Minggu, 15 September 2019

A Little Thing Called Dream

Malam ini saya terjaga kembali. Ada urusan yang mengganggu pikiran. Seperti ada kondisi yang sama pernah terjadi dalam hidup saya. Ya, impian untuk bisa melanjutkan master itu muncul lagi. Perasaan yang pernah muncul saat saya ingin kuliah S1 sembilan tahun yang lalu. Jika mungkin beberapa tahun belakangan ini, saya fokus untuk bekerja dan bekerja, entah mengapa saat ini saya sedang memikirkan untuk melanjutkan pendidikan lagi. Kadang terpikir dalam benak "Untuk apa?" tapi dalam hati kecil saya selalu berkata, "Ada masa depan yang harus kau jalani sebaik mungkin!"

Sepertinya sudah waktunya untuk mengembangkan diri di lingkungan baru. Belajar tak mengenal waktu ataupun usia. Jika kita masih bernapas, itu artinya kita masih diberi kesempatan untuk terus belajar. Kita tak pernah tahu tentang masa depan nanti seperti apa. Oleh karena itu, kita harus lakukan sebaik mungkin waktu saat ini dengan memperbaiki diri untuk tetap belajar lagi dan lagi. 

Setiap orang memiliki pathway masing-masing. Sesungguhnya, Tuhan telah menunjukkan jalan terbaik dalam hidup kita. Tinggal kitalah yang memilih berjuang melanjutkannya atau berhenti di satu titik dan meninggalkannya. Apapun yang terjadi usai kita berjuang biarkan Tuhan yang mengatur langkah selanjutnya. Terus berdoa agar langkah kita tetap di jalan-Nya.

Kadang tak sekali dua kali kita merasa gagal di suatu kesempatan. Kita bahkan lupa kalau ternyata kita telah berani mencobanya walaupun gagal. Pembelajaran yang terlupakan dan kita hanya tahu bahwa kita gagal, lalu kita menyalahkan keadaan. Hal tersebut sering terjadi di kehidupan saya. Bahkan saya sempat terpuruk di tahun 2009 usai saya lulus SMA. Tak lolos beasiswa UGM dan ITB untuk semua merupakan mimpi buruk sekaligus kenyataan buruk yang pernah terjadi. Tapi Tuhan Maha Baik, ternyata kedua kampus tersebut bukanlah tempat terbaik untuk saya. Tahun 2010, Tuhan mengganti jalan saya menuju kampus kecil dengan gedung hanya 4 tingkat di Jakarta. Ya, Sampoerna School of Education! Kampus yang selalu di hati karena kami dididik dengan hati oleh dosen-dosen terbaik. Hingga akhirnya, saya berhasil bertahan hidup selama 9 tahun di Jakarta. Sembilan tahun bukan waktu singkat untuk saya hingga seperti sekarang ini.

Mungkin jika dulu saya hanya berhenti setelah gagal masuk UGM dan ITB, saya tak bisa duduk manis menulis kisah ini seperti sekarang ini. Dan tahun ini, saya sedang mempersiapkan diri untuk meraih impian-impian saya lagi: kuliah S2 di luar negeri! Semoga impian itu dikabulkan Tuhan dengan cara yang indah dan tepat.


Buku "Mantappu Jiwa" - Jerome Polin Sijabat -

Kutipan tersebut benar adanya. Setiap orang memiliki "Roma Terbaik" yang sudah disiapkan oleh Tuhan. Mari kita temukan jalan masing-masing dari kita dengan terus belajar dan berani bermimpi! Karena pada akhirnya mimpi-mimpi itu yang akan membuat kita menemukan pathway terbaik kita. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar