Senin, 18 Mei 2015

Jepang Tahun Ini!

Kedua kalinya ke Jepang bersama kawan-kawan teater selalu memberi kesan berarti dalam hidup ini. 
Sakura mekar dengan indahnya! Tim kerja dengan orang-orang Jepang sangat menjadikan pengalaman tersendiri!






















































































Indahnya Perjuangan!

Semua akan indah tepat pada waktunya. Begitu pun usaha yang kita lakukan hari ini. :)

Kerja keras selama 2 minggu ini pun berhasil. :)

Semoga menjadi kado untuk Bapak di surga. :) Aku pun bisa dan aku akan selalu berjuang! Tinggal satu langkah lagi.

Sabtu, 02 Mei 2015

#JustWrite

ENJOY YOUR JOURNEY!!!!

>.<

Refleksi Diri

Ketika kau mulai menyerah, mengingat masa lalu adalah cara yang paling ampuh untuk refleksi diri dan membangun semangat kembali. Ingatlah tujuan pertama yang kau pasang dalam target-targetmu! Ingatlah kembali orang-orang yang mendukungmu! Betapa bahagia mereka saat kau sukses nanti! Kesalahan mengajarkan padamu untuk memilih jalan yang tepat.

Selasa, 28 April 2015

Rinduku padamu Bapak

27 April 2015

Hari ini sepulang kerja, aku langsung pulang. Tak seperti biasa memang, kadang aku mampir dulu ke teater dan pulang lebih malam lagi. Malam ini, aku sampai di kos jam setengah 10. Gerbang kos belum dikunci. Lebih awal, bisa dibilang begitu.

Dalam perjalanan pulang, tetiba aku teringat sosok yang kusayangi, Bapak. Sudah 4 bulan ini, hidupku tanpa kehadiran beliau. Air mata pun tak bisa dielakkan. Aku telah rindu... teramat sangat. Maafkan aku Bapak. :’(

Rabu besok 29 April 2015 aku sidang. Kuliahku yang tertunda setahun tentunya akan segera beres jika aku lulus. Setidaknya beban kelulusan sudah tinggal toefl. Aku akan berjuang. Maafkan aku, aku tak bisa membahagiakanmu dengan lulus tepat waktu tahun lalu. Bahkan aku tak bisa pulang kampung tahun lalu. Maafkan aku tak hati-hati dalam berjalan sehingga kakiku terkilir dan tak kuat untuk menapak.

Ada kesedihan pula, aku hendak pulang kampung, tapi tak kuasa. Kakiku benar-benar harus diurut dan tak kuat jalan jauh. Aku tahu betul, itu membuat Bapak sangat khawatir. Kata Ibu, kau tak doyan makan gara-gara itu. Aku tahu betul, kau sangat merindukan anakmu ini Pak. Aku pun sama. Maafkan aku, aku terlalu egois, sampai-sampai aku jarang menghubungimu. Maafkan anakmu ini. Bukan maksudku, tak sayang, aku hanya tak ingin kau khawatir. Ingin rasanya, terus telpon dan bilang kalau kangen, tapi jujur, aku tak mampu berbuat itu. Aku tak ingin kau terlalu sedih dan khawatir.

Aku tak pernah menyangka, kau cepat pergi Pak. Kuingat sewaktu aku mengabarkan bahwa aku lulus tahun 2015 saja, kau begitu kecewa, tapi kau tutupi dengan kata “terserah kamu saja Nak”. Namun, aku tahu betul, kau sangat memikirkan hal itu. Padahal kau selalu menelepon dan menanyakan kapan wisuda, tapi aku tak pernah menepati janji. Kau senagaja menabung untuk biaya ke Jakarta sekeluarga saat aku wisuda. Tapi lagi-lagi aku tak kunjung lulus. Maafkan aku Pak.

Sampai akhirnya, kau menghembuskan nafas terakhir, aku tak berada di sampingmu. Kau tidur selama 24 jam hanya untuk menunggu aku pulang. Ketika sempat kau tersadar, kau masih saja tetap memanggil namaku. Sayangnya aku masih di perjalanan Jakarta-Blora. Kata Ibu, kau sebenarnya sudah pergi jam 11 siang di saat aku baru saja berangkat dari Jakarta. Dokter dan kau pun berjuang agar kau tetap bertahan menunggu aku pulang. Alhasil, kau berhasil hidup kembali. Allah begitu baik padaku. Allah masih mengizinkan kau untuk menungguku beberapa jam. Hingga akhirnya, kau benar-benar pergi jam 11 malam. Jika kau benar-benar pergi jam 11 siang, pasti aku tak akan lagi bertemu denganmu Pak. Terima kasih, engkau telah menunggu kedatanganku.

Bapak, aku bahagia bisa berjumpa denganmu lagi, walau kau telah tidur untuk selama-lamanya. Sesampai di rumah jam 5 pagi, kau tahu Pak? Aku tak ingin menangis. Kutahan air mataku agar tak menetes di hadapanmu. Aku tak mau membuat sedih Ibu, Candra, dan Teguh. Aku mencoba untuk tegar menghadapi semua itu. Dan aku bisa melakukannya, walau itu rasanya sakit. Benar-benar sakit. Orang mana yang ditinggal orang yang disayangi tak menangis? Pasti ada rasa sedih, itu manusiawi. Aku pun begitu. Ingin aku menangis meraung tapi aku tak mau itu terjadi. Aku mencoba untuk ikhlas. Aku bangga bisa jadi anakmu Pak. Punya Bapak yang bertanggung jawab dan sangat sayang keluarga.

Bapak, aku kangen Bapak. Aku tulis rasa rindu ini untukmu Pak. Biarkan air mataku mengalir ke pipi untuk saat ini. Bukan berarti aku sedih, tapi karena aku bangga bisa menjadi bagian dalam hidupmu. Aku sangat bangga.

Aku akan berjuang Pak. Hari Rabu besok tanggal 29 April 2015 ini, aku berjuang dalam sidang skripsi. Untuk membahagiakanmu Pak. Mohon restumu Pak. Walau Bapak sudah tiada, tapi Bapak tetap ada. Tetap bersamaku. Bersama aliran darahku dan hembusan nafasku. Aku menyayangimu Pak....


Kamis, 12 Maret 2015

KIJP: MY GREAT STORY

Inilah orang-orang "gila" yang mengenalkan kepada saya arti seribu mimpi. 


Mari berjuang untuk negeri! #KIJP #Komunitas Inspirasi Jelajah Pulau




Lautan yang masih jernih dengan kekayaan alam INDONESIA.









Perjalanan dengan orang-orang "gila" yang bersemangat tinggi membangun negeri!!! Perjalanan kapal laut yang berjam-jam menuju pulau (yang di-)Harap(k)an... Bertemu lingkungan baru yang mungkin belum pernah terselip impian untuk berkunjung ke sana. 

Perjuangan itu pun dimulai: Muara Angke! "Pintu keluar masih terbuka", itu yang selalu dikatakan Mas Dika. Namun, niat saya dan niat KIJP-ers itu terus menganga saling menyemangati. Inilah perjuangan baru! Langkah baru! Pengalaman baru! Menyaksikan senyuman anak-anak pulau Seribu itu pun menjadi motivasi tersendiri. Budaya yang 'unik', cerita yang 'beda dari yang lain', dan pembelajaran dari alam yang mungkin tak akan tergantikan lagi, ya rasa bangga itu ada. Kesempatan itu pula yang membangunkan semangat lagi... 

Ahh, lantas rasa rindu itu muncul tiba-tiba. Kebersamaan tiga hari dua malam dengan segala macam profesi yang diemban, berbagai macam latar belakang, namun satu tujuan: mendidik lebih baik.















Perjuangan itu tak akan sia-sia. Terima kasih KIJP, pengalaman yang tak akan telupakan. Mari membangun inspirasi anak Indonesia. 
#KIJP (Komunitas Inspirasi Jelajah Pulau) #NewExperiences Ahhh, love you all... 
#KIJP (Komunitas Inspirasi Jelajah Pulau)


Semangat itu Muncul Lagi!!!!

Harus punya target. Semangatttttt!!!!!!!

Kamis, 05 Maret 2015

Sampoerna School of Education

Sampoerna School of Education. Empat tahun yang lalu saya bertemu dengan lingkungan baru yang begitu menyenangkan. Orang-orang yang ramah dan menginspirasi. Bahkan saya merasa beruntung bisa berada di dalamnya.

Jumat, 27 Februari 2015

Raih Mimpimu, Nak!

Well, kali ini saya mau cerita tentang pengalaman saya mengajar seorang anak laki-laki dari sekolah berkurikulum IB namanya E. Saleh. Dia anak yang cukup rajin, tak suka matematika, tapi daya ingatnya luar biasa.

Dua kali pertemuan, dia hanya menampakkan diri sebagai anak yang penurut dan rajin mengerjakan tugas. N

Tentukan Pilihan

Hidup adalah pilihan. Kadangkala kita dihadapkan dengan beberapa pilihan yang harus kita pilih. Kadangkala pula kita sulit untuk melepas apa yang kita cintai, entah itu kegiatan maupun seseorang. Ya, itu pilihan yang sulit. Saya pun juga demikian. Sulit menentukan beberapa pilihan.

Suatu ketika saya berdiskusi dengan seorang kawan tentang pilihan yang terbaik. Akhirnya kami menemukan metode yang perlu dicoba, yakni membuat list kelebihan dan kelemahan atau hal yang bisa dilakukan ketika pilih A dan hal yang bisa dilakukan ketika pilih B. Well, itu cukup membantu.

Setelah membuat list, buat prioritas. Target yang mana yang urgent untuk kita raih. Ya, setiap orang punya target masing-masing. sayangilah hidup kita dengan hal-hal yang bermanfaat.

Ketiga, berdoa kepada Allah. Minta petunjuk. Semua pasti ada hikmahnya dan sudah diatur mana yang terbaik untuk kita.

Air wudhu itu menyegarkan pikiran, sholat tahajud itu mendamaikan hati, bangun pagi itu menyehatkan jiwa. Go go go!!!

Berpikir positif dan terus nikmati proses. Keep smiling!!! Apapun yang terjadi sudah diatur oleh-Nya. Semangatttt!!! Mari selalu perbaiki diri dan pasang target!!! Mari bertemu di panggung kesuksesan!!!

Bertemu karena Allah, berpisah pun karena Allah. :)

Minggu, 01 Februari 2015

Nau, Ms Yakin, Kamu Bisa Sukses Kelak!

Suatu hari seperti biasa saya mengajar di sebuah bimbingan belajar. Saya mendapat jadwal mengajar anak dengan kurikulum IB di sekolahnya. Pelajaran di mulai dengan materi Binomial Expansion.

Pertama melihat anak ini, saya langsung bertanya-tanya. Tak seperti biasa, anak ini terlihat lebih muram. Sepertinya nggak mood belajar.

"Kamu kenapa? Kok murung gitu?" tanya saya.
"Nggak Ms. Emang dari tadi pagi kayak gini," jawabnya.
"Kok bisa?" pertanyaan lanjutan yang biasa saya tanyakan otomatis.
"Kurang tidur Ms,"

"Emang kamu tidur jam berapa Nau?" tanyaku lagi.
"Jam 4 Ms"

"Ya ampun, kamu ngapain aja?"
"Browsing gitu Ms."

"Apa yang kamu browsing?" *Mungkin dalam hatinya dongkol, gegara ini guru tanya meleee. >.< hahahha
"Orang terkaya di Indonesia, Ms."

"Wow, seriusan? Keren."

Akhirnya kami berlanjut cerita tentang orang-orang terkaya di Indonesia. Kami bertukar pikiran tentang masa depan. Sesekali saya juga cerita kalau kuliah saya juga dibantu oleh salah seorang di antara orang terkaya itu. Beberapa kali saya memancing dia untuk bercerita tentang planning di masa depan. Tibalah sebuah percakapan tentang masa depannya.

"Kamu nanti pengen jadi apa?"
"Ms, aku pengen bangun pabrik Ms. Pengen punya pabrik."

"Wow, pabrik apa?"
"Pabrik sepatu. Pengen bikin desain sendiri, tapi sayangnya nggak bisa gambar Ms."

"Oh, cari link atau patner yang bisa gambar dong."
"Itu dia Ms. Itu salah Ms. Jangan sampai kita jadi pekerjanya. Susah kalau kayak gitu. Kan kita nggak baik terus sama orang tersebut. Kalau ada konflik gimana?"

"Hmm, iya juga sih. Tapi coba aja dulu cari yang bisa gambar. Atau ambil kelas Art."
"Aku nggak mau jadi bawahannya Ms. Aku maunya jadi bosnya."

"Terus apalagi planning kamu?"
"Kalau nggak sepatu ya jam tangan."

"Hee?? Kenapa jam tangan?"
"Itu sih karena hobby Ms."

"Oh gitu. Bagus-bagus."

Dalam hati saya berkata, anak seusia dia yang masih SMA kelas XI saja memiliki pemikiran yang seperti ini. Sangat keren. Mungkin zaman SMA saya dulu, saya hanya punya cita-cita ingin jadi guru atau kerja di pabrik, atau yang berbau pekerja. Anak ini memiliki impian membuat lapangan pekerjaan. Ini sangat keren. Dia memang dari kalangan atas. Semua kebutuhan pasti tercukupi oleh orang tuanya. Satu hal yang membuat saya bangga, walau dia anak orang kaya, dia tetap punya niatan untuk tak hanya minta ke orang tua saja. Dia punya planning ke depan. Saya bangga bisa mengenal dia. Anak yang lucu dan menginspirasi, walau kadang dia juga usil dengan kekhasannya sebagai anak-anak.

#Naufal

Selasa, 20 Januari 2015

Surat Terkasih untuk Bapak di Surga

Dear Bapak,

Pagi ini aku bermimpi bertemu denganmu. Seperti seminggu ini, mimpi bertemu denganmu. Sungguh, aku sangat bahagia. Pertemuan itu sangat mengharukan. Engkau menunjukkan kepadaku peristiwa yang alami tapi aku tak sempat menemuimu saat itu dengan alasan posisi kita sangat berjauhan, tapi tak pernah kubayangkan posisi kita saat ini terjata jauh-jauh lebih jauh lagi.

Terima kasih engkau sempatkan untuk mengunjungiku pagi ini walau hanya mimpi, tapi aku merasakan ini adalah rahmat dari Allah, memang kita harus bertemu. Bapak, maafkan aku, aku tak sempat meneleponmu tiap pagi, malah kau yang selalu meneleponku. Menanyakan kabar dan kerinduanmu padaku. Maafkan aku, aku tak bisa mengungkapkan rinduku secara langsung saat kau masih ada. Aku hanya tak mampu merasakan kesedihan karena belum bisa menemuimu. Aku tak mau membuat engkau sedih.

Bapak, terima kasih. Aku sangat bahagia bercampur haru. Kau datang dan selalu berpesan yang sama: jangan pernah ninggalin sholat dan jangan menangis karena kau baik-baik saja sekarang. Bapak, pagi ini kuharap bukan pelukan terakhir darimu. Aku rasa mimpi ini bukanlah hanya mimpi biasa saja. Mimpi ini mimpi dari Allah untuk kita. Aku bahagia, saat aku bilang kangen sama bapak, kau juga mengatakan hal yang sama, sangat kangen. Aku sayang bapak dan kau juga mengatakan hal yang sama. Pagi ini aku menangis, maafkan aku. Aku menangis bukan karena aku rapuh, bukan. Aku menangis karena aku terharu kau bersedia mengunjungiku. Engkau tak bosan mengingatkan aku untuk hal baik. Aku sangat bangga menjadi bagian dari hidupmu Pak.

Maafkan aku, aku belum sempat bercerita dan mengabarkan kabar gembira padamu. Tahun ini juga, aku ada rencana ke Jepang lagi. Tapi tahun ini aku sudah menabung untuk tak memberatkanmu seperti tahun lalu. Aku ingin menjadi anak yang mandiri Pak, bukan anak papa atau mama yang hanya minta. Walaupun, engkau tak pernah mengeluh jika kumintai bantuan.

Bapak, aku rindu Bapak. Maafkan anakmu ini Pak. Aku sayang Bapak...

Love you,
lovely,

Anakmu

Kamis, 25 Desember 2014

Di Penghujung Tahun

Oleh: Cantika Diptra
Teruntuk Ayahanda Tercinta

Gerimis sore merintik
ada rasa rindu memuncak dalam dada
telah lama kupergi bergelut dengan ibukota
Ah, lantas kini mulai merindu kampung halaman
tempatku pertama kali menghirup dunia ini
ada rindu di penghujung tahun...

***bersambung***

Rabu, 17 Desember 2014

Terima kasih kau datang! Kejutan istimewa tahun ini!

Sebuah kebanggaan tahun ini: menjadi bagian dari perjalanan Teater enjuku. Tahun ini adalah tahun keduaku bergelut dunia teater. Tahun pertama membuat aku belajar untuk menyesuaikan diri di lingkungan baru. Tak semudah membalikkan kedua tangan, aku adalah tipe orang yang sulit untuk menyesuaikan diri di lingkungan yang benar-benar baru untukku.

Menjadi diri yang begitu berbeda dari kebiasaan adalah target pertama yang harus aku capai setelah masuk ke dunia teater. Ya, mungkin kebiasaan dan keburukanku dalam bersosialisasi di dunia kampus membuat aku berefleksi. Aku harus berubah. Sosok yang mungkin "minder" harus hilang dalam diri. Dan perjuanganku dimulai dari awal tahun 2013. Tepatnya 18 Januari 2013, ketika kegiatan sookai teater enjuku dilaksanakan. Kurang lebih begini ceritanya....




***
Kebahagiaan juga, kau datang ke pertunjukan. Kau meluangkan waktu untuk datang.   ---bersambung----

Kamis, 06 November 2014

Di Balik Kepercayaan Ada Jalan

Ini pertama kali kutulis kembali cerita yang pernah ada. Maafkan aku, sudah tak pernah lagi menuliskan beberapa kisah yang mungkin sudah terlewatkan begitu saja. Hari ini aku ingin memulai kembali menulis! Ya! Menulis. Sebenarnya jari-jariku sudah mulai gatal sejak pertama kali aku melupakan kebiasaanku bercerita di sini. Ahhhhh. seharusnya itu tak terjadi!!!

Aku ingin bercerita tentang banyak hal. Kemarin pagi, aku tertidur sepulang dari kerja. Aku pulang larut malam untuk menyelesaikan tanggung jawab yang aku emban tahun ini. Pulang bersama teman yang satu grup denganku. Ya, seperti biasa, pulang larut malam sekitar jam 12 malam. Aku digonceng naik motor. Aku bercerita banyak hal tentang adikku. Dengan rasa bangga, entahlah. Sepertinya rasa rinduku tak bisa tersimpan lagi. Aku benar-benar rindu keluarga di kampung. Maklum sudah satu tahun lebih aku merantau di Jakarta dan tak pulang. Ini adalah waktu terlama aku tak pulang. Aku kangen emak, pake, dan 2 adikku. :'(

Sampai di kos an, aku pun beres-beres dan mencoba untuk memejamkan mata, tapi tak bisa. Entah menit ke berapa, akhirnya aku pun tertidur. Lampu kamar masih menyala dan pagi-pagi subuh aku pun terbangun. Lagi-lagi tak bisa tidur. Setelah beberapa jam, aku pun tertidur lagi. Aku ingat aku sedang bermimpi, tapi rasanya aku sadar. Aku sadar aku bertemu dengan adikku. Tapi, mimpiku tak begitu mengenakkan. Aku mimpi sedang berjalan dan adikku yang paling besar sedang naik sepeda dengan kencang. Di depan mataku, sepeda yang dinaiki adikku itu oleng dan adikku terjatuh. Tubuhnya terluka, aku berlari menolongnya. Bahkan rasa sakit itu terasa begitu menyakiti satu sama lain. Aku menangis dan enath adegan ke berapa, aku terbangun. Hatiku tak pernah berbohong. Aku ingn sekali berbicara padanya. Tapi aku terlupa untuk meneleponnya. Beberapa menit kemudian, nomor yang sangat aku kenal, nomor hape bapak pun memanggil, tapi tak terjawab. Aku pun berangkat kerja.

Sampai di jalan aku meneleon balik. Ibu yang mengangkat, lalu disambungka ke bapak. Dari jauh suara yang sangat kurndukan itu memberi kabar. Aku was-was. Ternyata kabar baik pun diperdengarkan. Adikku dapat beasiswa dari provinsi untuk kuliahnya. Ahhhhh. antara haru dan bangga pun bercampur jadi satu.

Rasa bangga itu ada dan aku sangat bangga padamu Dik! Kita hidup dan mengenyam pendidikan dari beasiswa. Aku jadi rang yang beruntung bisa masuk kuliah dengan uang pinjaman, tapi menurutku itu bukan hutang, tapi itu jalan Tuhan, aku bisa kuliah dengan biaya hidup dan biaya kuliah yang diberikan di awal. Setidaknya setelah aku kerja aku bisa berkontribusi lebih.

Walau kita jauh, kita tetap punya satu ikatan darah yang sangat kuat! Dik! Kakak bangga padamu!

Menjadi anak eremua yang dituakan, jujur itu sangat sulit. Aku pun masih belajar untuk bisa menjadi contoh yang baik. Janjilah, kau dan adik harus jadi orang yang bisa jaga diri dan keluarga! Jadilah orang yang berjiwa tangguh! Bukan jadi orang yang hanya mengagung-agungkan kekayaan rang tua. Kita terlahir dari keluarga yang sederhana, tak kaya, tapi berkecukupan.

Aku janji, aku akan sukses di dunia perantauan! Kita punya jalan masing-masing untuk menentukan pilihan dan kesuksesan masing-masing. Aku tahu itu.
Love you so much!!! My Brothers

Selasa, 04 November 2014

Sebuah Pelajaran...

Hari ini pulang kerja, ada meeting. Aku sengaja jalan kaki dari tempat kerja menuju tempat meeting. Di tas hanya ada uang empat ribu rupiah dan itu pun buat jaga-jaga pulang. Gajian bulan ni cukup terlambat, jadi aku harus menghemat. Selain itu, aku suka jalan kaki.

Aku jalan dari Mayestik ke arah Blok M. Tak begitu jauh sebab aku sering lewat sana kalau ulang malam dari tempat kerja. Ya, aku nikmati saja.

Meeting sampai malam jam setengah 11. Aku pulang terakhir karena mash cek perlengkapan tiket. Lalu, aku memutuskan untuk jalan kaki menuju Pancoran. Aku tak berani naik taksi atau ojek. Di tas benar-benar tak ada uang selain uang empat ribu itu Hati berharap uang gajia bula ini segera cair. Aku coba cek ATM yang sengaja kucari sepanjang jalan. Alhamdulilah, uang sudah ada. Aku segera bayar kos yang sudah ditagih ibu kos. Aku sudah janji bayar setelah gajian, tapi gajian diundur. Aku pun mencoba nego dengan ibu kos lagi. Untung ibu kos baik. Lalu aku pun ambil beberapa untuk transport dan kebutuhan lainnya. Aku melanjutkan perjalanan sampai Mampang.

Berhubung hari sudah malam, aku pun memutuskan untuk naik taksi saja. Perjalanan berlanjut naik taksi sampai di depan kos an. Kusodorkan uang seratus ribu untuk bayar tarif taksi, tapi tak ada kembalian. akhirnya aku memutuskan untuk mencari warung, untungnya ada warung 24 jam. Aku pun membei 2 botol nii greentea. Kuberkan satu botol untuk bapak taksinya. Akhirnya bapak taksi itu berterima kasih, walau awalnya berusaha menolak pemberian itu. Aku mencoba memastikan itu untuk bapaknya saja sambil beri uang taksi dua puluh ribu. Aku pun melanjutkan perjalanan pulang sambil jalan kaki. Di depan gerbang kos an yang tak jauh dari warung, taksi yang aku naiki tadi lewat dan spir taksi itu melambaikan tangan. Aku pun membalasnya. Aku masuk ke rumah.

Salah satu tetangga kos an aku ternyata beum tidur. Kami bertegur sapa sebentar, lalu aku masuk kamar. Baru naruh tas, tiba-tiba tetangga kos aku memanggil aku. Kubuka pintu kamar dan dia menyodorkan biskuit 1 toples kecil untukku. Entahlah, aku merasa tak ada yang kebetulan. Semua berjalan sesuai kehendak-Nya. Ini adalah jawaban Tuhan tentang plihanku dan isi hatiku. Tuhan tak pernah salah. Aku percaya, kasih sayang Tuhan selalu ada untuk kita.

Ini adalah hukum aksi-reaksi. Kita melakukan suatu hal, lalu lingkungan sekitar merespon. Kata hati memang benar apa adanya....

:)
Terima kasih ya Allah. Bimbinglah hamba selalu di jalan-Mu....