Minggu, 01 Juli 2018

Dear Juni-Juli

Hai Juni, terima kasih telah mengakhiri bulan ini dengan segala campur-aduk. Hari yang membuat saya tak ingin mengingatnya. Ada rasa tak menyenangkan di hati. Dan saya pun butuh sendiri.

Hai Juni, sejujurnya, saya sangat sedih saat seorang sahabat menuduh saya iri padanya. Dia mengatakan bahwa saya tak bisa mencari teman dan kenalan baru di tempat yang saya sebenarnya sudah sering ke sana. Saya sangat sedih. Walaupun itu konteksnya bercandaan tapi itu sangat kelewatan. Hari ini dia tak sekali membuat saya sedih karena ucapannya. Ya, saya memang tak selalu mudah mendapatkan kawan di tempat baru! Tak seharusnya pula dia menceritakan apa-apa yang seharusnya dia tak ceritakan ke orang lain. Itu salah satu alasan saya sedikit kecewa dengannya. Saya tak pernah menuntut banyak hal ketika berteman. Kadang saya takut untuk memiliki teman dekat. Takut kalau sewaktu-waktu akan tiba saat kita tak bisa seperti sediakala. Sudah cukup! 

Hidup punya jalan masing-masing. Pergi jauh dan nikmatilah perjalanan jauhmu! Saya pilih jalan saya sendiri. Dan jika kita bertemu lagi, itu semua karena Allah. Jika kita memang harus berpisah, itu semua sudah ditakdirkan-Nya. :')

Hai Juni, sampai bertemu lagi, entah di tahun kapan lagi. Saya hanya menunggu hingga tepat Juli. Bukan berarti saya melupakan Juni, bukan! JUni dan Juli adalah sebuah kesatuan tak mungkin dipisahkan. Juli tak akan ada jika tak ada datangnya Juni, begitu pula Juli adalah kelanjutan hidup.

Apakah mimpi-mimpi tempo hari menjadi pertanda sudah dekat waktunya? Entah waktu apa, saya tak tahu, yang jelas kita tak pernah tahu kapan akan dilahirkan, kapan pula ditiadakan. 

Hai Juli, apakah kita bersama lagi tahun depan? Jika kita tak bertemu, tolong jangan pernah cari saya lagi. Mungkin, saya sudah bersama Tuhan. Hai Juli, saya sangat takut akhir-akhir ini. Tak ada yang tahu kapan seseorang akan pergi jauh dan tak akan kembali lagi. Kita tak akan tahu sampai kapan umur kita ditakdirkan. Semua itu masih misteri. Jika kita berjumpa lagi, jangan lupa bersyukur kepada Sang Pencipta!

Hai Juli, doakan semoga ini bukanlah tulisan yang terakhir. Semoga masih ada semangat untuk menuliskannya kembali. Dan di saat pula mata mulai membuka kembali usai terlelap tidur setiap malamnya. Sampai jumpa lagi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar