Berawal dari menyimak story Instagram Kak Rosa tentang salah satu muridnya, anak Papua, yang sedang bersekolah di Jawa, tengah sakit. Kak Rosa selalu update tentang perkembangan muridnya. Suatu hari, aku beranikan diri untuk DM instagram Kak Rosa dan bertanya tinggal di daerah mana Jogjanya. Dan ternyata hanya 15 menit dari kosan. Kasongan dan Rumah Obit? Deket!
Aku tak pernah berpikir ternyata Kak Rosa membuka pintu dan mempersilakan aku kalau ingin main. Padahal aku belum pernah ketemu sebelumnya. Ya, pertemanan kami hanya sebatas media sosial Facebook saja sebelumnya. Awal mula perkenalan pun kami tak ingat.
Akhir Januari, tanggal 31, aku memberanikan diri WA ke Kak Rosa kalau aku mau main ke rumahnya. Sebenarnya, aku rada khawatir kondisi pandemi seperti ini tak banyak orang yang mau dikunjungi. aku takut berkunjung ke rumah orang apalagi ada orang sakit di rumah, takut kalau aku membawa bibit penyakit lainnya yang aku tak tahu datangnya dari mana. Aku cukup hati-hati meminta izin untuk berkunjung. Ternyata Kak Rosa mengizinkan, tapi aku baru bisa setelah wawancara salah satu event Papua sekitar jam 3 sore. Wawancara lancar dan berharap bisa lolos, tapi ya tidak berharap banget, kalau lolos ya alhamdulillah kalau gak ya sudah, kalau jalannya mah akan ada jalan lain untuk bisa ke Papua. Wawancara selesai, tapi hujan deras Gaesss! Ya sudah nunggu hujan reda sambil pesan ayam goreng mbah Cemplung yang ternyata hanya 5 menit dari kosan. Baru tahu saya! >.<
Singkat cerita, aku datang ke rumah Obit. Di sana aku dapat kenalan baru dan inspirasi baru. Untuk pertama kalinya ketemu langsung Kak Rosa. Dan ternyata setelah beberapa hari kemudian setelah pertemuan itu, ternyata kami baru ingat bahwa kami sudah berteman di facebook sejak Mei 2013. Sudah lama ternyata! >.< Aku juga baru ingat, awal-awal dulu kenapa aku add facebook Kak Rosa. Aku kurang ingat, tapi satu hal yang kuingat, salah satu dosenku ada yang pernah bertemu Kak Rosa di Papua dan ada kemungkinan itu salah satu mutual yang kami punya. Dan mungkin juga impianku tentang Papua sedang butuh asupan motivasi dan Tuhan memberi jalan lewat mengenalkan Kak Rosa dengan berbagai tulisan-tulisan menginspirasinya. Coba saja tengok medsosnya atau googling aja Rosa Dahlia, temukan sendiri sekeren apa Kak Rosa dengan berbagai pengalaman-pengalamannya. :)))
Nah, sekarang pertemananku di Jogja semakin banyak. Memang benar ya, orang baik itu akan dikelilingi orang baik juga. Begitulah kukatakan. Kak Rosa orang baik dan dikelilingi orang-orang baik pula. Kebaikannya menular bersama orang-orang di sekitarnya dan aku salah satu orang yang tertular kebaikannya. :)))
Tak hanya itu, aku juga punya murid baru, anak Papua, Yesman namanya, salah satu anak didik Kak Rosa yang disekolahkan di Jawa juga. Yesman anaknya cerdas! Kalau belajar sebentar saja sudah mengerti. "Yes sudah mengerti kah?" "Iya sudah!" Begitulah kira-kira percakapan kami saat belajar.
Hal-hal kecil yang membuat aku terharu. Pernah suatu ketika aku main ke tempat Kak Rosa, kami makan bersama menikmati bakso Pak Koboi. Lalu setelah makan aku berhenti sejenak sebelum berdiri cuci piring. Tak lama Yesman sudah selesai makan dan hendak cuci piring. Tiba-tiba Kak Rosa berkata, "Yes, sekalian piring ibu guru ko cuci yo!" Yesman pun menghampiri Kak Rosa lalu berkata, "Ibu guru belum selesai." Teruslah spontan Kak Rosa bilang, "Ibu guru yang sana ee" sambil mengarah ke aku. Jujur sa senang dipanggil ibu guru. :) Bahagia sesederhana itu, Kawan! Aahh, bahasa sa campur-campur masa peralihan Jakarta ke Jogja dan campur sama bahasa Papua. Duh, maaf!
Dari mengenal kawan-kawan baru di Jogja memberi inspirasi baru untuk mimpi-mimpi sa yang telah mati suri sekian purnama. Ya, impian tentang Papua. Tunggu saja cerita sa selanjutnya. Ceritanya masih panjang... :) Semoga ada jalan untuk mewujudkannya. Aamiin... Semoga semesta mendukung! Terima kasih Kak Rosa yang selalu menginspirasi! Mari memupuk mimpi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar