Minggu, 26 Mei 2013

Dear My Little Brother I



Ah, sebagai lelaki, kau sungguh rapuh. Kau begitu cepat meneteskan airmatamu di depanku. Aku tahu, kau terlalu bahagia mendengarkan kabar yang kau tunggu-tunggu: kau lulus. Dan siang ini, kau meneleponku dengan bangga. Ah, betapa aku rindu kebersamaan itu. Jika kau tahu, aku sungguh ingin memelukmu erat. Kita bercerita tentang jalan yang kita tempuh, kisah duka dan suka yang telah kita lalui. Aku akan diam mendengarkan kau bercerita banyak hal di bawah rindangnya Mahoni depan rumah. Lalu, bagaimana bahagia hatiku melihat senyuman yang merekah di bibir merah jambumu? Aku bahagia.


Kau tahu, di saat kau berteriak kecil memanggil namaku, tanpa kusadari airmata ini pun menetes tak terhalangkan. Walau ada jeda waktu dan ruang, kurasa kita telah bertatap muka langsung. Entah mengapa, aku terbawa suasana untuk menjadi rapuh. Mungkin rinduku telah memaksa diri ini untuk menggugat emosi. 


Ah, kuingin kau tumbuh menjadi pribadi yang tegar, tahan banting. Hari ini kau lulus, ini adalah awal masa depanmu. Kau harus lebih menang daripada aku. Jangan cengeng! Kuharap jalanmu lebih baik. Kau lelaki! Bermimpilah tinggi, kejar mimpi-mimpi itu sekuat tenaga. You are great! I miss you! 

Tetap berjuang!


Lovely,

Your Sister
*Dari pojok kos, Jakarta.
24 Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar