Sabtu, 12 Mei 2012

FF [SELASA, 1 MEI 2012] - ANTOLOGI ES CAMPUR

-->
Diary of Mee
Oleh: Cantika Diptra

Jari-jari kecil itu menggenggam sebuah pena. Sekali dua kali pena itu bergerak sesuai kata hati. Sebentar-sebentar gadis itu menatap kalender. Menatapnya lekat namun terasa aus dan kosong. Secarik kertas telah penuh coretan tangan mungilnya. Ada apa gerangan ?
Mee hanya menuangkan perasaannya. Perasaan yang selama ini dia pendam, tak ada yang tahu kecuali dirinya dan satu lagi, Tuhan. Ditatapnya tulisan itu tajam. Lekat dengan memori yang kian tak berujung itu. Dia membaca ulang dalam hati, yang sunyi.
 “Ketika Mei bertemu lagi. Tuhan, andaikan aku boleh memilih, aku akan memilih untuk tidak ingin memiliki rasa cinta pada satu orang itu. Aku tidak mau menyakiti orang lain. Walaupun aku tahu aku tak bisa melupakan dia, namun aku harus rela, mau tak mau aku harus mengerti, siapa diri aku dan siapa dia. Semua hal itu mustahil untuk terus dipertahankan. Sayangnya cinta tak mau bersahabat denganku. Entahlah, apa maksud semua ini. Aku tak mengerti. Aku takut, sangat takut lebih tepatnya.
Tuhan, ingin aku menangis, ya menangis sejadi-jadinya, agar aku bisa mengerti semua hanyalah mimpi. Tak ada yang perlu dimengerti dan tak ada harapan lagi untukku. Aku menyerah demi sebuah kebaikan. Tanpa harus ada yang tersakiti, aku mundur. Aku tahu, aku harus mundur sebelum semuanya terlambat. Aku tak bisa melanjutkan semua ini. Cukup sudah.
Andaikan waktu dapat berputar kembali. Aku ingin kembali ke waktu pertama kali perasaan ini muncul. Aku akan menghindar darinya. Aku tak akan memberi saran agar dia potong rambut, aku tak akan minta cara dia berbahasa Inggris, aku tak akan menghabiskan waktu hanya untuk berlama-lama bertatap muka dengan dia, aku tak akan pulang larut malam dari kampus di hari Rabu, aku tak akan merubah penampilanku, aku tak akan dandan seperti sekarang, aku tak akan menangis saat UET, aku tak akan mencari tahu apa kesukaannya, aku tak akan kagum dengannya, aku tak akan terkesima saat dia mengungkapkan pendapatnya, aku tak akan membantu dia ngepel, aku tak akan naik sepeda mampang-depok, aku tak akan duduk di paling depan, semua itu hanya untuk dia. Sayangnya aku tak akan pernah mampu merubah waktu.
Waktu terus berganti hari berganti waktu. Aku tak mampu mengubahnya. Tuhan, beri aku kesempatan sekali lagi untuk mengerti. Meiku tak berujung lagi. “
Mee tak memiliki semangat lagi… Air matanya pun tak mau ambil risiko. Dia menangis sejadi-jadinya. Menangis tuk mengurangi luka. Luka yang bertahun-tahun telah menyakiti hatinya.

BIODATA PENULIS
            Nama saya Dian Sulistiani dengan nama pena Cantika Diptra. Saya lahir di Kota Blora pada tanggal 21 Juli 1992. Saat ini saya menjalani pendidikan di Sampoerna School of Education (2010) Jakarta jurusan pendidikan matematika. Saya dapat dihubungi di email: dian.sulistiani@sampoernaeducation.net, facebook: Dian Sulistiani (dian_lg28@yahoo.co.id), twitter: @Dian_French.

1 komentar: