terkendala berbagai keterbatasan akses dan sarana-prasarana yang belum mendukung sepenuhnya. Seperti contohnya saja, sesuai pidato Prof. Herman pada video tersebut, jumlah perguruan tinggi yang dapat menampung hanya sekitar 50% dari lulusan SMA. Hal ini tentunya menimbulkan masalah bahwa tak semua elemen masyarakat dapat mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi. Mengapa perlu PJJ? Hal ini dikarenakan PJJ menjadi salah satu alternatif bahwa pendidikan tidak harus tatap muka, tetapi dapat juga secara asinkronus atau waktu dan ruang yang berbeda/tidak berlangsung bersamaan. Alternatif ini tentunya membuka peluang generasi muda Indonesia tetap dapat mengakses pendidikan walaupun akses yang terbatas.


Tentunya, PJJ ini juga perlu berbagai perangkat yang dapat memfasilitasi dengan perkembangan teknologi yang ada. Salah satunya adalah pengembangan e-learning. Dalam pengembangan e-learning sendiri perlu memperhatikan tiga aspek, yaitu 1) desain portal e-learning, 2) desain konten e-learning, 3) desain aktivitas e-learning. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam desain portal e-learning mencakup domain, web hosting, software/LMS yang digunakan, tema, kategori mata pelajaran/mata kuliah, fitur blok atau modul, akses pengguna. Kemudian, hal-hal yang perlu dicermati dalam mendesain konten, yaitu desain instruksional (tujuan, cakupan materi, strategi/metode, media, evaluasi) dan desain sumber belajar (bahan ajar berbasis multimedia, bahan pendukung, link pengayaan). Dalam mendesain aktivitas, kita perlu memperhatikan seperti apa tugas yang akan kita sajikan. Misalnya saja forum diskusi, perkenalan, refleksi atau dalam bentuk tugas essay, tugas offline/online atau juga quiz berupa pilihan ganda, isian singkat, mencocokkan atau dapat juga kita gunakan video conference, chat, survey dan lainnya. Semua aspek tersebut dapat disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.


E-learning sendiri juga perlu inovasi yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi terbaru (adaptive and engaging e-learning). E-learning adaptif diperlukan penyajian materi yang sesuai dengan latar belakang dan karakteristik peserta didik, baik itu pengetahuan dan gaya belajar siswa agar pembelajaran menjadi efektif sesuai dengan tujuannya. Kemudian, engaging e-learning adalah e-learning yang membuat siswa ingin kembali mengunjungi e-learning dengan senang tanpa paksaan. Hal ini tentunya e-learning perlu dirancang sedemikian rupa sehingga meningkatkan keaktifan, ketertarikan, kolaborasi, dan motivasi dalam belajar. 


Dengan mengetahui bagaimana PJJ yang dilengkapi dengan inovasi e-learning, tentunya kita sebagai pengembang pembelajaran perlu terus up to date dalam hal-hal baru dan peka terhadap permasalahan di dunia pendidikan saat ini. Mari terus upgrade diri untuk selalu belajar. :)

Selasa, 06 Desember 2022

Ulasan Buku "Multimedia Pembelajaran Interaktif"

Sejak pertama kali mempelajari lebih lanjut tentang teknologi, membuka kesempatan untuk saya mengulik kembali Multimedia Pembelajaran Interaktif atau MPI. Salah satu referensi yang saya baca adalah buku karya Prof. Herman berjudul “Multimedia Pembelajaran Interaktif Konsep dan Pengembangan”. Buku ini membahas seluk-beluk tentang multimedia, prinsip multimedia pembelajaran, multimedia pembelajaran interaktif (MPI), pengembangan MPI, dan evaluasi multimedia. Secara keseluruhan, materi yang ada di dalam buku ini sangat membantu saya untuk mengembangkan multimedia pembelajaran pada pelajaran matematika. Pada Bab Prinsip-prinsip multimedia pembelajaran yang berkaitan dengan Teori Kognitif, seperti yang telah dibahas Clark dan Mayer (2016), buku ini juga mengulas tentang tiga asumsi kognitif, yaitu 1) saluran ganda, 2) kapasitas terbatas, 3) pemrosesan aktif. Selain itu, beberapa prinsip yang perlu diperhatikan ketika kita mengembangkan multimedia pembelajaran, meliputi perlu mengurangi pemrosesan yang tidak relevan atau berkaitan dengan materi yang disampaikan (contiguity, coherence, signaling, dan redundancy), perlu mengelola pemrosesan yang penting dan pokok (segmenting, pre-training, modality), kemudian perlu meningkatkan pemrosesan generatif (multimedia, personalization, interactivity). Penjelasan dalam buku ini diuraikan dengan baik dan disertai gambar serta contoh sederhana sehingga mudah dipahami.


Dalam buku ini, kita juga dapat mempelajari tentang model-model pengembangan MPI, meliputi Model APPED, Model ADDIE, Model Alessi-Trollip, Model Lee, dan Model Borg & Gall, Model Ivers & Barron, yang semuanya dapat kita gunakan untuk penelitian R&D (Research and Development). Kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang Model APPED. Langkah-langkah model ini diuraikan dengan jelas dan runtut. Pertama, analisis dan penelitian awal, kita perlu menganalisis beberapa hal sebagai langkah awal. Kita perlu mengetahui bagaimana karakter peserta didik terlebih dahulu, analisis penggunaan teknologi, materi apa yang akan disampaikan dengan menggunakan MPI, capaian pembelajarannya apa, kemudian apa asesmen yang akan digunakan, MPI yang sudah dimiliki, studi literatur yang digunakan, dan juga analisis biaya yang dibutuhkan untuk produksi. Kedua, perancangan, setelah analisis awal tentunya kita memiliki gambaran MPI apa yang akan kita rancang. Langkah-langkah yang dapat kita lakukan adalah perancangan instruksional, pembuatan flowchart, pembuatan screen design, dan pembuatan storyboard. Ketiga, produksi, hal-hal yang telah kita buat pada langkah kedua akan mempermudah kita dalam langkah produksi. Kemudian, keempat adalah tahap evaluasi. MPI yang telah kita produksi pastinya tidak langsung perfect dan perlu adanya evaluasi secara menyeluruh. Tahap terakhir adalah diseminasi, yaitu sosialisasi MPI kepada pengguna untuk mengetahui efektivitas produk. Dengan tahap-tahap tersebut, tentunya pengembangan produk terkait multimedia pembelajaran dapat lebih terencana dan terlihat alurnya.


Secara keseluruhan, buku ini sangat informatif dan bermanfaat untuk orang-orang awam teknologi seperti saya. Secara konsep dasar buku ini dapat diikuti dengan baik. Namun, menurut saya ada beberapa hal yang perlu ditambahkan, seperti update terkini tentang software-software yang dapat digunakan untuk mengembangkan multimedia pembelajaran. Di buku ini disebutkan Adobe Flash, tetapi menurut saya Adobe Flash saat ini sudah mulai ditinggalkan oleh para creator. Saat ini, ada website-website maupun aplikasi yang lebih mudah digunakan seperti H5P dan Scratch. Selain itu, dapat juga ditambahkan bagaimana cara produk-produk yang kita hasilkan dapat tersambung dengan website-website seperti moodle elearning. Hal ini akan menjadi ilmu tambahan di era sekarang yang serba online. Demikian, hal-hal yang dapat saya sampaikan di refleksi buku bacaan kali ini. :) 


Dian Sulistiani (22107251033)


Sumber:

Surjono, H. D. (2017). Multimedia Pembelajaran Interaktif Konsep dan Pengembangan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses pada tanggal 1 September 2022 melalui http://blog.uny.ac.id/hermansurjono/files/2018/02/Multimedia-Pembelajaran-2017-Cetak-smSC.pdf



Sabtu, 09 April 2022

Bahagialah Bu bersama Bapak!

7 April 2022

Ada kabar duka! Aku harus kehilangan kembali! Lagi-lagi aku tak mampu mengekspresikan kesedihan. Hanya menangis sejadi-jadinya usai terima kabar. Ya, sehari sebelumnya, ibuku mengeluh sakit di seluruh tubuh, kepanasan. Lantas adikku membawa ibuku ke rumah sakit. Pagi harinya, ibuku masih bercerita kalau hari itu mendapat donor darah lagi. Ibu masih bercerita tentang menu sarapan, sayur sop dan nasi lunak. Masih bisa tertawa dari balik telepon. Aku juga masih bercerita kalau Pingping baru saja lahiran, anaknya 5. Tapi ibuku sepertinya tidak fokus mendengar ceritaku. Di situlah muncul rasa takut, ya takut akan kehilangan untuk kedua kalinya! Aku masih berkomunikasi dengan adikku, menanyakan update dan menyelesaikan BPJS yang kala itu katanya harus segera dilunasi, padahal tiap bulan dibayar. Astaga, ada denda karena ternyata ada yang telat bayar satu bulan.

Siang itu, aku masih telepon. Ibu cerita menu makan siang dan masih bisa bercanda, tertawa. Ibu bilang diminta dokter untuk puasa karena akan menjalani operasi. Kupikir, operasinya akan berjalan besok paginya. Aku masih mengarahkan ibu untuk tidak takut biar bisa umroh setelah operasi. Ya, jadwal umroh ibu ditunda 2 tahun karena pandemi dan di saat mau berangkat, ibu drop.

Sekitar jam 3 sore, ibuku masih menghubungi beberapa temannya, share video tiktok tentang ceramah-ceramah. Ibuku juga masih telpon beberapa temannya dan juga adekku. Tapi, jam 4 ibuku masuk ruang operasi seorang diri, selang beberapa menit, dokter mengabarkan napas ibu sudah tak ada lagi. Adikku segera menghubungiku. Aku harus kehilangan lagi! Ada rasa berat di dalam dada, menyiksa! Aku menangis.... Mungkin, ini adalah tangisan kedua kalinya yang sangat membuat hati hancur berkeping-keping dan rapuh.

Terima kasih Buk! Sudah berjuang selama ini.... Ibu sudah gak sakit lagi dan memang cinta sejati ibu adalah bapak. Sejauh-jauhnya ibu pergi, sesayang-sayangnya ibu pada orang lain, tapi hati ibu selalu bersama Bapak.... Ibu pergi dijemput Bapak dalam mimpi dan ibu mengiyakan untuk pergi bersama. Mungkin memang rasa rindumu sungguh kuat dan bahagialah selalu di tempat Allah sana. Biarkan kami belajar satu hal: merelakan....

Senin, 24 Mei 2021

Pemakluman Agar Tetap Waras!

Dunia kadang tidak sesuai rencana kita. Keinginan hati A, tapi jalan Tuhan ternyata Z. Sebagai manusia kadang kita mengeluh, kesal, marah sama keadaan yang tidak sama dengan rencana kita. Lalu, kita mulai tak bersyukur dan menganggap Tuhan jahat dengan kita. Padahal semesta sebenarnya telah berjalan dan merencanakan hal baik dari Tuhan untuk kita sebaik-baiknya.

Saya jadi teringat apa kata Fitri tempo hari, sebenarnya semesta ini semuanya saling terhubung. Kita melakukan A, ternyata A itu adalah jalan yang ditakdirkan Tuhan untuk orang lain yang kita temui. Pernah gak sih berpikir kalau pertemuan kita dengan orang lain itu sebenarnya masing-masing kita membawa misi Tuhan. Rencana Tuhan memutuskan perjalanan hidup kita. Dan satu lagi, orang-orang yang satu frekuensi dengan jalan hidup kita itu saling terhubung dan memiliki intersection di sebuah pertemuan dengan kita. Dan kadangkala kita bertanya-tanya kok bisa ya ketemu orang X dan delalahnya orang X ini ada sangkut-pautnya sama hal-hal yang ingin kita tuju. Ya begitulah cara Tuhan menugaskan semesta.

Seperti contohnya, bulan lalu saat Kuro-chan, kucing saya tertabrak motor dan baiknya orang yang nabrak ini bertanggung jawab. Akhirnya kami dipertemukan lagi karena Mbak yang nabrak ini ingin nengokin Kuro pas udah dari rawat inap ke dokter. Dia ingin memastikan Kuro baik-baik saja. Akhirnya kami mengobrol banyak hal. Mulai dari pekerjaan hingga asal kami berada. Saya bilang kalau saya pindah dari Jakarta setelah 10 tahun merantau di sana. Lantas dia bercerita juga kalau dia juga sering ke Jakarta dan menginap di salah satu temannya di daerah Pancoran. Dannn, ternyata dia sering melintasi jalanan Sampoerna University yang tak lain adalah kampus saya. Lalulah kami sedikit demi sedikit ada bahan untuk diperbincangkan. Ditambah lagi, ternyata dia punya tante yang tantenya ini punya usaha membuat sabun organik di dekat kos saya. Tak sampai di situ, ternyata juga suka kucing. Banyak hal-hal yang kadang membuat saya melongo! Oh Tuhan! Sungguhlah indah jalan hidup yang telah Engkau atur untuk saya! Kocaknya lagi, tantenya juga punya usaha burger tempe yang sering saya lihat di postingan-postingan Pasar Wiguna, salah satu pasar di Jogja yang menarik saya untuk kunjungi. Baikkk!!! Begini ya cara Tuhan menghadirkan banyak hal pembelajaran yang kadangkala malah kita lupa bersyukur.

Dan satu hal lagi, kadang di tengah perjalanan kita menyayangkan sesuatu buruk yang terjadi pada diri kita. Sering sekali ini terjadi. Kadang saya sendiri pun menyesal dan menyalahkan diri sendiri kenapa membuat kesalahan yang seharusnya bisa kita minimalkan. Atau jika kesalahannya kepada orang lain, dengan seenaknya saya masih suka menyalahkan orang lain tersebut. Menyalahkan keteledorannya karena seharusnya itu bisa diusahakan untuk tidak salah. Menyayangkan apa-apa yang salah dan menyesal kenapa tidak melakukan perbaikan di saat kita tahu itu mendekati salah. Saya pun masih belajar tentang ini. Belajar untuk ikhlas bahwa sesuatunya itu telah ditetapkan Tuhan. Pasti Tuhan punya alasan mengapa harus berjalan seperti itu. Kadang saat saya berefleksi, saya pun pada akhirnya memaklumi semua yang telah terjadi. Memaklumi setiap kesalahan itu adalah bagian dari jalan Tuhan. Dan pada akhirnya kita mencoba untuk mengikhlaskannya dan mengupayakan semeleh. Kenapa kita memakluminya? Ya, biar kita tak menjadi gila karena hal itu. Jika kita terus-terusan menyesal dan tak mengikhlaskannya, mau sampai kapan kita akan terus memikirkan satu masalah? Hidup sudah pasti banyak masalah yang akan kita lalui di depan mata. Kalau energi kita habis untuk satu masalah saja, mau hidup seperti apa? Take our time! Istirahat sebentar tidak apa-apa sambil cari solusi di saat pikiran jernih. :) Ya seperti ini contohnya, menulis dan journaling menjadi salah satu media untuk saya menjernihkan otak!



Selasa, 30 Maret 2021

#30 Alasan yang Hilang

"Hidup adalah serangkaian perubahan alami dan spontan. Jangan melawan mereka - itu hanya menciptakan kesedihan. Biarkan kenyataan menjadi kenyataan. Biarkan segala sesuatu mengalir secara alami ke depan dengan cara apa pun yang mereka suka." - Lao Tzu (link)

Ya, belakangan ini saya sedang kembali menemukan alasan yang hilang tentang beberapa hal yang ingin saya capai. Delapan tahun bukanlah waktu yang singkat untuk tetap menjaga semangat dan niat hati untuk terus bermimpi. Dan mungkinkah semangat itu akan roboh begitu saja saat ada orang yang mengatakan, "Kenapa harus Papua?" Lagi-lagi saya kehilangan alasan yang kuat mengapa harus Papua!

Entahlah, tapi pencarian tersebut mengingatkan saya pada sebuah acara di televisi saat saya masih SMP atau SMA. Saya lupa! Entah itu mungkin malah sewaktu kuliah. Saya tak ingat. Ada sebuah acara semacam jejak petualang atau pengenalan budaya Indonesia. Ya, saya tiba-tiba ingat itu. Hal yang masih sangat saya ingat adalah tentang Papua, kehidupan Mama-Mama Papua. Menanam ubi, berjalan jauh ke pasar untuk menjajakan sayuran. Bagaimana menghuni rumah dengan atap jerami dengan tungku di tengahnya. Sepertinya itu gambaran yang pernah terekam dalam memori saya mengenai Papua. 

Lalu, ditambah lagi saya sangat suka film Laskah Pelangi dan Alangkah Lucunya Negeri Ini saat saya kuliah. Sepertinya, gambaran tentang kehidupan daerah pedalaman menyisakan memori yang sungguh dalam di ingatan saya. Dan keinginan untuk mengunjungi dan tinggal di pedalaman pun tumbuh seiring waktu. Ah, apakah impian saya itu terlalu muluk-muluk? Entahlah....

Bahkan ketika ada pertanyaan yang muncul mengapa saya tak menjadi guru sekolah di Jakarta dan malah memilih menjadi pekerja lepas, saya selalu menjawab, saya tak ingin menghabiskan banyak waktu di jalan karena macetnya Jakarta, jika saya ingin menjadi guru sekolah, saya ingin menjadi guru di pedalaman. Dan itu impian yang hingga saat ini masih saya pupuk, masih saya perjuangkan.

Tahun ini menurut saya adalah waktu yang cocok untuk kembali memperjuangkan mimpi itu setelah 8 tahun mati suri. Kesempatan yang pas di saat semua yang dulu-dulu menjadi penghambat, di tahun ini pula sudah tuntas terselesaikan dengan baik. Jika memang tahun ini tahun baik untuk saya pergi dan mewujudkan impian saya itu, semoga Tuhan memberi rencana yang terbaik. Jika memang belum, saya mungkin perlu belajar lagi lebih banyak hingga saya siap untuk pergi sesuai rencana Tuhan.

Ahhh, terima kasih semesta sudah membawa saya sejauh ini!