Beberapa hari yang lalu saya sempat menulis tentang perasaan sedih karena merasa tidak sekeren teman-teman yang lainnya. Kekecewaan terhadap diri sendiri karena bekerja bukan di kantor atau di sekolah internasional seperti kawan-kawan lain yang meniti karir. Kesedihan yang seharusnya saya tak perlu pedulikan karena telah memilih jalan sendiri dan memutuskan melewatkan kesempatan berkarir di gedung megah untuk memilih kehidupan yang beratap langit. Ya, seharusnya! Tapi kadang pikiran-pikiran dan keegoisan itu muncul dan menekan kata hati yang mungkin tak bisa dibohongi. Ah, apa yang saya cari hingga sampai titik ini? Mengapa membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain?
Ya, kadang kita selalu membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Membandingkan kebahagiaan orang lain terhadap kebahagiaan diri sendiri! Sungguhlah kejam diri kita ini. Bahkan melewatkan memuji diri sendiri dan selalu mencaci bahwa diri ini tak layak untuk bahagia. Kadang kita kurang berterima kasih pada diri sendiri setelah berjuang selama ini. Ya, orang bilang itu "insecure", kegelisahan pada diri sendiri terhadap orang lain. Kejam ya!
Nah, tahun ini saya mencoba untuk berdamai dengan diri sendiri. Mendata semua hal yang pernah saya lakukan dalam bentuk CV. Sebenarnya sudah dari tahun lalu saya memperbaharui CV saya. Itu pun setelah beberapa tahun saya menyandang tak punya CV karena tak punya kantor. Apa itu melamar kerja? Saya sudah lupa. Cerita yang paling saya ingat saat tahun 2014, saya mengirimkan CV saya yang ala kadarnya untuk mendaftar di beberapa lembaga pengajaran. Tapi tak ada satu pun yang nyangkut. Ohhh, saya ingat ada satu lembaga yang nyangkut ding, tapi dari sisi fee tidak sesuai harapan. Lalu, akhirnya saya bekerja di sebuah tempat bimbel selama 2 tahun. Usai dari sana, saya pun memutuskan untuk tidak terikat dengan lembaga mana pun. Kalaupun ada, ya nggak 'ngoyo' banget.
Berbicara soal CV, ketika saya susun daftarnya kembali, ternyata banyak juga hal-hal yang sudah pernah saya lakukan. Bahkan dengan beberapa pengalaman tersebut tanpa saya sadari memberi kesempatan lebih banyak kepada saya daripada saya menjalani rutinitas bekerja kantoran. Ya, walaupun pada akhirnya saya mengorbankan jenjang karir saya seperti ketika saya menetap menjadi orang kantoran. Ada jalan lain yang saya ambil dan putuskan untuk perjalanan hidup saya. Ada kebahagiaan yang kita tukar dengan kebahagiaan lain. Dan itu jalur yang sudah saya pilih. Sungguh!
Hal menarik yang saya dapatkan ketika saya mencoba mendaftar 'sesuatu' yang telah menjadi impian saya sejak dulu di tahun ini, saya kembali menemukan diri saya yang hampir hilang. Ya, rasa percaya diri itu kembali! Seseorang di sana mengapresiasi apa yang telah saya kirim lewat email beberapa hari yang lalu. Ternyata apa yang saya takutkan selama ini salah bahwa saya tak punya apa-apa, saya tak seperti teman-teman saya yang memiliki karir bagus, rasa minder dan lain sebagainya. Ternyata saya layak untuk mencintai diri sendiri dan layak untuk bahagia!
Mungkin saya lupa bahwa diri kita ini sebenarnya memiliki kekuatan yang luar biasa, kemampuan yang berbeda dari yang lain, hanya saja kadang kita terlalu melihat diri orang lain tanpa melihat diri sendiri. Ya, saya jadi ingat materi leadership kapan tahun yang pernah saya ikuti, jangan lupa lakukan ini, tepuk bahu sendiri lalu katakan, "You are GREAT!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar