Jumat, 30 September 2011

Pancasila Tidak Cukup Dihafal


Permasalahan yang terjadi saat ini berpilar pada pendidikan karakter yang lemah. Hal tersebut sering dikaitkan dengan implementasi Pancasila sebagai dasar Negara. Pancasila diartikan sebagai cita-cita dan pengharapan yang wajib dijunjung tinggi. Dibentuk dan dikembangkan dari kesepakatan bersama di atas segala macam perbedaan yang ada. Sayangnya, esensi dari Pancasila itu sendiri belum dimaknai di kalangan masyarakat.
Realita yang ada, Pancasila masih dipahami hanya berupa verbal. Kita masih sering disodorkan pada pelafalan kelima sila dalam Pancasila saat upacara bendera, misalnya. Tragisnya lagi ketika duduk di sekolah dasar maupun menengah kita dituntut untuk mengerti konsep-konsep yang abstrak dari Pancasila tanpa mengerti maksud implementasiannya. Pemahaman nilai-nilai Pancasila kurang sesuai perkembangan kognitif seseorang. Bentuk riil dari Pancasila belum sepenuhnya menyatu dalam kehidupan. Padahal memahami Pancasila tidak cukup dengan menghafalnya saja. Namun isi dari Pancasila itu sendirilah yang lebih penting untuk digali kembali.
               Berefleksi dari hal di atas, perlu adanya penafsiran-penafsiran baru untuk memaknai Pancasila. Mengintegrasikan esensi dari Pancasila di setiap unit masyarakat sesuai kontekstual dan juga membersihkannya dari dramatisasi politik merupakan hal yang perlu dilakukan. 
Jakarta,  Jumat, 27 Mei 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar