Minggu, 12 Mei 2024

#44 Menaikkan Vibrasi Diri

Hari ini saya bangun pagi karena ada ngajar jam 3 pagi lanjut saya mau renang pagi juga. Janjian sama Mbak Raras jam 6 pagi buat renang di Biru. Setelah ngajar Pascal sekitar 1 jam, saya pun siap-siap. Untungnya, semalamnya sudah saya siapkan perlengkapan renangnya. Lalu, jam 5 pagi, saya menghubungi Anees, tapi sepertinya dia tidak bangun. Ya sudah, saya tinggal saja.

Saya sampai di Biru sekitar jam setengah 6, jalanan lancar dan saya tidak nyasar. Saya menunggu Mbak Raras sampai, katanya nyasar karena diarahkan ke kiri sama googleMaps. Padahal seharusnya ke kanan. Ya sudah nungguin di luar. Sesampainya Mbk Raras, kami pun masuk dengan membayar tiket Rp15.000 per orang. Siap-siap renang. Kondisi kolam sudah ramai. Beberapa ada yang latihan untuk profesional, sebagian ada yang hanya berendam kayak saya. Hahaha, efek saya tidak bisa renang, tapi dikit-dikitlah bisa.

Kami renang sekitar 1 jam. lanjut nyari tempat nongkrong dan ketemulah warmindo Sukarasa. Kami nongkrong dan makan di sana. Sampai berpiring-piring dan bergelas-gelas habisnya. Mas-masnya juga ramah-ramah. Semua request-an saya dibuatkan dengan baik. Rasa masakannya juga enak. Sop dan sambalnya enak juga. Pokoknya, warmindo ini sudah jadi basecamp kami buat nongkrong. Kami makan bermacam-macam dan minum bermacam-macam pula, hanya habis Rp70.000 berdua. Sampai saya bertanya berulang kali lagi ke Masnya, apa sudah semua dihitung. Murah sekali ini untuk sebanyak itu makanan. :D Alhamdulillah....

Lalu, Mbak Raras bilang kalau mau menaikkan vibrasi kita, bisa nongkrong di mall atau restoran hotel atau cafe Prawirotaman sekali-kali. Bisa juga renang di pagi atau malam hari karena biasanya orang-orang yang settle akan renang di jam-jam itu. Kadang kita perlu berada di dekat orang-orang dengan vibrasi tinggi agar ikut terpapar vibrasi baiknya. Hmmm, menarik. Saya jadi ingat saat saya di Jakarta, tiap hari ngajar di cafe dan benar juga rejeki lancar dan ada saja keberuntungannya. Sepertinya memang salah satunya karena tiap hari saya berkumpul dengan orang-orang berekonomi menengah ke atas. Paparan vibrasinya kuat. Sepertinya perlu dicoba lagi.

Terus ada pesan dari Mbak Raras tentang masa lalu saya yang perlu saya selesaikan terlebih dahulu. Salah satunya kebencian saya dengan bapak sambung saya selama ini yang masih membekas di deretan masa lalu saya. Kata Mbak Raras, saya perlu memaafkan dan meminta maaf agar jalan saya ke depan lebih baik. Apa salahnya berdamai dengan masa lalu? Toh itu semua untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain. Ya, memang perjalanan spiritual saya saat ini memang cukup membuat saya banyak belajar. Terutama untuk diri sendiri. Salah satunya bermeditasi, memaafkan dan dimaafkan. Karena saya perlu menabur hal-hal baik untuk diri sendiri. Sebagai pemutus karma leluhur selama ini. Bahagia seluruh makhluk....

Sabtu, 11 Mei 2024

#43 Tenang Seimbang, Datar Saja

Hari ini Kuro belum pulang juga. Entah kemana perginya. Saya hanya bisa bersikap tenang saja. Semoga baik-baik saja dan bahagia selalu. Saya belajar untuk merelakan sesuatu yang di luar kontrol saya, seperti sesuatu yang pergi dan tak kembali, ya saya perlu merelakannya. Jika dia kembali, tentunya puji syukur kepada Tuhan karena diberi kesempatan kedua untuk bersama lagi. Ya, saya belajar untuk tidak bereaksi apa pun, datar saja, karena semua sudah ada jalannya. Begitu pula saat Kuro tak pulang, saya tetap tenang, datar saja. Semua akan kembali seperti biasa, tak perlu terlalu berlebihan sedih, terlalu senang, atau terlalu benci. Itu yang saya pelajari.

Seperti halnya, saya sempat benci sekali dengan nama Anis semenjak huru-hara ibukota yang membuat saya lumayan trauma dengan identitas Islam. Sebenarnya, saya tahu betul itu hanya sebagian saja, toh masih banyak kyai atau pemeluk Islam yang mengayomi dan tenang damai. Namun, sejujurnya, tetap kejadian yang ada di Jakarta dulu membuat saya trauma. Saking bencinya saya dengan nama Anis, sampai akhirnya saya tidak suka ketika ada nama Anis, entah itu disebutkan orang atau saya membaca sesuatu yang berhubungan dengan kata itu. Dan semesta pun sangat adil dan mengingatkan saya untuk tidak membenci.

Dan tahu apa yang terjadi? Semesta mengirimkan teman bernama Anees. Lha kok bisa? Ya, begitulah cara semesta mengingatkan kita untuk tetap sesuai jalur kehidupan. Kan kalau seperti ini, interaksi saya bersama nama Anees semakin banyak dan mau nggak mau saya harus terbiasa dan tidak boleh berlebihan dalam membenci maupun menyukai sesuatu. Intinya adalah sedatar-datarnya, sewajarnya, dan tak perlu berlebihan.

Makanya, saya sekarang tidak mau ambil pusing dengan kedatangan maupun kepergian sesuatu. Kalau datang ya saya hargai. Kalau pergi ya saya biarkan pergi dan saya lepaskan. Tak perlu berlebihan mencintai atau membenci. Belajar untuk melepas kemelekatan karena hidup datang dan pergi. Tetap fokus ke diri sendiri. Tetap tenang seimbang. Fokus ke diri sendiri dan perbaiki diri. Dan ini sudah hampir satu bulan saya mengkonsumsi sesuatu non hewani. Ternyata saya bisa bertahan juga. Lalu, konsisten untuk tetap menjaga diri dengan olahraga dan beberapa kegiatan lainnya. Semesta sangat baik ya ke diri ini. Kadang manusianya saja yang terlalu banyak mengeluh dan memprotes. Padahal semesta sudah memberi yang terbaik untuk kita. Mari berbahagia.... 

Jumat, 10 Mei 2024

#42 Kuro Tak Pulang!

Hari ini tepat 3 hari Kuro tidak pulang. Biasanya dia akan turun dari atap saat pagi minta sarapan dan sore saat menjelang makan malam. Setiap pagi juga dia menunggui saya cardio. Tidur di sebelah kaki saya bersama Usrok dan Oyen. Dia selalu tahu dan berlari mengejar saya ketika kami berpapasan. Dia selalu pulang! Walaupun kadang hanya untuk say hello!

Selama tinggal bersama saya, Kuro hanya pernah tidak pulang dua kali. Pertama, saat dia kecelakaan tertabrak motor sewaktu kecil. Dia bersembunyi di semak-semak yang akhirnya saya temukan pagi harinya. Feeling saya kuat saat itu kalau saya akan bertemu kembali dengan Kuro. Dan benar saja, pagi harinya saya beranikan diri masuk ke pekarangan tetangga yang terbengkalai. Saya mendapati dia sedang menggulungkan tubuhnya lemas karena luka di muka di antara tumpukan kayu-kayu dan semak-semak. Ya, saya menemukannya!

Lalu, kedua, saat dia terluka kakinya di sekat rumah tetangga. Saat itu saya baru pindah kos. Selang beberapa hari, dia keluar rumah dan saya biarkan karena dia sudah hapal rumah. Tapi beberapa hari dia tak pulang. Saya pergi mencarinya berkeliling kompleks dan tanya ke tetangga-tetangga juga tanya ke kucing-kucing yang saya temui di jalan. Setelah berputar-putar mencari tetap nihil. Kuro tidak saya temukan. Lalu, lagi-lagi feeling saya kuat kalau saya panggil-panggil lagi pasti Kuro akan mendengar dan memberi tahu keberadaannya. Setelah keliling kompleks, saya masuk ke kos, entah kenapa feeling saya kuat kalau saya harus memanggilnya sekali lagi. Saya panggil lagi namanya dan benar! Kuro menyahut dan mengeong menunjukkan keberadaannya. Dia ada di sela-sela tembok tetangga, tidak bisa turun. Lantas, saya berusaha mengambilnya, tapi tembok terlalu tinggi. Saya tunggu dia sampai jam 2 pagi, tapi akhirnya saya memintanya untuk menunggu pagi hari. Setelah pagi, saya minta bantuan ke tetangga untuk mengambilkan Kuro dengan tangga. Alhamdulillah, bapak tukangnya mau bantu. Saya pun bertemu Kuro kembali. Kakinya bengkak karena luka, badannya demam sehingga dia tidak mau makan dan hanya tidur sepanjang hari. Saya membawanya ke Rumah Sakit Hewan UGM dan segera ditangani dokter. Pulang-pulang dikasih antibiotik dan obat agar segera sehat. Beberapa hari kemudian Kuro kembali sehat! Alhamdulillah....

Ini ketiga kali Kuro tidak pulang. Saya sudah berusaha cari keliling kampung dan tanya ke tetangga. Setiap ada kucing tetangga, saya juga tanyakan dan titip pesan kalau mereka bertemu Kuro, si hitam dengan ekor panjang, suruh pulang karena dicari ibuk. Saya masih menunggunya pulang.... Anak ibuk! Dan kali ini saya tidak punya feeling apa-apa.... Saya masih berharap Kuro kembali dengan sehat.... Aamiin....

Pagi tadi setelah cardio, saya meditasi untuk mengurangi overthinking karena semalam saya tidur dengan tidak nyaman dan sangat mengharapkan Kuro pulang. Setelah meditasi, saya lebih tenang. Dan saya mengurangi ekspektasi saya terhadap apa yang terjadi. Saya ingat, dulu saya pernah bilang ke Kuro, kalau suatu hari nanti Kuro ingin pergi duluan, nggak papa, ibu ikhlas, ibuk bahagia karena Kuro sudah menemani ibuk dan sayang sama ibuk selama ini. Jangan terbebani ya Kuro, sayangnya ibuk! Kalau suatu saat ibuk duluan yang pergi, Kuro juga nggak boleh nungguin Ibuk terus ya.... Ibuk sayang sama Kuro! Terima kasih ya sudah sayang sama ibuk dan selalu menemani ibuk! Sayang sama mamas Kuro.... Itulah, sesungguhnya hidup ini memang perlu merelakan dan menerima. Semeleh dengan apa yang terjadi. Tidak perlu memberontak atau berekspektasi. Semua akan indah tepat pada waktunya. Jika pun berpisah, itu artinya memang sudah selesai sampai di sini, sesuatu itu datang di hidup kita dan kita pun memang harus mengikhlaskan.

Kuro, anak baik! Love you! Terima kasih ya sudah sayang dan menemani Ibuk selama ini.... Di mana pun kamu berada, ibuk sayang sama mamas Kuro. Love you! Alhamdulillah, ibu bersyukur karena sudah dipertemukan dengan mamas Kuro.... Ibu bahagia selama ini hidup bersama sama Mamas Kuro! Baik-baik ya Nak! Love you! 

Untukmu yang terbaik, Mamas Kuro, kucing hitam berekor panjang dengan warna putih di dada. Love you!

Kamis, 09 Mei 2024

#41 Happy Birthday!

Happy birthday to you! 9 Mei!

Apa kabar kamu? Sehat selalu ya.... Dua hari yang lalu, tak sengaja aku melihat postinganmu di salah satu grup facebook. Ternyata kita beririsan di grup itu. Kamu berbagi cerita tentang perjalananmu ke Jepang. Nice! Setelah lebih dari 3 minggu ini saya berusaha untuk tidak kepoin kamu, aku senang mendapat kabarmu lagi walau hanya lewat social media. Aku tak perlu tanya kabar kamu lagi kan? Dan aku tidak perlu khawatir lagi karena kamu masih sehat dan bahagia....

Lalu, hari ini kamu ulang tahun ya.... Aku sengaja tak mengucapkan langsung ke kamu. Cukuplah di tulisan sini saja dan dalam doa baik. Aku tak mau mengganggu hidupmu lagi. Biar kamu bahagia dengan caramu sendiri. Dan aku juga bahagia dengan caraku sendiri. Terima kasih ya, sudah mengajarkan bagaimana cara membahagiakan diri sendiri. Terima kasih sudah mengajarkan apa itu kasih sayang dan cinta. Terima kasih sudah mengajarkan bagaimana cara mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain. Terima kasih ya sudah pernah datang di dalam cerita hidupku sejauh ini. Aku belajar untuk merelakan dan menerima. Terima kasih sudah mengajarkan bagaimana bersikap dewasa dan menjadi teman yang baik.

Di tahun ini, aku belajar memperbaiki diri dan belajar mengenali diri sendiri. Aku belajar untuk mengambil sikap. Aku memilah hal mana saja yang perlu aku pertahankan dan mana yang perlu aku tinggalkan. Aku belajar untuk merelakan dan melepas segala sesuatu yang memang ingin pergi. Terima kasih ya sudah menyadarkan aku tentang arti hidup menerima dan memberi.

Teruntuk kamu, sehat-sehat ya.... Bahagia selalu.... Aku berhenti untuk tanya kabarmu.... Aku berhenti untuk mau tahu urusanmu.... Aku berhenti untuk menghubungimu.... Aku berhenti untuk meresponmu.... Aku berhenti untuk memikirkanmu.... Bukan berarti aku benci, bukan.... Aku hanya memberi waktu untuk diriku sendiri. Fokus pada diriku yang selama ini aku fokus pada orang lain. Aku kembali fokus pada goals dan hidupku.... Pergilah dengan bahagia!

Suatu hari nanti ketika kita bertemu kembali, mari bercerita banyak hal.... Suatu hari nanti ya! Bahagia dan damai selalu.... Selamat ulang tahun ya.... Doa-doa baik untukmu.... Thank you!

Rabu, 08 Mei 2024

#40 Perpanjang Paspor di Jogja

Pagi ini jadwal saya ngurus paspor di kantor imigrasi. Saya memilih kantor imigrasi yang ada di Lippo karena itu tempat yang paling dekat dengan kos. Hari sebelumnya saya bertanya untuk memastikan dokumen yang dibutuhkan ke Kak Tina, seorang teman petugas imigrasi. Semua dokumen saya lengkapi: 
1. Fotokopi KTP (bawa juga yang asli)
2. Fotokopi KK (bawa juga yang asli)
3. Fotokopi Akte Kelahiran (bawa juga yang asli)
4. Paspor asli
+ materai 10.000 (tapi saya lupa bawa)
+ print lembar permohonan download dari aplikasi M-Paspor

Tapi waktu saya mau berangkat, saya baru ingat harus print lembar permohonan yang dapat didownload dari aplikasi permohonan paspor M-Paspor. Untungnya saya berangkat lebih awal sekitar jam 9, jadi masih bisa print dulu. Sebelum berangkat, saya pun print di fotokopian dekat kos, lalu lanjut ke Lippo. Sampai di Lippo masih jam 9.30 pagi dan lokasi kantornya ternyata di lantai 1, jadi harus naik dulu lewat pintu samping karena pintu depan belum buka mall-nya.

Setelah sampai di depan kantor imigrasinya, ternyata sudah antre lumayan banyak. Tapi kantornya baru buka jam 10. Saya menunggu sekitar 30 menit dan itu pun antrenya tidak sesuai jam kedatangan. Saya ambil map dan diminta isi formulir dulu. Lha, ternyata ada satu yang terlupa, yaitu materai 10.000. Saya lupa beli dan tidak ingat kalau harus membawa materai. Ada hal lucu yang tadi terjadi....

Saya kan lupa bawa materai terus kata petugas imigrasi di toko depan ada tapi belum buka tokonya.... Saya cuma tenang saja.... Pokoknya nggakpanik, sudah tenang saja. Ibu-ibu samping saya sudah heboh marah-marahin anaknya karena tidak mengecek lagi dan lupa bawa beberapa dokumen dan materai kurang satu.... Terus saya cuma senyumin saja.... Sebenernya ada pilihan buat turun keluar mall terus nyari di fotokopian... Tapi saya memilih untuk nunggu 10 menitan toko buka.... Menurut info dari bapak-bapak yang tahu, paling sekitar 10 menitan orangnya yang jual datang. Ya, saya percaya saja dan kalau misal nggak datang-datang, ya nantilah dipikir lagi untuk keluar mall. Terus nunggu 10 menit, gak lama tokonya buka.... Langsung diserbu beberapa orang yang lupa membawa materai. Terus saya belilah materai di situ.... Harganya Rp15.000, ya lumayanlah, tapi bapaknya baik, jadi nggak papa harga segitu. Tanpa harus turun naik tangga lagi pula....

Dokumen pun lengkap, ngantri, nunggunya gak lama, terus pas di loket dokumen lancar, ditanya-tanya kerja dimana, di Jogja kegiatannya apa, saya bilang kuliah dan kasih kartu KTM. Lalu, lanjut ke loket foto. Pas saya ambil foto, biasanya saya itu akan diem aja gitu, tapi saya coba untuk ngajak bercanda petugasnya, terus bapaknya ikutan ngakak karena saya foto berkali-kali tapi telinga kananku gak keliatan 🤣🤣 terus akhirnya ya udah dipilih yang bagus, saya bilang ke bapaknya, pak foto yang cantik ya pak... Bapaknya ketawa 🤣 sambil nyodorin tisu karena melihat dahi saya yang penuh keringat karena abis naik eskalator yang mati karena mall belum buka tadi pagi. Ternyata ketawa itu nular ya... 😬😬😬

Terus, tadi saya tanya ke bapak yang bagian foto, apa saja yang perlu dibawa saat pengambilan paspor. Bapaknya bilang bawa bukti pengambilan dan bukti pembayaran tercetak. Lalu, saya tanya kenapa fotokopian masih perlu banyak untuk persyaratan dokumen, terus bapaknya curhat malah, katanya orang-orang kadang upload dokumen itu ngasal dan foto aja ada yang upload foto keluarga, foto kucing, terus ngakak bareng lah malah. Nah, satu lagi, khusus penggantian paspor lama ke paspor baru, hanya dibutuhkan KTP asli yang akan ditanyakan selain dokumen fotokopian ya.... Tapi bawa aja semua dokumen untuk jaga-jaga. Kemarin sih saya hanya perlu ktp aslinya saja yang dicek, sedangkan dokumen asli yang lain tidak dicek karena saya perpanjang paspor.

Lalu, sudah deh nunggu seminggu untuk pengambilan paspor barunya. Yey, paspor baru jadi, semoga makin semangat untuk jalan-jalan lagi.... :D Mari berbahagia!

Selasa, 07 Mei 2024

#39 Keputusan dan Keikhlasan

Hari ini saya janjian sama Bang Limin dan Tace untuk makan siang bareng setelah sekian lama tidak berjumpa di kampus. Saya mengajak juga mbak Alia tapi tidak bisa ikut. Anees juga saya ajak, tapi dia ikut kelas BIPA dan baru selesai jam 12.50. Sedangkan Bang Limin ada kelas lagi jam 1. Jadi saya memutuskan untuk tidak menunggu Anees dan pulang setelah jam 1. Lalu, setelah sampai kos, ternyata Anees menyusul ke kantin FMIPA dan akhirnya kami tidak bisa bertemu. Saya bilang lain kali saja karena saya sudah pulang. Saya tawarkan dia mau ditemani makan siang, tapi dia menjawab sudah makan.

Saya pun lanjut ke Bank Mandiri untuk mengurus AXA Mandiri. Ternyata produk lama itu membuat saya malah rugi selama 5 tahun belakangan ini. Rugi hampir 10jt, dengan biaya admin yang ternyata gede. Alhasil saya pun cerita ke Mbak Raras, dan hasil diskusi kami adalah saya cut saja asuransi itu dan ikhlaskan kerugiannya selama ini. Nanti juga akan ada gantinya yang lain. Akhirnya saya cut off AXA Mandiri saya dan tidak tertarik untuk ikut lagi walaupun produk barunya tanpa biaya admin, tapi tetap saja, saya rada trauma dengan yang namanya asuransi.

Ya, dulu kenapa saya ikut asuransi, karena berpikir saya kerja di Jakarta dan kerjaan saya mobile, kalau sewaktu-waktu saya kenapa-napa, minimal ibu saya punya uang. Makanya nama penerima dana itu adalah ibu saya. Lalu, sekarang ibu saya sudah tidak ada, jadi ya sudah mari hidup seperti biasa dan serahkan takdir kepada Tuhan saja. Lain kali mungkin bisa ya saya pikir-pikir ulang tentang asuransi.

Terus, sorenya, saya nonton Totto-Chan: The Little Girl at the Window sama Tace dan Bang Limin di bioskop Lippo. Salah satu novel yang saya suka dari dulu tentang sekolah yang beda dari yang lain. Saya menemukan sekolah serupa di Salam. Entah kenapa membuat saya seperti berada di dalam film itu saat saya mengajar di Salam. Totto-Chan, salah satu inspirasi saya di dunia pendidikan. Filmnya sedih tapi bagus! Novelnya tambah bagus lagi. :)

Dulu saya pernah punya mimpi untuk membangun sekolah seperti Sekolah Tomoe. Sekolah yang mengajarkan tentang hidup dan bahagia. Menerima segala karakteristik anak, tak ada anak yang bodoh, tak ada anak yang nakal, semua istimewa. Mungkin itu jadi salah satu semangat kenapa saya tetap di pendidikan. Ya, salah satu impian saya pun bisa mengajar di daerah pedalaman. Entah, dimana pun itu. Semoga bisa terwujud.... Aamiin....

Pulang nonton, saya dan Tace makan nasi padang. Saya makan terong dan tempe goreng. Lanjut mampir beli keripik singkong 1 porsi Rp6.000 di dekat fakultas teknik. Lalu pulang. Hari yang cukup padat. 

Senin, 06 Mei 2024

#38 Panen sayur dari Teras

Pagi ini saya panen daun pepaya jepang dari teras. Saya masak tumis kering dengan lauk tempe. Sederhana tapi enak. :D Tak lupa saya juga pamerin ke Fitri. Hahaha.

Saya mulai senang lagi masak makanan rumahan daripada beli jadi. Menurut saya ketika saya masak, itu salah satu healing untuk saya. Semua indera bekerja. Penglihatan sangat dibutuhkan untuk memilah bahan-bahan dan juga menentukan apakah masakan sudah matang atau belum. Pendengaran tentu, memanaskan air pun berbunyi tanda mendidih. Peraba, dibutuhkan saat kita memotong bahan. Kontak langsung dengan bahan-bahan tentunya membuat indera kita semakin terasah. Penciuman, ini salah satu indera penting untuk menentukan aroma layak atau tidaknya makanan untuk dikonsumsi. Pengecap, ini utama dari penentuan rasa apakah manis, kurang bumbu, atau keasinan. Lalu, memasak adalah salah satu kegiatan yang bisa mengasah semua indera tubuh manusia, menurut saya seperti itu.

Terus lagi, kegiatan masak juga membantu saya mengurangi overthinking karena lebih fokus ke diri sendiri. Terlebih lagi, membantu untuk mengelola emosi. Memasak adalah kegiatan kedua saya setelah bersih-bersih kamar dengan tujuan untuk healing. :D Tetap cara healing utama saya adalah bersih-bersih kamar dan kos. Hehehe. Memasak juga membantu saya memanggil kembali memori masa lalu, seperti memori indah bersama ibu dan bapak saat masak dan makan bersama. Memori bukan untuk dilupakan kan? Tapi sebaliknya, memori masa lalu akan memberi kita pembelajaran, entah itu baik atau buruk. Kita bisa belajar tentang itu.

Bahkan saat saya masak daun pepaya jepang ini, ada memori dari ibu, dulu ibu sempat tak mengizinkan saya memasak pepaya jepang tanpa menjelaskan alasan. Sampai sekarang pun saya tidak tahu alasannya. Dulu ibu hanya bilang nanti kena penyakit, tapi saya tidak tahu penyakit apa dan kandungan apa yang menyebabkan penyakit itu. Saya baru mengetahui kalau pepaya jepang ini salah satu tanaman superfood. Dan enak ketika ditumis, tidak pahit. Kalau ada yang tahu tentang kandungan pepaya jepang, bisa komen di sini ya.... Mungkin ada yang tahu kenapa pepaya jepang tidak boleh dikonsumsi? 

Minggu, 05 Mei 2024

#37 Jogja National Museum

Pagi ini saya pergi ke Pasar Kranggan untuk makan kembang tahu dan beli lopis. Saya beli juga nasi pecel di dekat kembang tahu. Lalu, pulang dan beres-beres kos. Akhirnya, alhamdulillah bisa merasakan lopis pasar Kranggan yang ngehits itu setelah berkali-kali ke sana tidak dapat antrian. Harganya Rp10.000, yang jualan simbah-simbah dan 2 anaknya. Antriannya 1 sampai 50, kalau jualan masih, antrian akan mengulang kembali. Rasanya enak, tapi isinya kurang banyak. :D

Lalu, sore harinya saya pergi ke JNM bareng Anees. Sebenarnya, saya mengajak dia ke Pasar Kranggan juga tapi tidak jadi ikut karena dia tidak bisa bangun pagi. Ya, sudah.... Saya menjemputnya jam 3 sore. Ada kejadian kocak saat saya menunggu dia keluar kos. Saya sudah menunggunya, dia bilang sudah di pinggir jalan, tapi kami tidak bertemu. Hahaha. Ternyata saya salah berhenti, titik temunya kurang beberapa meter ke depan. Hahaha. Pantesan tidak ketemu. 

Kami pergi sekitar 15 menit sampai lokasi. Kami parkir di parkiran yang sudah disediakan. Pembayarannya di awal masuk sebesar Rp3.000 untuk biaya parkir. Saya ribet nyari dompet di tas, ternyata Anees sudah mengeluarkan Rp5.000 untuk parkir. Terima kasih ya Anees.

Kami pun masuk ke museum. Untuk tarif mahasiswa Rp15.000 per orang. Acaranya barengan dengan Pasar Jembar. Anees dan saya pun masuk ke museum terlebih dahulu. Pamerannya bagus. Banyak bahasa Jawa yang ditulis arab. Anees pun membaca tulisan arab itu sambil menceritakan tentang tulisan arab tanpa harokat. Saya hanya menyimak karena saya tidak bisa baca tulisan arab tanpa harokat. :") Katanya, tulisannya itu lebih ke makna spiritual dan proses mengenal Tuhan dengan berbagai perjalanan spiritual seseorang. Terus lagi juga tentang kisah Nabi Khidir. Menarik....

Setelah selesai melihat-lihat museum, kami pun pergi ke Pasar Jembar. Lokasinya di halaman museum. Ada beberapa yang jual makanan dan pernak-pernik handmade gitu. Saya beli lopis dan buko pandan buat Anees. Biar dia merasakan makanan tradisional Indonesia. Lalu, beli mochi dan brownies buatan muridku. Terus, kami nonton tarian anak-anak dari kelas minat Tari Salam. Salam juga tampil beberapa lagu dari gitar kecil. 

Saya bertemu Nara, Sofi, Bening dan tim tari lainnya. Saya memperkenalkan Anees ke murid-murid saya. :D Dia pusing mengingat nama anak-anak yang tidak biasa di telinga dia dan kata-kata yang susah diingat. Hahaha. Lain kali saya ajak ke sekolahku ya.... Terus selesai penampilan Salam, saya mengajak dia pulang karena saya harus mengajar. Sebelum pulang saya janjian ke dia untuk makan malam bareng nasi padang deket UGM. Baiklah, kami pun pulang.

Lalu, setelah ngajar, saya kembali menjemput Anees dan makan nasi padang. Saya hanya makan tahu dan bakwan karena saya sedang mengurangi protein hewani. Dia hanya makan nasi, rendang dan kuah tanpa sayuran. Saya kutanya kenapa nggak ambil sayur, katanya sayurannya tanpa bumbu jadi itu aneh buat dia. Ya sudah. Hahaha. Dia makan sampai nambah dua kali. hahahaha. Setelah makan, kami ngobrol sebentar lalu kami pulang karena warungnya mau tutup. Kami pulang dan merencanakan pertemuan selanjutnya. Entah kapan lagi. Hahaha.


Sabtu, 04 Mei 2024

#36 Netralkan Energi Tubuh

Pagi ini saya petik daun ginseng dari teras kos. Hari kemarin saya petik daun kelor dari sekolah. Kok enak ya tinggal di Indonesia! Apa-apa tinggal petik.

Itulah pesan pagi yang saya sampaikan ke Mbak Raras. Lalu Mbak Raras bilang, "Senetral itu energimu sekarang. Pelan maknai pahami ilmu diri. Lepas semua kemelekatan. Kita itu diberi terus oleh Tuhan."

Alhamdulillah. saya pun menyadari saat ini saya lebih sering merasa nyaman dengan diri sendiri. Misalnya saja saat saya ngaca, saya senang melihat diri saya, cantik! Senyumannya saya sukai. Rambut, saya sukai. Semua saya sukai. Kalau dulu saat saya bercermin, biasanya saya tidak suka berlama-lama.... Tapi sekarang, tiap pagi saya ngaca dan saya merasa sennag. :D

Lalu, satu hal lagi yang saya sadari tentang menghadapi energi negatif dari orang lain. Sekarang saya sudah bisa kontrol diri untuk tidak terkontaminasi energi buruk. Saya sudah bisa memilah mana yang perlu saya keep dan mana yang perlu saya abaikan. Ya, masih tahap belajar ya... hehhehe. Kadang masih terbawa situasi sih tapi tidak separah dulu. Kalau dulu diceritain hal-hal negatif tentang orang lain, alam bawah sadar saya merespon ikut membenci hal-hal tersebut. Tapi sekarang, ya biasa saja. Netral. Ikuti alam semesta bertindak saja. Kalau sudah tidak perlu membicarakan sesuatu lagi, ya sudah diam. Tetap tenang dan seimbang. :)

Kayaknya sekarang saya jarang deh curhat ke Fitri tentang hal-hal buruk. Sekarang kebanyakan hal-hal bahagia dan yang baik-baik saja. Hahaha.... Mari berbahagia!

Jumat, 03 Mei 2024

#35 Jalan Semesta

Hari ini ada silat di sekolah. Seperti biasa saya ikut jalan puter kampung sama anak-anak. Biasanya saya selalu di deretan paling terakhir karena nggak kuat lari, jadi tertinggal di belakang. Nah, hari ini entah gimana ceritanya, saya pun semangat untuk silat. Saya ikut lari kecil bersama anak-anak cewek, tapi lama-lama mereka maunya jalan saja, ya sudah saya ikut jalan di paling belakang. Biasanya kan saya di urutan belakang karena saya nggak kuat ya, tapi hari ini saya di urutan belakang bukan kareana saya tidak kuat, tetapi saya sengaja di deretan belakang untuk memantau anak-anak selamat sampai sekolah lagi. Gerakan saya juga lebih ringan, kaki-kaki saya juga semakin kuat. Alhamdulillah....

Energi saya benar-benar berbeda setelah saya rutin cardio tiap pagi. Saya cerita ke Mbak Raras, selaku mentor dan guruku. Lalu, mbak Raras bilang kalau semesta memberi cara untukku menjadi lebih baik dan mengenal diri sendiri lagi. Melalui Vipassana, lalu bertemu Mbak Raras. Sebenarnya, sudah lama saya tahu Vipassana tapi saya selalu tidak jadi ikut karena jadwal yang bentrok. Nah, mungkin memang jalannya ya.... Vipassana Desember lalu saya bisa ikut. Memang sudah berjodoh dan ada jalan dari Tuhan. Kebetulan, Mbak Raras ini samping kamar saya waktu vipassana. Orangnya rajin dan saya sempat kesal karena ditegur rambut rontok yang tidak tahu itu rambut siapa. Wkwkwkwk.... Terus, awalnya sih saya tidak terlalu banyak bicara sama Mbak Raras, ya karena memang tidak boleh berbicara dengan sesama siswa. Terus pas hari terakhir, kami boleh berbicara dengan teman, akhirnya saya ikut gabung dengan siswa-siswa baru yang sedang ngobrol di kamar. Berujung pada dipijit sama Mbak Raras.

Awalnya, saya menginfokan kalau saya sempat kolesterol, lalu Mbak Raras ngecek telapak tangan saya, dikasih tahu beberapa gejala penyakit yang ada potensi saya derita kalau pola makan dan hidup tidak benar. Dari rambut rontok sampai darah tinggi dan lain-lain. Lalu cerita banyak hal dan setelah sehari pulang dari Vipassana, mbak Raras tiba-tiba WA, ngajakin olahraga. Aku terharu.... :')

Lalu, saya bergabung di grup LOA Mbak Raras, isinya sangat positif, banyak ilmu yang saya dapatkan dan bagaimana bisa mencintai diri sendiri. Mbak Raras kalau punya ilmu nggak pelit, diajarin, dibimbing. Lalu beberapa kali saya bertemu lagi ikut meditasi tiap hari Jumat. Selesai meditasi, kami ngobrol tentang hidup. Mbak Raras, pernah bilang, kalau beliau sudah bertemu orang dan berinteraksi sama orang itu pasti ada tujuan semesta yang ingin disampaikan lewat Mbak Raras. Dan salah satunya pesan semesta untuk saya.

Saya bersyukur.... Saya rajin cardio tiap pagi sekarang. Bahkan saat energi saya kecewa dan saya cerita ke Mbak Raras, energi saya seperti kembali netral. Saya juga sedang menjalani pola makan tanpa produk hewani. Dan saya merasa lebih baik. Kata Mbak Raras, programnya minimal 3 bulan yang harus saya selesaikan. Baiklah.... Saya senang menjalaninya.... Hal baik yang saya rasakan adalah saya menjadi lebih baik dari segi perasaan, emosi, dan juga kondisi fisik. Alhamdulillah ya.... Semoga semua makhluk berbahagia, damai dan harmonis.... :)

Kamis, 02 Mei 2024

#34 Sesuatu Pasti Ada Tujuannya

Hari ini saya coba apply salah satu company di US. Salah satu aplikasi yang sering saya gunakan untuk belajar tetapi ini yang produk baru berkaitan dengan math. Setelah sekian lama, saya pun memperbaharui CV dan Application letter dengan data terbaru. Saya bilang ke Fitri, saya mau coba hal baru. Hahaha, saya coba saja dulu, toh apa pun hasilnya yang penting sudah saya coba. Biar saja semesta yang menghendaki, mari tetap berenergi positif ke semesta. :D

Ini kali pertama di tahun ini, saya mencoba lagi apply beberapa kesempatan. Lalu teringat salah satu teman yang bekerja dan study di US. Kadang dia chat menceritakan tentang aktivitasnya di US, bekerja dan belajar. Saya senang ketika mendapat kabar baik itu. Kadang saya share agenda masak-masak saya ke dia. Saya bilang hari ini saya masak ini lho.... Sampai-sampai dia bilang kalau saya chef. :D Padahal mah yang saya masak hanya masakan rumahan dan sayur serta lauk nabati saja kalau nggak tahu ya tempe ya jamur. >.< Wkwkwk.... Tapi saya juga bangga sih sama diri sendiri atas salah satu kemampuan yang diturunkan oleh ibu yaitu bisa masak. Walaupun rasanya tergantung mood harian. Hahaha.

Jadi inget sih, dulu waktu SMP sampai SMA, tiap hari Minggu atau liburan sekolah agenda utama saya adalah cuci baju seluruh keluarga yang terdiri dari 5 orang dan masak. Hanya saja beberapa resep ibu, saya lupa karena bertahun-tahun hidup di Jakarta dan jarang masak makanan seperti di rumah. Kadang kalau saya pulang ke rumah dan masak, adek-adekku akan bilang kalau masakan saya sama persis seperti masakan ibuk. Pernah masak nasi goreng kampung, adek langsung komen, kok masakmu kayak masakan ibuk, langsung dia nambah banyak. Itulah kenapa saya bersyukur. Ya, dulu sih saya sering mengeluh karena kenapa selalu saya yang diminta bantu-bantu ibuk, kenapa nggak adek-adek. Tapi setelah kedua orang tua telah tiada, saya sadar betul bahwa orang tua saya telah melakukan yang terbaik untuk saya. Mereka mendidik saya untuk tetap menjadi perempuan mandiri dan tahan banting terhadap segala situasi.

Gak salah, bapak dulu selalu meminta saya menjadi contoh adik-adik untuk berprestasi di sekolah. Dan itu benar-benar membantu saya saat ini untuk melanjutkan hidup. Terima kasih ya Bapak & Ibu, saya bangga menjadi bagian dari hidup Bapak dan Ibu! Bahagia selalu di surga....

Oh iya, hari ini adalah ulang tahun adikku yang pertama. Happy birthday ya Adik! Sukses dan bahagia selalu ya! :D

Rabu, 01 Mei 2024

#33 Berbagi Makanan

Hari ini saya masak-masak untuk mengisi hari libur. Saya masak kering tempe, tumis pokcoy, beli semangka. Lalu, saya cerita ke Mbak Raras tentang efek dari skip cardio kemarin. Dan memang ya sengaruh itu, tapi ya kudu bisa tetap tenang. Lalu, Mbak Raras bilang, masak bagi ke Anees biar dia nyobain masakan Indonesia. Tapi sebenarnya awalnya saya tidak yakin sama masakan sendiri. Alhasil, saya bilang ke Mbak Raras, nanti kalau jadi kukabari.

Terus, lanjut masak-masak. Setelah selesai lha kok makanannya kayaknya enak. Hahhaa. Emang enak sih. Saya saja seneng makannya. Lalu, saya bilang lagi ke Mbak Raras, Anees di kos nggak, terus tiba-tiba Anees WA. :D Sekocak itu pertemanan kami. Hahaha... Saya pun janjian ke Anees, mau bagi makan siang. Siap-siap dan kos dia hanya sekitar 5 menit naik motor dari kos saya. Semoga nggak kepedesan ya, sengaja kering tempenya kubuat manis. Hahaha.... Anees kan nggak suka pedas. >.<

Kami bertemu setelah pertemuan makan pizza malam itu. Kali ini saya bagi makanan hasil masak-masak hari ini. :D Terus, saya balik ke kosan. Lanjut makan siang. Sekocak itu ya, saya bersyukur punya support system seperti Mbak Raras yang membimbing saya untuk kembali ke diri sendiri. Cara ngajarinnya juga kalau iya iya kalau enggak ya enggak.... Begitulah.... Kadang membuat saya berpikir dan belajar bagaimana mencintai diri sendiri. Saya bersyukur.... Tetap tenang dan bahagia dalam menghadapi hidup. Terutama untuk hal-hal yang di luar kontrol kita. Saya bersyukur menjadi diri saya saat ini. :D Bahagia selalu diriku!

Selasa, 30 April 2024

#32 Overthinking Kambuh

Hari ini saya ke sekolah seperti biasa. Sebelum ke sekolah saya selesaikan edit cerpen Jalu terlebih dahulu sampai lupa waktu dan skip cardio pagi. Ya, saya menjalani rutinitas seperti biasa, ke sekolah, lalu pulang. Sampai di kos, entah kenapa saya merasa lelah sekali dan ingin tidur tapi tidak bisa. Mood saya berubah dengan cepat dan benar-benar pikiran kemana-mana. Sepertinya overthinking kambuh!

Saya mencoba untuk tidur, tetap saja tidak bisa. Saya pun seharian tutup pintu kamar karena tidak ingin diganggu siapa pun. Lalu malamnya saya ngajar, lanjut tidur lagi dengan pikiran tidak tenang. Sampai tengah malam pun belum juga sembuh. Waduh! Bahaya!

Sekarang saya lebih menyadari emosi yang muncul seperti apa dan trigger-nya apa. Biasanya kalau sudah seperti itu, saya akan mencoba menemukan apa yang membuat emosi lalu menyadari perasaan dan emosi yang muncul. Kemudian, mengatur napas dan mengatur pikiran. 

Bener-bener, proses ini kadang membuat saya geleng-geleng karena berefek sekali ke pikiran. Biasanya pagi saya cardio, lalu kalau skip cardio, ternyata efeknya ke overthinking yang kumat. Bisa begitu ya? Efeknya sungguh nyata lho! Harus rajin dan konsisten memang.... Semangattt untuk diri sendiri!

Senin, 29 April 2024

#31 Selaraskan Diri

Sepulang dari sekolah hari ini saya lanjut ke cafe Mas Danang, sudah ditunggu Mbak Raras. Ya, Mbak Raras adalah salah satu support system sekaligus guru saya. Saya belajar banyak tentang hidup dan bagaimana untuk kembali ke diri sendiri. Seperti hal-hal kecil misalnya, cara Mbak Raras mendengarkan cerita saat saya curhat, lalu cara Mbak Raras mengakhiri pembicaraan. Semua itu saya pelajari dari mengamati. Sekarang, saya lebih bisa menerima respon orang lain dan bagaimana cara orang lain bersikap. Ya, semua hal itu tidak bisa saya kontrol. 

Saya jadi belajar kalau misal mau curhat ke teman, tak apa kok kalau teman itu sambil main HP, bukan karena dia tak peduli dengan cerita kita, tetapi itu salah satu bentuk dia tidak terpapar energi negatif dari cerita-cerita kita. Ya, dengan kita menceritakan kesedihan misalnya atau kekesalan misalnya, itu artinya kita memberi energi negatif ke orang lain. Terlebih kalau sedang curhat. Mbak Raras bilang, kalau saya mau curhat tentang hal-hal sedih, biarkan teman yang mendengarkan itu main HP atau tidak terlalu fokus pada cerita kita. Karena kalau dia bisa release energi negatif ya bagus, tapi kalau tidak bisa release ya kasihan. Jadi biarkan dia nggak terlalu fokus sama cerita kita. Toh, pada dasarnya kita hanya ingin didengar, kita curhat ngoceh banyak hal hanya ingin ditungguin saja, kalau sudah plong ya sudah.

Tapi memang benar sih, energi semesta itu sungguhlah besar. Dan saya sedang belajar menyelaraskan diri dengan alam semesta. Salah satunya kembali mencintai diri sendiri.

Pulang dari cafe, saya mengantar Mbak Raras pulang, lalu lanjut pulang ke kos. Sampai di kos, mampir belanja di ibu sayur, lalu masak untuk makan malam. Menu hari ini tumis jamur dan tumis toge. Memasak adalah salah satu healing saya. Masak lalu makan hasil masakan sendiri. :) Sungguh menyenangkan.... Mari selalu memperbaiki diri....

Minggu, 28 April 2024

#30 Kurangi Ekspektasi

Makin dewasa makin nggak pengen banyak berekspektasi pada sesuatu. Terlebih terhadap sesuatu yang datang dan pergi. Saya bilang ke Fitri kalau saya tidak mau banyak effort untuk urusan hati. Kalau memang seseorang mau hadir ya aku hargai, kalau mau pergi ya silakan pergi, kurelakan. Kalau seseorang itu tidak dapat bersikap, ya sudah biar saya yang bersikap, kasih batasan, karena saya pun layak untuk bahagia. Saya belajar dari Nafis, untuk sebuah batasan, kalau tidak dihargai ya pergi, masih banyak tempat layak untuk diri sendiri. Begitulah kira-kira.

Ya seperti hari ini, saya banyak-banyak merenung. Entah kenapa rasanya ingin saja menangis. Sedih karena betapa sulitnya saya bisa mengontrol diri dan emosi. Saya sadar betul saat saya mulai berekspektasi terhadap sesuatu. Lalu muncullah perasaan takut adanya penolakan atau effort lebih yang saya lakukan untuk sesuatu. Ya, sudah saya katakan di awal, saya tidak ingin effort lebih untuk hal-hal perasaan.

Sesuatu yang pernah terjadi pastinya masih membekas di memori alam bawah sadar. Masih kerasa sampai saat ini perasaan ditolak dan diacuhkan. Lalu, saya masih stay untuk hal-hal seperti itu kemarin-kemarin. Ya, memang kan cinta membuat seseorang bodoh itu pun nyata. Dan anehnya saya selalu bodoh tapi tidak sadar-sadar beberapa tahun belakangan ini. Hahaha. Tenang saya sekarang kembali lagi ke jalan yang benar kok. Ya, nggak bodoh-bodoh banget sekarang. Bisa berpikir dengan sadar dan menentukan solusi dengan lebih baik. Minimal, saya sadar kalau hidup tidak melulu soal cinta. Sekarang tidak pengen banyak-banyak effort mengejar tapi perbanyak mencintai diri sendiri. Lelah banget kalau harus mengejar mulu. 

Ya sekarang sih biasa saja, bener-bener yang biasa saja. Tidak mau banyak berekspektasi juga. Kamu datang ya saya hargai, kamu pergi ya silakan pergi, saya biarkan pergi, kalau kamu tak bisa bersikap ya biar saya yang bersikap, biar saya yang memutuskan. Begitulah kira-kira hari ini. Mari berbahagia!

Sabtu, 27 April 2024

#29 Jaga Menu Makan

Saya bermimpi bertemu seseorang di masa lalu yang belum sempat bertegur sapa lagi setelah sekiat tahun. Padahal dulu saya sempat dekat dan dia salah satu inspirasi saya untuk tetap melanjutkan kuliah. Namun, tugas dia telah selesai dalam hidup saya sepertinya. Dia telah mengantarkan saya untuk berpendidikan tinggi dan belajar untuk tidak menyerah. Saya pernah di fase sebahagia itu ketika bertemu dengannya, bahkan saat saya masih SMA. Kuliah pun, saya mengikuti jejaknya. Awalnya sih memang berjalan baik-baik saja, tapi ternyata memang ada ketidakcocokan di antara kami, itu yang kurasakan. Alhasil, ya sudah let it go! Dan di mimpi itu, sepertinya emosi yang saya pendam selama ini muncul dari alam bawah sadar. Saya ingat kalau saya meminta maaf ke dia karena saya cut off dia tanpa ada penjelasan. Ya, nggak papa sebenarnya. Tapi saya bersyukur, di mimpi itu mungkin bisa dikatakan saya release emosi yang telah lama saya pendam.

Saya cerita ke Mbak Raras. Efek mozzarella katanya. >.< Ya memang waktu kemarin ketemuan itu, saya pesan pizza vegetarian tapi kan tetap ada mozzarella. Hahaha. Sekuat itu kah efeknya? Haha. Memah harus seketat itu untuk sementara waktu demi masa depan cerah. Aamiin.

Lalu, hari ini saya kembali ke jalan yang benar. Saya masak tempe goreng, tumis pokcoy tahu, lalu makan pepaya lagi. Haha. Daun bawang mentah tidak lupa juga. Ternyata enak lho daun bawang mentah itu. Ketagihan kan.... 

Mari kembali ke jalan yang benar. Fokus kembali atur pola dan menu makan. Olahraga tiap pagi, belajar bahasa lagi. Fokus perbaiki diri dan tingkatkan kapasitas diri. belajar hal-hal baru dan bahagia selalu.

Saya bilang ke Fitri kalau sudah hampir 5 tahun saya tidak pakai bedak. Saya pun tanya foundation yang bagus apa yang gabung sama bedak gitu. Karena dulu dia pernah liatin bedak yang ada foundationnya, tapi saya lupa merk-nya. Tiba-tiba saja pengen beli. Mau mempercantik diri sendiri, bukan buat orang lain, tapi buat diri sendiri. Biar kalau lagi ngaca bisa se-happy itu lihat wajah sendiri dan semangat meniti hari.

Next mission adalah beli kebaya. Entah kenapa jadi seneng liat-liat kebaya lucu-lucu, motif cantik-cantik gitu. Yuk bisa yuk, bahagiain diri sendiri! You don't love me, its okay. I love me! Terus keinget Reels lewat tempo hari kalau orang lain tidak menyukaimu, tidak apa-apa, karena kamu mencintai dirimu sendiri dan itu sudah cukup! Mari berbahagia.... :D

Jumat, 26 April 2024

#28 Jalan Semesta

Hari ini ada acara Syawalan di sekolah. Saya berangkat jam sembilan pagi kurang. Hari ini keluarga besar Salam berkumpul di halaman sekolah. Saya membawa snack batagor yang beli di abang-abang gerobak di jalan menuju sekolah. Awalnya, saya kira itu adalah penjual gorengan, ternyata siomay dan batagor. :D Karena sudah terlanjur berhenti, saya belilah batagor. Saya bawa wadah sendiri, sambal dipisah, mas-mas yang jual juga ramah. Awalnya mau beli 10ribu, tapi kutambah lagi 5rb, jadi 15rb. Lalu, setelah selesai dibungkusin batagor, saya melanjutkan perjalanan. 

Sampai di sekolah, halaman sudah banyak orang. Jiwa introvert saya memilih untuk masuk ke kelas, nyari yang sepi. Lalu diikuti teman-teman kelas 5, saya pun bertanya apakah kotak makan teman-teman sudah ditaruh di meja SD besar atau belum. Beberapa ada yang sudah, tapi sebagian besar belum. Saya pun mengajak mereka untuk memberi nama di kotak makan masing-masing. Saya potong kertas dan ambil lakban bening. Anak-anak menulis nama dan kelas masing-masing. Lalu, saya tanya lagi, "Apakah pada bawa snack?" Beberapa menjawab kalau snack dibawa ortu. Kemudian saya mengeluarkan batagor dari tas. Beberapa dari mereka pengen nyoba. Alhasil, batagornya kami makan bersama di kelas. :D Sampai habis. :D Alhamdulillah.

Setelah makan batagor, kami turun ke halaman dan nyari tempat duduk di halaman. Acara pun dimulai, Bu Er pun maju jadi MC dadakan karena gemes teman-teman yang lain tidak segera menempati tempat yang sudah disediakan. Hahaha. Saya mengkoordinir teman-teman kelas 5, alhamdulillah mereka masih aman untuk diajak kerja sama. :D

Tapi memang sih, karakter anak-anak kelas 5 ini rajin, ontime, teratur, dan saling mengingatkan kalau ada peristiwa. Jadi sebenarnya, saya yang belajar dari mereka. 

Menu makan siangnya ada lontong, opor ayam dan telur, sayur krecek dan sayuran sama kerupuk. Saya berusaha komitmen tentang makanan yang saya konsumsi. Telur dan ayamnya saya kasihkan ke Sandhi, kreceknya pedes, jadi saya kasih ke Bu Er. Sampai Sandhi kenyang banget karena dapet tambahan lauk dari saya. Hahaha. Terima kasih ya Sandhi sudah mau bantu saya. Terus saya makan apa? Saya makan lontong, kuah sayur, sama kerupuk. :D

Ya awalnya sih mereka bertanya-tanya kenapa saya tidak makan daging dan protein hewani. Saya bilang, sedang diet protein hewani. Hahaha. Ya memang bener. Hahaha. Saya sedang mencoba makan non hewani dan turunannya untuk mengontrol emosi, pikiran dan energi tubuh. Ya, semoga konsisten ini membuahkan hasil lebih baik ya. Aamiin.

Pulang dari Salam, saya janjian sama Mbak Raras, mau nemenin Mbak Raras ketemu sama salah satu temennya. Saya ke rumah Mbak Raras jam 5 sore. Tetep ya, saya nyasar pas sudah sampai lokasi. Haha. Hanya beda gang sih tapi ya begitu, daya ingat saya lumayan buruk untuk mengingat lokasi atau maps. Ya, ngobrol-ngobrol bentar sama Mbak Raras, terus kami berangkat. Kami menuju Pizza Nanami yang ada di daerah Ngadipuran kalau nggak salah. Kami datang lebih awal dan memesan minuman terlebih dahulu. Masih nunggu Pungki dan Anees. Keduanya belum saya kenal sebelumnya.

Lalu, ada kejadian kocak. Ternyata Anees kuliah di kampus yang sama dengan saya. Hahaha hanya saja beda jurusan. :D Lalu, ternyata dia sedang main sama temennya di deket kos saya. :D Lha, kok kocak! Ternyata eh ternyata, beneran itu alamat kos temennya itu deket banget dengan kosan saya dan sering saya lewati. Ampun deh... Hahaha.... Jauh-jauh ke Ngadipuran ternyata ketemunya sama tetangga kosan. Hahaha. Sekocak itu hidup.

Setelah datang semua, kami kenalan. Ternyata itu juga hari pertama Mbak Raras ketemu sama Anees, tapi mereka sudah sering ngobrol lewat telpon. Dan ada hal yang menarik lagi yang menurut saya ternyata bener-bener ya kalau kita sinkronisasi energi dengan semesta, semesta itu akan menjawab apa yang kita inginkan. Beberapa hari yang lalu, saya berpikir dan ngebatin, ngelist teman-teman saya yang jurusan sains, tapi nggak inget. Rencana mau kuajak ke sekolah dan biar murid-muridku bisa belajar dari mereka. Kucari-cari kok gak nemu, nggak inget kalau ada Galih dan Vincent tapi kayaknya mereka sibuk. Hahaha. Terus, tahu apa yang terjadi di pertemuan itu? Anees ternyata jurusan biologi dan dia punya teman jurusan kimia juga. Dia menawarkan kalau saya perlu dikenalkan sama anak kimia, dia bisa bantu. Ahhh, alhamdulillah, masyaAllah ya....

Sekeren itu alam semesta ini membuat skenario baiknya. Dan pertemuan saya dengan Mbak Raras juga pasti ada alasannya. Semua yang datang ke hidup ini pasti punya alasan. Entah hanya sekadar kenal atau yang kenal dekat. Pasti ada rencana semesta yang sedang berjalan dan menjalankan misinya. Terima kasih Tuhan atas kasih dan sayang-Mu. Semoga semua makhluk berbahagia dan damai harmonis.... Aamiin. Salam kenal ya Pungki dan Anees! Thank you Mbak Raras!

Kamis, 25 April 2024

#27 Coba Menu Baru

Hari ini hari kedua saya makan sayur dan protein nabati tanpa protein hewani. Tahu apa yang kumasak hari ini? Yups, sate jamur tanpa tusuk. Kemarin sengaja beli jamur, tapi bingung mau dimasak apa. Teringat waktu vipassana ada salah satu menu sate jamur yang menurutku enak. Lalulah saya cari resepnya di cookpad. Sampai saat ini, cookpad masih menjadi website masak-masak andalan saya. Hahaha. Semua resep ada dan banyak pilihan. :)

Menu makan kali ini adalah nasi, sate jamur tanpa tusuk, selada, sama pepaya potong. Oh iya, saya biasanya itu tidak suka makan pepaya karena harus kupas dan menurut saya ribet. Kalau di rumah biasanya ibu saya selalu sedia pepaya di kulkas, tapi tak pernah saya sentuh karena kudu ngupas dulu sebelum makannya. Biasanya ibu yang akan mengupasnya lalu makan di depan saya dan membuat saya kepengen. Lalulah saya yang akan minta pepaya yang dimakan ibu itu. Dengan senangnya, ibu akan mengupas dan memotongkannya lagi. Ahh, kangen ibu! Al Fatehah. :D Love you ibu!

Nah, siang kemarin saya beli pepaya di ibu sayur. Pepayanya ditimbang dulu, nggak tah berapa kilo, tapi harganya Rp10.000. Pulang dari warung, saya biarkan tergeletak di meja belum saya sentuh. Hahaha. Masih mager kupas. Lalu keesokannya, hari ini saya baru kupas dan potong. Pas saya coba rasanya lha kok manis. Alhamdulillah. Enak banget. Lalu, saya makan beberapa potong, sisanya saya potong dan masukkan ke wadah dan taruh kulkas. :D

Terus, saya makan, tapi sebelum makan, biasa pamerin dulu menu kali ini ke Fitri. Hahaha. Nasi, selada, daun bawang mentah, sate jamur tanpa tusuk, lalu pepaya. So nyummy! Walaupun sate jamurnya kebanyakan ketumbar, jadi rasanya lumayan strong dan sebenarnya ganggu banget rasa ketumbarnya. Hahaha. Efek saya tak kira-kira masukin ketumbarnya dan ngulegnya kurang lembut. Nah, ginilah kalau masak, kadang butuh kira-kira dalam membuat bumbu. Memang keterampilan yang perlu diasah. Dan sampai saat ini saya masih bertanya-tanya kenapa kalau kita masak dengan hati gembira itu pasti makanannya enak. :))) Tapi kalau kita masak pakai hati yang nggak senang, pasti makanannya rasanya juga nggak jelas. :D Begitulah kira-kira edisi masak kali ini. Besok masak apa lagi ya? Hahaha....

Rabu, 24 April 2024

#26 Pergi Bukan Berarti Membenci

Jika kemarin-kemarin aku block kamu lalu beberapa saat kemudian aku unblock lagi. Begitu berulang-ulang, sampai aku berada di titik ini. Kali ini aku benar-benar block kamu for good. Aku belajar untuk mengikhlaskan. Aku belajar untuk tidak penasaran. Aku belajar untuk menyembuhkan luka masa lalu. Kau tahu?  Cut off kamu bukan karena aku benci, tapi karena demi kebaikan bersama. Aku juga perlu menyayangi diri sendiri. Dan cut off adalah salah satu cara yang aku pilih untuk belajar memikirkan diri sendiri dan memberi kebebasan untukmu melanjutkan hidupmu. Kadang kita terlalu fokus untuk membahagiakan orang lain, sedangkan kita lupa membahagiakan diri sendiri. Kadang kita melukai diri sendiri hanya untuk membuat orang lain tidak terluka.

Kadang kita benar-benar butuh waktu untuk sendiri, fokus pada diri sendiri. Dan kalau boleh jujur, melupakan kamu adalah hal sulit untukku. Tapi lagi-lagi, logikaku harus bertabrakan dengan yang namanya perasaan. Aku harus menerima bahwa dalam kamus hidupmu tidak pernah ada aku. Di tiap harimu tidak pernah teringat diriku. Dalam perjalanan hidupmu, aku hanya pernah singgah dan tak boleh menetap. Pada akhirnya, aku memilih untuk menyudahi segala pikiran tentangmu. Kamu bilang, aku tak perlu khawatir, aku akan ikuti. Tak perlu kukhawatirkan hidupmu. Apa lagi melakukan hal-hal seperti kemarin-kemarin. Aku akan belajar untuk tidak merasa bersalah mengenai perasaan. Aku akan menggunakan logika untuk berpikir.

Jika kamu tidak mau lagi membalas pesanku, tidak apa-apa. Jika kamu tak lagi mau berteman denganku, tak apa-apa, jangan dipaksakan. Jika kamu ingin pergi, silakan pergi. Jika kamu tidak pernah memprioritaskan aku, tak apa-apa, aku juga akan melakukan hal yang sama. Berjuang sendirian, effort lebih sendirian, telah membuat aku sadar, aku bukan siapa-siapa. Semua biar aku permudah, biar aku perjelas, bahwa kita bukan siapa-siapa. Dan aku layak mendapatkan yang lebih baik seperti katamu tempo hari. Semua akan kupermudah jalannya. Kamu tak enak pergi, biar aku yang pergi. Cukup olehku menyakiti diriku sendiri. Terlebih saat aku terlalu berharap semua akan berjalan mulus, padahal tebing sangat tinggi untuk didaki.

Biar aku selesaikan semuanya. Semua kulakukan bukan karena aku benci ya! Aku sadar perasaanku masih ada rasa sayang. Aku sadari itu. Tapi saat ini aku perlu membahagiakan diri sendiri. Aku perlu memikirkan diri sendiri. Aku perlu menyayangi diri sendiri. Biar aku fokus pada diri sendiri dulu.

Dan aku senang dengan rutinitasku saat ini. Aku nulis blog secara konsisten untuk mengungkapkan segala hal yang ada di pikiran maupun perasaan. Aku olahraga setiap hari. Aku makan sayur, protein nabati, dan buah setiap hari. Say no untuk segala daging dan turunannya untuk sementara waktu. Belajar bahasa Spanyol setiap hari. Membangun banyak relasi pertemanan lagi. Merawat anabul-anabulku dan tanaman-tanamanku. Dan aku menikmati prosesnya.

Mari bahagia di jalan masing-masing ya.... Jika nanti kita bertemu lagi, mari bertegur sapa.... Mari kita bercerita banyak hal setelah urusan hati sudah tak saling membebani.... Atau kita pikirkan nanti saja.... Biar Tuhan yang berkehendak. Saat ini mari fokus di hidup masing-masing ya! Semoga kau bahagia selalu, aku pun begitu, aku akan bahagia dengan caraku sendiri. 

Selasa, 23 April 2024

#25 Revolver yang Kendor

Agenda hari ini adalah mengamati benda-benda di sekitar dengan mikroskop. Ya, mikroskop baru yang kami terima, masih kondisi yang excited. Masih ada rasa penasaran kami. Terlebih lagi, ini adalah pertama kalinya kami belajar dengan menggunakan mikroskop. Saya sendiri juga sudah belasan tahun tidak pegang mikroskop. :D Terakhir kali eksperimen dengan mikroskop itu saat saya masih SMA tahun 2008-2009 lah. Lama sekali yak! Hahaha

Hari ini jam pertama diisi dengan membaca cerita liburan. Awalnya memang mau menjadikan opsi terakhir cerita liburan itu, tapi saya memilih untuk tetap menyelesaikan cerita liburan walaupun anak-anak sudah komplain karena ingin segera bereksperimen. Akhirnya, kami menyelesaikan cerita liburan dengan kebosanan. Saya pun menyadari hal itu. :D Cerita liburan pun selesai.

Kami persiapan alat dan bahan untuk eksperimen. Lalu, salah satu anak menyiapkan mikroskop. Anak-anak yang lain mencari sampel dari lingkungan sekitar, boleh daun, bunga, air sawah, lumpur sawah, dan lainnya. Setelah kembali, ada salah satu anak membawa ikan kecil dari kali dekat sekolah. Saya lihat masih hidup. Sontak saya kasihan dengan ikan itu, alhasil saya bilang ke anak itu kalau saya kasihan melihat ikan itu kalau masih hidup. :D Haha bukan guru sains, jadi gak tega liat ikan masih hidup harus dilukai. :X

Kemudian, ada kejadian yang membuat kelas tidak kondusif. Yups! Mikroskopnya kendor revolver-nya, tapi saya tidak bisa membetulkannya. Awalnya, saya panik, tapi saya atur napas agar saya tidak panik karena kelas harus tetap berjalan sebagaimana mestinya. Saya mengatakan, "Ya nggak papa, ini nanti tinggal diservis dulu, tapi ini masih bisa digunakan, yuk coba kita gunakan."

Beberapa anak tampak kecewa. Baru juga sehari, masak mikroskopnya rusak. :P Lalu, saya mencoba berpikir positif agar suasana tetap kondusif. Siapa sangka kalau kerusakan itu, ternyata membuat kami berdiskusi tentang sikap apa saja yang sebaiknya dilakukan ketika berada di laboratorium. Kami juga belajar tentang bagian-bagaian mikroskop. Beberapa anak juga semangat untuk menyetel mikroskop agar teman-temannya yang lain bisa melihat objek dengan jelas. Kelas hari ini diakhiri dengan diskusi yang menyenangkan. Belajar dari sebuah kesalahan dan belajar untuk respect di kelas.

Sepulang dari sekolah, saya lanjut ke tempat servis mikroskop di daerah utara, sekitar satu jam dari Bantul. Di tengah perjalanan, hujan deras, tapi saya tetap paksakan lanjut perjalanan. Sampai di suatu kondisi, saya memutuskan untuk berhenti ngiup di bengkel pojok karena baju saya sudah basah walaupun menggunakan mantel. Hujannya juga dibarengi dengan petir. Ini pertama kalinya saya menerobos hujan lebat selama di Jogja. Saya berusaha untuk tetap tenang. Sambil menunggu hujan sedikit reda, saya tak berani buka HP karena kilatan petir dimana-mana. Saya hanya duduk diam. Mengamati air hujan turun deras. Sesekali memperhatikan orang-orang lewat yang ikut ngiup di seberang jalan. Air jalanan yang meluber dan membuat cipratan saat kendaraan lewat. Saya benar-benar hanya mengamati. Bayangan saya mengembara membuat kemungkinan-kemungkinan terjadi. Misalnya tadi saya tidak pergi ke tempat servis pasti saya bisa tidur di kos. Beberapa pikiran serupa muncul begitu saja. Tapi saya kembali tersadar bahwa saya menikmati perjalanan ini. Saya menikmati air hujan yang membasahi pakaian saya. Saya menikmati hawa dingin yang melewati muka saya. Saya menyadari semua itu. Kapan lagi saya bisa hujan-hujanan ya kan? Semua itu saya coba sadari kembali dengan tidak menyangkal dengan segala kemungkinan kalau ini ya ini kalau itu ya itu. Semua perlu disadari keberadaannya.

Hujan mulai reda, tetapi masih gerimis. Saya pun berpamitan dengan bapak yang dari tadi duduk di kursi sebelah, saya berterima kasih sudah bertemu orang baik yang mengizinkan saya ikut duduk ngiup. Setelah mengecek google maps, jaraknya tinggal beberapa menit saja. Lalu, saya putar motor dan melanjutkan perjalanan. Tidak jauh dari sana, motor saya memasuki jalanan yang cekung sepertinya masuk sebagian ke got. Saya langsung tancap gas, dalam hati, ayo bisa yok, jangan terperosok. Saya kurang hati-hati memilih jalan dan terlalu ke pinggir. Ada genangan air yang ternyata parit. Untungnya, motor saya aman dan saya masih bisa melanjutkan perjalanan. Memang harus banyak-banyak bersyukur.

Sampai di lokasi, saya sudah basah pakaian saya. Sampai bisa diperas airnya. Lalu, saya masuk ke tempat servis. Ada mbak-mbak yang menyambut saya dan mempersilakan saya masuk. Saya sudah bilang kalau saya basah, dan katanya tidak apa-apa. Di sana kursinya sofa, jadi saya memilih duduk di lantai sambil membuka mikroskop. Lalu mas teknisi datang dan langsung menanyakan keluhan mikroskopnya apa. Saya bilang kalau revolvernya kendor, entah patah entah gimana, lalu masnya hanya bilang kalau ini hanya kendor, lalu diperbaiki. Masnya mempersilakan ke saya duduk di sofa saja, tapi saya memilih tetap di lantai. Ya karena benar-benar basah baju saya. :") Sambil uji coba mikroskop, mas nya tanya dari mana, saya jawab, dari Bantul. Saya bercerita tentang sekolah saya dan menceritakan pula kronologinya. Lalu saya tanya tentang kantornya ini hanya servis atau jual juga, ternyata tempat servis ini untuk pengadaan barang-barang laboratorium baik bijian maupun jumlah besar. Selesai servis, masnya bilang kalau simpan saja nomornya agar kalau ada apa-apa saya bisa menghubungi tanpa harus ke kantornya. Ternyata rumah masnya di daerah Godean, jadi kadang kerjanya muter-muter ngecek dari satu lab ke lab lainnya. Wah, dengan senang hati kalau begitu, tidak perlu jauh-jauh lagi ke sini untuk servis. 

Satu hal yang saya pelajari hari ini, semua yang datang hari ini pasti ada pembelajaran, jadi tetap tenang dan nikmati prosesnya. Mari selalu bersyukur!


Senin, 22 April 2024

#24 Hari Pertama Sekolah

Hari pertama masuk sekolah! Agenda hari ini adalah menyiapkan kelas. Ada alat-alat baru dari Ozan, ada peta dunia dan peta Indonesia, lalu ada mini lab dan mikroskop baru. Anak-anak sangat senang mendapatkan hal-hal baru itu. Terima kasih ya Ozan!

Kami makan bersama snack lebaran yang telah kami bawa, kalau Bu Er bilang, itu adalah THR (Turahan Hari Raya). Kami duduk melingkar sambil menikmati jajanan lebaran, Ada dodol, selondok, sale pisang, biskuit, puding, dan beberapa makanan lainnya. Saya membawa permen warna-warni dan permen jelly, anak-anak suka dan alhamdulillah habis juga akhirnya setelah beberapa hari nganggur di kosan. Semua senang, semua punya cerita, dan bahagia selalu.

Lalu, ada hal yang membuat saya kagum. Salah satu anak di kelas kami, sangat penasaran dengan mikroskop yang saya bawa itu. Dia mengutak-atik mikroskop yang dari kemarin-kemarin gagal saya operasikan. Saya kasih satu sampel lapisan bawang merah di kaca objeknya. Entah, detik ke berapa dia sangat excited menunjukkan ke saya kalau setting objeknya sudah benar. Saya langsung menghampirinya dan benar saja, untuk pertama kalinya objeknya terlihat. Ahhh, saya bangga sama ini anak. Dia berhasil! Lalu saya mengajak anak-anak yang lain untuk mengamati objek tadi bergantian. Mikroskop diputar ke seluruh anak di kelas. Lalu kami menyebutnya sebagai Professor Earth. :D Panggilan yang sangat cocok untuk anak ini. Saya pun tambah kagum dengan cara kerja dia. Anak yang istimewa. Dia sangat suka hal-hal yang detail seperti bongkar pasang dan hal-hal teknis. Saya salut dengannya!

Memang ya, di kelas ini saya bertemu dengan anak-anak yang sangat unik dan istimewa. Dan memang pada kenyataannya setiap anak adalah istimewa. Saya belajar banyak hal di sini. Ternyata sudah hampir satu tahun saya menjadi volunteer di tempat ajaib ini. Saya belum memutuskan apakah semester depan masih lanjut ataukah tidak. Saya belum menentukan pilihan dan belum ada rencana ke depan seperti apa. Satu hal yang saya harus selesaikan adalah thesis saya. Ayolah semangat untuk diriku! Kita bisa menyelesaikannya dengan tepat waktu! Ayo, bisa!

Saya bersyukur untuk diri saya saat ini. Saya bersyukur berada di lingkungan yang mendukung. Saya bersyukur dipertemukan orang-orang baik. Saya bersyukur untuk hidup saya saat ini. Terima kasih Tuhan atas kemudahan dan keberuntungan yang telah saya dapatkan saat ini. Mari bahagia!

Minggu, 21 April 2024

#23 Kartini Zaman Now

Happy birthday Fitri!
Semoga hal-hal baik, keberuntungan, kedamaian, kebahagiaan selalu menyertaimu ya!

Aamiin....

Saya ingin cerita sedikit tentang kekagumanku pada satu kawan ini, kartini zaman now! Saya kenal Fitri saat saya merantau di Jakarta, kuliah di satu kampus dan angkatan yang sama, tapi beda jurusan. Dia jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, sedangkan aku jurusan Pendidikan Matematika. Namun, satu angkatan kami hanyalah 100 orang, jadi saling kenal. Ditambah lagi, background kami ada kemiripan satu angkatan, nyatanya kami memang ditakdirkan untuk belajar bersama. Kalau kami cerita tentang hidup, pasti ada hal-hal yang beririsan, entah kisah hidup, keluarga, pendidikan, dan lainnya. Ada saja yang menjadi kesamaan kami, satu angkatan.

Pertemuan Fitri dan saya ini saat ada orientasi awal masuk di kampus. Awalnya saya sekadar tahu nama saja, saking introvert-nya saya saat itu. Entah tepatnya kapan  kami mulai sering sharing bareng. Tapi, hal yang paling saya ingat adalah saat kelas Bahasa Inggris campuran anak Math dan English sama-sama satu kelas. Saya ingat betul, saat itu ada pembagian kelompok. Semua orang heboh nyari kelompok yang sama-sama mau di tiap grup. Bebas milih. Saya, sebagai orang yang introvert tingkat tinggi, hanya mengamati kehebohan itu, sambil melihat-lihat apakah ada yang senasib dengan saya. Lalulah, di dalam pencarian itu, saya melihat seseorang berhijab dan hanya diam berdiri, dia duduk di belakang, sedangkan aku duduk di depan karena efek kacamata yang tidak bisa melihat papan tulis. Saya pun menyapanya. Namanya Fitri asal Lampung, oh sama-sama anak daerah, lalu saya merasa punya kawan senasib, sama-sama bukan dari ibukota di kelas Bahasa Inggris saat itu. Maklum, saya merasa kesulitan awal-awal di kelas Bahasa Inggris saat itu dan saya melihat Fitri juga pendiam, saya kira dia juga punya permasalahan yang sama, kesulitan mengikuti kelas. Itu yang ada di pikiran saya saat itu. Tapi sepertinya asumsi saya itu salah.... Hahahaha.

Dan, beberapa kali pertemuan kelas, Fitri yang pendiam mulai menunjukkan power-nya. Ternyata dia jago bahasa Inggris dan memang jurusan dia Bahasa Inggris. :D Wkwkwkwk.... Saya belajar banyak dari dia. Satu hal yang kulihat dari dia adalah walaupun jago bahasa Inggris, dia tetap low profile dan mau mengajari saya yang kurang pandai di kelas. Karena, jujur, saya pernah trauma dipinggirkan oleh salah satu teman di kelas karena saya tidak jago bahasa Inggris sehingga saat berkelompok dengannya, ada rasa kurang nyaman. Tapi Fitri bukan orang yang seperti itu, dia mau merangkul teman-temannya yang kesulitan di kelas.

Saya juga tidak tahu alasannya apa, saya suka diskusi sama Fitri, ada saja hikmah yang bisa diambil. Dulu waktu masih di Jakarta, saya sering main ke kosannya di Radio Dalam. Lokasi yang sering kebanjiran karena lokasi kosannya dekat dengan kali kecil. Perjalanan panjang yang kami lalui kalau dibuat cerita panjang banget. Hahaha. Singkat cerita nih ya, dia merantau ke Malaysia, yang sampai detik ini pun saya belum jadi berkunjung ke tempatnya. Lalu, saya pindah juga ke Jogja. Tapi kami masih sering update kehidupan masing-masing. Lalu, sampai dia pindah ke UK sekarang, saya belum main juga ke KL. Hahaha.... Nanti ya, aku main ke UK saja. 

Memanglah, Fitri ini salah satu Kartini zaman now. Tanggal lahirnya saja sudah sama kayak Bu Kartini. :D Terus, sewaktu balik ke Lampung, dia membuat tempat belajar untuk anak-anak di kampungnya. Mengajari anak-anak di kampungnya Bahasa Inggris. Keren sekali. Terus menginspirasi ya Fitri! Bahagia selalu.... :D Semoga studi kamu S3 di UK lancar ya.... Spread our wings! 

Sabtu, 20 April 2024

#22 Fokus dan Semua Akan Terlewati

Rutinitas pagi adalah bangun pagi dan olahraga. Sekarang kalau Cardio udah nggak terlalu mikirin kurang berapa menit. Ya walaupun di menit-menit terakhir tetap lihat sih kurang berapa menitnya. :D Tapi ada peningkatanlah. Kalau kemarin-kemarin dikit-dikit lihat kurang berapa menitnya, sekarang berkurang dan fokus ke gerakan. Terus, kemarin-kemarin masih berhenti-berhenti kalau kaki pegel, tapi sekarang lanjut saja walau kaki pegel. Ada sih satu atau dua gerakan yang bikin aku berhenti-berhenti, semoga besok lebih baik lagi ya....

Hari ini saya coba ngerjain thesis. Lumayan dapet beberapa paragraf, minimal ada progress-lah. Target besok harus selesai karena sebelum Mei, harus udah beres dan ambil data. Sekolah mau liburan tinggal satu bulan lagi soalnya. :D Mari buat prioritas!

Semua akan terlewati.... 

Oh iya, hari ini Fitri bikin bakso dan berhasil. Yey! Selamat menikmati bakso ya Fit di sana.... Saya juga makan bakso, tapi beli di depan rumah. Hehe :D Selamat ulang tahun juga ya walaupun besok sih ultahnya hahaha... kalau sekarang kecepetan, hei Kartini masa kini! Semoga keberuntungan selalu menyertai kita semua.... Aamiin....

Jumat, 19 April 2024

#21 Teman Baik Adalah Rezeki

Beberapa hari yang lalu, Ozan menawarkan bantuan apa yang dibutuhkan anak-anak. Lalu saya berkata, kami membutuhkan peta Indonesia dan peta dunia, saya juga ingin ada lab sains di kelas. Lalu, Ozan menanyakan berapa biaya untuk membuat itu semua. Saya langsung bilang kalau saya akan menghitungnya terlebih dahulu. Ozan pun mengiyakan.

Alhamdulillah ya, punya teman-teman baik itu salah satu hal yang wajib disyukuri. Semua itu rezeki dari Tuhan untuk kita. Beberapa bulan lalu, saya bermimpi memiliki perpus di kelas 5 dengan buku-buku bacaan pilihan anak-anak. Lalu, Ozan menawarkan bantuan sehingga perpustakaan kelas 5 pun terealisasi dengan baik. Terima kasih Ozan, terima kasih sudah membantu merealisasikan mimpi kecil saya dan anak-anak. :D

Lalu, beberapa bulan lalu, kelas kami membutuhkan peta untuk belajar ilmu sosial. Tapi kelas 5 belum punya peta. Alhasil, kami pinjam peta di kelas 3 untuk belajar peta. Sebenarnya, ini sudah jadi kegelisahan saya beberapa waktu lalu saat kami menyanyikan lagu Dari Sabang Sampai Merauke, tapi saat saya tanya dimana itu Sabang? dimana itu Merauke, hanya sebagian yang bisa menjawab benar, tapi mereka pun tidak yakin. Lalu, pencarian harga peta yang sesuai dengan kantong pun dimulai. Tapi belum juga beli karena harganya cukup mahal dengan kualitas yang cukup bagus. Masih mempertimbangkan harga yang lebih ramah di kantong. Hehe.

Sebenarnya Ozan sudah beberapa kali menanyakan, anak-anak butuh apa, tapi saya selalu jawab belum ada lagi yang dibutuhkan. Saat Ozan bertanya lagi, momennya sangat pas, saya pun memberanikan diri untuk mengatakan kebutuhan anak-anak. Dan sepertinya memang Ozan adalah orang baik yang dikirim Tuhan untuk membantu saya. Terima kasih ya Ozan, ladang pahala untukmu. Aamiin.

Dan hubungannya sama hari ini adalah beberapa pesanan untuk persiapan kelas ilmu sosial dan kelas sains, sudah datang ke kos saya. Senang akhirnya kelas 5 punya peta baru. Mikroskop juga sudah datang, saya masih mencoba mengingat pengalaman SMA saya dulu mengoperasikan mikroskop. Ini masih jadi PR saya untuk mempelajarinya dan mengajarkan ke anak-anak cara mengoperasikannya. :D Perlengkapan mini lab masih ada yang di tahap pengiriman. Yey!

Lalu, saya membuka atlas peta Eropa, saya lihat beberapa negara yang jadi impian saya. Saya berkata ke Fitri, entah kenapa saat saya melihat peta Eropa, saya merasa yakin bahwa saya bisa tinggal di sana juga. Aamiin. Fitri pun mengamini. Dan, mulai lagi saya membuka buku impian saya, membaca ulang mimpi-mimpi itu lagi. Semangat melanjutkan hidup muncul lagi. Saya bersyukur dikelilingi orang-orang yang hebat dan selalu menginspirasi. Terima kasih ya Fitri dan Ozan, sudah mendukung saya. Semoga bahagia dan keberlimpahan keberuntungan selalu menyertai kita semua. Salam bahagia dan damai!

Kamis, 18 April 2024

#20 Mari Bermimpi Kembali

Target terdekat adalah lulus S2 tepat waktu. Saya sedang mempertimbangkan beberapa hal untuk rencana selanjutnya. Saya bilang ke Fitri kalau saya masih bermimpi untuk mengajar di daerah pedalaman. Kata Fitri, selesaikan yang bisa diselesaikan agar tidak membebani kehidupan selanjutnya. Saya setuju dengan pendapat itu.

Saya kembali bertanya pada diri sendiri, apa yang sebenarnya saya cari saat ini? Di lubuk hati saya terdalam, saya masih punya mimpi yang perlu saya selesaikan: menjadi guru di pedalaman. Lalu, apa yang perlu saya lakukan untuk mendapatkan impian itu? Pertama, saya mencoba beberapa pekerjaan freelance yang dapat dikerjakan dari mana saja. Saya coba daftar beberapa platform untuk pekerjaan remote. Selama ini saya berada di zona nyaman dan merasa kurang banyak perkembangan. Saya perlu perbaiki. Lalu, kedua, memutuskan apakah saya lanjut di Salam atau selesaikan semester ini. Sejauh ini, saya belum memutuskan. Sepertinya perlu saya tuliskan ulang positif dan negatifnya. Sepertinya memang jiwa saya lebih cenderung ke socialist. Dan saya masih nyaman dengan kegiatan-kegiatan volunteer.

Lalu, saya menyadari tentang menyibukkan diri. Ternyata saya kalau kurang sibuk, lebih banyak overthinking-nya. Semua saya pikir. Hal-hal yang seharusnya nggak perlu saya pikir pun akhirnya saya pikirkan. Malah membebani diri sendiri. Makanya, saya memang perlu kesibukan. Saya sudah membuat rencana seminggu ke depan. Rencana untuk jalan kaki dari kos ke Salam setiap hari Jumat. Jadi kalau dibuat jadwal: Senin-Selasa ke Salam, Rabu ke kampus, Kamis ke Salam, Jumat ke Salam dengan jalan kaki dan pulang naik TransJogja. Setiap hari bangun pagi dan tidur lebih awal. Bangun pagi, meditasi, nulis blog, belajar bahasa di Duolingo, belajar bahasa di Tandem, grounding, cardio, bersih-bersih kosan, scripting, jurnaling. Yups, mari memulai kembali! Mari Bermimpi kembali! Semoga bisa konsisten.

Rabu, 17 April 2024

#19 Usrok Sakit

Usrok sakit. Sudah dua hari dia lemas. Nafsu makannya juga berkurang. Saya mengantar dia ke dokter Klinik Hewan UGM. Antriannya lumayan. Setiap kali ke dokter hewan seperti ini, saya bertemu dengan orang-orang yang memang penyayang binatang. Ada yang di rumahnya memiliki 14 kucing. Ada yang menolong kucing jalanan yang ketabrak motor. Ada juga yang rescue kucing tetangga yang tidak terawat.

Kebanyakan orang-orang yang datang ke klinik, menganggap hewan kesayangannya seperti anaknya, keluarganya. Seperti salah satunya saya. Saya menamai diri saya sebagai ibuk dari 3 anak bulu, Kuro, Oyen, Usrok. Tiap kali saya berbicara dengan mereka, saya memanggil diri saya dengan sebutan ibuk. Begitu pula saya memanggil mereka dengan sebutan anak-anak ibuk. Kalau di kosan, kamar ibuk sebagai warteg karena mereka akan minta makan sama ibuk. Lalu, kamar mitace sebagai penginapan, karena tempat mereka tidur. Kamar Kak Ichi dan Kak Bila sebagai taman bermain, karena mereka kalau bermain selalu ke sana. Semua sudah ada porsinya masing-masing. Bagi-bagi tugas. :D

Setelah diperiksa, Usrok ditemukan kutu yang bersarang di telinganya, lalu gusinya kemerahan. Kata dokter, pencernaan semua baik-baik saja. Jadi, dia pulang dengan membawa 4 obat. Obat pertama penambah nafsu makan berupa cairan berwarna kuning mirip vitamin cair, sekali sehari setelah makan sebanyak 1 cc. Obar kedua, vitamin bentuk tablet, sekali sehari setelah makan. Obat ketiga, obat tetes telinga, dua kali sehari masing-masing 2 tetes tiap telinga. Lalu, obat keempat adalah obat oles gusi, aromanya mirip obat pati roso yang buat cabut gigi, dua kali sehari sampai gusinya tidak kemerahan lagi.

Alhamdulillah, sekali minum obat, Usrok bertambah nafsu makannya dan ibu senang melihatnya. Sebagai seorang ibuk, tentu saya sangat khawatir kalau anak-anak sedang sakit. Begini yak jadi seorang ibu itu. Semoga sehat-sehat semua yaa anak-anak ibuk! Aamiin

Selasa, 16 April 2024

#18 Memulai Hal Baru

Hari ini pertama kalinya saya merencanakan hal baru, yaitu mengganti yoga menjadi latihan cardio. Semangat bangun pagi! Entah kenapa saya selalu terbangun jam 3 pagi. Biasanya saya akan memberi makan anak-anak terlebih dahulu. Lalu, saya sempatkan menulis blog dan belajar bahasa Spanyol. Lalu, kalau sudah matahari terbit, mulai grounding, merawat tanaman-tanaman di teras rumah, berjalan tanpa alas kaki, beres-beres kosan, lalu mulai olahraga dan meditasi. Ya, walaupun kadang terlewat, tetapi mencoba untuk konsisten lagi. Mari merawat tubuh, cintai diri sendiri, sayangi sesuatu yang kita punyai dan nikmati momen-momen setiap harinya.

Mari bersyukur telah diberikan kesempatan untuk tetap bisa menghirup udara bersih setiap harinya. Mari bersyukur, diberikan rezeki melimpah, teman-teman yang baik, kesempatan yang ada, kesehatan selama ini, keberuntungan setiap saat dan takdir yang terbaik. Saya bersyukur untuk semua hal yang telah saya dapatkan, saya kenal, saya pelajari, waktu yang telah saya lewati, dan kesempatan yang datang.

Semoga apa yang telah saya rencanakan diperlancar dan dimudahkan jalannya. Aamiin. Semoga konsisten bangun pagi, tidur lebih awal, dan memperbaiki diri. Semangat ya diri sendiri! Kalau lelah, istirahat. Mari bermimpi kembali, menyelesaikan yang harus diselesaikan. Mari bahagia dan hidup damai harmonis. Tenang, tenang, tenang....

Senin, 15 April 2024

#17 Emotional Release

Tiga hari berturut-turut mimpiin orang yang sama. Hari ini, saya juga bermimpi mendapat kabar bahwa seseorang yang selalu saya pikirkan bertunangan dengan orang lain. Di dalam mimpi itu, saya hanya diam, sepertinya emosi saya tertahan di sana. Sebenarnya, saya bahagia mendengar kabar itu, tapi entah mengapa ekspresi bahagia itu tertahan dan tak dapat diungkapkan secara langsung. Bahkan saat bangun pun teringat jelas bahwa hal itu terasa nyata. Mimpi tapi terasa nyata. Saya bertanya pada diri sendiri, "Apakah hal tersebut yang kau inginkan selama ini? Dia mendapatkan jodohnya? Jujurlah pada dirimu sendiri...." Menjawab pertanyaan itu, saya kembali berefleksi tentang kata-kata Fitri kemarin-kemarin, bahwa move on itu bukan berarti saya menghilangkan rasa sayang dan cinta itu. Move on berarti untuk kebaikan saya dan untuk kebaikan dia juga. Untuk kebaikan bersama. Saya perlu mengizinkan dia untuk bahagia dengan jalan hidupnya, dan begitu pula saya, saya harus mengizinkan diri sendiri untuk bahagia tanpa kehadiran dia. Ya, saya selalu berdoa semoga dia bahagia dan menemukan jalan terbaik hidupnya. Saya juga selalu berdoa, semoga saya bahagia dengan jalan saya sendiri.

Pada akhirnya, saya memang harus merelakan semua itu. Saya tetap mengakui perasaan yang ada di hati saya bahwa saya masih tetap sayang sama dia. Hanya saja, perasaan itu bukan untuk memiliki. Kami masih tetap berteman dan hidup pada jalan masing-masing.

Dan perasaan itu, saya tutup dengan pesan WA untuknya bahwa saya masih memikirkannya beberapa hari belakangan ini dan mengakui bahwa ada emosi yang perlu saya selesaikan, dan memang harus pelan-pelan untuk release-nya. Saya bersyukur, bisa belajar darinya tentang emotional release dan terima kasih support-nya. Video yang kamu kirim tentunya sangat bermanfaat untuk saya. Saya belajar untuk benar-benar merelakan semuanya.... Pada akhirnya, kita didewasakan oleh keadaan yang membuat kita belajar untuk menjadi lebih baik. Bahagia dan damai selalu!

Minggu, 14 April 2024

#16 Ayo Piknik Bareng

Hari Sabtu ini saya bangun pagi. Jadwal ngajar Pascal cancel karena kami sama-sama mager belajar. Saya juga sudah merencanakan untuk mengajak Novi ke pantai. Awalnya mau ikut Woro ke Sadranan, tapi sepertinya momennya tidak tepat karena Sadranan jauh harus ke Gunung Kidul dan jalanannya yang naik turun sehingga sepertinya akan melelahkan. Lalu saya memutuskan untuk mengajak Novi ke pantai Cemara Sewu saja. Novi juga tidak mau kondisi seperti kemarin terulang lagi pastinya. Saya setuju dengannya. Rute kami: pantai Cemara Sewu, Museum Coklat Monggo, lalu awalnya mau ke Kampung Mataraman, tapi kami sudah lelah.

Kami berangkat ke pantai naik motor sekitar jam 8 pagi. Sampai Kranggan, kami melihat penjual lopis sudah buka, kami pun mampir. Ternyata antrian sudah penuh dan kalau kami menunggu, kami akan kesiangan ke pantai. Kami pun lanjut perjalanan. Singkat cerita, sebelum masuk ke pintu retribusi, kami berhenti dulu untuk makan. Ada warung kiri jalan yang menunya cukup beragam dan harganya juga tidak mahal untuk sekitaran tempat wisata. Kami berdua hanya Rp41.000 saja, sudah menu nasi goreng, tempe goreng (1 porsi isi 10), nasi ayam goreng, es teh dan air es. Setelah kenyang, kami melanjutkan perjalanan ke pantai.

Ternyata ramai juga yang piknik ke pantai. Banyak orang tetapi karena tempatnya luas, jadi tidak terlalu berjubel-jubel. Banyak juga penjualnya sekarang dan macamnya banyak, ada yang jual bakso, pecel, indomie, pop mie, es degan, dan macam minuman lainnya. Kami menikmati pantai dari kejauhan. Saya hanya mengambil beberapa video pantai lalu menepi karena tidak ingin basah-basahan. Ombaknya juga gede karena pantai di Samudra Hindia, jadi ombaknya memang gede. Suasana kami berdua sudah cair seperti biasa. Saya juga berusaha untuk tetap menjaga mood agar tetap stabil. Lalu kami makan Indomie goreng sambil memandangi pantai dan orang-orang yang berlalu-lalang. 

Lanjut ke Museum Coklat Monggo. Kami membeli gelato, Novi pilih rasa coklat, saya pilih rasa kecombrang. Kami menikmati gelato sambil rehat usai ke pantai yang cuacanya panas. Kami pun masuk ke Museum coklat Monggo dengan harga tiket masuk Rp25.000 dan diberi lembaran kuis untuk diisi dan mendapatkan 3 buah coklat monggo ukuran kecil. Kami bersemangat mengisi kuisnya dan mau tidak mau kami belajar banyak tentang sejarah coklat. Kami pun akhirnya menyelesaikan kuis dan pulang dengan 3 buah coklat. Menyenangkan!

Rencana ke Kampung Mataraman batal karena kami masih kenyang. Kami pulang dan beres-beres lalu malamnya makan nasi penyetan di Bu Damar. Terima kasih hari ini, Nov!