Buka bersama Ramadan tahun ini, saya hanya punya dua agenda bukber. Pertama, bukber bareng anak-anak kelas 5 dan yang kedua, bukber bareng keluarga Woro. Nah, bagian yang ingin saya ceritakan adalah bukber yang kedua.
Hari ini adalah hari kedua saya di Klaten. Woro bilang kalau agenda hari ini adalah bukber dan masak-masak. Saya bangun sahur bareng Mbak Sum, dimasakin telur dadar, enak banget rasanya. Terus, setelah sahur kok ya saya tidak bisa tidur lagi. Alhasil, saya pun hanya duduk-duduk di depan TV, terus sholat, meditasi sebentar, lanjut nunggu matahari terbit. Cuacanya dingin banget, teruslah entah di menit berapa saya ketiduran. Bangun-bangun udah terbit mataharinya. Rencana awal mau yoga, tapi kedinginan, alhasil hanya sebentar, gak full.
Lalu, Woro bangun, kami nongkrong-nongkrong di teras depan. Nggak jadi juga ternyata lihat Merapinya. :D Hanya sebatas wacana. Mau ngerjain thesis tapi nggak ada sinyal. Sebenarnya, kondisi tanpa sinyal itu bisa membuat saya lebih banyak berefleksi, menikmati hari, dan hidup menyenangkan sih. :D
Lalu, lanjut rencanain mau masak apa. Mbak Sumi sudah siap sedia masak daging sapi, mau dibuat gule. Saya kepikiran, kalau saya makan daging saja, nanti bisa-bisa kolesterol. Maklum, mantan penyitas kolesterol. Terus, entah kenapa kepikiran bikin urap. Kata Woro, kelapa muda tinggal petik di kebun sekalian mau ambil kelapa untuk bikin es buah. Wah, menarik!
Saya dan Woro pun pergi ke pasar nyari buah dan sayuran. Beberapa buah sudah dibelikan ibu sepulang dari pasar. Tinggal nyari sayuran sama buah naga, dan beberapa titipan saudara-saudara Woro. Pergilah kami ke pasar. Saya beli sawi putih, cabai, wortel, tauge. Woro nyari buah naga nggak ketemu. Waktu lewat penjual jus, ada buah naga, lalu saya bilang ke Woro, "Wo, itu ada buah naga, kita beli aja di sana, beli jus buah naga tapi gak usah diblender." Woro langsung menentang ide saya, yang waktu itu saya rasa fine-fine saja kalau beli buah di sana. Toh, hak banyak yang dibutuhin kan, buat syarat saja. Tapi Woro tetap tidak setuju. Ya sudah.... Teruslah kami tetap mencari buah naga. Mampir toko dulu buat belanja es krim. Sepulang dari toko pun masih nyari buah naga. hahaha. Saya bilang ke Woro kalau semakin kita fokus nyari sesuatu, mata kita akan semakin jeli nemuinnya. Kayak ini nih, buah naga. Dannn, beneran lho, kami nemuin buah naga walaupun cuma setengah di penjual buah. Itu pun buah naganya udah dikupas dan satu-satunya buah naga yang dijual. Langsung ambil. Misi tercapai. Kami pulang dan tidak penasaran lagi.
Sesampai di rumah, saya mulai membuat urap, Woro membuat es buah. Kata Woro es buah di rumahnya dibuat dari air kelapa tanpa campuran air. Di pikiran saya, kelapa yang dimaksud adalah kelapa kuning, lha, ternyata beneran kelapa hijau. Mantap kali ini hidup di desa, segalanya ada, tinggal petik.
Masakan semuanya matang tepat waktu. Menu berbuka kali ini, nasi, gule sapi, urap, sambel belut, tempe goreng, pisang goreng, pete, dan es buah. Tentu saya makan urap dulu sebelum nasi dan gule. Alhamdulillah, semua terlihat bahagia, makan bersama dengan lahapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar