Hari ini saya dapat kesempatan untuk membuat tempe bersama Ibu Guru Rosa dan PKK 123 Random Club. Ternyata membuat tempe cukup membuat saya belajar sesuatu, "Yang kita lihat sederhana ternyata memiliki proses yang cukup lama". Ya benar saja! Membuat tempe itu melatih kesabaran.
Pertama, kita perlu menyiapkan kedelai yang bisa dibeli di pasar, di penjual beras dan kacang-kacangan biasanya ada. Saya belinya di pasar Bantul, di bagian penjual-penjual beras. Harga per kilonya sebelas ribu rupiah. Itu pun kata penjualnya kedelai terus naik dan harga mahal. Saya yang hanya membeli 1 kg mungkin tak terlalu berdampak, tapi untuk industri kecil maupun besar, kenaikan itu pun sangat terasa. Lalu, saya mencari ragi tempe. Ternyata ada 2 jenis ragi untuk membuat tempe, yaitu ragi daun dan ragi yang disebut usar. Harga ragi hanya seribu lima ratus rupiah bisa digunakan untuk 7 kilogram kedelai. Luar biasa! Ternyata bahan-bahannya sederhana. Hanya perlu kedelai, ragi usar, daun pisang atau plastik untuk membungkus. Sudah!
Kedua, cara pengolahannya, kedelai direndam 24 jam sebelum diolah menjadi tempe. Hal menarik yang saya dapatkan adalah ternyata kedelainya mengembang jadi banyak. Hahaha. Awalnya hanya satu baskom, ternyata jadi setengah dandang setelah direndam selama 24 jam. Lalu, ini nih hal yang cukup memakan waktu: proses pengupasan kulit ari kacang kedelai. PR banget pokoknya, milihin satu-satu, yang kata kak Rosa tempenya harus bersih dari kulitnya. Ya sudah petualangan dimulai. Kami berkumpul di rumah Obit, saya datang terlambat karena harus mengajar dahulu. Untungnya, semua alat sudah saya persiapkan sebelum saya ngajar, jadi selesai ngajar langsung berangkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar