16 Oktober 2012
“Setiap
sesuatu itu pasti akan sampai saatnya ‘aus’ dan terbuang! Tapi tak untuk
mimpi-mimpiku dan karya-karyaku”
Mungkin kalimat itulah yang paling tepat untukku
saat ini. Apa yang akan kau lakukan jika posisimu terlalu sulit? Kau punya
mimpi besar untuk menjadi penulis, tapi kau tak punya sarana untuk menyalurkan
bakatmu itu? Kau tak punya laptop atau komputer untuk mengetik, sedangkan
naskah tulisan tanganmu tak laku di meja redaktur! Semua harus serba ketikan
dan kirim email. Kadangkala diri ini ragu apakah bisa mencapai mimpi-mimpi itu?
***
Sepertinya baru kemarin kugunakan computer
kesayanganku itu. Semalam baru saja ku-update
status di facebook tentang luapan
hatiku. Beberapa hari ini kudibuatnya tak bisa berpikir sehat lagi.
Naskah-naskah yang telah kukumpulkan selama beberapa bulan ini harus tinggal
kenangan. Virus yang telah bersarang di memori laptopku itu telah mengganggu
segalanya. Sudah berulang-ulang kuhapus, tapi tetap saja ada. Aku frustasi akan
hal itu. Deadline tugas dan info nulis pun semakin menjamur. Namun, aku tak
bisa melakukan apa-apa, hanya duduk ternganga berdiam diri menatap layar laptop
yang telah lenyap entah ke mana.
“Ah, aku benar-benar tak bisa berpikir jernih lagi!
Puluhan naskahku harus lenyap tak ada satu pun yang tersisa. Maafkan aku!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar