Minggu, 08 Juli 2018

Pilihan Terbaik!

Pengalaman kali ini tentang persiapan ke Sri Lanka. Saya mencoba untuk membuat itinerary lengkap seperti masukan dari teman saya. Semuanya diharuskan detail sampai hal-hal kecil. Hal ini ditujukan untuk memudahkan kita saat perjalanan nanti. Ya, saya terima masukan bagusnya.

Hari demi hari, saya coba untuk melengkapi itinerary tersebut. Beberapa kali saya stuck dan jika saya sudah mentok seperti itu, saya tinggal. Bahkan saya diberi deadline seminggu harus kelar, tapi ujung-ujungnya saya malah tak mengerjakan dan berakhir ke-stress-an tersendiri. Ternyata saya tak bisa mengerjakan sesuatu dengan terpaksa, dipaksa, atau tertekan atau ditekan. Saya tahu, masukan itu demi kebaikan saya, tapi apa daya, ternyata saya tak bisa mengerjakannya tepat waktu sampai seminggu menjelang keberangkatan juga belum kelar. :'(

Beberapa waktu saya tersadar, saya tak bisa mengikuti lagi teman saya. Hati terdalam saya memberontak saat saya ditekan. Alhasil malam itu, saya benar-benar memutuskan tak ingin melanjutkan lagi, saya pasti mengerjakan tapi semampu saya saja daripada saya harus stress. Ternyata saya bukan tipe orang yang detail, saya tak suka dengan hal itu. Saya juga lebih suka bebas, tak mengikat. Ya, mungkin itulah kenapa saya lebih memilih freelance daripada kerja kantoran. Saya hanya ingin membebaskan diri saya untuk berekspresi sendiri, tanpa alasan, atau paksaan dari atasan. Walau sebenarnya dunia kerja tak bisa seperti itu. 

Ya, mau bagaimana, kita boleh memilih 'kan? Hidup satu kali, mari kita nikmati. Apapun pilihan kita, itu adalah yang terbaik yang memang Tuhan sudah pilihkan untuk kita. Lakukan yang terbaik, lalu biarkan tangan Tuhan yang menentukan. Setiap orang pasti punya pilihan dan sudah dipertimbangkan masing-masing kelebihan atau kekurangannya. Ya, apapun yang terjadi nanti di Sri Lanka, itu adalah pembelajaran buat saya.

Memang benar apa kata teman saya, pergilah yang jauh sendiri, kamu akan menemukan perjalanan baru sendiri. Ya, memang sudah saatnya untuk menemukan jalan dan petualangan sendiri. Biar saya tak menggantungkan lagi ke orang lain. Biar saya punya kenalan baru dan tak mengikat yang lain. Kedekatan bukan berarti kita bisa selalu bersama, bukan pula kita selalu terikat satu sama lain, bukan pula selalu ada untuk yang lain.

Kedekatan berarti kita memberikan keleluasaan orang lain untuk menikmati kehidupannya sendiri. Kadangkala, kita butuh mengurangi intensitas bertemu agar ada rindu. Seperti rinduku pada Bapak! Rindu yang membuat sesak! Biarkan saya menempuh perjalanan sendiri! Jikapun kita akan berakhir jauh, jangan pernah menangisi atau meminta saya kembali! Sejujurnya, kita perlu hidup dengan tenang. :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar