Kamis, 12 Maret 2015
Kamis, 05 Maret 2015
Sampoerna School of Education
Sampoerna School of Education. Empat tahun yang lalu saya bertemu dengan lingkungan baru yang begitu menyenangkan. Orang-orang yang ramah dan menginspirasi. Bahkan saya merasa beruntung bisa berada di dalamnya.
Jumat, 27 Februari 2015
Raih Mimpimu, Nak!
Well, kali ini saya mau cerita tentang pengalaman saya mengajar seorang anak laki-laki dari sekolah berkurikulum IB namanya E. Saleh. Dia anak yang cukup rajin, tak suka matematika, tapi daya ingatnya luar biasa.
Dua kali pertemuan, dia hanya menampakkan diri sebagai anak yang penurut dan rajin mengerjakan tugas. N
Dua kali pertemuan, dia hanya menampakkan diri sebagai anak yang penurut dan rajin mengerjakan tugas. N
Tentukan Pilihan
Hidup adalah pilihan. Kadangkala kita dihadapkan dengan beberapa pilihan yang harus kita pilih. Kadangkala pula kita sulit untuk melepas apa yang kita cintai, entah itu kegiatan maupun seseorang. Ya, itu pilihan yang sulit. Saya pun juga demikian. Sulit menentukan beberapa pilihan.
Suatu ketika saya berdiskusi dengan seorang kawan tentang pilihan yang terbaik. Akhirnya kami menemukan metode yang perlu dicoba, yakni membuat list kelebihan dan kelemahan atau hal yang bisa dilakukan ketika pilih A dan hal yang bisa dilakukan ketika pilih B. Well, itu cukup membantu.
Setelah membuat list, buat prioritas. Target yang mana yang urgent untuk kita raih. Ya, setiap orang punya target masing-masing. sayangilah hidup kita dengan hal-hal yang bermanfaat.
Ketiga, berdoa kepada Allah. Minta petunjuk. Semua pasti ada hikmahnya dan sudah diatur mana yang terbaik untuk kita.
Air wudhu itu menyegarkan pikiran, sholat tahajud itu mendamaikan hati, bangun pagi itu menyehatkan jiwa. Go go go!!!
Berpikir positif dan terus nikmati proses. Keep smiling!!! Apapun yang terjadi sudah diatur oleh-Nya. Semangatttt!!! Mari selalu perbaiki diri dan pasang target!!! Mari bertemu di panggung kesuksesan!!!
Bertemu karena Allah, berpisah pun karena Allah. :)
Suatu ketika saya berdiskusi dengan seorang kawan tentang pilihan yang terbaik. Akhirnya kami menemukan metode yang perlu dicoba, yakni membuat list kelebihan dan kelemahan atau hal yang bisa dilakukan ketika pilih A dan hal yang bisa dilakukan ketika pilih B. Well, itu cukup membantu.
Setelah membuat list, buat prioritas. Target yang mana yang urgent untuk kita raih. Ya, setiap orang punya target masing-masing. sayangilah hidup kita dengan hal-hal yang bermanfaat.
Ketiga, berdoa kepada Allah. Minta petunjuk. Semua pasti ada hikmahnya dan sudah diatur mana yang terbaik untuk kita.
Air wudhu itu menyegarkan pikiran, sholat tahajud itu mendamaikan hati, bangun pagi itu menyehatkan jiwa. Go go go!!!
Berpikir positif dan terus nikmati proses. Keep smiling!!! Apapun yang terjadi sudah diatur oleh-Nya. Semangatttt!!! Mari selalu perbaiki diri dan pasang target!!! Mari bertemu di panggung kesuksesan!!!
Bertemu karena Allah, berpisah pun karena Allah. :)
Minggu, 01 Februari 2015
Nau, Ms Yakin, Kamu Bisa Sukses Kelak!
Suatu hari seperti biasa saya mengajar di sebuah bimbingan belajar. Saya mendapat jadwal mengajar anak dengan kurikulum IB di sekolahnya. Pelajaran di mulai dengan materi Binomial Expansion.
Pertama melihat anak ini, saya langsung bertanya-tanya. Tak seperti biasa, anak ini terlihat lebih muram. Sepertinya nggak mood belajar.
"Kamu kenapa? Kok murung gitu?" tanya saya.
"Nggak Ms. Emang dari tadi pagi kayak gini," jawabnya.
"Kok bisa?" pertanyaan lanjutan yang biasa saya tanyakan otomatis.
"Kurang tidur Ms,"
"Emang kamu tidur jam berapa Nau?" tanyaku lagi.
"Jam 4 Ms"
"Ya ampun, kamu ngapain aja?"
"Browsing gitu Ms."
"Apa yang kamu browsing?" *Mungkin dalam hatinya dongkol, gegara ini guru tanya meleee. >.< hahahha
"Orang terkaya di Indonesia, Ms."
"Wow, seriusan? Keren."
Akhirnya kami berlanjut cerita tentang orang-orang terkaya di Indonesia. Kami bertukar pikiran tentang masa depan. Sesekali saya juga cerita kalau kuliah saya juga dibantu oleh salah seorang di antara orang terkaya itu. Beberapa kali saya memancing dia untuk bercerita tentang planning di masa depan. Tibalah sebuah percakapan tentang masa depannya.
"Kamu nanti pengen jadi apa?"
"Ms, aku pengen bangun pabrik Ms. Pengen punya pabrik."
"Wow, pabrik apa?"
"Pabrik sepatu. Pengen bikin desain sendiri, tapi sayangnya nggak bisa gambar Ms."
"Oh, cari link atau patner yang bisa gambar dong."
"Itu dia Ms. Itu salah Ms. Jangan sampai kita jadi pekerjanya. Susah kalau kayak gitu. Kan kita nggak baik terus sama orang tersebut. Kalau ada konflik gimana?"
"Hmm, iya juga sih. Tapi coba aja dulu cari yang bisa gambar. Atau ambil kelas Art."
"Aku nggak mau jadi bawahannya Ms. Aku maunya jadi bosnya."
"Terus apalagi planning kamu?"
"Kalau nggak sepatu ya jam tangan."
"Hee?? Kenapa jam tangan?"
"Itu sih karena hobby Ms."
"Oh gitu. Bagus-bagus."
Dalam hati saya berkata, anak seusia dia yang masih SMA kelas XI saja memiliki pemikiran yang seperti ini. Sangat keren. Mungkin zaman SMA saya dulu, saya hanya punya cita-cita ingin jadi guru atau kerja di pabrik, atau yang berbau pekerja. Anak ini memiliki impian membuat lapangan pekerjaan. Ini sangat keren. Dia memang dari kalangan atas. Semua kebutuhan pasti tercukupi oleh orang tuanya. Satu hal yang membuat saya bangga, walau dia anak orang kaya, dia tetap punya niatan untuk tak hanya minta ke orang tua saja. Dia punya planning ke depan. Saya bangga bisa mengenal dia. Anak yang lucu dan menginspirasi, walau kadang dia juga usil dengan kekhasannya sebagai anak-anak.
#Naufal
Pertama melihat anak ini, saya langsung bertanya-tanya. Tak seperti biasa, anak ini terlihat lebih muram. Sepertinya nggak mood belajar.
"Kamu kenapa? Kok murung gitu?" tanya saya.
"Nggak Ms. Emang dari tadi pagi kayak gini," jawabnya.
"Kok bisa?" pertanyaan lanjutan yang biasa saya tanyakan otomatis.
"Kurang tidur Ms,"
"Emang kamu tidur jam berapa Nau?" tanyaku lagi.
"Jam 4 Ms"
"Ya ampun, kamu ngapain aja?"
"Browsing gitu Ms."
"Apa yang kamu browsing?" *Mungkin dalam hatinya dongkol, gegara ini guru tanya meleee. >.< hahahha
"Orang terkaya di Indonesia, Ms."
"Wow, seriusan? Keren."
Akhirnya kami berlanjut cerita tentang orang-orang terkaya di Indonesia. Kami bertukar pikiran tentang masa depan. Sesekali saya juga cerita kalau kuliah saya juga dibantu oleh salah seorang di antara orang terkaya itu. Beberapa kali saya memancing dia untuk bercerita tentang planning di masa depan. Tibalah sebuah percakapan tentang masa depannya.
"Kamu nanti pengen jadi apa?"
"Ms, aku pengen bangun pabrik Ms. Pengen punya pabrik."
"Wow, pabrik apa?"
"Pabrik sepatu. Pengen bikin desain sendiri, tapi sayangnya nggak bisa gambar Ms."
"Oh, cari link atau patner yang bisa gambar dong."
"Itu dia Ms. Itu salah Ms. Jangan sampai kita jadi pekerjanya. Susah kalau kayak gitu. Kan kita nggak baik terus sama orang tersebut. Kalau ada konflik gimana?"
"Hmm, iya juga sih. Tapi coba aja dulu cari yang bisa gambar. Atau ambil kelas Art."
"Aku nggak mau jadi bawahannya Ms. Aku maunya jadi bosnya."
"Terus apalagi planning kamu?"
"Kalau nggak sepatu ya jam tangan."
"Hee?? Kenapa jam tangan?"
"Itu sih karena hobby Ms."
"Oh gitu. Bagus-bagus."
Dalam hati saya berkata, anak seusia dia yang masih SMA kelas XI saja memiliki pemikiran yang seperti ini. Sangat keren. Mungkin zaman SMA saya dulu, saya hanya punya cita-cita ingin jadi guru atau kerja di pabrik, atau yang berbau pekerja. Anak ini memiliki impian membuat lapangan pekerjaan. Ini sangat keren. Dia memang dari kalangan atas. Semua kebutuhan pasti tercukupi oleh orang tuanya. Satu hal yang membuat saya bangga, walau dia anak orang kaya, dia tetap punya niatan untuk tak hanya minta ke orang tua saja. Dia punya planning ke depan. Saya bangga bisa mengenal dia. Anak yang lucu dan menginspirasi, walau kadang dia juga usil dengan kekhasannya sebagai anak-anak.
#Naufal
Selasa, 20 Januari 2015
Surat Terkasih untuk Bapak di Surga
Dear Bapak,
Pagi ini aku bermimpi bertemu denganmu. Seperti seminggu ini, mimpi bertemu denganmu. Sungguh, aku sangat bahagia. Pertemuan itu sangat mengharukan. Engkau menunjukkan kepadaku peristiwa yang alami tapi aku tak sempat menemuimu saat itu dengan alasan posisi kita sangat berjauhan, tapi tak pernah kubayangkan posisi kita saat ini terjata jauh-jauh lebih jauh lagi.
Terima kasih engkau sempatkan untuk mengunjungiku pagi ini walau hanya mimpi, tapi aku merasakan ini adalah rahmat dari Allah, memang kita harus bertemu. Bapak, maafkan aku, aku tak sempat meneleponmu tiap pagi, malah kau yang selalu meneleponku. Menanyakan kabar dan kerinduanmu padaku. Maafkan aku, aku tak bisa mengungkapkan rinduku secara langsung saat kau masih ada. Aku hanya tak mampu merasakan kesedihan karena belum bisa menemuimu. Aku tak mau membuat engkau sedih.
Bapak, terima kasih. Aku sangat bahagia bercampur haru. Kau datang dan selalu berpesan yang sama: jangan pernah ninggalin sholat dan jangan menangis karena kau baik-baik saja sekarang. Bapak, pagi ini kuharap bukan pelukan terakhir darimu. Aku rasa mimpi ini bukanlah hanya mimpi biasa saja. Mimpi ini mimpi dari Allah untuk kita. Aku bahagia, saat aku bilang kangen sama bapak, kau juga mengatakan hal yang sama, sangat kangen. Aku sayang bapak dan kau juga mengatakan hal yang sama. Pagi ini aku menangis, maafkan aku. Aku menangis bukan karena aku rapuh, bukan. Aku menangis karena aku terharu kau bersedia mengunjungiku. Engkau tak bosan mengingatkan aku untuk hal baik. Aku sangat bangga menjadi bagian dari hidupmu Pak.
Maafkan aku, aku belum sempat bercerita dan mengabarkan kabar gembira padamu. Tahun ini juga, aku ada rencana ke Jepang lagi. Tapi tahun ini aku sudah menabung untuk tak memberatkanmu seperti tahun lalu. Aku ingin menjadi anak yang mandiri Pak, bukan anak papa atau mama yang hanya minta. Walaupun, engkau tak pernah mengeluh jika kumintai bantuan.
Bapak, aku rindu Bapak. Maafkan anakmu ini Pak. Aku sayang Bapak...
Love you,
lovely,
Anakmu
Pagi ini aku bermimpi bertemu denganmu. Seperti seminggu ini, mimpi bertemu denganmu. Sungguh, aku sangat bahagia. Pertemuan itu sangat mengharukan. Engkau menunjukkan kepadaku peristiwa yang alami tapi aku tak sempat menemuimu saat itu dengan alasan posisi kita sangat berjauhan, tapi tak pernah kubayangkan posisi kita saat ini terjata jauh-jauh lebih jauh lagi.
Terima kasih engkau sempatkan untuk mengunjungiku pagi ini walau hanya mimpi, tapi aku merasakan ini adalah rahmat dari Allah, memang kita harus bertemu. Bapak, maafkan aku, aku tak sempat meneleponmu tiap pagi, malah kau yang selalu meneleponku. Menanyakan kabar dan kerinduanmu padaku. Maafkan aku, aku tak bisa mengungkapkan rinduku secara langsung saat kau masih ada. Aku hanya tak mampu merasakan kesedihan karena belum bisa menemuimu. Aku tak mau membuat engkau sedih.
Bapak, terima kasih. Aku sangat bahagia bercampur haru. Kau datang dan selalu berpesan yang sama: jangan pernah ninggalin sholat dan jangan menangis karena kau baik-baik saja sekarang. Bapak, pagi ini kuharap bukan pelukan terakhir darimu. Aku rasa mimpi ini bukanlah hanya mimpi biasa saja. Mimpi ini mimpi dari Allah untuk kita. Aku bahagia, saat aku bilang kangen sama bapak, kau juga mengatakan hal yang sama, sangat kangen. Aku sayang bapak dan kau juga mengatakan hal yang sama. Pagi ini aku menangis, maafkan aku. Aku menangis bukan karena aku rapuh, bukan. Aku menangis karena aku terharu kau bersedia mengunjungiku. Engkau tak bosan mengingatkan aku untuk hal baik. Aku sangat bangga menjadi bagian dari hidupmu Pak.
Maafkan aku, aku belum sempat bercerita dan mengabarkan kabar gembira padamu. Tahun ini juga, aku ada rencana ke Jepang lagi. Tapi tahun ini aku sudah menabung untuk tak memberatkanmu seperti tahun lalu. Aku ingin menjadi anak yang mandiri Pak, bukan anak papa atau mama yang hanya minta. Walaupun, engkau tak pernah mengeluh jika kumintai bantuan.
Bapak, aku rindu Bapak. Maafkan anakmu ini Pak. Aku sayang Bapak...
Love you,
lovely,
Anakmu
Kamis, 25 Desember 2014
Di Penghujung Tahun
Oleh: Cantika Diptra
Teruntuk Ayahanda Tercinta
Gerimis sore merintik
ada rasa rindu memuncak dalam dada
telah lama kupergi bergelut dengan ibukota
Ah, lantas kini mulai merindu kampung halaman
tempatku pertama kali menghirup dunia ini
ada rindu di penghujung tahun...
***bersambung***
Teruntuk Ayahanda Tercinta
Gerimis sore merintik
ada rasa rindu memuncak dalam dada
telah lama kupergi bergelut dengan ibukota
Ah, lantas kini mulai merindu kampung halaman
tempatku pertama kali menghirup dunia ini
ada rindu di penghujung tahun...
***bersambung***
Rabu, 17 Desember 2014
Terima kasih kau datang! Kejutan istimewa tahun ini!
Sebuah kebanggaan tahun ini: menjadi bagian dari perjalanan Teater enjuku. Tahun ini adalah tahun keduaku bergelut dunia teater. Tahun pertama membuat aku belajar untuk menyesuaikan diri di lingkungan baru. Tak semudah membalikkan kedua tangan, aku adalah tipe orang yang sulit untuk menyesuaikan diri di lingkungan yang benar-benar baru untukku.
Menjadi diri yang begitu berbeda dari kebiasaan adalah target pertama yang harus aku capai setelah masuk ke dunia teater. Ya, mungkin kebiasaan dan keburukanku dalam bersosialisasi di dunia kampus membuat aku berefleksi. Aku harus berubah. Sosok yang mungkin "minder" harus hilang dalam diri. Dan perjuanganku dimulai dari awal tahun 2013. Tepatnya 18 Januari 2013, ketika kegiatan sookai teater enjuku dilaksanakan. Kurang lebih begini ceritanya....
Menjadi diri yang begitu berbeda dari kebiasaan adalah target pertama yang harus aku capai setelah masuk ke dunia teater. Ya, mungkin kebiasaan dan keburukanku dalam bersosialisasi di dunia kampus membuat aku berefleksi. Aku harus berubah. Sosok yang mungkin "minder" harus hilang dalam diri. Dan perjuanganku dimulai dari awal tahun 2013. Tepatnya 18 Januari 2013, ketika kegiatan sookai teater enjuku dilaksanakan. Kurang lebih begini ceritanya....
***
Kebahagiaan juga, kau datang ke pertunjukan. Kau meluangkan waktu untuk datang.
---bersambung----Kamis, 06 November 2014
Di Balik Kepercayaan Ada Jalan
Ini pertama kali kutulis kembali cerita yang pernah ada. Maafkan aku, sudah tak pernah lagi menuliskan beberapa kisah yang mungkin sudah terlewatkan begitu saja. Hari ini aku ingin memulai kembali menulis! Ya! Menulis. Sebenarnya jari-jariku sudah mulai gatal sejak pertama kali aku melupakan kebiasaanku bercerita di sini. Ahhhhh. seharusnya itu tak terjadi!!!
Aku ingin bercerita tentang banyak hal. Kemarin pagi, aku tertidur sepulang dari kerja. Aku pulang larut malam untuk menyelesaikan tanggung jawab yang aku emban tahun ini. Pulang bersama teman yang satu grup denganku. Ya, seperti biasa, pulang larut malam sekitar jam 12 malam. Aku digonceng naik motor. Aku bercerita banyak hal tentang adikku. Dengan rasa bangga, entahlah. Sepertinya rasa rinduku tak bisa tersimpan lagi. Aku benar-benar rindu keluarga di kampung. Maklum sudah satu tahun lebih aku merantau di Jakarta dan tak pulang. Ini adalah waktu terlama aku tak pulang. Aku kangen emak, pake, dan 2 adikku. :'(
Sampai di kos an, aku pun beres-beres dan mencoba untuk memejamkan mata, tapi tak bisa. Entah menit ke berapa, akhirnya aku pun tertidur. Lampu kamar masih menyala dan pagi-pagi subuh aku pun terbangun. Lagi-lagi tak bisa tidur. Setelah beberapa jam, aku pun tertidur lagi. Aku ingat aku sedang bermimpi, tapi rasanya aku sadar. Aku sadar aku bertemu dengan adikku. Tapi, mimpiku tak begitu mengenakkan. Aku mimpi sedang berjalan dan adikku yang paling besar sedang naik sepeda dengan kencang. Di depan mataku, sepeda yang dinaiki adikku itu oleng dan adikku terjatuh. Tubuhnya terluka, aku berlari menolongnya. Bahkan rasa sakit itu terasa begitu menyakiti satu sama lain. Aku menangis dan enath adegan ke berapa, aku terbangun. Hatiku tak pernah berbohong. Aku ingn sekali berbicara padanya. Tapi aku terlupa untuk meneleponnya. Beberapa menit kemudian, nomor yang sangat aku kenal, nomor hape bapak pun memanggil, tapi tak terjawab. Aku pun berangkat kerja.
Sampai di jalan aku meneleon balik. Ibu yang mengangkat, lalu disambungka ke bapak. Dari jauh suara yang sangat kurndukan itu memberi kabar. Aku was-was. Ternyata kabar baik pun diperdengarkan. Adikku dapat beasiswa dari provinsi untuk kuliahnya. Ahhhhh. antara haru dan bangga pun bercampur jadi satu.
Rasa bangga itu ada dan aku sangat bangga padamu Dik! Kita hidup dan mengenyam pendidikan dari beasiswa. Aku jadi rang yang beruntung bisa masuk kuliah dengan uang pinjaman, tapi menurutku itu bukan hutang, tapi itu jalan Tuhan, aku bisa kuliah dengan biaya hidup dan biaya kuliah yang diberikan di awal. Setidaknya setelah aku kerja aku bisa berkontribusi lebih.
Walau kita jauh, kita tetap punya satu ikatan darah yang sangat kuat! Dik! Kakak bangga padamu!
Menjadi anak eremua yang dituakan, jujur itu sangat sulit. Aku pun masih belajar untuk bisa menjadi contoh yang baik. Janjilah, kau dan adik harus jadi orang yang bisa jaga diri dan keluarga! Jadilah orang yang berjiwa tangguh! Bukan jadi orang yang hanya mengagung-agungkan kekayaan rang tua. Kita terlahir dari keluarga yang sederhana, tak kaya, tapi berkecukupan.
Aku janji, aku akan sukses di dunia perantauan! Kita punya jalan masing-masing untuk menentukan pilihan dan kesuksesan masing-masing. Aku tahu itu.
Love you so much!!! My Brothers
Aku ingin bercerita tentang banyak hal. Kemarin pagi, aku tertidur sepulang dari kerja. Aku pulang larut malam untuk menyelesaikan tanggung jawab yang aku emban tahun ini. Pulang bersama teman yang satu grup denganku. Ya, seperti biasa, pulang larut malam sekitar jam 12 malam. Aku digonceng naik motor. Aku bercerita banyak hal tentang adikku. Dengan rasa bangga, entahlah. Sepertinya rasa rinduku tak bisa tersimpan lagi. Aku benar-benar rindu keluarga di kampung. Maklum sudah satu tahun lebih aku merantau di Jakarta dan tak pulang. Ini adalah waktu terlama aku tak pulang. Aku kangen emak, pake, dan 2 adikku. :'(
Sampai di kos an, aku pun beres-beres dan mencoba untuk memejamkan mata, tapi tak bisa. Entah menit ke berapa, akhirnya aku pun tertidur. Lampu kamar masih menyala dan pagi-pagi subuh aku pun terbangun. Lagi-lagi tak bisa tidur. Setelah beberapa jam, aku pun tertidur lagi. Aku ingat aku sedang bermimpi, tapi rasanya aku sadar. Aku sadar aku bertemu dengan adikku. Tapi, mimpiku tak begitu mengenakkan. Aku mimpi sedang berjalan dan adikku yang paling besar sedang naik sepeda dengan kencang. Di depan mataku, sepeda yang dinaiki adikku itu oleng dan adikku terjatuh. Tubuhnya terluka, aku berlari menolongnya. Bahkan rasa sakit itu terasa begitu menyakiti satu sama lain. Aku menangis dan enath adegan ke berapa, aku terbangun. Hatiku tak pernah berbohong. Aku ingn sekali berbicara padanya. Tapi aku terlupa untuk meneleponnya. Beberapa menit kemudian, nomor yang sangat aku kenal, nomor hape bapak pun memanggil, tapi tak terjawab. Aku pun berangkat kerja.
Sampai di jalan aku meneleon balik. Ibu yang mengangkat, lalu disambungka ke bapak. Dari jauh suara yang sangat kurndukan itu memberi kabar. Aku was-was. Ternyata kabar baik pun diperdengarkan. Adikku dapat beasiswa dari provinsi untuk kuliahnya. Ahhhhh. antara haru dan bangga pun bercampur jadi satu.
Rasa bangga itu ada dan aku sangat bangga padamu Dik! Kita hidup dan mengenyam pendidikan dari beasiswa. Aku jadi rang yang beruntung bisa masuk kuliah dengan uang pinjaman, tapi menurutku itu bukan hutang, tapi itu jalan Tuhan, aku bisa kuliah dengan biaya hidup dan biaya kuliah yang diberikan di awal. Setidaknya setelah aku kerja aku bisa berkontribusi lebih.
Walau kita jauh, kita tetap punya satu ikatan darah yang sangat kuat! Dik! Kakak bangga padamu!
Menjadi anak eremua yang dituakan, jujur itu sangat sulit. Aku pun masih belajar untuk bisa menjadi contoh yang baik. Janjilah, kau dan adik harus jadi orang yang bisa jaga diri dan keluarga! Jadilah orang yang berjiwa tangguh! Bukan jadi orang yang hanya mengagung-agungkan kekayaan rang tua. Kita terlahir dari keluarga yang sederhana, tak kaya, tapi berkecukupan.
Aku janji, aku akan sukses di dunia perantauan! Kita punya jalan masing-masing untuk menentukan pilihan dan kesuksesan masing-masing. Aku tahu itu.
Love you so much!!! My Brothers
Selasa, 04 November 2014
Sebuah Pelajaran...
Hari ini pulang kerja, ada meeting. Aku sengaja jalan kaki dari tempat kerja menuju tempat meeting. Di tas hanya ada uang empat ribu rupiah dan itu pun buat jaga-jaga pulang. Gajian bulan ni cukup terlambat, jadi aku harus menghemat. Selain itu, aku suka jalan kaki.
Aku jalan dari Mayestik ke arah Blok M. Tak begitu jauh sebab aku sering lewat sana kalau ulang malam dari tempat kerja. Ya, aku nikmati saja.
Meeting sampai malam jam setengah 11. Aku pulang terakhir karena mash cek perlengkapan tiket. Lalu, aku memutuskan untuk jalan kaki menuju Pancoran. Aku tak berani naik taksi atau ojek. Di tas benar-benar tak ada uang selain uang empat ribu itu Hati berharap uang gajia bula ini segera cair. Aku coba cek ATM yang sengaja kucari sepanjang jalan. Alhamdulilah, uang sudah ada. Aku segera bayar kos yang sudah ditagih ibu kos. Aku sudah janji bayar setelah gajian, tapi gajian diundur. Aku pun mencoba nego dengan ibu kos lagi. Untung ibu kos baik. Lalu aku pun ambil beberapa untuk transport dan kebutuhan lainnya. Aku melanjutkan perjalanan sampai Mampang.
Berhubung hari sudah malam, aku pun memutuskan untuk naik taksi saja. Perjalanan berlanjut naik taksi sampai di depan kos an. Kusodorkan uang seratus ribu untuk bayar tarif taksi, tapi tak ada kembalian. akhirnya aku memutuskan untuk mencari warung, untungnya ada warung 24 jam. Aku pun membei 2 botol nii greentea. Kuberkan satu botol untuk bapak taksinya. Akhirnya bapak taksi itu berterima kasih, walau awalnya berusaha menolak pemberian itu. Aku mencoba memastikan itu untuk bapaknya saja sambil beri uang taksi dua puluh ribu. Aku pun melanjutkan perjalanan pulang sambil jalan kaki. Di depan gerbang kos an yang tak jauh dari warung, taksi yang aku naiki tadi lewat dan spir taksi itu melambaikan tangan. Aku pun membalasnya. Aku masuk ke rumah.
Salah satu tetangga kos an aku ternyata beum tidur. Kami bertegur sapa sebentar, lalu aku masuk kamar. Baru naruh tas, tiba-tiba tetangga kos aku memanggil aku. Kubuka pintu kamar dan dia menyodorkan biskuit 1 toples kecil untukku. Entahlah, aku merasa tak ada yang kebetulan. Semua berjalan sesuai kehendak-Nya. Ini adalah jawaban Tuhan tentang plihanku dan isi hatiku. Tuhan tak pernah salah. Aku percaya, kasih sayang Tuhan selalu ada untuk kita.
Ini adalah hukum aksi-reaksi. Kita melakukan suatu hal, lalu lingkungan sekitar merespon. Kata hati memang benar apa adanya....
:)
Terima kasih ya Allah. Bimbinglah hamba selalu di jalan-Mu....
Aku jalan dari Mayestik ke arah Blok M. Tak begitu jauh sebab aku sering lewat sana kalau ulang malam dari tempat kerja. Ya, aku nikmati saja.
Meeting sampai malam jam setengah 11. Aku pulang terakhir karena mash cek perlengkapan tiket. Lalu, aku memutuskan untuk jalan kaki menuju Pancoran. Aku tak berani naik taksi atau ojek. Di tas benar-benar tak ada uang selain uang empat ribu itu Hati berharap uang gajia bula ini segera cair. Aku coba cek ATM yang sengaja kucari sepanjang jalan. Alhamdulilah, uang sudah ada. Aku segera bayar kos yang sudah ditagih ibu kos. Aku sudah janji bayar setelah gajian, tapi gajian diundur. Aku pun mencoba nego dengan ibu kos lagi. Untung ibu kos baik. Lalu aku pun ambil beberapa untuk transport dan kebutuhan lainnya. Aku melanjutkan perjalanan sampai Mampang.
Berhubung hari sudah malam, aku pun memutuskan untuk naik taksi saja. Perjalanan berlanjut naik taksi sampai di depan kos an. Kusodorkan uang seratus ribu untuk bayar tarif taksi, tapi tak ada kembalian. akhirnya aku memutuskan untuk mencari warung, untungnya ada warung 24 jam. Aku pun membei 2 botol nii greentea. Kuberkan satu botol untuk bapak taksinya. Akhirnya bapak taksi itu berterima kasih, walau awalnya berusaha menolak pemberian itu. Aku mencoba memastikan itu untuk bapaknya saja sambil beri uang taksi dua puluh ribu. Aku pun melanjutkan perjalanan pulang sambil jalan kaki. Di depan gerbang kos an yang tak jauh dari warung, taksi yang aku naiki tadi lewat dan spir taksi itu melambaikan tangan. Aku pun membalasnya. Aku masuk ke rumah.
Salah satu tetangga kos an aku ternyata beum tidur. Kami bertegur sapa sebentar, lalu aku masuk kamar. Baru naruh tas, tiba-tiba tetangga kos aku memanggil aku. Kubuka pintu kamar dan dia menyodorkan biskuit 1 toples kecil untukku. Entahlah, aku merasa tak ada yang kebetulan. Semua berjalan sesuai kehendak-Nya. Ini adalah jawaban Tuhan tentang plihanku dan isi hatiku. Tuhan tak pernah salah. Aku percaya, kasih sayang Tuhan selalu ada untuk kita.
Ini adalah hukum aksi-reaksi. Kita melakukan suatu hal, lalu lingkungan sekitar merespon. Kata hati memang benar apa adanya....
:)
Terima kasih ya Allah. Bimbinglah hamba selalu di jalan-Mu....
Selasa, 22 Juli 2014
Fajar's Birthday and My Birthday
"Happy birthday Fajar!"
Tepat tanggal 21 Juli, kukatakan kalimat itu padamu. Semua serba kebetulan. Aku pulang malam, namun lebih awal dari biasanya. Jalanan macet dan aku putuskan untuk jalan kaki saja dari jalan Wijaya ke Pancoran. Hati kecilku berkata lain. Aku harus mampir ke Mampang dan mengunjungi sebuah rumah yang lama tak bertemu lagi sejak awal tahun 2011. Daerah yang pernah menjadi saksi hidup, jalanan ke arah gang, warung makan kiri jalan, kios pulsa seberang jalan, tukang ojek di pertigaan, tetap sama.
Aku hanya berjalan mengikuti kata hati. Keyakinanku bertambah dan aku harus pergi ke sana. Aku mencoba mengikuti kata hati. Ya benar, pemandangan lorong itu masih sama, benar-benar seperti tiga tahun lalu.
Ah, Fajar, kau pasti sudah tumbuh besar sekarang. Tiga tahun lalu kita bertemu secara kebetulan dan benar-benar kebetulan. Di rumah ibu kos, yang ternyata ibu kos aku adalah tantemu. Kita bercerita dan sebuah kebetulan, ternyata kita memiliki kesamaan: menghirup udara di dunia pertama kali pada tanggal, bulan, bahkan tahun yang sama. Hanya beberapa jam saja perbedaannya. Pertama aku cukup heran dan merasa hal yang kebetulan itu sebuah hal yang istimewa.
Hari ini, kata hatiku tak berbohong. Kutemukan lagi halaman rumah berkeramik merah itu masih tetap seperti dulu, pertama kali aku mengunjunginya. Benar, daya ingatku ternyata masih kuat untuk hal istimewa versiku seperti ini.
Aku terlalu cengeng ketika mendengar suaramu lagi. Ada rasa haru, tak menyangka aku akan kembali berkomunikasi denganmu setelah tiga tahun lamanya. Semua serba kebetulan dan tepat 21 Juli kita merayakan hari itu bersama-sama. Terima kasih kawan! Aku masih tak percaya, kita telah merayakan harimu, hariku, hari kita.
"Happy birthday Fajar!"
Kau tertawa dan masih juga tak menyangka, tahun ini kita sama-sama tak menyangka. Lagi-lagi kebetulan. Thank you!
#Fajar'sBirthday
Tepat tanggal 21 Juli, kukatakan kalimat itu padamu. Semua serba kebetulan. Aku pulang malam, namun lebih awal dari biasanya. Jalanan macet dan aku putuskan untuk jalan kaki saja dari jalan Wijaya ke Pancoran. Hati kecilku berkata lain. Aku harus mampir ke Mampang dan mengunjungi sebuah rumah yang lama tak bertemu lagi sejak awal tahun 2011. Daerah yang pernah menjadi saksi hidup, jalanan ke arah gang, warung makan kiri jalan, kios pulsa seberang jalan, tukang ojek di pertigaan, tetap sama.
Aku hanya berjalan mengikuti kata hati. Keyakinanku bertambah dan aku harus pergi ke sana. Aku mencoba mengikuti kata hati. Ya benar, pemandangan lorong itu masih sama, benar-benar seperti tiga tahun lalu.
Ah, Fajar, kau pasti sudah tumbuh besar sekarang. Tiga tahun lalu kita bertemu secara kebetulan dan benar-benar kebetulan. Di rumah ibu kos, yang ternyata ibu kos aku adalah tantemu. Kita bercerita dan sebuah kebetulan, ternyata kita memiliki kesamaan: menghirup udara di dunia pertama kali pada tanggal, bulan, bahkan tahun yang sama. Hanya beberapa jam saja perbedaannya. Pertama aku cukup heran dan merasa hal yang kebetulan itu sebuah hal yang istimewa.
Hari ini, kata hatiku tak berbohong. Kutemukan lagi halaman rumah berkeramik merah itu masih tetap seperti dulu, pertama kali aku mengunjunginya. Benar, daya ingatku ternyata masih kuat untuk hal istimewa versiku seperti ini.
Aku terlalu cengeng ketika mendengar suaramu lagi. Ada rasa haru, tak menyangka aku akan kembali berkomunikasi denganmu setelah tiga tahun lamanya. Semua serba kebetulan dan tepat 21 Juli kita merayakan hari itu bersama-sama. Terima kasih kawan! Aku masih tak percaya, kita telah merayakan harimu, hariku, hari kita.
"Happy birthday Fajar!"
Kau tertawa dan masih juga tak menyangka, tahun ini kita sama-sama tak menyangka. Lagi-lagi kebetulan. Thank you!
#Fajar'sBirthday
Kamis, 17 Juli 2014
Biola dan Kamera
Target tahun ini adalah punya biola dan belajar biolaaaa. >.< harus punya target.
Well, walau saya belum tertarik dengan gadget, yaaa saya masih punya waktu untuk menikmatinya nanti. Itu bukan prioritas utama. Well, saya masih belum pengen yang ribet ribet walau kata temen2 itu bukan mau atau nggak mau tapi menyoal kebutuhan. Nah, saya belum butuh hape canggih atau yang keren2 kayak hape saat ini. hahhaha. ya walau tak memungkiri suatu hari nanti saya pasti tertarik juga. tapi untuk saat ini saya belum pengen.
Saya malah kejar target untuk punya biola atau kamera. hahahha. walau itu nggak prioritas sih, tapi itu memiliki keistimewaan tersendiri daripada gadget yang semakin hari semakin canggih. >.< hahahha yaaaaaaa, saya masih punya taget untuk punya BIOLA ATAU KAMERA di tahun 2014 ini. :) Ahhh, aku pengen punyaaaaaaaa itu. well saya harus semangattt kerjaaaa!!!! Tak mungkin aku minta orang tuaaaaa. >.< Harus cari uang sendiriiii. >.<
Well, walau saya belum tertarik dengan gadget, yaaa saya masih punya waktu untuk menikmatinya nanti. Itu bukan prioritas utama. Well, saya masih belum pengen yang ribet ribet walau kata temen2 itu bukan mau atau nggak mau tapi menyoal kebutuhan. Nah, saya belum butuh hape canggih atau yang keren2 kayak hape saat ini. hahhaha. ya walau tak memungkiri suatu hari nanti saya pasti tertarik juga. tapi untuk saat ini saya belum pengen.
Saya malah kejar target untuk punya biola atau kamera. hahahha. walau itu nggak prioritas sih, tapi itu memiliki keistimewaan tersendiri daripada gadget yang semakin hari semakin canggih. >.< hahahha yaaaaaaa, saya masih punya taget untuk punya BIOLA ATAU KAMERA di tahun 2014 ini. :) Ahhh, aku pengen punyaaaaaaaa itu. well saya harus semangattt kerjaaaa!!!! Tak mungkin aku minta orang tuaaaaa. >.< Harus cari uang sendiriiii. >.<
Rabu, 16 Juli 2014
About Biola
Sore tadi di sebuah bus kota.
Seperti biasa, suasana macet Jakarta sudah tak bisa lagi dipungkiri. Sesekali pengamen datang berombongan di setiap pemberhentian. Aku hanya mengamati, itu cukup.
Lantas, dua orang pemuda menggantikan posisi ibu dengan dua orang anak kecilnya. Masih di pemberhentian jalanan Mampang - Duren Tiga. Satu orang memegang gitar *kalau nggak salah dan yang satunya memegang biola. Entah, pemandangan itu tak luput dari penglihatanku.
Mulailah pengamen itu menunjukkan bakat bermain musiknya. Biola pun mulai digesek. Entah berapa kali saya tertegun. Lagi-lagi memperhatikan hingga detik terakhir biola itu digesek. Lalu, si pemuda tadi berjalan menyusuri sela-sela kursi kami. Sebuah dialog muncul terencana.
"Bang, latihan di mana main biola?"
"Itu dari temen saya. Diajarin sama temen."
"Oh, belajar otodidak rupanya. Keren!"
"Iyaa, belajar dari temen."
Lantas saya melanjutkan menikmati perjalanan.
#BahagiaItuSederhana #Biola #Journey
Seperti biasa, suasana macet Jakarta sudah tak bisa lagi dipungkiri. Sesekali pengamen datang berombongan di setiap pemberhentian. Aku hanya mengamati, itu cukup.
Lantas, dua orang pemuda menggantikan posisi ibu dengan dua orang anak kecilnya. Masih di pemberhentian jalanan Mampang - Duren Tiga. Satu orang memegang gitar *kalau nggak salah dan yang satunya memegang biola. Entah, pemandangan itu tak luput dari penglihatanku.
Mulailah pengamen itu menunjukkan bakat bermain musiknya. Biola pun mulai digesek. Entah berapa kali saya tertegun. Lagi-lagi memperhatikan hingga detik terakhir biola itu digesek. Lalu, si pemuda tadi berjalan menyusuri sela-sela kursi kami. Sebuah dialog muncul terencana.
"Bang, latihan di mana main biola?"
"Itu dari temen saya. Diajarin sama temen."
"Oh, belajar otodidak rupanya. Keren!"
"Iyaa, belajar dari temen."
Lantas saya melanjutkan menikmati perjalanan.
#BahagiaItuSederhana #Biola #Journey
Selasa, 15 Juli 2014
Galeri Indonesia Kaya
Berjalan seperti biasa dan berjalan masing-masing. Ini yang terbaik untukku dan untuk kakak. :)
Well, kemarin aku nonton Legenda Pulau Komodo, drama musikal di GIK (Galeri Indonesia Kaya). Tempatnya bener-bener Indonesia bangettt. Bisa main musil tradisional lhooo. :) Lokasinya ada di Grand Indonesia lantai 8. Kalau dari Pancoran bisa naik 640 jurusan tanah abang, turun di bundaran HI. Jalan deh ke Grand Indonesia. :) Naik lift dari lantai G. Lift-nya deket sama Starbuck. :) :) :)
selamat mencoba!!!!
Minggu, 13 Juli 2014
Cuek Tak Salah!
Semua berjalan baik-baik saja. Aku merindukan diriku yang dulu, yang mungkin lebih tangguh dari saat ini. Ahhh, aku kangen naik sepeda lagi. Aku kangen pulang malam sendirian dan teriak-teriak di jalanan. Ahhh, aku merindukan diri aku yang dulu. Diri yang mungkin terlalu cuek sama sekitar.
Ahhh, sudahlah. Aku tak mau berdebat lagi dengan kakakku atau mempersoalkan banyak hal tentangnya. Saat ini cukup jaga jarak. Aku tahu, pilihan itu pasti sulit, tapi itu yang terbaik. Aku yakin, kakak juga nggak mau menyiksa diri dan apalagi membuat aku semakin di posisi yang sulit. Itu yang terbaik untuk aku dan dia. Kupikir begitu.
Cukup aku yang merasakan dan tak ada lagi yang lain-lain lagi. Cukup itu saja. Ahhh, aku menikmati perjalanan ini. Sangat. Kupikir satu hal yang aku harapkan: Kakak, jadilah anggota yang baik. Jangan seperti mantan pengurus yang dulu-dulu. >.< Please. Mungkin itu sulit, mungkin aku juga lum tahu apa yang akan aku lakukan kalau aku di posisi orang-orang tersebut.
Maaf yaaa. aku mau jadi orang yang cuek sajaaaa. >.< *pindah golongan darah jadi B aja. >.<
Ahhh, sudahlah. Aku tak mau berdebat lagi dengan kakakku atau mempersoalkan banyak hal tentangnya. Saat ini cukup jaga jarak. Aku tahu, pilihan itu pasti sulit, tapi itu yang terbaik. Aku yakin, kakak juga nggak mau menyiksa diri dan apalagi membuat aku semakin di posisi yang sulit. Itu yang terbaik untuk aku dan dia. Kupikir begitu.
Cukup aku yang merasakan dan tak ada lagi yang lain-lain lagi. Cukup itu saja. Ahhh, aku menikmati perjalanan ini. Sangat. Kupikir satu hal yang aku harapkan: Kakak, jadilah anggota yang baik. Jangan seperti mantan pengurus yang dulu-dulu. >.< Please. Mungkin itu sulit, mungkin aku juga lum tahu apa yang akan aku lakukan kalau aku di posisi orang-orang tersebut.
Maaf yaaa. aku mau jadi orang yang cuek sajaaaa. >.< *pindah golongan darah jadi B aja. >.<
Kamis, 03 Juli 2014
Save OurSelf!
Katanya, dunia kerja kejam!!!!
Memang kejam sih hidup ini. apalagi di Jakarta. Harus mampu berkompetisi. Ehh, nggak cuma di jakarta sih, tapi di mana pun itu, harus bisa save ourself!
Memang kejam sih hidup ini. apalagi di Jakarta. Harus mampu berkompetisi. Ehh, nggak cuma di jakarta sih, tapi di mana pun itu, harus bisa save ourself!
Buku "Andai Jokowi Jadi Presiden"


Inilah foto yang kudapatkan saat berjuang memberikan buku.
#Pak Jokowi - Diskusi Entrepreneurship bersama Chairul Tanjung.
Buku ini kami tulis untuk Pak Jokowi jauh-jauh hari sebelum Pak Jokowi nyalon presiden.
Saya ingat, seorang bapak membantu saya ketika saya ingin memberikan buku ini kepada Pak Jokowi. Bapak itu memberikan jalan kepada saya dari ribuan orang yang berjubel-jubel mengiringi Pak Jokowi sebelum masuk mobil.
Saya teriak, "Pak Jokowi, tunggu Pak, saya mau kasih buku ini kepada Bapak!"
Lantas Bapak tersebut bantu teriak juga kepada Pak Jokowi hingga akhirnya Pak Jokowi pun melihat saya dan bersedia menerima buku ini dari tangan saya langsung. *senangnyaa. >.<
Saya kembali teriak, "Pak, saya mau foto Bapak sama bukunya." Namun karena banyak orang yang berdesakan, saya tak sempat foto Pak Jokowi dengan buku tersebut.
Bapak yang tak saya kenal tersebut mencoba membantu saya, tapi tetap tak bisa mendapatkan foto Pak Jokowi dengan buku itu. Alhasil, bapak itu berkata, "Sudah, tak apa-apa. Jangan difoto, mungkin Pak Jokowi nggak mau kalau bisa bermasalah dengan politiknya." Saya pun membenarkan. Apalagi saat itu, Pak Jokowi masih baru-barunya jadi gubernur DKI. Terus foto sama buku yang judulnya "Andai Jokowi Jadi Presiden"? Benar juga sih, takutnya malah merusak tanggung jawab yang beliau emban. >.<
Terakhir yang saya ingat, Pak Jokowi berkata, "Iya, bukunya saya terima." Lalu melihat sampulnya sekilas dan memasukkannya dalam file dokumen. Kembali lagi menyapa masyarakat yang datang sambil melontarkan guyonan ringan ala Pak Jokowi, "Siapa lagi yang mau kasih? Kasihnya uang aja ya," sambil tertawa dan disambut tertawa orang yang menyaksikannya lagi.
Tak menyangka, 2014 ini benar-benar terwujud. Kalau nanti Pak Jokowi terpilih jadi presiden, mungkin judul bukunya jadi "Jokowi Presiden RI". >.<
#JustWrite
:)
Rabu, 25 Juni 2014
Rediphi, Please Keep Spirit!
16 Oktober 2012
“Setiap
sesuatu itu pasti akan sampai saatnya ‘aus’ dan terbuang! Tapi tak untuk
mimpi-mimpiku dan karya-karyaku”
Mungkin kalimat itulah yang paling tepat untukku
saat ini. Apa yang akan kau lakukan jika posisimu terlalu sulit? Kau punya
mimpi besar untuk menjadi penulis, tapi kau tak punya sarana untuk menyalurkan
bakatmu itu? Kau tak punya laptop atau komputer untuk mengetik, sedangkan
naskah tulisan tanganmu tak laku di meja redaktur! Semua harus serba ketikan
dan kirim email. Kadangkala diri ini ragu apakah bisa mencapai mimpi-mimpi itu?
***
Sepertinya baru kemarin kugunakan computer
kesayanganku itu. Semalam baru saja ku-update
status di facebook tentang luapan
hatiku. Beberapa hari ini kudibuatnya tak bisa berpikir sehat lagi.
Naskah-naskah yang telah kukumpulkan selama beberapa bulan ini harus tinggal
kenangan. Virus yang telah bersarang di memori laptopku itu telah mengganggu
segalanya. Sudah berulang-ulang kuhapus, tapi tetap saja ada. Aku frustasi akan
hal itu. Deadline tugas dan info nulis pun semakin menjamur. Namun, aku tak
bisa melakukan apa-apa, hanya duduk ternganga berdiam diri menatap layar laptop
yang telah lenyap entah ke mana.
“Ah, aku benar-benar tak bisa berpikir jernih lagi!
Puluhan naskahku harus lenyap tak ada satu pun yang tersisa. Maafkan aku!”
Kamis, 12 Juni 2014
Pengangguran!
... dan beginilah jadi pengangguran. Tiduran di kamar kos, bangun siang, nggak ada yang dilakukan. :(
I don't like this situation. >.<
Makanya harus cari kerja, kalau nggak ya ngapain kek. Nulis aja mending, kirim ke media, tunggu terus dapat honor. Lumayan buat makan di daerah rantauan. >.< ayooo semangatttttt >.<
I don't like this situation. >.<
Makanya harus cari kerja, kalau nggak ya ngapain kek. Nulis aja mending, kirim ke media, tunggu terus dapat honor. Lumayan buat makan di daerah rantauan. >.< ayooo semangatttttt >.<
Antara Realita dan Ambisi
Dear Day,
Hari ini tanggal 11 Juni 2014. Aku sudah kirim surat lamaran pekerjaanku pertama kalinya ke sebuah penerbit. Ya, semoga ada jalan, kalaupun aku tak diterima, aku masih punya jalan lain. Aku menyukai dunia menulis, tapi tak harus aku jadi burung yang bisa terbang bukan? Aku menyukai dan menikmati setiap langkahku dan itu adalah pilihan. Mungkin, tanpa pilihan, aku tak akan bisa melangkah lebih jauh lagi. :) :) Love you so much! Biarkan aku mencintai sesuatu yang aku yakini. :)
Inilah hidup, penuh tantangan dan aku menyukai setiap tantangannya. :) Aku telah memilih realita dan itu untuk sebuah ambisi. :)
Inilah hidup!
Lovely,
Me
Masa Depan adalah Misteri!
Ahhh, masa depan adalah misteri! Mungkin langkah ini adalah terbaik untuk setiap orang. Tuhan punya jalan sendiri. Kita hanya perantara. Kadangkala kita merasa benar sendiri, tapi sebenarnya ada hal lain yang lebih bagus. Itulah pentingnya diskusi. Di dalam sebuah diskusi, kau perlu membuka mata dan membuka pikiran bahwa langkah yang kau tempuh belum tentu benar. Mungkin baik untukmu, tapi belum tentu baik untuk orang lain.
Kita tak boleh egois dan memaksakan kehendak. Itu tak bisa kau lakukan kalau kau kerja dalam tim. Itu yang menarik! Pengalaman dan jam terbang yang tinggilah yang akan menerpamu jadi baja besi yang bermata berlian. Kau akan istimewa tepat pada waktunya. Belajarlah dari kesalahan, kau akan menjadi seseorang baru yang peka dan jadilah dirimu sendiri, bukan diri orang lain yang membuat kau tak nyaman. Lingkunganmu adalah wadahmu untuk berkembang. :) :) semangattt!!!!
Aku juga belajar u/ gak egois. Thanks udah gak milih aku di manajemen kemarin. Sejak habis rapat kemarin aku udah ikhlas gak jadi manajemen. Walau sebelumnya nyesek sih, tapi aku mikir, gak perlu jadi burung untuk bisa terbang, jadi semut yang kecil pun bisa juga terbang nyelip di tubuh burung itu. Ya, Intinya jadi pengurus memang harus tahu para anggota.
Aku juga sempat nyesel kenapa gak pilih R, dan ternyata ada hikmahnya. R bisa di manajemen, dan semoga bisa ningkatin kemampuannya. Ya, itu aku blajar buat gak jadi orang yang egois. kebebasan kita dibatasi oleh kebebasan orang lain. Dan semoga apa pun keputusan bersama adalah jalan yang terbaik.
Aku belajar banyak dari itu. Pasti ada hikmahnya juga pada kasus Q. Dan aku udah meyakininya. :))
Rabu, 11 Juni 2014
Job Seeker
Hari Selasa, sore-sore kita main bareng. Makan di tempat Mas Doel. Hahaha. Ohhh, aku baru sadar, aku manggil Mas Doel itu Bang Doel. hihihihi. Makanya, kakak bilang dia kan orang Jawa kenapa manggil bang? Mas tahu!!! Hahahhaa. Baru ngeh kakakkkk. >.<
Well, terus yaa semoga ini adalah langkah awal. Aku harus kerja yang lebih baik lagi. :) Semoga tawaran untuk kerja yang di kantor Kak Radin, bisaaaa. Aamiin. Pengen bangettt ambilll yang ituuu. Ya, lagi-lagi harus ada yang dikorbankan. Mungkin itu yang terbaik. :)
Semangatttttt!!!!! Kakak juga harus Semangattttttt!!!!
WeAllinTen
Hari Senin kemarin nggak ketemu sama kakak, cuma sms aja. >.< Seharian di kampus dan ada exhibition KKN SSE 2010. Hihihi. Seneng bangettt bisa kumpul anak-anak FoE semuaaaa. Walau ada beberapa yang nggak ada, tapi menyenangkan.
Terus, ada foto bareng, ya pokoknya kekeluargaan SSE yang dulu muncul lagi deh. Kita nge-dance bareng sama temen-temen yang dipimpin oleh Emoy n Budi Trisna. Hahaha. Pokoknya happy nggak ada beban. Yaaa, seperti biasa, Ulpan Eli bikin ulah dan usil lagi. -_-'' Aduh, aku sudah biasa saja sama si P, tapi ya gitu deh, mereka membuat masa lalu itu muncul lagi. pokoknya bikin bete'.
Setelah proses pencarian, menemukan tulisanku yang ini...
"Kadang orang lain menganggap hal ini sebagai "sampah", tapi tidak bagiku. "Suatu saat kau pasti akan membuangnya..." kata seseorang. Ya aku tahu, selama aku masih bisa menjaganya dengan sebaik-baiknya pasti tetap aku jaga karena semua ini adalah sebuah perjuangan panjang yang bermakna untukku." 24 Mei 2012
Aku masih ingat, ini kata-kata seseorang padaku ketika pulang melewati lorong bersama teman-teman.
"Suatu saat kau pasti akan membuangnya..."
Dulu aku hanya diam dan yakin bahwa aku akan menyimpannya lebih lama, tapi ada saatnya aku membenarkan kata-kata itu. Ya, aku membuang karya-karya kami di kampus. Miniatur monas yang kami buat seharian, bangun-bangun ruang waktu mata kuliah geometri, poster jendela LD2S, dan banyak lainnya yang pada akhirnya telah aku buang. Bukan kubuang karena tak menghargai hasil kerja keras, bukan itu. Mungkin, andaikan aku punya ruangan tersendiri pasti akan kubuat museum untuk barang-barang penuh perjuangan itu. Sayangnya, lagi-lagi pilihan. Kadang kita harus merelakan segalanya pergi karena semua itu tak abadi.
Aku tahu betul bagaimana rasanya memperjuangkan dan bekerja sama dengan tim untuk membuat hasil karya. Itulah alasan mengapa aku begitu sulit untuk merelakan hasil kerja keras dibuang begitu saja. Dan akan ada saatnya, kau mengerti itu semua.
#ForSomeone #Smile
Senin, 09 Juni 2014
Exhibition Day
The Great Day...
Hari ini menyenangkan. :) Berkumpul kembali satu angkatan 2010. :) menyenangkan!!!
Well, aku akan membuat sebuah sejarah, dimana hal yang biasa jadi luar biasa. >.< ahhh aku sudah capek ahhhh. Bener-bener capek menikmati semua hal itu!!!
Hari ini menyenangkan. :) Berkumpul kembali satu angkatan 2010. :) menyenangkan!!!
Well, aku akan membuat sebuah sejarah, dimana hal yang biasa jadi luar biasa. >.< ahhh aku sudah capek ahhhh. Bener-bener capek menikmati semua hal itu!!!
Rapuh - Agnes Monica
"... sebab kusayang dia, sebab kukasihi dia, sebab kutak rela tak s'lalu bersama, kurapuh tanpa dia seperti kehilangan harap..." - "Rapuh" - Agnes Monica.
Entah mengapa? Tak ada alasan yang jelas. Aku begitu suka lagu itu. Lagu yang membuat aku selalu berpikir.... Ketakutanku untuk tak lagi bersamanya. Entahlah, rasa takut kehilanganku terlalu tinggi. Aku benar-benar tak ingin... kehilangan dia.
Ahhh, tapi tak apalah. Aku puas bisa menyanyikan lagu ini di tempat latihan kemarin. Aku tak tahu, rasanya plong aja... >.< Gajeee kan ya??? Iyaa memang gajeee bangetttt. Tiba-tiba dia menyapaku, lalu bertanya, "Udah mantab?"
Aku cuma menghela napas panjang, menunjukkan aku berjuang untuk pilihanku. "Aku akan berjuang di engibu!" ucapku mantab. Aku tersenyum, dia menepuk bahuku. Entah kenapa, itu jadi semangat aku.
Sesi pertama adalah untuk semangat dan pronunciation test. Kami satu per satu menyebutkan motto klub kami. Dengan lantang, kusebut motto itu, walau di tengah-tengah sedikit kepleset. Aku sangat deg-degan. >.< Ini tidak mudah, ujian! Sangat nervous. :( Tapi akhirnya legaaaaa!!!! Well done!
Sesi kedua, ada tes nyanyi. Ini dia yang aku dari dulu nggak pede. >.< tapi coba coba dayoo!!! Well, kami melingkar dan tibalah giliranku. Sebelah kanan dan kiriku orangnya jago-jago nyanyi. >.< Iyaaa, Vina dan Hikma. Huhuhu, ,makin nervous deh akunyaaa. >.< Well, aku maju dan tarik napas, sebelumnya ada pilihan lagu, Kieyuku mono e, atau Rapuh, yaaaa tiba-tiba mulut aku udah ngucapin lagu Rapuh, Agnes Monica... >.< Jiahhh, aku nggak tahuuu. Tiba-tiba aja aku nyanyi. Plongggggg bangetttt. entahlah, rasanya plonggggg!!!!
Aku nyanyi pake hati bangetttt, penuh perjuangannnn, dan rasanya sih menghayati bangetttt. Walau nggak tahu, kayaknya lagunya jadi nggak jelas gitu, wkwkkwkwkwk kalau aku yang nyanyi, tapi aku udah berusaha!!!! Well, begitulahhh.
Terus nih, tes terakhir adalah, akting!!! Aku nggak malu-malu lagi buat akting kocaklah, akting nggak jelaslah. hahahha. Menurunkan pamor aja ya sudahlah... hahahha. Yang penting udah berusahaaaa!!!! Yeyyyy!!!! Begitulah! Menyenangkan bukan??? Yaaa, setidaknya sudah aku perjuangkan mati-matian. Hahahha.
Masuk menjadi engibu bukanlah pilihan, tapi keharusan. Bukan mauku ingin akting di panggung dengan wah nya, tapi ada hal lain yang lebih dari itu. Pastilah, kalau aku diterima di engibu nanti, aku pasti lakuin dengan sebaik-baiknya. Ya, walau nggak jadi Manajemen, tugas sebagai pengurus ya mengurus. Terlebih lagi mengurus anggota yang di engibu. Pasti berat dan nggak cukup kalau cuma satu atau dua orang saja yang handle. Ya, semoga aku bisa berperan di sana.
Aku belajar dari kakakku. Pertama aku mendengar kalau dia nggak melanjutkan kepengurusan, aku begitu sedih. Bahkan rasa tak rela pastilah ada. Ya mau gimana lagi? Itu pilihannya. mendengar alasan-alasannya, ternyata benar juga. Ahhh, kakak!!!! Terima kasih telah mengajarkan banyak hal. Aku jadi orang yang semakin kuat.
Ini adalah pilihan terbaik! Aku mencoba hal baru lagi dan tak boleh gagal lagi. Kakak, terima kasih. Aku menyanyikan lagu itu buat kakak dan aku puasss!!!! Walau kakak tak pernah tahu lagu itu sebenarnya buat kakak, tapi aku yakin kakak mengerti perjuanganku. Maaf ya, suara aku belum masuk standar, ya tapi lumayanlah. ^_^
Hahaha, malam minggu kelabu yaaa??? Yaaa kayak yang dibilang Mas Bejo sama Mas Trisno. Hahaha. Ya iyalah, orang atap warung mas Dul warnanya kelabu. >.< Ya jadinya malam minggu kelabu deh. Hahhaa Nongkrong di warung Mas Dul, bukan mas Aris yaaa. Hahahha. Parah deh. >.< Huhuhu. Ya, have fun!
#ForU #MyKakak #Kakak, yang tak diketahui identitasnya :) Hahahha
Nanyikan sebuah lagu berjudul "Rapuh" - Agnes Monica sekali aja buatku, Kak! Please!!! >.< I want to hear your voice for this song!
Entah mengapa? Tak ada alasan yang jelas. Aku begitu suka lagu itu. Lagu yang membuat aku selalu berpikir.... Ketakutanku untuk tak lagi bersamanya. Entahlah, rasa takut kehilanganku terlalu tinggi. Aku benar-benar tak ingin... kehilangan dia.
Ahhh, tapi tak apalah. Aku puas bisa menyanyikan lagu ini di tempat latihan kemarin. Aku tak tahu, rasanya plong aja... >.< Gajeee kan ya??? Iyaa memang gajeee bangetttt. Tiba-tiba dia menyapaku, lalu bertanya, "Udah mantab?"
Aku cuma menghela napas panjang, menunjukkan aku berjuang untuk pilihanku. "Aku akan berjuang di engibu!" ucapku mantab. Aku tersenyum, dia menepuk bahuku. Entah kenapa, itu jadi semangat aku.
Sesi pertama adalah untuk semangat dan pronunciation test. Kami satu per satu menyebutkan motto klub kami. Dengan lantang, kusebut motto itu, walau di tengah-tengah sedikit kepleset. Aku sangat deg-degan. >.< Ini tidak mudah, ujian! Sangat nervous. :( Tapi akhirnya legaaaaa!!!! Well done!
Sesi kedua, ada tes nyanyi. Ini dia yang aku dari dulu nggak pede. >.< tapi coba coba dayoo!!! Well, kami melingkar dan tibalah giliranku. Sebelah kanan dan kiriku orangnya jago-jago nyanyi. >.< Iyaaa, Vina dan Hikma. Huhuhu, ,makin nervous deh akunyaaa. >.< Well, aku maju dan tarik napas, sebelumnya ada pilihan lagu, Kieyuku mono e, atau Rapuh, yaaaa tiba-tiba mulut aku udah ngucapin lagu Rapuh, Agnes Monica... >.< Jiahhh, aku nggak tahuuu. Tiba-tiba aja aku nyanyi. Plongggggg bangetttt. entahlah, rasanya plonggggg!!!!
Aku nyanyi pake hati bangetttt, penuh perjuangannnn, dan rasanya sih menghayati bangetttt. Walau nggak tahu, kayaknya lagunya jadi nggak jelas gitu, wkwkkwkwkwk kalau aku yang nyanyi, tapi aku udah berusaha!!!! Well, begitulahhh.
Terus nih, tes terakhir adalah, akting!!! Aku nggak malu-malu lagi buat akting kocaklah, akting nggak jelaslah. hahahha. Menurunkan pamor aja ya sudahlah... hahahha. Yang penting udah berusahaaaa!!!! Yeyyyy!!!! Begitulah! Menyenangkan bukan??? Yaaa, setidaknya sudah aku perjuangkan mati-matian. Hahahha.
Masuk menjadi engibu bukanlah pilihan, tapi keharusan. Bukan mauku ingin akting di panggung dengan wah nya, tapi ada hal lain yang lebih dari itu. Pastilah, kalau aku diterima di engibu nanti, aku pasti lakuin dengan sebaik-baiknya. Ya, walau nggak jadi Manajemen, tugas sebagai pengurus ya mengurus. Terlebih lagi mengurus anggota yang di engibu. Pasti berat dan nggak cukup kalau cuma satu atau dua orang saja yang handle. Ya, semoga aku bisa berperan di sana.
Aku belajar dari kakakku. Pertama aku mendengar kalau dia nggak melanjutkan kepengurusan, aku begitu sedih. Bahkan rasa tak rela pastilah ada. Ya mau gimana lagi? Itu pilihannya. mendengar alasan-alasannya, ternyata benar juga. Ahhh, kakak!!!! Terima kasih telah mengajarkan banyak hal. Aku jadi orang yang semakin kuat.
Ini adalah pilihan terbaik! Aku mencoba hal baru lagi dan tak boleh gagal lagi. Kakak, terima kasih. Aku menyanyikan lagu itu buat kakak dan aku puasss!!!! Walau kakak tak pernah tahu lagu itu sebenarnya buat kakak, tapi aku yakin kakak mengerti perjuanganku. Maaf ya, suara aku belum masuk standar, ya tapi lumayanlah. ^_^
Hahaha, malam minggu kelabu yaaa??? Yaaa kayak yang dibilang Mas Bejo sama Mas Trisno. Hahaha. Ya iyalah, orang atap warung mas Dul warnanya kelabu. >.< Ya jadinya malam minggu kelabu deh. Hahhaa Nongkrong di warung Mas Dul, bukan mas Aris yaaa. Hahahha. Parah deh. >.< Huhuhu. Ya, have fun!
#ForU #MyKakak #Kakak, yang tak diketahui identitasnya :) Hahahha
Nanyikan sebuah lagu berjudul "Rapuh" - Agnes Monica sekali aja buatku, Kak! Please!!! >.< I want to hear your voice for this song!
Minggu, 08 Juni 2014
They are Great!
Ahhh, aku menyukai peran jadi 'merak'. Walaupun hanya pemeran kecil, tapi itu adalah peran yang menyenangkan dan aku menikmatinya. Tim Tengoku yang bener-bener bantu aku buat berkembang. Ahhh, aku bener-bener menyukai peran itu >.<
Aku sangat berterima kasih pada Pak Ketu, Redi. yang ngajarin pernapasan waktu nyanyi, terus pemenggalan napas, lupa istilahnya apa. >.< Terus yang selalu menyemangati kalau aku bisa nyanyi... >.<
Terus terima kasih bangettt buat Ibu Sekretaris, Tika, yang ngajarin suara merdu dan nyanyi yang bener itu gimana gitu. >.< huhuhu, makasihhh yaaaaaaa. Kapan yaaa suara aku bisa semerdu suara kamu?? bulet bangettt. OOOO >.< *mimpi yaaa nggak ketinggian kan ya? *plakkk digampar banyak orang.
Then, Thanks to Kak Tres. >.< Yang selalu ngiringi pake gitar waktu latihan. Terus yang selalu maksa aku buat buka mulut, latihan do-re-mi, sampe malem-malem, nginep di JCC buat latihan nanyi. Ahhh, Kak Tressss, thanks yaaaaa. Yaaa, makasih ucapannya, kalau suara aku sudah 'lumayan' daripada yang dulu-dulu. Wkwkwkwk. Lumayanlah bisa ikut nyanyi walau di kamar mandi dan kamar kos. Yaaaa, lebih baiklah, telinga aku nggak rusak-rusak amat kalau dengerin suara sendiri nyanyi. >.< hahhaha
Well, Tim Tengoku, El, Disa, Usli, Dea, Fitri, yang selalu semangatttttt latihannnn. Akhirnya, kita tampil di Jepangggg jugaaa yaaa. >.< Terharuuuu. Nangis guling-guling. Ahhhh, penuh perjuangannnnn. >.<
Yaaa, itulah yang membuat aku tambah semangattt lagiii. Makasih semua udah kasih semangatttt buat aku. >.< Love you so much. >.<
Be Yourself
Untuk bisa terbang, tak harus jadi burung garuda yang gagah di angkasa. Kau bisa jadi semut. Walaupun kecil, kau bisa menyelinap di tubuh burung garuda, mengikutinya terbang di angkasa. Tidak menyoal kau ingin melakukan apa, tapi menyoal bagaimana kau harus melakukan sesuatu.
#Thanks kak Jejen, udah sharing :)
Kamis, 05 Juni 2014
Celoteh Si Penggorengan
Lampu-lampu jalan redup. Suasana gang pun sunyi. Sesekali suara celotehan penggorengan. Butiran nasi bertengkar dengan para lalapan ditambah serangan saus sambal, para kumpulan bawang, dan serangan si profesor asin. Serbuan para serdadu hitam bernama kecap pun turut berduka. Kepulan asap begitu egois, menari-nari di atas pertempuran. Aih, ada yang kurang?
https://www.facebook.com/cantikadiptra/posts/10200947475247368?comment_id=10200951035376369&offset=0&total_comments=2¬if_t=feed_comment
https://www.facebook.com/cantikadiptra/posts/10200947475247368?comment_id=10200951035376369&offset=0&total_comments=2¬if_t=feed_comment
Rabu, 04 Juni 2014
Untuk Bisa Terbang, Tak Harus Jadi Burung
Kadangkala tak semua pilihan sesuai dengan pilihan kita. Kadang ada hal yang tak mungkin jadi milik kita seutuhnya. Hari ini aku belajar, belajar untuk jadi diri sendiri. Belajar untuk menerima keputusan banyak orang, belajar untuk menjaga kepercayaan orang lain, belajar untuk tidak egois, belajar untuk memahami orang lain, belajar untuk memperbaiki diri, dan belajar semua hal.
Aku sengaja diam, bukan berarti aku kalah. Aku memutuskan untuk tidak menjadi orang yang egois, orang yang kaku, orang yang tak mau tahu orang lain, dan yang pasti menjadi diri sendiri. Untuk bisa terbang, tak harus menjadi burung bukan? Tak harus punya sayap. Kita bisa menjadi kutu dan menyelinap di badan burung! Well, intinya tak harus menjadi sesuatu itu untuk mengetahui semua tentang hal itu. Bukan janji-janji manis yang dibutuhkan dalam dunia kerja Guys! Tapi bukti!
Well, apa pun yang menjadi pilihan bersama, itulah yang terbaik untukku. Aku tak akan menyia-nyiakannya. Aku tak mau jadi orang lain yang egois seperti yang sudah pernah ada. Aku Dian, bukan yang lain! Salah kalau aku harus menyerah untuk menjadi seseorang yang serba tahu. Aku belajar itu!
Kita buktikan saja kelanjutannya. :) :) :) Aku bisa melakukan hal yang kau lakukan, tapi belum tentu kau bisa melakukan hal yang aku lakukan. Mungkin itu poin plus dari sebuah kesepakatan. Well, Aku ikhlas menghadapi semuanya. Good Luck!
Aku sengaja diam, bukan berarti aku kalah. Aku memutuskan untuk tidak menjadi orang yang egois, orang yang kaku, orang yang tak mau tahu orang lain, dan yang pasti menjadi diri sendiri. Untuk bisa terbang, tak harus menjadi burung bukan? Tak harus punya sayap. Kita bisa menjadi kutu dan menyelinap di badan burung! Well, intinya tak harus menjadi sesuatu itu untuk mengetahui semua tentang hal itu. Bukan janji-janji manis yang dibutuhkan dalam dunia kerja Guys! Tapi bukti!
Well, apa pun yang menjadi pilihan bersama, itulah yang terbaik untukku. Aku tak akan menyia-nyiakannya. Aku tak mau jadi orang lain yang egois seperti yang sudah pernah ada. Aku Dian, bukan yang lain! Salah kalau aku harus menyerah untuk menjadi seseorang yang serba tahu. Aku belajar itu!
Kita buktikan saja kelanjutannya. :) :) :) Aku bisa melakukan hal yang kau lakukan, tapi belum tentu kau bisa melakukan hal yang aku lakukan. Mungkin itu poin plus dari sebuah kesepakatan. Well, Aku ikhlas menghadapi semuanya. Good Luck!
Selasa, 03 Juni 2014
Hello! Move on!
Ahhh, hari ini aku dipermainkan pada sebuah keyword! Sebuah blog yang menurut si pemilik, dia suka menulis kisahnya. Saking aku kepo, aku cari-cari, tapi nihil. Aku merasa dipermainkan! Itu salahku sih, aku terlalu kepo dan terlalu ingin tahu tentang tulisannya.
Ahh, lagi-lagi aku kepo! Cukup sudah! Aku tak mau itu terjadi lagi dan lagi! Berjam-jam aku cuma nyari blog tak bernama itu, tak beridentitas, dan tak ber-keyword! Cukuplah sudah, move on!
Ahh, lagi-lagi aku kepo! Cukup sudah! Aku tak mau itu terjadi lagi dan lagi! Berjam-jam aku cuma nyari blog tak bernama itu, tak beridentitas, dan tak ber-keyword! Cukuplah sudah, move on!
Langganan:
Postingan (Atom)