Jumat, 19 Juni 2015

Tantangan Kompas Kampus

"Perlu kerja keras dan doa untuk sebuah kesuksesan."

Malam ini saya terbangun tengah malam. Entah mengapa tiba-tiba saya terusik oleh koran kompas. Lalu, saya coba buka email. Saya coba telusuri satu-satu email yang pernah saya kirimkan untuk koran kompas. Well, saya menemukan lebih dari 20 kali saya pernah mengirimkan tulisan saya dua tahun yang lalu. Tak terasa ya? Dan di situlah saya mencoba kembali mengaktifkan diri untuk menulis. 

Dalam hati bergejolak, "Ah, perlu lebih dari dua puluh kali untuk bisa dimuat 4 kali di koran kompas!" Ya, pengalaman saya dua tahun silam gencar-gencarnya menyatroni koran kompas untuk rubrik "Tantangan Kompas Kampus" yang dimuat setiap hari Selasa itu pun mulai mengacaukan pikiran saya. Sepertinya, saya rindu menulis lagi. Ah, saya benar-benar rindu!

Perjuangan menulis di kompas kampus itu sangat luar biasa. Sering kali saya berburu koran kompas setiap hari Selasa. Mulai dari berburu di halte Trans Jakarta karena harga paling murah yaitu Rp2.000 sampai kios-kios koran di tepi pasar Kalibata yang harganya masih Rp3.500, kalau lagi untung abang penjual koran kasih harga Rp3.000 karena sudah langganan. Pernah juga Rabu malam saya mencoba peruntungan. Saya cari di kios, warung kecil tepi jalan dan menanyakan, "Bang ada koran kompas edisi Selasa?". Berkali-kali si abang penjual koran harus mencari di rak penuh tumpukan koran. Maklum, sudah lewat hari jadi tidak dijual lagi. Koran yang lewat hari tetap saja dijual harga koran baru, kadang saya coba tawar, "Bang nggak Rp2.000 aja kan udah lewat hari." Si abang pasti langsung senyum, "Sama aja harganya." Duh.... Maklum mahasiswa dan anak rantau pula. Harus bisa berhemat.

Tapi, semua itu mendapatkan kesenangan tersendiri yaitu ketika tulisan dimuat! Betapa senangnya saya bisa nampang dan sedikit narsis di koran ternama seperti koran KOMPAS. Banggalah pasti. Walaupun sepetak kecil, di rubrik tantangan kompas kampus, tapi duh seleksinya. :) Kalau selesai kirim tulisan, pasti deg-degan setiap hari Selasa. "Tulisanku dimuat nggak ya?"

Terus lagi, kalau buka halaman pertama kompas kampus itu pasti langsung lihat foto dari atas ke bawah. Kalau ada foto kita yang nongol, uhhh, betapa bahagianya saya. :) Kalau tak dimuat? Saya sering baca satu per satu tulisan yang dimuat. Saya pelajari seperti apa permintaan redaktur. :) Lalu, kirim lagi!

Menulis itu bukan hal yang dipaksa, melainkan muncul dari hati masing-masing. Jika punya semangat untuk nulis pasti nulis. Mau dipaksa seperti apa pun, kalau memang tak ada niat dari hati ya pasti asal-asalan. :)

Mari coba kirim tulisan ke Kompas untuk rubrik Tantangan Kompas Kampus yang dimuat setiap hari Selasa. Selain iseng-iseng berhadiah, ini juga bisa ajang kita sebagai mahasiswa untuk berkontribusi. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar