Ada kabar duka! Aku harus kehilangan kembali! Lagi-lagi aku tak mampu mengekspresikan kesedihan. Hanya menangis sejadi-jadinya usai terima kabar. Ya, sehari sebelumnya, ibuku mengeluh sakit di seluruh tubuh, kepanasan. Lantas adikku membawa ibuku ke rumah sakit. Pagi harinya, ibuku masih bercerita kalau hari itu mendapat donor darah lagi. Ibu masih bercerita tentang menu sarapan, sayur sop dan nasi lunak. Masih bisa tertawa dari balik telepon. Aku juga masih bercerita kalau Pingping baru saja lahiran, anaknya 5. Tapi ibuku sepertinya tidak fokus mendengar ceritaku. Di situlah muncul rasa takut, ya takut akan kehilangan untuk kedua kalinya! Aku masih berkomunikasi dengan adikku, menanyakan update dan menyelesaikan BPJS yang kala itu katanya harus segera dilunasi, padahal tiap bulan dibayar. Astaga, ada denda karena ternyata ada yang telat bayar satu bulan.
Siang itu, aku masih telepon. Ibu cerita menu makan siang dan masih bisa bercanda, tertawa. Ibu bilang diminta dokter untuk puasa karena akan menjalani operasi. Kupikir, operasinya akan berjalan besok paginya. Aku masih mengarahkan ibu untuk tidak takut biar bisa umroh setelah operasi. Ya, jadwal umroh ibu ditunda 2 tahun karena pandemi dan di saat mau berangkat, ibu drop.
Sekitar jam 3 sore, ibuku masih menghubungi beberapa temannya, share video tiktok tentang ceramah-ceramah. Ibuku juga masih telpon beberapa temannya dan juga adekku. Tapi, jam 4 ibuku masuk ruang operasi seorang diri, selang beberapa menit, dokter mengabarkan napas ibu sudah tak ada lagi. Adikku segera menghubungiku. Aku harus kehilangan lagi! Ada rasa berat di dalam dada, menyiksa! Aku menangis.... Mungkin, ini adalah tangisan kedua kalinya yang sangat membuat hati hancur berkeping-keping dan rapuh.
Terima kasih Buk! Sudah berjuang selama ini.... Ibu sudah gak sakit lagi dan memang cinta sejati ibu adalah bapak. Sejauh-jauhnya ibu pergi, sesayang-sayangnya ibu pada orang lain, tapi hati ibu selalu bersama Bapak.... Ibu pergi dijemput Bapak dalam mimpi dan ibu mengiyakan untuk pergi bersama. Mungkin memang rasa rindumu sungguh kuat dan bahagialah selalu di tempat Allah sana. Biarkan kami belajar satu hal: merelakan....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar